Anda di halaman 1dari 5

BETSIDE TEACHING

PADA Ny.T DENGAN HIPERTENSI


DI RUANG KUNTI PAPELSOS CEPIRING KENDAL

DISUSUN OLEH:

MIA NOVIANA (18.0537.N)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI PROFESI NERS

2019
MELATIH MENGGUNAKAN WALKER

1. Pengertian
Walker adalah alat bantu berjalan yang terbuat dari logam (biasanya
alumunium) dengan memiliki 4 kaki. Alat bantu ini dapat menopang dan
memberikan rasa aman pada pasien.

2. Fungsi
Fungsi walker, yaitu :
a. Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien.
b. Membantu mempercepat pengembalian kebugaran
c. Menjaga pasien pada saat melakukan latihan berjalan.

3. Indikasi
Pasien tirah baring lama, pasien yang masih lemah, pasien yang terdapat
fraktur pada kaki, dll.

4. Hal-Hal yang perlu diperhatikan


a. Pasien harus menggunakan sepatu rata dan tidak licin waktu akan latihan.
b. Kekuatan otot tangan dan kaki.
c. Keseimbangan berdiri.
d.  Frekuensi latihan.

5. Macam-macam Walker
a. Walker dengan 4 kaki tanpa roda di bawah.
b.  Delta walker dengan 3 kaki dengan ada rodanya
c. Rolatar walker dengan 4 kaki dan 2 roda di depan.
d.  Folding walker / kekuatan tangan maksimal.
6.      Cara menggunakan Walker
a. Klien menggunakan sepatu yang rata dan tidak licin.
b. Ketika klien bangkit dari duduk atau akan memulai latihan, pergunakan tangan
kursi sebagai penopang, selanjutnya tempatkan salah satu tangan pada walker
kemudian tangan yang satunya, setelah itu lakukan gerakan kaki maju.
c. Jika kaki kanan yang lemah, pastikan kaki kiri yang melangkah terlebih dahulu.
d. Jika kaki kiri yang lemah, lakukan sebaliknya.
e. Untuk pemakaian walker, tanyakan pada pasien gerakan kaki mana yang lebih
dulu enak untuk digerakkan atau sesuaikan dengan kenyamanan pasien.
f. Kedua tangan pasien memegang pada bagian tangan walker.

Walker Kruk

Walker ditujukan bagi klien  yang membutuhkan lebih banyak bantuan  dari yang
bisa diberikan oleh tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium yang telah
dihaluskan. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan pegangan
tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada
kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang  kuat, dan depresor bahu
yang kuat pula. Selainitu klien juga harus mampu menahan setengahberat badan pada
kedua tungkai. Walkker dengan empat roda atau walker beroda tidak perlu diangkat
ketika hendak bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan dengan
walker jenis standar. Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat duduk pada
bagian belakang sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan.

Walker jenis lain mempunyai dua ujung karet dan dua roda. Klien memiringkan
walker,mengangkat ujung karet sementara rodanya tetap di permukaan tanah,
kemudian mendorong walker tersebut kearah depan. Perawat mungkin harus
menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan berada dibawah pinggang
klien dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat menyebabkan klien
membungkuk, sementara yang terlalu tinggi dapat membuat klien tidak dapat
meluruskan lengannya.

1. Cara penggunaan walker kruk


Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal.
a. Gerakkan walker kedepan  kira-kira 15cm sementara berat badan
bertumpu pada kedua tungkai.
b. Kemudian gerakkan kaki kanan hingga mendekakti walker sementara
berat badan dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.
c. Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati kaki kanan sementara
berat badan bertumpu pada tungkai kanan dan kedua lengan.
2. Jika salah satu tungkai klien lemah
a. Gerakkan tungkai yang lemah kedepan secara bersamaan sekitar 15 cm (6
inchi) sementara berat badan bertumpu pada tungkai yang kuat.
b. Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke depan sementara
beratbadan bertumpu pada tungkai lemah dan kedua lengan.
DAFTAR PUSTAKA

Suratun dkk. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. 2008. EGC. Jakarta


Barbara, Kozier dkk. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & ERB, Edisi 5.
2009. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai