NPM : 4319500177
Kelas : VII Ekstensi/ III Konversi
Tugas Meresume SKPI Auditing
BAB VI
AUDIT KECURANGAN (FRAUD AUDIT)
BAB VII
PELAKSANAAN AUDIT KECURANGAN
A. Istilah Korupsi
Pengertian tindak pidana korupsi dituangkan dalam Undang-undang No. 31 tahun 1999
tentang pemberantasan Tindak Pindana Korupsi sebagai pengganti Undang-undang No 3
Tahun 1971. Walaupun Undang-undang ini kemudian diperbaruhi lagi dengan Undang-
undang No. 20 Tahun 2001, pengertian korupsi yang dipergunakan tetap mengacu pada
Undang-undang No. 31 Tahun 1999 karena perubahan pada Undang-undang 2001 pada
dasarnya hanya merinci lebih jelas pengenaan pidananya serta perluasan pengertian bukti
hukum sesuai perkembangan materi yang timbul di pengadilan.
B. Strategi Pemberantasan Korupsi
Strategi pemberantasan korupsi menurut proses terjadinya korupsi yaitu sebagai berikut :
1. Strategi Preventif
Strategi preventif dilakukan dengan pengendalian atas faktor-faktor penyebab korupsi,
misalnya dengan:
a. Memperkuat peran lembaga tinggi negara seperti DPR RI, Mahkamah Agung dan BPK.
b. Membangun kode etik di sektor publik dan lembaga lainnya seperti parpol, oranisasi
profesi dan lainnya.
c. Penataan manajemen yang berorientasi hasil dan berazas akuntabilitas baik manajemen
SDM, keuangan dan manajemen pelayanan publik
2. Strategi Detektif
Upaya mrngidentifikasi tindakan korupsi dengan rumusan sebagai berikut :
a. Penyempurnaan sistem pengaduan masyarakat atas pelayanan publik
b. Peningkatan kemampuan audit investigasi bagi auditor internal dalam mendeteksi
korupsi.
c. Peningkatan partisipasi perusahaan pada gerakan anti korupsi dan pencucian uang pada
masyarakat internasional
d. Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan pribadi yang jumlanhya
signifikan dan pelaporan kekayaan pribadi manajemen perusahaan.
3. Strategi Represif
Tindakan untuk menangani perbuatan-perbuatan korupsi yang terjadi sesuai dengan
peraturan perundang-undanganyang berlaku. Dirumuskan dengan:
a. Penyelidikan, penuntutan, peradilan dan penerapan hukuman bagi para manajemen dan
pegawai yang melakukan korupsi
b. Pemberlakuan sistem pemantauan proses penyelesaian tindak pidana korupsi secara
terpadu
c. Penataan kembali pelaksanaan tugas
C. Peran Auditor Internal dalam Penanganan Korupsi
Auditor internal mempunyai peranan penting dalam penanganan korupsi dengan:
a. Membantu aparat hukum dalam penyelesaian kasus korupsi
b. Memperbaiki citra dan kewibawaan manajemen
c. Membantu pimpinan mengevaluasi sistem pengendalian internal
D. Tindak Pidana Korupsi
1. Perumusan Tindak Pidana Korupsi
Tindak pidana korupsi dapat dikelompokan menjadi sebagai berikut:
a. Tindak Pidana Korupsi Pokok
b. Tindak Pidana Korupsi KUHP
c. Tindak Pidana Umum Bukan Pegawai Negeri
d. Tindak Pidana Korupsi Percobaan, Pembantuan, atau Pemufakatan
e. Tindak Pidana Korupsi memberikan bantuan, kesempatan sarana atau keuntungan bagi
orang di luar wilayah negara RI
f. Tindak Pidana Lain yang Berkaitan Dengan TPK
2. Unsur-unsur Tindak Pidana Korupsi
Unsur-unsur tindak pidana korupsi menurut pasal 2 (1) Undang-undang No 31 Tahun
1999:
Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain, atau suatu korporasi yang dapat merugikan negara atau
perekonomian negara, dipidana dengan..........
Pada dunia hukum pasal tersebut pada umumnya dikenal sebagai definisi dan pengertian
tindak pidana korupsi. Dengan demikian unsur-unsur pada pasal tersebut selalu dirujuk
sebagai unsur-unsur tindak pidana korupsi, yaitu:
Setiap orang
Melawan hukum
Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korupsi
Dapat merugikan keuangan dan atau perekonomian negara