Untuk diagnosis pasti penyakit virus ebola dilakukan peeriksaan PCR, dan penetapan
pasien sebagai kasus dalam investigasi atau konfirmasi berdasarkan anamnesis dan tanda/gejala
sesuai klasifikasi kasus yaitu :
1. Sakit kepala
2. Muntah ( vomit )
3. Tidak nafsu makan ( Loss of appetite )
4. Diare ( Berdarah atau tidak berdarah )
5. Lemah ( Weakness )
6. Nyeri perut
7. Nyeri otot ( myalgia )
8. Sesak nafas
9. Nyeri tenggorokan ( throat pain )
10. Cegukan ( hiccup )
11. Atau setiap orang dengan perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
Diagnosis Banding
Gejala infeksi awal dapat menyerupai penyakit infeksi lainnya, seperti influenza, malaria,
tipoid, hepatitis fulminant, sepsis atau salmonellosis non thypoid. Gejala dan tanda klinis tidak
dapat membedakan EVD dengan penyakit lainnya, diperlukan pemeriksaan penunjang yang
mendukung.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien EVD akan tampak sakit sedang atau berat, demam, nyeri tekan
abdomen, konjungtiva hemoragic dan lesi kulit seperti hematoma, purpura, atau petekie. Dapat
ditemukan juga tanda dehidrasi, seperti mulut kering, turgor kembali lambat, mata cekung dan
kering, serta takikardia.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada rentang waktu setelah terinfeksi dapat dialkukan test diagnostic antigen ELISA,
IgM ELISA atau PCR
2. Pada tahap akhir atau setelah pemulihan dapt dilakukan test antibody IgG dan IgM
3. Pada jenaxah pasien dapat dilakukan test imunohochemistry dan PCR
WHO merekomendasikan test diagnostic automatic atau semi automatic nucleid acid test
(NATS) sebagai pemeriksaaan diagnostic bakuemas. Untuk skrining masyarakat dapat dilakukan
test deteksi antigen atau antibody cepat. Saat hasil test cepat reaktiv, maka harus dilanjutkan
dengan pemeriksaan diagnostic baku emas untuk menegakan diagnosis ebola.