7 Hipertensi
7 Hipertensi
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :
1. Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari
seluruh penderita hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
a. Genetik
b. Usia
c. Obesitas
d. Hiperkolestrol
e. Asupan natrium meningkat
f. Rokok
g. Alkohol
h. Obat-obat tertentu atau pil anti hamil
i. Stres pisikologis
Stres dapat memicu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang tinggi,
yang bersifat memperberat kerjaya arteri koroner sehingga suplay darah ke otot
jantung terganggu.Stres dapat mengaktifkan saraf simpatis yang dapat meningkatkan
tekanan darah secara intermiten.
1. Hipertensi sekunder
Disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya :
1. Penyakit ginjal
2. Diabetes militus
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
D. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun
E. PENGKAJIAN
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah kronis
(dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor inulhfel,
hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya sekitar
mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
6. Neurosensori
Gejala : - Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
Tanda : - Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek,
proses fikir atau memori.
7. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala : - Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
8. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM
Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri b/d peningkatan kontraksi pembuluh darah / vasokontriksi
G. NTERVENSI
N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
o Hasil
1 Resiko tinggi terhadap NOC : NIC :
penurunan curah jantung Cardiac Pump Cardiac Care
b/d peningkatan afterload, effectiveness Evaluasi adanya nyeri
vasokonstriksi, Circulation dada
hipertrofi/rigiditas Status ( intensitas,lokasi,
ventrikuler, iskemia Vital Sign durasi)
miokard Status Catat adanya disritmia
jantung
Catat adanya tanda
dan gejala penurunan
cardiac putput
Monitor status
kardiovaskuler
Monitor status
pernafasan yang
menandakan gagal
jantung
Monitor abdomen
sebagai indicator
penurunan perfusi
Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
Monitor respon pasien
terhadap efek
pengobatan
antiaritmia
Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
Monitor adanya
dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk
menurunkan stress
Fluid Management
Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
Monitor hasil lAb
yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN ,
Hmt , osmolalitas urin
)
Monitor vital sign
sesuai indikasi
penyakit
Monitor indikasi
retensi / kelebihan
cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena
leher, asites)
Kaji lokasi dan luas
edema
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
cairan sesuai program
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai
program
Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Fluid Monitoring
Tentukan riwayat
jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminaSi
Monitor tekanan darah
orthostatik dan
perubahan irama
jantung
Monitor membran
mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
Monitor tanda dan
gejala dari odema
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor jumlah dan irama
jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor pola pernapasan
abnormal
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, Energy conservation Terapi aktivitas :
Activity tolerance
ketidakseimbangan suplai
Kaji tanda dan gejala yang
dan kebutuhan oksigen. Self Care : ADLs
menunjukan
ketidaktoleransi terhadap
Definisi : Ketidakcukupan Kriteria Hasil :
aktivitas dan memerlukan
energu secara fisiologis Berpartisipasi
pelaporan terhadap
maupun psikologis untuk dalam aktivitas
perawat dan dokter
meneruskan atau fisik tanpa disertai
Tingkatkan pelaksanaan
menyelesaikan aktifitas peningkatan
ROM pasif sesuai indikasi
yang diminta atau aktifitas tekanan darah, nadi
Buat jadwal latihan
sehari hari. dan RR
aktivitas secara bertahap
Mampu melakukan
untuk pasien dan berikan
Batasan karakteristik : aktivitas sehari hari
periode istirahat
melaporkan secara (ADLs) secara
Berikan suport dan
verbal adanya mandiri
libatkan keluarga dalam
kelelahan atau
program terapi
kelemahan.
Berikan berikan
Respon abnormal
reinforcemen untuk
dari tekanan darah
pencapaian aktivitas sesuai
atau nadi terhadap
program latihan
aktifitas
Kolaborasi ahli fisioterapi
Perubahan EKG
Managemen energy :
yang menunjukkan Tentukan penyebab
aritmia atau keletihan ( misalnya
iskemia perawatan, nyeri dan
Adanya dyspneu pengobatan)
atau Pantau respon
ketidaknyamanan kardiorespiratori terhadap
saat beraktivitas. aktivitas ( misalnya
takikardi, disritmia lain,
Faktor factor yang dispnea, pucat, dan lain-
berhubungan : lain )
Tirah Baring atau Pantau respon oksigen
imobilisasi pasien ( denyut nadi,
Kelemahan irama jantung dan
menyeluruh frekuensi pernapasan )