Anda di halaman 1dari 2

Tugas 2 Ekonomi Sumber Daya Manusia

Nama : HUSNUL KHATIMAH


NIM : A052202002

Mengapa ketika upah naik, jam kerja malah turun, jelaskan efek income dan subtitusinya?!

Perhatikan, bahwa pada saat tingkat (w1), dengan pendapatan sebesar Y1 (garis pendapatan
H-Y1), maka terjadi kepuasan maksimum pemilik jasa tenaga kerja di titik utility
persinggungan antara garis pendapatan dengan kurva konsumen atau kurva Indifference (Ic1)
di titik U1. Kemudian, pada saat upah naik dari w1 ke w2, maka pendapatan naik dari Y1 ke
Y2. Ketika pendapatan naik dari YI ke Y2, maka titik keseimbangan (titik kepuasan
maksimum) terjadi di titik U2, yakni pada titik persinggungan antara garis pendapatan H-Y2
dengan kurva Indifference (Jc2) Kenaikan pendapatan (Y2) sebagai akibat kenaikan upah (wl
ke w2), mengakibatkan terjadinya kenaikan pendapatan relatif (tingkat upah diasumsikan
tetap atau tidak berubah, sebesar wl), di mana garis pendapatan digambarkan oleh kurva
pendapatan relatif (v-w’).
Perlu dicacat bahwa v adalah n labor income; U2 dengan U’2, masing-masing titik
maksimum yang memiliki tingkat kepuasan yang sama. Pada saat tingkat upah naik dari w1
ke w2, maka terjadi peningkatan jam kerja dari h1 ke h2. Pada saat yang sama juga terjadi
kenaikan pendapatan relatif dari (H-Y1) ke (v-w'), sehingga terjadi penurunan jam kerja dari
hl ke h'2. Kenaikan jam kerja yang ditawarkan dari h’2 ke h2, merupakan akibat dari efek
subtitusi (subtitution effect), sedangkan penurunan jam kerja dari h1 ke h’2, merupakan
akibat dari efek pendapatan (income effect). Oleh karena, efek subtitusi lebih besar daripada
efek pendapatan (SE>IE), maka kenaikan upah bepengaruh positif terhadap penawaran
tenaga kerja. Lebih jauh dapat dijelaskan, bahwa dalam teori penawaran tenaga kerja
diasumsuikan, bahwa leisure adalah barang normal (normal goods), di mana semakin tinggi
pendapatan seseorang (non-labor income) akan cenderung mengonsumsi leisure time lebih
tinggi pula. Adanya kenaikan upah tidak saja mengakibatkan pendapatan individu meningkat,
tetapi harga relatif juga mengalami perubahan. Harga waktu non pasar (leisure time) menjadi
lebih mahal. Individu melakukan substitusi, yaitu membeli lebih sedikit waktu non pasar
diganti dengan jumlah jam kerja, sehingga jam kerja meningkat dari hl menjadi h2. Efek
substitusi murni menambah jam kerja sesar h2-h'2. Sebaliknya dengan naiknya pendapatan,
individu membeli waktu non pasar lebih banyak, sehingga efek mampu pendapatan
mengurangi jam kerja sebesar hl-h'2. Efek neto dari efek pendapatan dan efek substitusi
secara bersama-sama menambah jam kerja yang ditawarkan sebesar hl-h2. Dengan demikian,
pertambahan tingkat upah akan mengakibatkan pertambahan jam kerja bila substitution effect
lebih besar dari income effect, sebaliknya kenaikan tingkat upah akan mengakibatkan
pengurangan waktu kerja bila substitution effect lebih kecil daripada income effect.
Kemudian Ehrenberg mengemukakan, bahwa ada dua mekanisme yang dapat mempengaruhi
jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh tenaga kerja.
 Mekanisme pertama melalui perubahan pendapatan, asumsi cateris paribus. Dengan
asumsi, bahwa leisure merupakan komoditi normal, peningkatan pendapatan tersebut akan
menaikkan permintaan terhadap leisure, yang berarti penurunan penyediaan waktu untuk
bekerja (jam kerja), demikian sebaliknya. Dengan kata lain, dari mekanisme pertama ini,
kenaikan upah cenderung Ikuti penurunan satuan waktu vang disediakan untuk bekerja.
Mekanisme ini disebut efek pendapatan (income effèct). Secara matematis dapat ditulis:
Income Effect (IE): AH/AY| w <0
 Mekanisme kedua, melalui perubahan harga jasa (upah) tenaga kerja, asumsi cateries
paribus. Peningkatan harga jasa tenaga kerja berarti peningkatan biaya alternatif untuk
mengkonsumsi leisure (tidak bekerja). Biaya alternatif untuk mengkonsumsi leisure yang
lebih tinggi cenderung menyebabkan permintaan terhadap leisure ber-kurang. Penurunan
permintaan terhadap leisure berarti peningkatan penyediaan waktu pasar kerja, demikian
sebaliknya. Dengan kata lain, melalu: mekanisme ini, peningkatan upah cenderung
meningkatkan penyediaan waktu untuk bekerja. Mekanisme ini sering disebut efek
subtitusi (subtitution effect). Secara matematis dapat ditulis: Subtitution Effect (SE):
AH/AW|Y > 0
Singkatnya, efek pendapatan memperlihatkan penawaran tenaga kerja (jumlah jam
kerja) yang menurun karena leisure merupakan barang normal, sedangkan efek subtitusi
memperlihatkan peningkatan jumlah jam kerja karena leisure menjadi lebih mahal.
Meningkatnya harga leisure diakibatkan karena tingkat upah per satuan waktu meningkat.
Peningkatan upah dapat berpengaruh positif terhadap penawaran tenaga kerja, dan juga
dapat berpengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja. Apakah peningkatan upah
akhirnya mengakibatkan peningkatan atau penurunan dalam penawaran tenaga kerja,
tergantung pada besarnya efek pendapatan dibanding dengan efek subtitusi.

Anda mungkin juga menyukai