Baca Juga
Inhibitor korosi
Bab-bab tentang jual beli
Proposal Kerja Praktek di PT. Semen Andalas Indonesia
CH2=CH2 + 3O2 H2C CH2
O
etilena oksigen etilen oksida
Dalam hal ini,
apabila (α2 – α1) > (β2 – β1), maka lakukan operasi reaksi dengan CUmpan 2 berlebih
apabila (α2 – α1) < (β2 – β1), maka lakukan operasi reaksi dengan CUmpan 1 berlebih
1.3 TEMPERATUR REAKTOR
Pemilihan temperatur operasi reaksi tergantung pada banyak faktor. Selain pertimbangan
kecepatan reaksi, juga perlu diperhatikan bahan konstruksi. Bahasan berikut hanya melihat
pengaruh temperatur terhadap konversi dan selektifitas sistem reaksi.
1.3.1 Reaksi Tunggal
Jenis reaksi yang berhubungan dengan temperatur dibagi dua yaitu reaksi endotermis dan
reaksi eksotermis.
a. Reaksi Endotermis
Pada reaksi endotermis reversible, untuk meminimalkan volume reaktor atau meningkatkan
konversi reaksi, maka sistem reaksi dioperasikan pada temperatur tinggi. Temperatur reaksi
yang digunakan juga harus memperhatikan kemampuan katalis dan batasan material
konstruksi.
b. Reaksi Eksotermis
Pada reaksi eksotermis irreversible maka sebaiknya reaktor dioperasikan pada temperatur
setinggi mungkin yang disesuaikan dengan kemampuan bahan konstruksi dan katalis
sehingga kecepatan reaksi akan besar dan volume reaktor akan kecil. Pada reaksi
eksotermis reversible sebaiknya temperatur reaktor dioperasikan pada temperatur rendah
supaya diperoleh konversi maksimum yang tinggi. Tetapi temperatur rendah akan
mengakibatkan kecepatan reaksi menjadi kecil sehingga volume reaktor akan menjadi besar.
Maka diperlukan kondisi operasi yang optimum.
1.3.2 Reaksi Berganda
Pada permasalah reaksi berganda, maka pemilihan temperatur pada kondisi reaktor adalah
untuk memaksimalkan nilai selektifitas dan meminimalkan volume reaktor pada nilai
konversi yang diberikan.
k1
A B
k2
apabila k1 > k2, maka sistem reaksi dilakukan pada temperatur tinggi
apabila k2 > k1, maka sistem reaksi dilakukan pada temperatur rendah. Dalam hal ini perlu
diperhatikan, pada kondisi temperatur rendah akan menaikkan selektifitas tetapi juga
meningkatkan volume reaktor. Pertimbangan ekonomi selanjutnya dilakukan antara
menurunkan terbentuknya produk samping atau menaikkan biaya konstruksi.
1.4 TEKANAN REAKTOR
1.4.1 Reaksi Tunggal
a. Penurunan jumlah mol
Bila selama reaksi terjadi penurunan jumlah mol maka tekanan reaktor harus besar. Sehingga
reaksi akan bergeser kearah kanan.
b. Penambahan jumlah mol
Bila selama reaksi terjadi penambahan jumlah mol maka tekanan reaksi harus kecil.
1.4.2 Reaksi Berganda
Pengambilan tekanan operasi pada reaksi yang lebih dari satu maka harus
mempertimbangkan masalah selektifitas, konversi dan volume reaktor.
1.5 FASA REAKSI
Penentuan fase reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan reaksi. Sehingga
pengetahuan fase bahan pada suhu reaksi sangat penting, apakah dalam fase padat, fase cair,
fase uap atau fase gas.
1.6 KATALIS
Kebanyakan proses menggunakan katalis untuk meningkatkan laju reaksi, tetapi katalis tidak
berubah secara kuantitas dan komposisi kimia pada akhir reaksi. Pemilihan katalis adalah
tahapan yang sangat penting. Apabila katalis digunakan pada reaksi berganda, maka katalis
tersebut mempunyai efek yang berbeda terhadap reaksi primer dan sekunder. Oleh karena itu,
katalis biasanya dikembangkan untuk meningkatkan reaksi yang diinginkan. Pemilihan
katalis akan sangat berpengaruh pada selektifitas reaksi. Proses katalitik dapat dibagi dua
yaitu homogen atau heterogen.
1.6.1 Katalis Homogen
Pada sistem katalis homogen reaksi berjalan seluruhnya pada fasa uap atau fasa cair. Jenis
katalis ini mempunyai fasa yang sama dengan bahan yang bereaksi. Biasanya katalis ini tidak
begitu disukai karena akan menimbulkan problem pada proses pemisahan katalis dan sering
menimbulkan dampak lingkungan.
1.6.2 Katalis Heterogen
Dalam sistem katalis heterogen, katalis berbeda fasa dengan spesies yang bereaksi. Pada
sistem katalis heterogen, katalis biasanya berbentuk padatan. Selama proses reaktan berdifusi
pada permukaan katalis dan terserap kedalam permukaannya dimana reaksi terjadi. Setelah
bereaksi, produk keluar dari katalis berdifusi kembali kedalam fasanya (cair atau gas).