Anda di halaman 1dari 3

Kevin Sihar Maranatha Hutajulu / 072011233108 / Jurnal Individu / Week 5

Kepentingan Nasional dalam Hubungan Internasional

Negara adalah salah satu aktor penting dalam Hubungan Internasional. Setiap negara di dunia tidak akan lepas
dari kepentingan untuk memenuhi tujuan negaranya. Kepentingan ini sangatlah beragam, seperti keentingan
keamanan, kepentingan pengembangan ekonomi, dan masih banyak lagi. Kepentingan-kepentingan seperti
itulah yang ingin dicapai oleh suatu bangsa disebut kepentingan nasional. Kepentingan nasional ini berbeda-
beda dari setiap negara, bergantung pada sifat negara yang bersangkutan (Clinton, 1986).

Kepentingan-kepentingan nasional merupakan hasil dari kepentingan rakyatnya. Kepentingan ini erat kaitannya
dengan kondisi eksternal negara dalam isu perdamaian, politik internasional, dan budaya. Akan tetapi,
kepentingan-kepentingan eksternal ini pun melihat kondisi internal negara terkait kesejahteraan masyarakat.
Intinya, kepentingan nasional ini memiliki tujuan untuk mensejahterakan negaranya di tingkat internasional,
seperti menjaga kemerdekaan politik dan wilayah teritorialnya (Oppenheim, 1987).

Dalam kepentingan nasional, terdapat motivation maker yang berperan sebagai pendorong lahirnya kepentingan
nasional yang didambakan. Terdapat beberapa motivation maker dalam kepentingan nasional, seperti individu,
organisasi, ideologi, dan strategi (Oppenheim, 1987). Individu kadang diinterpretasikan sebagai top leaders.
Keputusan yang dikeluarkan individu tersebut dianggap dapat mencerminkan kepentingan nasional negaranya
sehingga pada akhirnya tercapai tujuan dari penyelenggaraan negara tersebut.

Selanjutnya adalah organisasi. Organisasi memiliki posisi yang penting supaya kepentingannya bisa
merepresentasikan kepentingan nasional. Lalu, terdapat ideologi. DIdeologi berperan sebagai dasar dalam
mengambil segala keputusan dan kebijakan sekaligus berfungsi sebagai pursuit of power untuk negara penyebar
idologi, seperti AS dan Uni Soviet pada masa Perang Dingin (Clinton, 1986). Sedangkan strategi adalah suatu
cara bagaimana mencapai kepentingan nasional tersebut dengan cara yang efektif.

Selain motivation maker, dalam kepentingan nasional juga terdapat empat dimensi. Dimensi-dimensi tersebut,
antara lain dimensi ekonomi, dimensi keamanan, dimensi kepentingan internasional, dan dimensi ideologi
(Nuechterlein, 1976). Dimensi ekonomi ialah kepentingan suatu negara untuk mempertahankan aspek
ekonominya. Sedangkan dimensi keamanan adalah kepentingan suatu negara untuk melindungi warga
negaranya dari ancaman baik dari dalam maupun luar negeri. Dimensi ini sangatlah krusial dalam kepentingan
nasional. Tidak ada satu negara pun di dunia ini yang ingin diliputi ancaman setiap waktunya. Selanjutnya,
dimensi kepentingan internasional memiliki fungsi untuk menjalin kerja sama yang baik dengan negara-negara
tetangga dan menimbulkan simbiosis mutualisme. Sebagai contoh adalah kerja sama antara Indonesia dengan
Thailand dalam perdagangan hasil pertanian yang saling menguntungkan kedua belah pihak dan masih berlanjut
Kevin Sihar Maranatha Hutajulu / 072011233108 / Jurnal Individu / Week 5

sampai dengan sekarang. Terakhir adalah dimensi ideologi yang berperan sebagai kepentingan suatu negara
untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya.

Akan tetapi, dalam pelaksanaan kepentingan nasional ini, terkadang mempunyai pertentangan dengan
kepentingan kelompok tertentu. Oleh sebab itu kepentingan nasional ini memiliki pengertian yang buram,
tergantung dari perspektif apa yang dipilih untuk memandang kepentingan nasional itu sendiri. Pemerintah
berhak untuk menentukan kepentingan nasional yang standar untuk negaranya. Tetapi di satu sisi pasti akan
terdapat satu kelompok politik tertentu yang memiliki kepentingan tertentu untuk tujuan masing-masing.

Sebagai kesimpulan, kepentingan nasional sangatlah penting dalam Hubungan Internasional. Kepentingan
nasional adalah perwujudan dari segala kebutuhan negara yang harus dipenuhi. Apabila tidak ada yang menjadi
latar belakang tidak akan terjadi interaksi internasional. Tanpa adanya interaksi internasional, tidak akan ada
objek studi Hubungan Internasional.

Referensi:

Clinton, W. David. 1986. The National Interest: Normative foundations. The Review of Politics, 48 (4), pp. 495-
519.

Nuechterlein, Donald. 1976. National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and
Decision-Making. British Journal of International Studies, 2 (3), pp. 246-266.

Oppenheim, Felix E. 1987. National Interest, Rationality, and Morality. Political Theory, 15 (3), pp. 369-389.
Kevin Sihar Maranatha Hutajulu / 072011233108 / Jurnal Individu / Week 5

Anda mungkin juga menyukai