Oleh :
Nadia Oktiffany Putri
140070300011183
KB menurut Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) dalam Arum dan
Sujiatini (2009) tentang perkembangan dan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtra adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujutkan keluarga yang berkualitas.
2. TUJUAN KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
- Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan
bangsa
- Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa
- Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang
berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,
dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
- Keluarga dengan anak ideal
- Keluarga sehat
- Keluarga berpendidikan
- Keluarga sejahtera
- Keluarga berketahanan
- Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
- Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
3. STRATEGI PELAKSANAAN KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
4. JENIS-JENIS
A. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
1. Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana
biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang
vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering
gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
3. Spermisid
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-
aktifkan atau membunuh sperma.
Aerosol
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
Krim
4. Kb Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi
ASI dan cocok untuk ibu menyusui
Indikasi:
5. Pil KB
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui)
dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat
pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim
(merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi,
gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis,
pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan
migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid,
rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada
liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
Jenis-jenis AKDR :
Copper-T
Copper-7
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6
cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250
mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu
standar, small (kecil), dan mini.
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe
D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
7. Kontrasepsi implant
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat
aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun.
Merangsang ANSIETAS
muntah
DEFISIT
VOLUME
CAIRAN
PROGESTERON ESTROGEN
6. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Subyektif
1. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata istri dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat.
2. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB (jika akseptor pernah
menggunakan kontrasepsi tertentu sebelumnya) antara lain amenorea/ perdarahan tidak
terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
3. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker payudara, DM, dan TBC.
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi dan
kanker payudara.
8. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas, pola aktivitas seksual,
pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu badan,
kesadaran.
2. Pemeriksaan Fisik
• Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedema, conjungtiva tidak pucat,
sklera tidak ikterus.
• Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya bendungan
vena jugularis.
• Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi kelenjar
bartholini dan kelenjar skene.
• Ekstremitas : dilihat adanya oedema pada ekstremitas bawah dan ekstremitas atas,
adanya varices pada ekstremitas bawah.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, Pemeriksaan
Fisik), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator
dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Perubahan Pemeliharaan
Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda
Kontrasepsi.
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda kontrasepsi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan spiral,
hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih
D. Intervensi Keperawatan
Pembuatan intervensi berdasarkan diagnose yang diangkat dari hasil pengkajian dan jenis
kontrasepsi yang digunakan.
Tujuan ;
Kriteria hasil ;
1. Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda kontrasepsi yang dipilih
dan pemecahan masalahnya.
2. Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari metoda kontrasepsi yang
dipilih.
3. Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang dipilih.
4. Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah satu dari metoda
tersebut bila pasangan ingin mengganti metod kontrasepsi.
Intervensi ;
Rasional ; memperoleh data yang akurat sebagai acuan pemberian tindakan selanjutnya
Rasional : diharapkan terjalin kerjasama yang baik antar petugas dan klien.
4. Beritahukan pada akseptor tentang kontrasepsi yang ideal bagi akseptor sesuai hasil
pengkajian
Rasional ; menimimalisir segala efek samping yang dapat timbul
Rasional: diharapkan klien mengerti keadaan yang dialami sekarang sehingga dapat
menerima perubahan yang ada dan pengetahuan klien bertambah.