Keterangan
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan (secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).
7-9 : Nyeri berat (secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi).
10 : Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih obyektif.
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang
terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang
tidak tertahankan”. Kinisi menunjukkan pasien skala tersebut dan meminta pasien untuk
memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Klinisi juga menanyakan seberapa jauh
nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan.
2.6. Manifestasi
Migren tanpa aura sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi kriteria
berikut :
(a) berlangsung 4 - 72 jam dan paling sedikit memenuhi dua dari syarat berikut:
(1) unilateral
(2) sensasi berdenyut
(3) intensitas sedang berat
PF dan PP
Pemeriksaan Penunjang Migren Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain ( jika
ada indikasi) adalah pencitraan ( CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.
DIAGNOSIS BANDING
Gejala Migrain Tension headache Cluster
Riwayat keluarga + - -
Jenis kelamin Perempuan Tak berbeda Pria
Usia Remaja – dewasa dewasa 20 – 40 tahun
Lokasi sakit Unilateral Bilateral Unilateral
Saat timbul Pagi Sore Malam
Nyeri berdenyut ++ - -
Intensitas nyeri Sedang – berat Ringan – sedang Sangat hebat
Lama serangan 4 jam – 3 hari beberapa hari 15 menit – 3 jam
Pengaruh aktifitas fisik Makin parah Tak berpengaruh Tak berpengaruh
Nyeri hilang timbul + - -
Enek / muntah + - -
Fotofobia + - -
Fonofobia + - -
Mata merem/merah - - +++
Hidung keluar air - - +++
Leher kaku - ++ -
Kelumpuhan badan + - -
3. Dihydroergot Dosis: 1 mg IM, SC Max initial dose: 0.5 to 1.0 mg; dapat
amine (DHE) diulang tiap jam sampai dosis max 3 mg IM atau 2 mg IV per
hari, dan 6 mg per minggu.
Intranasal: 0.5-mg spray pada tiap nostril, dosis maksimal 4
spray (2 mg) per hari.
Triptans
1. Sumatriptan Dosis: 6 mg SC, dapat diulang dalam 1 jam, dosis maksimal
12 mg/hr. 25 -100 mg oral /2 jam, dosis maks: 200 mg/hari
Max initial dose: 100 mg.
Intranasal: 5 -10 mg (1-2 spray) pada satu nostril; dapat
diulang sesudah 2 jam, dosis maksimal 40 mg/hari.
Kontraindikasi : Ergotamine, hemiplegic atau basilar
migraine, hamil, gangguan fungsi hepar, CAD, MAOI
Adverse react : vomiting, vertigo, headache, chest pressure
Reaksi SSP, antikolinergik ringan, sinus takikardi, hipotensi pustural, reaksi alergi pada
kulit, kejang, aritmia, gangguan hantaran jantung, alveolitis alergi, hepatitis.
Kontraindikasi
epilepsi atau ambang rangsang lebih rendah, intoksikasi akut oleh alkohol, gangguan
hantaran jantung, glaukoma sudut sempit, retensi urin, hepatitis berat, gangguan ginjal.
pengguanaan bersama obat analgesik, hipnotik, atau psikotropik.
Perhatian pada pasien dengan:
Insufisiensi hati & ginjal, retensi urin, riwayat peningkatan tekanan intra okular, hamil,
laktasi, skizofrenia,gangguan afektik siklik,dapat mengganggu kemampuan
mengemudi/menjalankan mesin.
Rujukan: penanganan pada kasus ini juga membutuhkan dukungan dari berbagai bidang ilmu
misalnya psikiatri, ahli penyakit dalam, keluarga, serta para ulama (bila perlu).
3.7. Komplikasi
1. Komplikasi iatrogenik akibat prosedur diagnostik invasif / prosedur – prosedur operasi.
2. Ketergantungan pada substansi- substansi pengontrol yang diresepkan.
3. Kehidupan yang bergantung pada orang lain.
4. Suicide.
3.8. Pencegahan
Pertama, mulai berolah raga dengan baik dan teratur serta menjaga pola makan dengan
asupan gizi yang seimbang. Hal ini berguna untuk menjaga metabolism tubuh. Sehingga
menjadi prima.
Melalui menikah dengan izin Allah SWT, seseorang akan mendapatkan keturunan yang
sholeh sehingga menjadi aset yang sangat berharga, karena anak yang sholeh senantiasa akan
mendoakan kedua orang tuanya ketika masih hidup atau sudah meninggal dunia, hal ini
menjadi amal jariyah bagi kedua orang tua. Dengan banyak anak juga akan memperkuat
barisan kaum muslimin.
6. Untuk mendatangkan ketenangan dalam hidupnya
Merupakan salah satu tujuan dalam pernikahan, yakni membentuk keluarga yang sakinah,
mawaddah warohmah.
Firman Allah ta'ala dalam Al Qur'an surat Ar Rum ayat 2:
"D
an di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir."
Rasulullah SAW menyebutkan beberapa indikasi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah dalam
sabdanya :
Dari Anas RA, telah bersabda Rosulullah SAW : "Apabila Allah SWT ingin menghendaki kebaikan
pada sebuah rumah tangga, maka Allah akan mengkaruniakan keluarga tersebut kepahaman
terhadap agamanya, orang yang kecil dikeluarga akan menghormati yang besar, Allah akan
mengkaruniakan kepada mereka kemudahan dalam penghidupan mereka dan kecukupan dalam
nafkahnya, dan Allah akan menampakkan aib dan keburukan keluarga tersebut kemudian mereka
semua bertaubat dari keburukan tersebut. Jika Allah tidak menginginkan kebaikan pada sebuah
keluarga, maka Allah akan biarkan begitu saja keluarga tersebut (tanpa bimbingan Nya). (HR Ad
Daruquthni).
Sakinah merupakan pondasi dari bangunan rumah tangga yang sangat penting. Tanpanya, tiada
mawaddah dan warahmah. Sakinah itu meliputi kejujuran, pondasi iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
Dalam hadits yang mulia ini ada beberapa indikator keluarga sakinah, yakni :
- At tafaqquh fid diin : Indikasinya adalah, anggota keluarga tersebut rajin dan penuh semangat
dalam menuntut ilmu agama, menjadikan rumah sebagai tempat ibadah dan majelis ilmu, cinta
kepada orang-orang sholeh dan pejuang Islam serta mereka berupaya menerapkan nilai-nilai
Islam itu pada seluruh anggota keluarganya.