Anda di halaman 1dari 22

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA


melainkan pada nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan
demikian bukan karyawan yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin
melainkan sejauh mana pimpinan atau perusahaan bertindak sesuai moral
2. Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada
pihak luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat,
motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu
diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan
terebut ke masyarakat, untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis
memang dibutuhkan perangkat legal yang adil dan baik.

Etika Profesional Akuntan Manajemen


Kebiasaaan beretika adalah sangat penting dalam menjalankan perekonomian kita telah
memicu berbagai perubahan peraturan dan permintaan perundang-undangan baru. Dalam
perekonomian yang baru, digital, dan berbasis kepercayaan, kepentingan sangat dijunjung
tinggi. Kejujuran perusahaan, yang diwujudkan dalam merek dan reputasi, meningkatkan
kepercayaan pelanggan, karyawan dan investor. Pengalaman menunjukkan bahwa aset
semacam ini harus dibangun lama dan penuh pengorbanan, namun cepat dapat hilang
dalam sekejap, dan jika hilang, maka kehilangan segalanya. Akhirnya, untuk kebaikan
semua orang termasuk perusahaan pencetak laba adalah sangat penting untuk
menjalankan bisnis dalam kerangka etika yang membangun dan menjaga kepercayaan.
Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountant – IMA) di Amerika
Serikat telah mengembangkan kode etik yang disebut Standar Kode Etik untuk Praktisi
Akuntan Manajemen dan Manajemen Keuangan (Standards of Ethical Conduct for
Practitioners of Management Accounting and Financial Management).
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:
1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya,
mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan
lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
 Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku.
 Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan
serta dapat diandalkan.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi
rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal
tersebut.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.
 Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang
diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini dilakukan
juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
 Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.

3. Integritas (Integrity)

68 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar
dari potensi konflik.
 Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi
kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.
 Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
 Menahan diri dari aktivitas negati yang dapat menghalangi dalam pencapaian
tujuan organisasi.
 Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
dapat menghalagi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.
 Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian profesional.
 Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan
profesi.

4. Objektivitas (Objectifity)
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan
objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang
diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan
rekomendasi yang ditampilkan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.
Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan.
 Integritas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk :

Menghindari konflik kepentingan yang nyata atau jelas dan menyarankan


semua pihak dari setiap potensi konflik.

Menahan diri dari aktivitas apapun cenderung mengganggu kemampuan


mereka untuk melakukan tugas mereka secara etis .

Menolak hadiah , bantuan , atau perhotelan yang dapat mempengaruhi atau


tampaknya mempengaruhi tindakan mereka .

Menahan diri dari baik kegiatan atau pasif menumbangkan pencapaian tujuan
yang sah dan etis dari organisasi .

Dan mengenali dan berkomunikasi keterbatasan profesional atau kendala lain


yang akan menghalangi penilaian bertanggung jawab atau kinerja yang sukses
dari suatu kegiatan .

Berkomunikasi tidak menguntungkan serta informasi yang menguntungkan


dan penilaian profesional atau pendapat .

69 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Menahan diri dari setiap tindakan atau mendukung aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi .

 Obyektivitas :
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan memiliki tanggung
jawab untuk :
Mengkomunikasikan informasi yang akurat dan obyektif

Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang cukup dapat


diharapkan mempengaruhi pemahaman yang dimaksudkan laporan pengguna ,
pengamatan dan rekomendasi.

 Resolusi Konflik Etika :


Dalam menerapkan standar etika , praktisi manajemen akuntansi dan
manajemen keuangan mungkin mengalami masalah dalam mengidentifikasi etis
atau menyelesaikan suatu konflik perilaku etis . Ketika dihadapkan dengan
praktisi etis yang signifikan dari manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan dari bantalan organisasi
pada resolusi konflik ini . Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etis ,
dokter harus mempertimbangkan keputusan berikut .

Diskusikan masalah ini dengan atasan langsung , kecuali tampak bahwa


superior terlibat , dalam hal ini , masalah harus dipresentasikan pada tingkat
berikutnya yang lebih tinggi dari manajemen . Jika solusi yang memuaskan
tidak dapat dicapai setelah masalah ini pertama kali disajikan , merujuk hal
tersebut ke tingkat berikutnya dari manajemen senior .

Jika atasan langsung adalah CEO atau otoritas setara control diterima dapat
menjadi kelompok seperti komite audit , komite eksekutif , dewan direksi ,
dewan direksi atau pemilik . Kontak dengan tingkat di atas atasan langsung
harus dimulai hanya dengan pengetahuan atas. dengan asumsi bahwa atas tidak
terlibat . Kecuali jika ditentukan secara hukum , komunikasi masalah tersebut
kepada pihak berwenang atau individu yang tidak dipekerjakan atau dilibatkan
oleh organisasi dianggap tidak tepat .

