Pengertian : “Hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama.”
Merupakan program pemerintah meliputi semua agama, semua warga negara RI
Pemerintah tidak akan menghalangi penyebaran suatu agama, dengan syarat penyebaran
tersebut ditujukan bagi mereka yang belum beragama di Indonesia
QS Al-Baqarah : 256
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
(perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada
tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali
yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar , Maha Mengetahui.”
Terhadap penduduk Darul Harbi yang demikian, umat Islam berkewajiban Jihad
(berperang) melawanya, sesuai QS Al-Mumtahanah (60) : 9
Kufur Zimmy : Kufur Zimmy adalah kelompok masyarakat bukan Islam, tetapi tidak
membenci Islam, harus dihormati dan diperlakukan adil, dalam pemerintahan berhak
diangkat sebagai tentara dalam melindungi Darul Muslim, umat Islam tidak boleh
mengganggu keyakinan mereka. Diatur sebagaimana dalam QS Al-Mumtahanah (60)
ayat 8
Kufur Musta’man : Adalah pemeluk yang meminta perlindungan keselamatan, dan
keamanan terhadap diri dan hartanya. Kepada mereka pemerintah Islam tidak
memberlakukan hak dan hukum negara. Selama dalam lindungan perintah Islam, diri dan
harta mereka harus dilindungi dari segala kerusakan dan kebinasaan, serta bahaya lainnya
Kufur Mu’ahadah : Adalah negara bukan negara Islam yang membuat perjanjian damai
dengan pemerintah Islam, baik disertai dengan perjanjian tolong-menolong, dan bela
membela atau tidak
Kerukunan Intern Umat Islam
1. Harus berdasarkan semangat ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan sesama muslim)
sesuai dengan QS Al-Hujurat (49) ayat 10,
2. Kesatuan dan persatuan intern umat Islam diikat oleh kesamaan aqidah (keimanan),
akhlak dan sikap beragamanya didasarkan atas Al-Qur’an dan al-Hadits
3. Adanya perbedaan pendapat diantara umat Islam adalah rahmat, asalkan perbedaan
pendapat tsb tidak membawa kepada perpecahan dan peperangan
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
isterinya.” (TQS al-Baqarah: 228)
“Jika mereka melakukan tindakan tersebut (yakni nusyuz), maka pukullah mereka
dengan pukulan yang tidak membahayakan (menyakitkan).” (HR. Muslim)