net/publication/310461818
CITATIONS READS
12 2,120
1 author:
Zakiyuddin Baidhawy
State Institute of Islamic Studies (IAIN) Salatiga, Indonesia
25 PUBLICATIONS 50 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Zakiyuddin Baidhawy on 29 November 2016.
Penulis
Zakiyuddin Baidhawy
Kata Pengantar
Prof. Dr. Azyumardi Azra
Erlangga, Jakarta
2005
i
"Katakanlah: Wahai semua penganut agama (dan kebudayaan)! Bergegaslah menuju dialog
dan perjumpaan multikultural (kalimatun sawa') antara kami dan kamu".
(QS. Ali `Imran 3:64)
Keragaman adalah hukum alam itu sendiri. Aku ingin menyelaminya lebih jauh dengan
segala cara yang memungkinkan masuk ke dalamnya. Dan Aku berhasrat mencari dan
mengajak serta saudara-saudaraku pria maupun wanita karena mereka akan menghuni rumah
alam ini bersama-sama.
ii
PRAKATA
Kini, multikulturalisme sedang menjadi isu penting, utamanya pasca rangkaian konflik etnik dan
agama dalam beberapa tahun terakhir. Isu ini tidak hanya berkaitan dengan problem mengelola
konflik, keragaman, dan politik pengakuan akan keberbedaan, bahkan juga merambah dunia
pendidikan. Beberapa pakar yang memiliki shared concern terhadap ide ini, mulai menggagas
pentingnya pendidikan multikultural untuk masyarakat Indonesia, suatu pendidikan yang dirancang
khusus untuk menciptakan struktur dan proses yang membuka kesempatan sama pada semua ekspresi
kultural, komunitas peradaban maupun individu senyatanya.
Pendidikan multikultural bukan hanya berhubungan dengan belajar dan mengajar dengan
mempergunakan berbagai perspektif dan bahasa, bahkan juga tentang bagaimana bahasa
mengkonstruk pandangan dunia. Ia juga merupakan sistem kritik terhadap kebudayaan dan peradaban
pada tingkat komunitas dan individual. Ia juga menyadarkan bahwa sesungguhnya kita menyusun
pengetahuan secara tidak netral, tapi berdasarkan pada berbagai pengetahuan kebudayaan. Cara
individu mencari informasi dan kebenaran dalam kebudayaan-kebudayaan pun berbeda. Jika sebagian
orang mencari sekolah/universitas terbaik; sebagian lain mencari guru terbaik; sebagian lainnya
mencari pemikir terbaik. Cara individu belajar juga beragam. Sebagian belajar dari pengalaman;
sebagian belajar dari kuliah teoritik; sebagian lain melalui media visual; sebagian memilih kuliah-
kuliah profesional; sebagian memilih kelompok-kelompok kecil; dan sebagian lain memilih interaksi
berhadapan empat mata. Sebagian analitis, sebagian lainnya sintetis. Sebagian intuitif, yang lain
inderawi, dan seterusnya. Jadi, mengajarkan multikulturalisme lebih dari memastikan bahwa peserta
didik dalam satu kelas/sekolah berasal dari berbagai latar belakang. Peradaban, bahasa, kultur ilmiah,
cara mengetahui, gender dan lain-lain merupakan pertimbangan kompleks bagi pendidikan.
Mengajarkan perbedaan mengundang pluralisme dalam cara kita mengetahui dan belajar.
Mengajarkan lintas budaya melibatkan interaksi konstan dengan problem gaya mengajar guru dan
dengan pandangan dunia siswa dan cara mereka menciptakan makna. Intinya, pendidikan
multikultural adalah upaya untuk menangkap dan bahkan menemukan kembali kebudayaan yang
bijaksana.
Buku ini hadir sebagai bagian dari upaya untuk mencari sisi-sisi kebijakan kultural yang dapat
disajikan lewat Pendidikan Agama. Multikulturalisme merupakan semangat dan nilai inti yang
dimanfaatkan untuk memodifikasi Pendidikan Agama yang selama ini terkesan indoktriner dan
bahkan dogmatik. Mudah-mudahan dengan kontribusi intelektual yang tidak seberapa ini, gagasan
tentang pentingnya Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural semakin mengkristal, bukan hanya
secara teoritik-konseptual bahkan sampai pada titik implementasi.
Penulis berterima kasih pada mereka yang telah bersedia menjadi teman dialog, antara lain
Yayah, Fattah, Thoyibi, Musiyam, Atiqa, Nanik, Usmi, Abdullah Aly, Fajar, Paryanto, Almuntaqa,
Farid, dan Dwi; teman-teman di Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) Fuad Fanani,
Zuly Qodir, Ayu, Boy, Sarbini, M. Ali, Faul, Norma, Dewi; juga teman sejawat di STAIN Salatiga
Imam Sutomo, Saerozi, Hamam, Adang, Agus Suaidi, Nafis, Mukti Ali, Mochlasin, Farkhani. Tidak
lupa mahabbah terdalam buat isteri dan putra-putraku, Nur, Nadia dan Azca, penghibur dan sumber
inspirasi bagi penulis. Semoga amal mereka memperoleh berkah Allah dari langit dan bumi, amin.
Zakiyuddin Baidhawy
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iii
KATA PENGANTAR vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Multikulturalisme: Ideologi dan Realitas 1
B. Multikulturalisme sebagai Imperatif Peradaban 5
C. Pendidikan Multikultural: Sebuah Alternatif dan Kebutuhan 8
iv
3. Perjumpaan Lintas Batas 118
4. Interdependensi dan Kerjasama 120
5. Pembelajaran Efektif 121
6. Proses Interaksi 122
BAB V ORIENTASI DAN TRANSFORMASI DALAM PENDIDIKAN AGAMA
BERWAWASAN MULTIKULTURAL
A. Orientasi Pendidikan 125
1. Orientasi Muatan 125
2. Orientasi Siswa 132
3. Orientasi Sosial 134
B. Transformasi Pendidikan 136
1. Transformasi Diri 137
2. Transformasi Sekolah 139
3. Transformasi Lingkungan Sosial 143
C. Epilog: Agenda Masa Depan 145