Memperjelas diskusi rahasia yang relevan dengan penasihat tujuan untuk


memperoleh pemahaman yang lebih baik dari kemungkinan evolusi aksi
masalah etika

Konsultasikan pengacara Anda untuk kewajiban hukum dan hak konflik etis .

Jika konflik etika masih ada setelah melelahkan semua tingkat evaluasi internal,
mungkin tidak ada jalan pada isu-isu penting untuk mengundurkan diri dari
organisasi dan mengirimkan memorandum informasi kepada perwakilan yang
tepat organisasi . Setelah pengunduran diri, tergantung pada sifat dari konflik
etis, hal itu juga mungkin tepat untuk memberitahu pihak lain .

70 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB 10
ETIKA DALAM PERPAJAKAN

Tujuan Pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


tentang Perencanaan perpajakan

ETIKA DALAM PRAKTIK PERPAJAKAN


Konsultan Pajak adalah setiap orang yang dengan keahliannya dan dalam lingkungan
pekerjaannya, secara bebas dan profesional memberikan jasa perpajakan kepada Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

AICPA STATEMENTS ON RESPONSIBILITIES IN TAX SERVICES


Dalam kaitannya dengan etika akuntan pajak, AICPA mengeluarkan Statemet on
Responsibilities in Tax Practice (SRTP). Adapun isinya adalah sebagai berikut:

1. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1, Tax Return Positions (Posisi


Pengembalian Pajak)
Statemen ini menetapkan standar masa depan yang bisa diterapkan untuk anggota ketika
merekomendasikan tingkat pengembalian pajak dan menyiapkan atau menandatangani
surat pembayaran pajak (termasuk klaim untuk lebih bayar) yang disimpan dengan
mengenakan pajak otoritas. Karena tujuan standar ini, suatu nilai pajak terutang, (a)
mencerminkan tingkat pengembalian pajak seperti yang mana wajib pajak telah secara
rinci membicarakannya dengan anggota atau (b) suatu anggota mempunyai pengetahuan
71 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
semua fakta yang bersifat material dan, atas dasar fakta itu, telah menyimpulkan apakah
posisinya sudah sesuai. Karena tujuan standar ini, suatu wajib pajak adalah klien, pemberi
kerja, atau pihak ketiga lain penerima jasa pajak.

2. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 2, Answers to Questions on Returns


(Jawaban Pertanyaan atas Pengembalian)
Statemen Ini menetapkan standar yang bisa diterapkan untuk anggota ketika
menandatangani suatu pajak kembalian jika atau mempertanyakan kelebihan pajak
kembalian. Istilah questionsincludes meminta informasi untuk pajak kembalian di dalam
perusahaan. Instruksi, atau di dalam peraturan, ya atau tidaknya dinyatakan format suatu
pertanyaan.

3. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 3, Certain Procedural Aspects of


Preparing Returns (Aspek prosedur tertentu dalam menyiapkan Pengembalian)
Dalam menyiapkan atau menandatangani suatu pajak kembalian, suatu anggota dengan
hati jujur boleh mempercayakan, tanpa verifikasi, atas informasi yang diberikan oleh wajib
pajak atau dengan pihak ketiga. Bagaimanapun, suatu anggota mestinya tidak
mengabaikan tentang implikasi yang melengkapi informasi tersebut dan perlu membuat
pemeriksaan yang layak jika informasi nampak seperti ada kesalahan, tidak sempurna,
atau plin-plan baik di bagian depannya atau atas dasar lain fakta tidak diketahui oleh suatu
anggota. Jika hukum perpajakan atau peraturan memaksakan suatu kondisi dengan rasa
hormat, seperti pemeliharaan buku dan arsip atau memperkuat dokumentasi wajib pajak
untuk mendukung pengurangan yang dilaporkan ke kantor pajak, suatu anggota perlu
membuat pemeriksaan yang sesuai untuk menentukan kondisi yang dijumpai untuk
memberi kepuasan kepada wajib pajak. Ketika menyiapkan suatu kembalian pajak, suatu
anggota perlu mempertimbangkan informasi yang benar dari pajak kembalian wajib pajak
lain jika informasi berkait dengan pajak kembalian dan pertimbangannya pajak kembalian
itu. Di dalam menggunakan informasi seperti itu, suatu anggota perlu mempertimbangkan
batasan-batasan yang dikenakan oleh hukum atau aturan manapun yang berkenaan
dengan kerahasiaan.

4. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 4, Use of Estimates (Penggunaan


Estimasi)
Kecuali jika yang dilarang oleh undang-undang atau menurut peraturan, suatu anggota
boleh menggunakan taxpayer’s untuk menaksir persiapan suatu pajak kembalian jika itu
bukanlah praktis untuk memperoleh data tepat dan jika anggota menentukan bahwa
perkiraan yang layak adalah didasarkan pada keadaan dan fakta saat itu yang
diperlihatkan kepada anggota. Jika perkiraan dengan taxpayer’s digunakan, mereka harus
diperlihatkan dengan suatu cara yang tidak menyiratkan ketelitian lebih besar disbanding
yang ada.

5. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 5, Departure From a Position Previously


Concluded in an Administrative Proceeding or Court Decision (Keberangkatan dari suatu
posisi yang sebelumnya disampaikan di dalam suatu kelanjutan administrative atau
keputusan pengadilan)
Pajak Kembalian berkenaan dengan memposisikan suatu item ketika ditentukan di dalam
suatu kelanjutan administratif atau keputusan pengadilan/lingkungan tidak membatasi
suatu anggota merekomendasikan dari suatu pajak yang berbeda, kemudian
memposisikannya kembali, kecuali jika wajib pajak dalam pemeriksaan. Oleh karena itu,
ketika disiapkan dalam bentuk Statement onResponsibilities in Tax Services No.1, pajak
kembalian diposisikan, anggota boleh merekomendasikan sebuah pajak kembalian untuk

72 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
memposisikan atau menyiapkan suatu pajak kembalian yang memerlukan pemeriksaan
dari suatu item ketika disimpulkan untuk suatu kelanjutan administratif atau meramahi
keputusan berkenaan dengan suatu kembali wajib pajak.

6. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 6, Knowledge of Error: Return


Preparation (Pengetahuan Kesalahan: Persiapan Kembalian)
Suatu anggota perlu menginformasikan kepada wajib pajak dengan segera atas suatu
kesalahan di dalam suatu pajak kembalian yang disimpan atau ketika sadar akan kegaalan
suatu taxpayer’s untuk memfile suatu kembalian yang diperlukan. Seorang anggota perlu
merekomendasikan ukuran yang diambil untuk melakukan koreksi, seperti rekomendasi
yang diberi dengan lisan. Anggota tidaklah diwajibkan untuk menginformasikannya untuk
mengenakan pajak otoritas, dan suatu anggota tidak boleh melakukannya tanpa
ijintaxpayer’s, kecuali ketika yang diperlukan di depan hukum. Jika suatu anggota diminta
untuk kembalian untuk tahun sekarang dan wajib pajak belum mengambil tindakan yang
sesuai untuk mengoreksi suatu kesalahan utama di dalam suatu tahun kembalian, anggota
perlu mempertimbangkan apakah untuk menarik dari menyiapkan kembalian itu dan
apakah suatu professional melanjutkan hubungan atau hubungan ketenaga-kerjaan
dengan wajib pajak itu. Jika anggota menyiapkan, seperti itu kembalian tahun ini, anggota
perlu mengambil langkah-langkah layak untuk memastikan bahwa kesalahan itu tidaklah
diulangi.

7. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 7, Knowledge of Error: Administrative


Proceedings (Pengetahuan Kesalahan: Cara kerja administrasi)
Jika suatu anggota sedang mewakili suatu wajib pajak di dalam administratifnya untuk
suatu kembalian yang berisi suatu kesalahan, maka anggota perlu menginformasikannya
kepada wajib pajak itu. Anggota perlu merekomendasikan ukuran yang akan diambil
untuk mengoreksinya, yang mungkin diberi dengan lisan. Suatu anggota bukan diwajibkan
untuk menginformasikan hal itu mengenakan pajak otoritas maupun mengijinkan untuk
melakukannya tanpa ijin tax payer’s, kecuali jika yang diperlukan di depan hukum. Suatu
anggota perlu meminta persetujuan tax payer’s untuk menyingkapkan kesalahan kepada
pajak authority.

8. Statement on Responsibilities in Tax Services No. 8, Form and Content of Advice to


Taxpayers (Format dan isi nasihat pada klien)
Suatu anggota perlu menggunakan pertimbangan untuk memastikan bahwa petunjuk
pajak yang disajikan ke suatu wajib pajak mencerminkan kemampuan/ wewenang
profesional dan sewajarnya melayani kebutuhan taxpayer’s. Suatu anggota tidaklah
diperlukan untuk mengikuti suatu bentuk standar atau petunjuk dalam berkomunikasi
lisan atau tertulisdalam memberi petunjuk kepada suatu wajib pajak. Suatu anggota perlu
berasumsi bahwa petunjuk pajak yang disajikan ke suatu wajib pajak akan mempengaruhi
cara di mana berbagai hal atau transaksi yang akan dipertimbangkan. Oleh karena itu,
untuk semua petunjuk pajak diberikan kepada suatu wajib pajak, suatu anggota perlu
mengikuti aturan yang baku dalam Statement on Responsibilities in Tax Services No. 1.
Suatu anggota tidak punya kewajiban untuk berkomunikasi dengan suatu wajib pajak
ketika pengembangan yang berikutnya mempengaruhi petunjuk yang sebelumnya
menyajikan berbagai hal penting, kecuali sedang membantu seorang wajib pajak di dalam
menerapkan prosedur atau rencana yang berhubungan dengan petunjuk menyajikan atau
ketika suatu anggota melakukan kewajiban ini dengan persetujuan spesifik.

KODE ETIK KONSULTAN PAJAK


1. Kode Etik IKPI

73 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
1) Kode Etik IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap
dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.
2) Setiap anggota IKPI wajib menjaga citra martabat profesi dengan senantiasa
berpegang pada Kode Etik IKPI.
3) Kode Etik IKPI juga mengatur sanksi terhadap tidak dipenuhinya kewajiban atau
dilanggarnya larangan oleh anggota IKPI.

2. Dalam hal kepribadian,


Konsultan Pajak Indonesia wajib:
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2) Patuh pada hukum dan peraturan perpajakan, serta menjunjung tinggi integritas,
martabat dan kehormatan profesi Konsultan Pajak.
3) Melakukan tugas profesi dengan penuh tanggung jawab, dedikasi tinggi dan
independen.
4) Menjaga kerahasiaan dalam menjalankan profesi.
Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
1) Melakukan kegiatan profesi lain yang terikat dengan pekerjaan sebagai pegawai
negeri, kecuali dibidang riset, pengkajian dan pendidikan.
2) Meminjamkan ijin praktik untuk digunakan oleh pihak lain.
3) Menugaskan karyawannya atau pihak lain yang tidak menguasai pengetahuan
perpajakan untuk bertindak, memberikan nasehat dan menangani urusan
perpajakan.

3. Dalam hal hubungan dengan teman seprofesi


Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
a) Menarik pelanggan yang diketahui atau patut dapat diketahui bahwa pelanggan
tersebut merupakan pelanggan Konsultan Pajak lain.
b) Membujuk karyawan dari Konsultan Pajak lain untuk pindah menjadi karyawannya.
c) Menerima pelanggan pindahan dari Konsultan Pajak lain tanpa memberitahukan
kepada Konsultan Pajak lain tersebut, dan harus secara jelas dan meyakinkan
secara legal bahwa pelanggan tersebut telah mencabut kuasanya dari Konsultan
Pajak lain tersebut.

4. Dalam hal hubungan dengan wajib pajak


Konsultan Pajak Indonesia wajib:
1) Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan dengan memelihara
kepercayaan masyarakat; bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan
rahasia penerima jasa; dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau
mengorbankan prinsip; mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti
prinsip obyektivitas dan kehatihatian.
2) Bersikap profesional: senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam
pemberian jasa yang dilakukan; senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
dan menghormati kepercayaan masyarakat dan pemerintah; melaksanakan
kewajibannya dengan penuh kehati-hatian, dan mempunyai kewajiban
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan.
3) Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak: Harus menghormati
dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan jasanya,
dan tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali ada hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau
hukum atau atas perintah pengadilan untuk mengungkapkannya. Anggota

74 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf atau karyawan maupun pihak
lain dalam pengawasannya dan pihak lain yang diminta nasihat dan bantuannya
tetap menghormati dan menjaga prinsip kerahasiaan.
Konsultan Pajak Indonesia dilarang:
1) Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Wajib Pajak
mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan.
2) Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan yang berhubungan
dengan instansi perpajakan pasti dapat diselesaikan.
3) Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib Pajak untuk pindah
atau memilih Konsultan Pajak lain.
4) Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang
diketahui atau patut diketahui melanggar peraturan perundang-undangan
perpajakan.
5) Menerima permintaan Wajib Pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan.

5. Dalam hal publikasi


Konsultan Pajak Indonesia wajib mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Nama kantor konsultan pajak yang dicantumkan pada papan nama adalah sesuai
dengan nama yang tercantum dalam ijin praktek dari Menteri Keuangan/Direktur
Jenderal Pajak.
2) Pada papan nama harus dicantumkan nomor ijin praktek Konsultan Pajak.
3) Apabila Konsultan Pajak berbentuk persekutuan, Nomor ijin praktek yang harus
dicantumkan pada papan nama adalah nomor ijin praktek salah seorang dari
anggota persekutuan.
4) Ukuran dan warna papan nama disesuaikan dengan kebutuhan.
5) Konsultan Pajak Indonesia dilarang memasang iklan untuk mendapatkan
pelanggan.

6. Sanksi atas pelanggaran kode etik profesi


Pasal 13 Kode Etik Konsultan Pajak menegaskan:
1) Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik antar lain berupa :
a) Teguran tertulis.
b) Pemberhentian sementara.
c) Pemberhentian tetap.
2) Sebelum sanksi yang tersebut pada ayat (1) di atas diberikan, anggota IKPI yang
bersangkutan harus diberi kesempatan membela diri dalam rapat Majelis Kehormatan
dan anggota tersebut dapat disertai oleh sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota
IKPI lainnya sebagai pendamping.
3) Dalam hal keputusan sanksi pemberhentian tetap, maka keputusan tersebut baru
berlaku setelah yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri di depan
Kongres.
4) Keputusan Kongres merupakan keputusan final dan mengikat.

KEWAJIBAN KONSULTAN PAJAK MENURUT PASAL 10 PERATURAN MENTERI


KEUANGAN NOMOR 98/PMK.03/2005 TANGGAL 13 OKTOBER 2005 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PMK NOMOR 485/KMK.03/2003 TENTANG KONSULTAN PAJAK
INDONESIA
Kewajiban Konsultan Pajak:

75 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
a) Konsultan Pajak wajib mematuhi semua peraturan perundang-undangan
perpajakan.
b) Konsultan Pajak wajib menyampaikan kepada Wajib Pajak agar melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
c) Dalam mengurus pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan dari
Wajib Pajak, setiap Konsultan Pajak wajib:
 memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak yang masih berlaku; dan
 memiliki Surat Kuasa Khusus dari Wajib Pajak dan Surat Pernyataan dengan
bentuk sebagaimana ditetapkan dalam peraturan ini.
d) Konsultan Pajak wajib mematuhi prosedur dan tata tertib kerja yang berlaku di
lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan dilarang melakukan tindakan-tindakan
yang merugikan kepentingan negara.
e) Konsultan Pajak yang telah memiliki Izin Praktek Konsultan Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) wajib mengikuti penataran/pendidikan
penyegaran perpajakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak dan/atau Ikatan Konsultan Pajak
Indonesia.
f) Konsultan Pajak wajib mematuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia.
g) Konsultan Pajak wajib membuat Laporan Tahunan yang berisi jumlah dan
keterangan mengenai Wajib Pajak yang telah diberikan jasa di bidang perpajakan
dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV
Peraturan Menteri Keuangan ini dan melampirkan fotokopi Sertifikat
penataran/pendidikan penyegaran perpajakan sebagaimana dimaksud pada huruf
e.
h) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf g disampaikan kepada
Direktur Jenderal Pajak paling lama akhir bulan April tahun takwim berikutnya.
i) Konsultan Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian Laporan
Tahunan, yang disampaikan secara tertulis untuk paling lama 3 (tiga) bulan."

ETIKA DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN


Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi
akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan
penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan
keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management
Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran
informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja.
Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan
perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka
para akuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis.
Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran atau hasil dari sebuah divisi dipakai
sebagai masukan bagi divisi lain. Transaksi antar divisi ini menyebabkan timbulnya suatu
mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefinisikan sebagai suatu harga jual khusus
yang dipakai dalam pertukaran antar divisi untuk pendapatan divisi penjual dan biaya
divisi pembeli. Transfer pricing sering disebut juga intracompany pricing yang merupakan
harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer
barang dan jasa antar anggota perusahaan. Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer
pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati. Oleh karena itu
76 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang
bertujuan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau bea
dari suatu negara.
Perlu dibuat beberapa kebijakan dalam usaha untuk membingkai etika transfer pricing.
Kebijakan transfer pricing perlu dibuat secara tersembunyi untuk menghidari pemeriksaan
dari otoritas pajak dan aspek lain selain pajak. Hal yang dibahas dalam transfer pricing
hanya dari segi komersial dan kurang memperhatikan perdagangan dan harga. Pandangan
Neo klasik perusahaan telah terkonsentrasi untuk menentukan harga dalam transaksi
transfer pricing. Kesalahpahaman akuntansi yang umum dalam transfer pricing adalah
masalah biaya internal. Transfer pricing menimbulkan banyak sekali masalah dalam
produksi barang atau jasa pada perusahaan. Bahan baku yang digunakan dapat berupa
bahan baku dengan kualitas yang rendah. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas barang
yang dihasilkan. Penghindaran pajak untuk maksimalisasi labanya. Cara yang digunakan
oleh setiap manajer divisi penjual atau pembeli dalam menggunakan alat yang bernama
transfer pricing untuk menunjukan kinerja yang bagus kepada perusahaan. Cara yang
digunakan manajer dapat dengan cara yang baik atau menghalalkan berbagai cara.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen lebih luas dibandingkan
tanggung jawab seorang akuntan keuangan, yaitu:
a) Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem
perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara
yang tepat untuk memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
b) Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-
kejadian yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
c) Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan
aktivitas organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi,
dan mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan
pada cara-cara yang diharapkan.
d) Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem
pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi
kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
e) Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-
prinsip akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN MANAJEMEN


Kebiasaaan beretika adalah sangat penting dalam menjalankan perekonomian kita telah
memicu berbagai perubahan peraturan dan permintaan perundang-undangan baru. Dalam
perekonomian yang baru, digital, dan berbasis kepercayaan, kepentingan sangat dijunjung
tinggi. Kejujuran perusahaan, yang diwujudkan dalam merek dan reputasi, meningkatkan
kepercayaan pelanggan, karyawan dan investor. Pengalaman menunjukkan bahwa aset
semacam ini harus dibangun lama dan penuh pengorbanan, namun cepat dapat hilang
dalam sekejap, dan jika hilang, maka kehilangan segalanya. Akhirnya, untuk kebaikan
semua orang termasuk perusahaan pencetak laba adalah sangat penting untuk
menjalankan bisnis dalam kerangka etika yang membangun dan menjaga kepercayaan.
Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountant – IMA) di Amerika
Serikat telah mengembangkan kode etik yang disebut Standar Kode Etik untuk Praktisi
Akuntan Manajemen dan Manajemen Keuangan (Standards of Ethical Conduct for
Practitioners of Management Accounting and Financial Management).
Ada empat standar etika untuk akuntan manajemen yaitu:

1. Kompetensi

77 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya,
mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan
lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
 Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku.
 Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan
serta dapat diandalkan.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi
rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal
tersebut.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam
pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.
 Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang
diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini dilakukan
juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
 Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.

3. Integritas (Integrity)
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari kegiatan yang dapat
menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka dalam menjunjung etika.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar terhindar
dari potensi konflik.
 Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan mengurangi
kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.
 Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
 Menahan diri dari aktivitas negati yang dapat menghalangi dalam pencapaian
tujuan organisasi.
 Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau kendala lain yang
dapat menghalagi penilaian tanggung jawab kinerja dari suatu kegiatan.
 Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian profesional.
 Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan mendiskreditkan
profesi.

4. Objektivitas (Objectifity)
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan
objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang
diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan
rekomendasi yang ditampilkan.
Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:
 Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif.
 Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan.
78 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB 11
ETIKA DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Tujuan pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


kode etik Akuntansi Indonesia

Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis adalah suatu
pelengkap utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Bisnis yang sukses bukan hanya
dilihat dari hasil usaha saja, tetapi juga tercermin dari perilaku serta sepak terjang si
Pelaku Bisnis dalam proses berbisnis.

Namun pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi


tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan kepentingan –
kepentingan tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan dalam membangun
kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu memunculkan manipulasi dan
penyelewengan untuk lebih mengarah pada tercapainya kepentingan perusahaan. Praktek
penyimpangan ini terjadi tidak hanya di perusahaan di Indonesia, namun terjadi pula
kasus – kasus penting di luar negeri.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka kode etik sangatlah penting untuk setiap profesi
apapun itu. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak
baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam
berhubungan dengan kolega, langganan, masyarakat dan pegawai.

Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik (KAP)


Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Lima aturan etika itu adalah :

79 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Independensi, integritas, dan obyektivitas
a) Independensi.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in
appearance)
b) Integritas dan Objektivitas.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan
objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

Standar umum dan prinsip akuntansi


a) Standar Umum.
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI :
 Kompetensi Profesional
Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak
(reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
 Kecermatan dan Keseksamaan Profesional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
 Perencanaan dan Supervisi
Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan
pemberian jasa profesional.
 Data Relevan yang Memadai
Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang
layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa
profesionalnya.

b) Kepatuhan terhadap Standar.


Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAPI.

c) Prinsip – Prinsip Akuntansi


Anggota KAP tidak diperkenankan :
 Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau
data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum atau
 Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-
prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAPI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan
seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi
ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan
atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu,
dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila

80 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku
umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

Tanggung jawab kepada klien


a. Informasi Klien yang Rahasia.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :
1. Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan
etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
2. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi
peraturan perundang – undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan
pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan
peraturan yang berlaku
3. Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan
kewenangan IAPI atau
4. Menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar
atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAPI dalam rangka
penegakan disiplin Anggota.
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh memanfaatkannya
untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus
dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya. Larangan ini tidak boleh
membatasi Anggota dalam pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan
atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atas atau
review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

b. Fee Profesional
 Besaran Fee
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan
jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional
lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan
fee yang dapat merusak citra profesi.

c. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah
fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika
ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP
tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat
mengurangi indepedensi.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi


a. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan
yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
b. Komunikasi antar akuntan publik.
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima
penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang
sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari

81 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
akuntan pengganti secara memadai. Akuntan publik tidak diperkenankan menerima
penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan
yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk
memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang
berwenang.

Tanggung jawab dan praktik lain


a. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang
mencemarkan profesi.

b. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.


Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

c. Komisi dan Fee Referal.


1) Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan
atau diterima kepada / dari klien / pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien /
pihak lain.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
2) Fee Referal (Rujukan).
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan / diterima kepada / dari sesama
penyedia jasa profesional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

d. Bentuk Organisasi dan Nama KAP


Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.
Aturan – aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota IAPI dan staf profesional (baik
yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor
Akuntan Publik (KAP).

B. Tanggung Jawab Sosial KAP Sebagai Entitas Bisnis


Tanggung jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian
layanan gratis. Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari
profesi akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik
dan juga memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.

C. Krisis Dalam Profesi Akuntansi


Krisis dalam Profesi akuntan publik di Indonesia diperkirakan akan terjadi dalam sepuluh
tahun ke depan, disebabkan karena semakin minimnya SDM akibat kurangnya minat
generasi muda terhadap profesi tersebut.
Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sedikitnya 75% akuntan publik
yang berpraktek di Indonesia berusia di atas 55 tahun. Kondisi ini, tentunya akan
mengancam eksistensi profesi akuntan publik di Tanah Air karena tidak ada regenerasi
kepada kaum muda. Padahal, seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan
industri di Indonesia, jasa akuntan semakin dibutuhkan. Apabila keadaan ini tidak bisa

82 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
diatasi, maka diperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, profesi akuntan terancam mati.
Padahal semakin ke depan profesi ini akan sangat menjanjikan karena pesatnya
pertumbuhan industri.
Pelaksanaan ekonomi di negeri ini ditunjang fungsi akuntan publik oleh karena itu
pemerintah melalui UU No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik mengatur peran dan
bagaimana akuntan publik bekerja. Pasalnya, saat ini terjadi ketimpangan dalam dunia
akuntan publik. Dari ±16 ribu perusahaan yang selalu diaudit setiap tahun, 70 persennya
hanya diaduit oleh 4 akuntan publik. Sisanya lebih dari ±400 akuntan publik dan ±600
orang akuntan bekerja.
Undang – Undang itu juga mengatur bagaimana profesi akuntan itu bisa mendapatkan
perhatian dan pembinaan, mulai dari ijin, menentukan standar akuntansi juga mengawasi
kode etik. Izin akuntan publik tetap dari pemerintah, dan kemudian nantinya akan ada
sebuah komite yang dibentuk yang terdiri dari perwakilan pemerintah, asosiasi, dan
emiten yang akan mengawasi dan membina dalam pelaksanaan pekerjaan akuntan publik.
Dengan undang – undang ini juga diharapkan setiap akuntan publik bisa bekerja secara
profesional. Kedepannya Kementerian Keuangan, dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal
Pajak mempercayakan audit laporan keuangan perusahaan itu kepada akuntan publik. Jadi
nantinya bagi setiap wajib pajak yang laporan keuangannya sudah diaudit oleh akuntan
publik dan statusnya baik, maka laporan keuangan itu tidak akan diperiksa lagi oleh Ditjen
Pajak karena akuntan publik dipercaya mampu dan dapat memberikan laporan yang
benar sehingga dengan demikian Ditjen Pajak hanya tinggal berfokus pada perusahaan
yang memang bermasalah.

D. Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika KAP


Di Indonesia, melalui Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP – Dep. Keu.),
pemerintah melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan
pengawasan terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini
dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap
anggotanya.
Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa kewenangan pengaturan
akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah, dimulai dengan Amerika Serikat yang
membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan
lembaga semi pemerintah yang dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini
terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap lemahnya regulasi yang
dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus Enron dan Wordcom yang
menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the Big-5 yaitu kantor
akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi sangat
besar, antara lain:
(i) Pembuatan standar akuntansi dan standar audit
(ii) Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit, dan
(iii) Pemberian sanksi.
Regulasi terhadap akuntan publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi
disiplin berat dan denda administratif yang besar, terutama dalam hal pelanggaran
penerapan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula
sanksi pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang yang mengaku sebagai akuntan
publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP. Seluruh regulasi
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan, meningkatkan
kepercayaan publik serta melindungi kepentingan publik melalui peningkatan
independensi auditor dan kualitas audit.

E. Kasus Pelanggaran Etika KAP

83 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008
silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan
hasil penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya
yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).
Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di
AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang
pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga
merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang
melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)
Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir dibalik
runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi
di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global.
Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak
percaya satu sama lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun, seperti
Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan otomotif
terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah
meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.
Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas kebangkrutan
sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman Brothers terhadap
bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang
obligasi. Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar
dolar AS.
JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar
dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September
2008 JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh
para kreditor Lehman berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi
penyebab utama kebangkrutan Lehman.
Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga dinilai
lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar dan
bergengsi di AS tersebut.
Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman Brothers juga dibuat
terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah. Sehingga ada kasus
penyesatan informasi yang material dalam akuntansi Lehman.
Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa
akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu
dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior
Lehman, juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.
Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap
mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman
lainnya seperti Chris O’Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah
melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak membail-
out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk
derivatif.(Winarto,2010)

Pembahasan kasus :
Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah
melakukan pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan
hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman
Brothers menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar
dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan

84 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman
Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari
Lehman Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca
perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga
tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan
Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat
tersebut.
Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kompetensi profesional dan kecermatan
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional
Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP
Ernst & Young adalah sebagai berikut:
1. Integritas dan Objektivitas
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan
kepentingan dan tidak boleh membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil dan sebenar-
benarnya dalam hubungan profesional mereka.
Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak berkompromi dalam
memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau
karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya.
Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan
keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young
mengetahui bahwa perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor
jelas – jelas terbukti menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal dengan kliennya,
yaitu Lehman Brothers.
2. Perilaku Profesional
Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi
mereka, termasuk melakukan kelalaian.
Pada kasus ini, KAP Ernst & Young justru melakukan skandal dengan Lehman Brothers
perihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di mana skandal tersebut telah
mendiskreditkan profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak mempunyai perilaku
profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya
sebagai auditor.
3. Kepentingan Publik
Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban untuk
senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi prinsip kepentingan publik
di atas, karena terdapat pihak – pihak di luar perusahaan yang merasa dirugikan atas hasil
opini auditor tersebut, dimana pada laporan keuangan tersebut, menunjukkan bahwa
perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada kenyataannya, KAP Ernst & Young
mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan tersebut, dan KAP justru
bekerjasama dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan kepada publik.

85 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB 12
KASUS DALAM ETIKA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Tujuan Pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


Memahami praktek dalam Kantor Akuntan Publik

Kasus Pelanggaran Etika KAP

Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008
silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan
hasil penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya
yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).

Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di
AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang
pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga
merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang
melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)

Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir dibalik
runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi
di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global.

Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak
percaya satu sama lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun, seperti
Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan otomotif

86 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah
meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.

Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas kebangkrutan


sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman Brothers terhadap
bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang
obligasi. Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar
dolar AS.

JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar
dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September
2008 JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh
para kreditor Lehman berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi
penyebab utama kebangkrutan Lehman.

Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga dinilai
lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar dan
bergengsi di AS tersebut.

Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman Brothers juga dibuat
terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah. Sehingga ada kasus
penyesatan informasi yang material dalam akuntansi Lehman.

Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa
akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu
dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior
Lehman, juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.

Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap
mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman
lainnya seperti Chris O’Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah
melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak membail-
out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk
derivatif.(Winarto,2010)

Pembahasan kasus :

Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah
melakukan pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan
hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman
Brothers menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar
dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan
ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman
Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari
Lehman Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca
perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga
tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan
Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat
tersebut.

Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:

87 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kompetensi profesional dan kecermatan
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional

Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP
Ernst & Young adalah sebagai berikut:

1. Integritas dan Objektivitas

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan
kepentingan dan tidak boleh membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil dan sebenar-
benarnya dalam hubungan profesional mereka.

Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak berkompromi dalam
memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau
karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya.

Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan
keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young
mengetahui bahwa perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor
jelas – jelas terbukti menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal dengan kliennya,
yaitu Lehman Brothers.

2. Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi
mereka, termasuk melakukan kelalaian.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young justru melakukan skandal dengan Lehman Brothers
perihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di mana skandal tersebut telah
mendiskreditkan profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak mempunyai perilaku
profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya
sebagai auditor.

3. Kepentingan Publik

Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban untuk
senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi prinsip kepentingan publik
di atas, karena terdapat pihak – pihak di luar perusahaan yang merasa dirugikan atas hasil
opini auditor tersebut, dimana pada laporan keuangan tersebut, menunjukkan bahwa
perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada kenyataannya, KAP Ernst & Young

88 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan tersebut, dan KAP justru
bekerjasama dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan kepada publik.

BAB 13
ISU DALAM ETIKA BISNIS

Tujuan Pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


tentang Isu terbaru dalam Etika Bisnis

Apabila dalam rangka pelaksanaan tugasnya seorang pegawai atau seorang profesional
menghadapi masalah etika, maka panduan pertama yang harus digunakan untuk
menyelesaikan adalah kode etik (atau aturan perilaku) organisasi atau kode etik profesi.
Untuk memberikan pemahaman yang baik tehadap masalah-masalah etika, bab ini juga
memberikan beberapa contoh masalah etika yang banyak dijumpai oleh akuntan
profesional dalam menjalankan pekerjaannya.

Pentingnya Kepekaan Etis


Tak diragukan lagi, sebagian besar dari kita berkeinginan menjadi orang yang beretika dan
bahkan kita beranggapan bahwa kita adalah orang yang berperilaku etis seetis, atau
bahkan lebih etis daripada orang lain. Namun hal ini sering melemahkan kepekaan kita
terhadap isu-isu etis, terutama yang pada mulanya tampak sepele.
Beragam masalah etis berkaitan dengan pekerjaan akuntan profesional dalam berbagai
perannya. Oleh sebab itu, pengetahuan akan tanda-tanda peringatan adanya masalah etika
akan memberikan peluang untuk melindungi diri sendiri dan pada saat yang sama,
membangun suasana etis di lingkungan kerja.
Di antara masalah-masalah etika yang dapat dijumpai oleh akuntan meliputi permintaan
atau tekanan untuk:
a. Melaksanakan tugas-tugas yang bukan merupakan kompetensinya,
b. Mengungkapkan informasi rahasia,

89 | T E O R I E T I K A

Anda mungkin juga menyukai