Anda di halaman 1dari 4

Nama: INA RUSDIANTI

Kelas: PORKES B
Nim: K1A120063

ISLAMIC BOOK REVIEW/KAJIAN

Judul Buku : Bidadari-bidadari Surga

Penerbit : Republika

Pengarang : Tere-Liye

ISBN : 978-979-1102-26-1

Halaman : 368 halaman

Ukuran Buku : 20,5×13,5 cm

Tahun Terbit : 2008


Dalam cerita ini kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya adalah tentang takdir Allah
SWT, yaitu bahwa Hidup, Jodoh, Rezeki, Dan Mati adalah sepenuhnya milik Allah SWT.
Manusia hanya bisa berusaha, berikhtiar, dan berdoa tapi, keputusan akhir tetaplah di tangan
Allah SWT. Karena dalam kehidupan banyak sekali kisah yang terjadi, tentunya ada yang baik,
buruk, menyenangkan, menyebalkan, mengesalkan, dan banyak yang lainnya. Bersyukur atas
apa yang telah Allah SWT takdirkan kepada kita, karena semua rencana adalah milik Allah SWT
dan jangan pernah menyalahkan takdir yang telah diberikan, karena setiap orang memiliki
kekurangan dan kelebihan jadi tetap bersyukur apapun yang diberikan karena kelak allah akan
membagi hasil akhir untuk hambanya yang mau bersyukur dan berdoa kepada-Nya.
Bermula dari kisah tentang pengorbanan seorang kakak yang bernama Laisa, demi
kesuksesan keempat adik tirinya yaitu Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Bukan hanya
itu tapi dalam cerita ini yang saya baca juga ada Cinta, Semangat, Kerja Keras, dan Doa kepada
Allah SWT. Cerita ini sangat apik, menyentuh hati, dan sangat manusiawi. Bermula dengan
seorang kak Laisa, yang sagat teladan dalam keluarga dan sudah terbiasa bekerja keras setelah
ayahnya meninggal, karena dimakan harimau Gunung Kendeng. Kak Lais, adalah panggilan dari
adik-adiknya, ia memiliki keterbatasan fisik. Ciri-ciri fisik kak lais adalah tubuhnya pendek,
kulitnya hitam, rambut kumal, dan gemuk. Berbeda sekali dengan keempat adiknya yang
tampan-tampan dan cantik. Ia mungkin tidak memiliki kecantikan fisik yang didambakan oleh
setiap lelaki, tetapi ia memiliki kecantikan hati yang luar biasa seperti bidadari-bidadari surga,
karena ia rela melakukan apapun untuk keluarga nya. Dia tidak peduli dangan keadaan fisik yang
terbatas, tetapi hal itu tidak membuat kak Lais patah semangat namun, ia tetap bekerja keras
dengan apa yang ia bisa, hanya untuk, menghidupi keluarga nya karena ia adalah seorang tulang
punggung bagi keluarganya.
Kak Lais dengan ikhlas meminta kepada ibunya untuk berhenti sekolah, pada saat ia
kelas 4 SD, demi melihat keempat adik tirinya bisa sekolah, karena ia tahu saat itu ibunya tidak
memiliki uang yang cukup untuk mennyekolahkan kelima anaknya sekaligus. Tetapi dengan
ketekunan kak lain dan ibunya dalam bekerja, akhirnya Lais berhasil memiliki ribuan hektar
kebun strawberry yang sebelumnya, sama sekali belum pernah ditanam oleh penduduk Lembah
Lahambay. Dari kampung terpencil di pinggir hutan, Dalimunte akhirnya berhasil menjadi
profesor di bidang fisika yang terkenal di seluruh dunia, dengan penelitian terbarunya tentang
“Badai Elektromagnetik Antar Galaksi” yang akan menghantam planet ini sebelum kiamat.
Ikanuri dan Wibisana meskipun beda jarak usianya, tetapi sering dianggap kembar, mereka pun
berhasil mendirikan bengkel mobil modifikasi, dan akan membangun pabrik spare-part mobil
sport, dan Yashinta si bungsu yang mendapat beasiswa S2 ke Belanda dan menjadi peneliti
untuk konservasi ekologi, meneliti tentang burung Peregrin atau Alap-alap Kawah dan
sejenisnya,serta menjadi kontributor foto untuk majalah National Geographic. Keempat adiknya
tergolong mudah dalam mencari jodoh. Dikarenakan mereka secara fisik menarik, cantic dan
ganteng, pintar, shaleh dan shalehah, serta mereka juga bisa menempatkan diri dengan baik, dan
tetap rendah hati. Sedangkan Kak Lais, hingga usianya 40 tahun lebih, belum juga mendapatkan
jodohnya. Kak Lais bukannya tidak peduli dengan omongan penduduk kampung, apalagi setelah
ditinggal menikah lebih dulu oleh adik-adiknya. Tetapi kak Lais selalu mengatakan kepada
Dalimunte bahwa Allah telah mengirimkan keluarga terbaik dalam hidupnya, dan itu sudah
cukup. Ia menerima takdir Allah dengan lapang dada, meski tak dapat dipungkiri setiap habis
shalat tahajjud ia sering menghabiskan waktu sendirian di lereng bukit, untuk bernostalgia dan
menengkan pikiran tentang adik-adiknya yang dulu nakal tapi ia berhasil membuat adik-adiknya
sukses semua. Dan tentunya ia juga merenungi tentang hidupnya sendiri, sambil memandangi
kebun strawberry yang luas itu. Ia dilereng bukit itu hingga matahari mulai muncul tandanya
menjelang. Adiknya Dalimunte lah yang sering menemani kakaknya disana, setiap dua bulan
sekali setelah ia pulang dari luar negeri. Adik-adiknya tak pernah lupa dengan apa yang telah
diperjuangkan oleh ibu dan kak Lais hingga mereka semua sukses dan bahkan mereka juga sudah
memiliki keluarga masing-masing. Adik-adiknya terdidik dengan sopan santun, beribadah yang
rajin, menghargai sesame, bersyukur atas apa yang telah didapat, dan sabar dalam menjalani
hidup. Karena setiap kehidupan memiliki proses masing-masing untuk meraih cerah kedepannya.
Hingga hari kematian kak Lais tiba yang disebabkan oleh penyakit kanker paru-paru
stadium IV yang telah disembunyikan dari adik-adiknya selama sepuluh tahun. Ibunya yakin
sekali bahwa Lais telah dipersiapkan jodohnya oleh Allah SWT dan juga ibunya berkata bahwa
Lais adalah Bidadari Surga yang sangat cantic serta memiliki akhlak dan jiwa yang bertanggung
jawab atas apa yang ia lakukan. Jadi dapat saya mengutip kata dari pengarang yaitu “Wahai
wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga
menikah, mungkin karena keterbatasan fisik, dan kesempatan di dunia ini. Jika seseorang laki-
laki hanya mau mencintai materi dan tampilan wajah saja. Maka yakinlah wahai wanita-wanita
shalehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan
bersyukur, kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu
pastilah benar. Bidadari surga parasnya cantik luar biasa."
Dalam Al-Qur’an juga menjelaskan tentang Bidadari-Bidadari Surga yaitu dalam (QS Al-
Waqi’ah ayat 22) yang artinya : “Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli”.
(QS Ar-Rahman ayat 70) yang artinya: “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik
lagi cantik-cantik”.
(QS Ash-Shaffat ayat 49) yang artinya : “Bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang
tersimpan dengan baik”.

Keunggulan dari buku ini adalah memiliki cover yang sederhana namun dapat
meningkatkan rasa penasaran akan isi dari buku tersebut. Buku ini sangat inspiratif dan
menyentuh, serta ceritanya menarik dan diulas dengan sangat rinci oleh penulis. Serta buku ini
juga mengajarkan kita bahwa pentingnya pendidikan dan keluarga, serta kita juga dapat
menambah wawasan dalam membaca buku ini. Alur cerita dan bahasanya cukup sederhana
sehingga mudah dipahami, bahsa kiasan juga sangat indah yang digunakan. Disusun dengan
dialog-dialog yang membuat emosi pembaca dapat menyelami perasaan tokoh- tokoh yang ada
dalam cerita ini, serta pembaca juga dapat mengambil hikamh yang terkandung didalamnya yaitu
tentang takdir Allah SWT, hidup, jodoh, rejeki, dan mati adalah sepenuhnya milik Allah SWT.
manusia hanya bisa berusha semampunya dan berdo’a tapi keputusan akhir tetap ditangan Allah
SWT.
Kekurangan dalam buku ini adalah Gaya bahasanya yang kurang menarik serta terdapat
kerancuan pada penempatan posisi penulisan serta tidak ada korelasi dengan jalan cerita. Dan
juga ada beberapa cerita yang menggantung pada endingnya dikarenakan diakhir cerita adalah
Bahasa kiasan. Buku ini cocok bagi kalangan remaja keatas karena Bahasa yang digunakan
mudah dipahami bagi kalangan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai