Anda di halaman 1dari 2

Kevin Sihar Maranatha Hutajulu / 072011233108 / Jurnal Individu / Week 6

Kekuatan Nasional dalam Hubungan Internasional

Kekuatan nasional (national power) merupakan salah satu konsep dasar yang lspenting dalam studi Hubungan
Internasional. Kekuatan dalam interaksi internasional dapat dilihat sebagai kewenangan suatu negara untuk
mempengaruhi negara lain, guna memenuhi kepentingan nasionalnya. Kekuasaan merupakan konsep yang
cukup kompleks karena terkait mengenai kepentingan dan cara yang berbeda dalam pemahaman bagaimana
hubungan sosial membentuk nasib dan pilihan dari negara (Barnet & Duvall, 2005). Kekuatan nasional juga
bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang membangun dan mempertahankan kendali manusia atas manusia
(Morgentheau, 1948).

Berdasarkan ukuran kekuatan yang dimiliki, kekuatan nasional dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu
hard power dan soft power. Hard power adalah kemampuan suatu negara untuk memaksakan kehendaknya
kepada pihak lain dengan melakukan kekuatan militer atau ekonomi, bahkan kombinasi keduanya. Perang
Dunia I dan II merupakan contoh dari penerapan hard power tersebut. Sedangkan soft power merupakan cara
para aktor untuk mempengaruhi aktor lainnya dengan cara persuasi daripada menggunakan kekerasaan atau
militer (Nye, 1990). Soft power sendiri lebih bersahabat dalam mencapai kepentigan nasional suatu aktor.
Dalam perkembangannya, terjadi perpaduan antara soft power dan hard power ini sehingga menjadi smart
power. Penerapan smart power ini seringkali efektif dalam mencapai kepentingan suatu aktor, tetapi para aktor
harus cerdas dan cerdik untuk menyusun strategi dalam penerapan smart power. Penarapan smart power sendiri
seringkali digunakan oleh negara – negara maju dalam realisasinya di interaksi internasional (Nossel, 2004).
Selain itu, kekuatan nasional sendiri juga bisa dibagi menjadi 4 jenis, antara lain super power, great power,
regional power, dan middle power. Super power pengaruh nya sangat besar, tidak hanya pada satu negara saja
namun dunia internasional dan hubungan internasional, hampir semua aspek ia kuasai dan sangat berpengaruh
di dunia. Great power punya pengaruh besar tapi tak sebesar super power, biasanya hanya berpengaruh besar
pada satu aspek saja seperti ekonomi, dan lain-lain. Regional power hanya berpengaruh pada kawasan regional
tertentu seperti di Asia Tenggara saja, atau Asia, dan lain-lain. Sedangkan middle power pengaruhnya tidak
begitu besar terhadap negara lain.

Dalam konteks Hubungan internasional secara umum, terdapat 3 sumber yang menjadi dasar kekuatan nasional,
yaitu sumber alami, sumber sosial-psikologis, dan sumber sinteis. Sumber alami sendiri ada geografis, sumber
daya alam dan penduduk. Jika dilihat dari konteks indonesia sendiri, Indonesia mempunyai potensi kekuatan
nasional yang sangat besar. Karena dengan letak geografi, dan sumber daya alam sendiri, indonesia merupakan
negara yang susah ditaklukan. Sumber sosial-psikologis berwujud dalam stabilitas negara kepemimpinan dan
moralitas. Ini merupakan hal yang sangat dinamis karena Indonesia dan penduduknya belum mempunyai moral
yang baik seutuhnya. Dan yang terakhir ialah sintetis, yaitu merupakan militer dan industri. Sisi indutri,
Kevin Sihar Maranatha Hutajulu / 072011233108 / Jurnal Individu / Week 6

Indonesia masih sangat bergantung pada negara – negara maju karena indonesia masih belum mandiri dalam
pengolahan sumber dayanya. Padahal, di sisi lain sebenarnya kekuatan nasional merupakan upaya negara dalam
menggunakan sumber daya mereka untuk mengontrol negara lain (Barnet & Duval, 2005).

Berbicara mengenai kekuatan, sebagian orang akan berpikir bagaimana cara yang tepat untuk mengukur
kekuatan suatu negara agar dapat diklasifikasikan. Cara konvensional untuk mengukur kekuatan nasional adalah
dengan mengurutkan negara bagian menurut indikator utama sumber kekuatan nasionalnya (Minix & Hawley,
1998). Composite Capabilities Index (CCI) yang dibuat oleh proyek Correlates of War (COW) di University of
Michigan menggunakan enam sumber daya utama kekuatan nasional untuk mengukur kekuatan suatu negara.
Sumber daya tersebut adalah pengeluaran militer, tenaga militer, produksi besi dan baja, konsumsi bahan bakar
komersial, penduduk perkotaan, dan jumlah penduduk. Hasil pengukuran kekuatan nasional oleh CCI dan GNP
sangat erat kaitannya. Cara lain untuk mengukur kekuatan nasional adalah dengan menggunakan Indeks
Kapasitas Politik Relatif (RPC).

Kekuatan nasional memiliki peran yang penting dalam hubungan internasional kontemporer. Karena sifat
kekuatan nasional yang penting tersebut, para ahli mempelajari kekuatan nasional lebih dalam. Mereka
memetakan elemen-elemen yang turut mendefinisikan kekuatan nasional hingga membuat rumus-rumus untuk
menghitung kekuatan nasional yang dimiliki oleh sebuah negara. Sehingga dapat disimulkan, kekuatan nasional
merupakan bagian dari atribut suatu negara yang hampir mustahil dilepaskan yang turut dibawa ke dalam
dinamika politik dan hubungan internasional, sehingga kekuatan nasional turut membentuk identitas sebuah
negara.

Referensi:

Barnett, Michael dan Duvall, Raymond. 2005. Power in International Politics. International Organization, 59
(1), pp. 39-75.

Minix, D. A., & Hawley, S. 1998. Global politics. Belmont, CA: West/Wadsworth.

Morgentheau, Hans J. 1948. Politics among Nations. The Struggle for Power and Peace, New York: Alfred A.
Knopf, pp. 73-120.

Nossel, Suzanne. 2004. Smart Power. Foreign Affairs, 83 (2), pp. 131-142.

Nye, Joseph S. 1990. Soft Power. Foreign Policy, (80), pp. 153-171.

Anda mungkin juga menyukai