Anda di halaman 1dari 15

Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana

(Rumah Tinggal Tidak Bertingkat)


A. Pendahuluan
Bangunan gedung adalah sebuah bangunan yang sangat erat hubungannya
dengan penghuninya dan tidak dapat dipisahkan antara keduanya, untuk itu bangunan
gedung harus benar-benar direncanakan dengan matang dan teliti serta pelaksanaan
pembangunannya harus sesuai dengan spek atau bestek yang sudah ditentukan.
Dimana dalam merencanakan bangunan gedung harus memperhatikan aspek-aspek
berikut ini, antara lain:
1. Fungsi dari bangunan gedung itu sendiri
 Bangunan untuk tempat tinggal
 Bangunan untuk perkantoran
 Bangunan untuk sekolahan
 Bangunan untuk rumah sakit dan sebagainya.
2. Bentuk dari bangunannya, setelah perencana mengetahui fungsi dari bangunan
gedung itu, maka selanjutnya menentukan bentuk dari bangunannya. Di sini dalam
merencanakan bentuk bangunan kita memahami atau mengetahui
 Bentuk bangunan sesuai perkembangan zaman
 Keinginan “PRINCIPAL” (pemilik bangunan)
Untuk mengetahui berapa danah atau biaya yang tersedia supaya type dan bentuk
bangunan sesuai.
3. Kekuatan bangunan
Bangunan gedung harus di bangun dengan kuat supaya penghuninya merasa
nyaman untuk tinggal atau menempati bangunan itu sendiri. Di sini dalam
pelaksanaan pembangunan, konstruksi bangunan harus benar-benar diperhatikan
dan direncanakan dengan benar dan matang.
 Konstruksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan ekonomis (tidak
boros)
4. Kesehatan dan lingkungan
Dalam merencanakan bangunan hanya memperhatikan lingkungan sekitar di mana
bangunan akan di dirikan atau dibangun agar kesehatan penghuninya dapat terjaga
dengan baik. Maka untuk merencanakan type bangunan harus disediakan ruang
bebas untuk lahan produksi (tanaman, serta sirkulasi udara antar ruangan
dalam bangunan dapat terpenuhi dengan cukup. Serta penerangan setiap ruangan
diusahakan mendapatkan penerangan secara alami dari sinar matahari untuk
menjaga ruangan tidak lembab).
5. Konstruksi bangunan gedung
Bangunan gedung mempunyai banyak konstruksi di dalamnya dan dimana antara
konstruksi yang satu dengan konstruksi yang lainnya saling berhubungan dan
keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan antara konstruksi yang satu dengan
konstruksi yang lainnya. Serta konstruksi satu dan yang lainnya saling menunjang
atau mendukung.
B. Macam- macam konstruksi bangunan gedung.
Dalam pendahuluan sudah di sebutkan bangunannya gedung mempunyai macam-
macam atau banyak konstruksi didalamnya. Maka untuk memudahkan kita
mempelajari, memahami, dan merencanakan bangunan gedung agar dapat memenuhi
kebutuhan atau persyaratan-persyaratan tersebut diatas, maka bangunan gedung
berdasarkan struktur kostruksinya dapat kita pilah atau kita bedakan menjadi 3 bagian
bangunan.
Perhatikan gambar bangunan gedung di bawah ini

Bangunan bagian
atas

Bangunan bagian
tengah

Bangunan bagian
bawah

Macam-macam konstruksi bangunan gedung sederhana berdasarkan struktur


konstruksinya adalah sbb:
1. Bangunan bagian bawah
 Batasan bangunan bagian bawah adalah bangunan yang dimulai dari
permukaan atas kontruksi lantai sampai pada konstruksi bangunan yang paling
bawah,
 Macam konstruksi yang ada dalam bangunan bagian bawah adalah:
 Galian tanah untuk pondasi
 Konstruksi pondasi
 Konstruksi balok sloof untuk bangunan yang menggunakan konstruksi
beton bertulang
 Pasangan rollag diatas pondasi untuk bangunan yang tidak menggunakan
konstruksi beton bertulang, konstruksi lantai.
 Instalasi sanitasi dan bioalering
2. Bangunan bagian tengah
 Batasan bangunan bagian tengah adalah bangunan yang dimulai dari
permukaan atas lantai sampai pada permukaan bawah konstruksi langit-langit
atau plafon.
 Konstruksi yang ada yaitu:
 Konstruksi lantai
 Konstruksi tembok atau dinding
 Konstruksi kolom pada setiap sudut ruangan untuk bangunan yang
menggunakan konstruksi beton bertulang.
 Konstruksi kusen
 Konstruksi instalasi listrik yang tertanam dalam dinding.
 Instalasi air atau pekerjaan sanitasi yang tertanam dalam dinding
 Pekerjaan sanitasi
 Konstruksi plesteran
 Pekerjaan gantungan
 Pekerjaan kaca.
 Pekerjaan cat
 Konstruksi balok lantai

Untuk bangunan yang menggunakan konstruksi beton bertulang


1. Konstruksi pasangan rollag diatas kusen
2. Konstruksi balok ring (ringbalok untuk bangunan dengan konstruksi beton
bertulang
3. Konstruksi rollag penutup pasangan bila bangunan tanpa beton bertulang
III. Bangunan bagian atas

 Konstruksi langit-langit (plafon)


 Konstruksi rangka plafon
 Konstruksi penutup plafon
 Konstruksi atap
 Konstruksi kuda-kuda
 Konstruksi rangka atap
 Konstruksi Jurai
 Konstruksi talang
 Konstruksi lisplang
 Konstruksi instalasi listrik
 Konstruksi penangkal petir
C. Pembahasan macam-macam konstruksi bangunan gedung sederhana, dengan urutan sesuai
struktur bangunan yang sudah diuraikan diatas

1. Pekerjaan Tanah

 Galian tanah untuk pondasi


Pekerjaan galian tanah untuk pondasi (galian pondasi dalam merencanakanya, harus
memperhatikan tentang keadaan tanah dimana bangunan akan didirikan, yaitu
mengenai kondisi struktur tanah
 Kondisi atau struktur tanah dapat dibedakan
o Tanah keras
o Tanah cadas
o Tanah berbasis
o Tanah lembek
o Tanah rawa
 Setelah mengetahui dan memahami kondisi tanah yang akan kita buat atau bangun
untuk galian pondasi, kemudian menentukan galian atau pondasinya dibuat vertikal
atau miring. Gambar di bawah ini menunjukkan pondasi vertikal (gambar 2a) dan
pondasi miring (gambar 2b)

MT MT MT MT

Gambar 2a Gambar 2b

 Ukuran galian
Ukuran galian pondasi harus disesuaikan dengan ukuran pondasi di gambar, baik
ukuran lebar dan kedalaman galian.
Untuk gambar 2a dipergunakan untuk galian pondasi dalam keadaan: tanah biasa;
tanah keras; tanah cadas; dan tanah berbatu. Sedangkan gambar 2b dipergunakan pada
kondisi atau struktur tanah dalam keadaan: berpasir; kadar air tanah tinggi; dan tanah
lembek

2. Pondasi

 Pondasi merupakan konstruksi yang sangat pokok dalam bangunan baik dalam
bangunan gedung, bangunan air, bangunan jembatan, dan jalan. Karena konstruksi
pondasi sebagai dasar tumpuan untuk konstruksi yang ada diatasnya, maka konstruksi
pondasi dalam perencanaan harus benar-benar teliti, matang, dan tepat penentuannya.
Jika konstruksi pondasi tidak teliti merencanakannya dan tidak tepat menentukannya,
maka konstruksi pondasi tidak akan kuat sebagai tumpuan. Dengan kata lain pondasi
tidak kuat untuk menahan beban yang ditimbulkan dari konstruksi diatasnya akan
mengalami ambles atau penurunan posisi pondasi itu sendiri, hal ini akan
mengakibatkan keretakan yang merubah bentuk.
 Pondasi yang mengalami perubahan bentuk atau turun dari posisi semula akan
mempengaruhi konstruksi diatasnya. Dimana konstruksi diatasnya mengalami
masalah atau paling fatal bangunan akan menjadi miring yang lama-kelamaan akan
roboh.
Gambar

Macam-macam konstruksi pondasi


A. Macam-macam pondasi berdasarkan tempatnya
Contoh denah rumah tinggal seperti dibawah ini

Tanah tetangga

Dinding luar

Dinding dalam

o Pondasi berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 2 macam, antara lain:


1. Pondasi luar
Pondasi luar adalah konstruksi pondasi yang berada dibawah dinding bagian luar
(pondasi tepi) dimana pondasi ini berbatasan dengan tanah milik orang lain (tetangga)
sehingga pondasi pada bagian luar ini harus dibuat lurus. Konstruksi pondasi luar
bentuknya tidak simetris.
Contoh pondasi luar sebagai berikut:
Gambar
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah konstruksi pondasi yang peletakan konstruksinya berada di
bagian bawah dinding bagian dalam (dinding penyekat ruangan). Konstruksi pondasi
dalam dapat direncanakan dengan bentuk simetris.
Contoh pondasi dalam adalah sebagai berikut:
Gambar

B. Macam-macam pondasi berdasarkan strukturnya


Macam-macam pondasi berdasarkan strukturnya terdapat 2 macam, yaitu:
1. Konstruksi pondasi langsung
Konstruksi pondasi ini dibuat langsung/ dipasang diatas permukaan tanah keras
dengan kedalaman maksimal 1.5 meter dari permukaan tanah dasar (awal). Konstruksi
pondasi langsung digunakan untuk kondisi atau struktur tanah keras, tidak lembek,
tidak mengandung kadar air yang besar, dan bukan tanah rawa. Kontruksi pondasi
langsung ini dapat digunakan atau dipasang pada bangunan 2 lantai dan maksimal 3
lantai.
Berikut ini contoh gambar pondasi langsung kedalaman 1.5 meter.

2. Kontruksi Pondasi tidak Langsung


- Kontruksi pondasi tidak langsung ini dapat digunakan untuk bangunann yang
bagaimanapun.baik untuk bangunan berat atau besar dan untuk bangunan yang
struktur tanahnya yang mempunyai kadar air tanahnya besar atau bangunan
dilokasi tanah rawa-rawa, tanah berpasir, tanah bergerak atau pada lokasi yang
sering terjadi gempa
- Kontruksi tidak langsung ini membutuhkan perhitungan khusus yang benar dan
teliti
- Contoh jenis-jenis bangunan yang menggunakan kontruksi tidak langsung. Misal
a. Bangunan yang berdiri diatas permukaan tanah rawa-rawa/ kadar air tanah
besar
b. Bangunan gedung bertingkat minimum 3 lantai
c. Bangunan jembatan
d. