Anda di halaman 1dari 16

Format T-1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

B. Idealisasi Struktur, Metoda Analisa Struktur dan Kebijakan Umum Pembebanan

B.1. Idealisasi Struktur

Struktur bangunan hotel yang didesain ini terdiri atas struktur utama yang disebut juga
struktur primer dan struktur pendukung yang di sebut juga struktur sekunder.
B.1.1. Struktur Utama (Primer)
Struktur utama bangunan hotel yang akan dibangun ini berupa portal, dengan struktur
orientasi bidang melintang bangunan mempunyai panjang 25 m. Idealisasi struktur portal tiga
tingkat ini dengan perletakan jepit yang menghubungkan fondasi tapak dengan ujung kaki
kolom - kolomnya. Pada lantai 0 dengan tinggi 0 m, pada lantai 1 dengan tinggi 4 m, dan pada
lantai 2 dengan tinggi 4 m, dan lantai 3 (atap) dengan tinggi 4 m, maka tinggi total portal ini
adalah 12 m. Struktur pada bangunan ini memiliki 11 portal utama yakni portal A memiliki 1
bentangan dengan panjang bentangan 3 m, portal B memiliki 3 jenis yaitu masing - masing 1
bentangan dengan panjang bentangan 3 m, 5 m dan 8 m, Portal C memiliki 3 bentangan dengan
panjang bentangan masing - masing 3 m, 5 m dan 8m, portal D memiliki 4 bentangan dengan
panjang bentangan masing - masing 3 m, dan 5 m, portal E memiliki 4 bentangan pada lantai 1
serta 4 bentangan pada lantai 2 dan 3 (atap) dengan panjang bentangan masing - masing 3 m, 4
m dan 5 m, portal F memiliki 6 bentangan pada lantai 1 serta 5 bentangan pada lantai 2 dan 3
(atap) dengan panjang bentangan masing - masing 3 m, 4 m dan 5 m, portal G memiliki 5
bentangan dengan panjang bentangan masing - masing 3 m, 4 m,5m dan 8 m, portal H memiliki
6 bentangan dengan panjang bentangan masing – masing 3 m, 4m dan 5 m, portal I memiliki 4
bentangan dengan panjang bentangan masing – masing 3 m, 4m dan 5 m.portal J memiliki 3
bentang dengan panjang bentang masing – masing 3m dan 5m,portal K memiliki 3 bentang
dengan panjang bentang masing – masing 3m dan 5m, Jarak antara portal utama yaitu 2 m, 4 m,
dan 5 m.
Portal utama terdapat 11 buah. Struktur utama ini diidealisasikan seperti pada gambar b-
1, gambar b-2, gambar b-3 dan gambar b-4.
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

Keterangan :

= Struktur Utama (Portal)

Gambar b-1 Idealisasi Perletakan Pada Struktur Utama Potongan Melintang


(dimensi dalam satuan meter)
Tanpa skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-2 Jarak Antar Portal Utama Tampak Atas Lantai 1 (dimensi dalam satuan meter)
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

= Struktur Sekunder (Balok Anak)


= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-3 Jarak Antar Portal Utama Tampak Atas Lantai 2


(dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-4 Jarak Antar Portal Utama Tampak Atas Lantai 3


(dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

B.1.2. Struktur Pendukung (Sekunder)

Struktur sekunder dari bangunan hotel yang didesain ini terdiri atas struktur pengaku
dinding memanjang.

B.1.2.1. Struktur Pengaku Dinding Memanjang

Struktur pengaku dinding memanjang atau disebut juga struktur sekunder memanjang
yaitu struktur yang bidangnya berorienasi memanjang bangunan dan di idealisasikan sebagai
pengaku terhadap beban lateral. Terdapat 44 buah struktur sekunder yang arah memanjang d
bangunan untuk lantai 0 dan lantai 1. Terdapat 42 buah struktur sekunder yang arah
memanjang bangunan untuk lantai 2. Serta terdapat 42 buah struktur sekunder yang arah
memanjang bangunan untuk lantai 3 (atap bangunan). untuk lantai 0 dan lantai 1 Struktur
sekunder arah memanjang memiliki panjang bentang secara keseluruhan yaitu 181 meter ,
dan untuk lantai 2 Struktur sekunder arah memanjang memiliki panjang bentang secara
keseluruhan yaitu 173 meter , dan untuk lantai 3 (atap bangunan) Struktur sekunder arah
memanjang memiliki panjang bentang secara keseluruhan yaitu 173 meter , dengan rincian
terdiri atas 20 buah struktur sekunder yang berbentang 5 meter, 95 buah struktur sekunder
yang berbentang 4 meter, 6 buah struktur sekunder yang berbentang 2 meter untuk lantai 1
sampai lantai 3. Balok sebagai komponen mendatar diidealisasikan sebagai balok anak arah
memanjang dan melintang bangunan yang disambungkan secara sendi pada struktur utama
yaitu pada balok utama . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar b-5, gambar b-6,
gambar b-7 dan gambar b-8.
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Kolom)

Gambar b-5 Idealisasi Perletakan Pada Sekunder Potongan Memanjang


(dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-6 Jarak Antar Struktur Sekunder Memanjang


Tampak Atas Lantai 1 (dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-7 Jarak Antar Struktur Sekunder Memanjang


Tampak Atas Lantai 2 (dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

VOID

Keterangan :
= Struktur Sekunder (Balok Anak)
= Struktur Utama (Portal)
= Kolom Utama
= Kolom Praktis

Gambar b-8 Jarak Antar Struktur Sekunder Memanjang Tampak Atas Lantai 3
(dimensi dalam satuan meter)
Tanpa Skala
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

B.1.2.2. Struktur Pengaku Dinding Melintang

Struktur pengaku dinding melintang atau disebut juga struktur sekunder melintang yaitu
struktur yang bidangnya berorientasi melintang bangunan dan diidealisasikan sebagai
pengaku terhadap beban lateral. Bangunan ini tidak memiliki struktur pengaku dinding
melintang.

B.2. Metoda Analisa Struktur


Analisa struktur (perhitungan untuk memperoleh gaya-gaya dalam pada komponen
struktur) pada bagian struktur yang merupakan struktur statis tak tentu dilakukan dengan
menggunakan program komputer yaitu SAP 2000. Digunakan untuk menganalisa struktur
statis tak tentu yang lebih kompleks, serta untuk menganalisa struktur statis tak tentu yang
sederhana. Sedangkan untuk menganalisa struktur statis tertentu, digunakan teori-teori
analisa struktur dalam mekanika statis.

B.3. Kebijakan Umum Tentang Peraturan Pembebanan


Pembebanan yang ditinjau dalam desain ini terdiri dari beban gravitasional seperti beban
mati (D) dan beban hidup (L). Berikut adalah penjelasan umum mengenai beban yang ditinjau
dalam desain struktur.

B.3.1. Beban mati


Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat setiap komponen bangunan itu
sendiri seperti penutup atap, pasangan dinding dan lain-lain yang umumnya berorientasi
terhadap gaya gravitasi dan bersifat tetap. Beban mati yang diperhitungkan dalam struktur
bangunan ini adalah sebagai berikut:

 Beban mati pada Plat Lantai Atap


 Berat spesifik baja [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 7850 kg/m3
 Berat pelat atap berupa pelat beton bertulang
[ PPIUG 1983 tabel 2.1 hal 11] = 2400 kg/m³
Tebal pelat = 15 cm = 0,15 m
Berat pelat beton bertulang = 2400 kg/m³ x 0,15 m = 360 kg/m²
 Berat Ringbalk berupa pelat beton bertulang
[ PPIUG 1983 tabel 2.1 hal 11] = 2400 kg/m2
 Berat penutup atap (waterproof) ( Lampiran 1) = 1 kg/m2
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

 Tinggi dinding [Lampiran 6] = 1m


Tebal spesi [Lampiran 6] = 1 cm
Tebal plesteran [Lampiran 6] = 2 cm
Berat spesifik adukan semen [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 21 kg/m2
Berat satu buah bata ringan = 6,24 kg
Jadi berat bata ringan + Plesteran + Spesi per meter larik
dari pasangan dinding dengan tinggi dinding 1 m adalah : = 62,4 kg/m’
[Lampiran 6]
 Berat penutup langit-langit atap (plafon) beserta rusuk-rusuknya = 11 kg/m2
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12]

 Beban mati pada lantai 2


 Berat spesifik baja [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 7850 kg/m3
 Berat spesifik beton bertulang = 2400 kg/m³
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11]
Tebal pelat lantai yang diasumsikan = 0,15 m
Berat pelat beton bertulang pada lantai 2400 kg/m3 x 0,15 m = 360 kg/m2
 Tinggi dinding [Lampiran 6] = 4m
Tebal spesi [Lampiran 6] = 1 cm
Tebal plesteran [Lampiran 6] = 2 cm
Berat spesifik adukan semen [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 21 kg/m2
Berat satu buah bata ringan = 6,24 kg
Jadi berat bata ringan + Plesteran + Spesi per meter larik
dari pasangan dinding dengan tinggi dinding 4 m adalah : = 779,388 kg/m’
[Lampiran 6]
 Berat spesifik penutup lantai (keramik)
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12] = 24 kg/ m2
Tebal keramik [Lampiran 3] = 9 mm
Berat penutup lantai keramik [24 x 0,9] = 21,6 kg/m
Berat semen berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 halaman 11 = 21 kg/m²
berat adukan semen per cm
Berat semen untuk pemasangan lantai keramik = 2 x21 kg/m²
Jadi berat semen untuk pemasangan keramik pada hotel adalah = 42 kg/m²
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

 Berat penutup langit-langit atap (plafon) beserta rusuk-rusuknya = 11 kg/m2


[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12]
 Berat AC [Lampiran 4] = 20 kg
 Berat spesifik plat bondeks [ Lampiran 8] = 9,50 kg/m3
 Berat partisi [Lampiran 7] = 11,73 kg/m2
 Berat saluran air bersih [Ukuran nominal pipa = 1 inci] [Lampiran 5] = 0,32 lb/ft
= [1,488163394 x 0,32] = 0,476 kg/m
Berat air bersih per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,026662 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 0,558 kg/m
Berat saluran air bersih = [0,476 + 0,558] = 1,034 kg/m
 Berat saluran air kotor [Ukuran pipa = 4 inci] [Lampiran 5] = 2,01 lb/ft
= [1,488163394 x 2,01] = 2,99121 kg/m
Berat air kotor per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,10232 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 8,215 kg/m
Berat saluran air kotor = [2,991 + 8,215] = 11,206 kg/m

 Beban mati pada lantai 1


 Berat spesifik baja [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 7850 kg/m3
 Berat spesifik beton bertulang = 2400 kg/m³
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11]
Tebal pelat lantai yang diasumsikan = 0,15m
Berat pelat beton bertulang pada lantai 2400 kg/m3 x 0,15 m = 360 kg/m2
 Tinggi dinding [Lampiran 4] = 4m
Tebal spesi [Lampiran 4] = 1 cm
Tebal plesteran [Lampiran 4] = 2 cm
Berat spesifik adukan semen [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 21 kg/m2
Berat satu buah bata ringan = 6,24 kg
Jadi berat bata ringan + Plesteran + Spesi per meter larik
dari pasangan dinding dengan tinggi dinding 4 m adalah : = 779,388 kg/m’
[Lampiran 6]
 Berat spesifik penutup lantai (keramik)
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12] = 24 kg/ m2
Tebal keramik [Lampiran 3] = 9 mm
Berat penutup lantai keramik [24 x 0,9] = 21,6 kg/m
Berat semen berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 halaman 11 = 21 kg/m²
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

berat adukan semen per cm


Berat semen untuk pemasangan lantai keramik = 2 x21 kg/m²
Jadi berat semen untuk pemasangan keramik pada hotel adalah = 42 kg/m²
 Berat penutup langit-langit atap (plafon) beserta rusuk-rusuknya = 11 kg/m2
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12]
 Berat AC [Lampiran 4] = 20 kg
 Berat spesifik plat bondeks [ Lampiran 8] = 9,50 kg/m3
 Berat partisi [Lampiran 7] = 11,73 kg/m2
 Berat saluran air bersih [Ukuran nominal pipa = 1 inci] [Lampiran 6] = 0,32 lb/ft
= [1,488163394 x 0,32] = 0,476 kg/m
Berat air bersih per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,026662 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 0,558 kg/m
Berat saluran air bersih = [0,476 + 0,558] = 1,034 kg/m
 Berat saluran air kotor [Ukuran pipa = 4 inci] [Lampiran 5] = 2,01 lb/ft
= [1,488163394 x 2,01] = 2,99121 kg/m
Berat air kotor per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,10232 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 8,215 kg/m
Berat saluran air kotor = [2,991 + 8,215] = 11,206 kg/m

 Beban mati pada lantai 0


 Berat spesifik baja [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 7850 kg/m3
 Berat Sloof yaitu beton bertulang [PPIUG 1983 tabel 2.1 halaman 11] = 2400 kg/m3
 Tinggi dinding [Lampiran 6] = 4m
Tebal spesi [Lampiran 6] = 1 cm
Tebal plesteran [Lampiran 6] = 2 cm
Berat spesifik adukan semen [PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 11] = 21 kg/m2
Berat satu buah bata ringan = 6,24 kg
Jadi berat bata ringan + Plesteran + Spesi per meter larik
dari pasangan dinding dengan tinggi dinding 4 m adalah : = 779,388 kg/m’
[Lampiran 6]
 Berat AC [Lampiran 4] = 20 kg
 Berat partisi [Lampiran 8] = 11,73 kg/m2
 Berat spesifik penutup lantai (keramik)
[PPIUG 1983 Tabel 2.1 halaman 12] = 24 kg/ m2
Tebal keramik [Lampiran 3] = 9 mm
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

Berat penutup lantai keramik [24 x 0,009] = 2,16 kg/m


Berat semen berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 halaman 11 =21 kg/m²
Berat adukan semen per cm
Berat semen untuk pemasangan lantai keramik = 2 x21 kg/m²
Jadi berat semen untuk pemasangan keramik pakda hotel adalah = 42 kg/m²
 Berat saluran air bersih [Ukuran nominal pipa = 1 inci] [Lampiran 6] = 0,32 lb/ft
= [1,488163394 x 0,32] = 0,476 kg/m
Berat air bersih per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,026662 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 0,558 kg/m
Berat saluran air bersih = [0,476 + 0,558] = 1,034 kg/m
 Berat saluran air kotor [Ukuran pipa = 4 inci] [Lampiran 5] = 2,01 lb/ft
= [1,488163394 x 2,01] = 2,99121 kg/m
Berat air kotor per meter = 1⁄4 × 𝜋 × 0,10232 × 1000 𝑘𝑔/𝑚³ = 8,215 kg/m
Berat saluran air kotor = [2,991 + 8,215] = 11,206 kg/m

Beban yang bekerja pada pelat adalah beban merata areal yang akan di transfer ke
balok-balok terdekat menjadi beban merata linier berdasarkan daerah tributaris pada pelat.
Selain itu juga bekerja beban merata linier pada balok akibat beban balok sendiri dan beban
akibat pasangan dinding yang akan di transfer ke kolom struktur dan kolom praktis menjadi
beban terpusat.
Format T-1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2020-2021 Kelompok : IV ( Kelas A )

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: dari halaman

2. Beban hidup

 Beban Hidup Pada Lantai Bangunan

Beban hidup diakibatkan oleh penghuni bangunan dan juga benda-benda yang
bersifat tidak menetap. Beban hidup di asumsikan bersifat merata areal yang lalu
ditransferkan pada balok sebagai beban merata linear dan diteruskan ke kolom sebagai
beban terpusat. Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 3.1 poin c, beban hidup pada lantai
bangunan sebesar 250 kg/m2.

 Beban Hidup pada tangga bangunan


Beban yang akan ditinjau dalam beban hidup ini adalah beban yang diakibatkan
oleh pengguna tangga. Muatan hidup yang bekerja pada tangga yang di transferkan ke
balok dan diteruskan ke kolom. Sesuai dengan PPIUG 1983 Tabel 3.1 butir h mengenai
beban hidup pada tangga dan bordes tangga pada hotel maka diambil beban hidup pada
tangga dan bordes sebesar 300 kg/m2.

 Beban Hidup Pada Atap Bangunan


Karena atap gedung yang direncanakan dapat dicapai dan dimuati oleh orang-orang
maka besarnya beban hidup diambil sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk
Gedung 1983 Pasal 3.2 ayat (1) halaman 13 sebesar 100 kg/m2 bidang datar.

 Beban Hujan
Beban hujan adalah beban akibat genangan dan aliran air yang ada pada penutup atap
di saat hujan lebat turun di atas bangunan. Khusus pada atap termasuk ke dalam beban
hidup yang berasal dari air hujan. Baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh
(Energi Kinetik) butiran air (PPIUG 1983 hal.7). Beban Hujan dianggap sebagai beban
merata areal.
Penutup atap mentrasfer beban ke balok anak sebagai beban merata linear, beban ini akan
di teruskan ke kolom sebagai beban terpusat .Jika genangan air hujan tertinggi
diasumsikan sebesar 10 cm maka beban akibat air hujan yang bekerja adalah 100 kg/m2

Anda mungkin juga menyukai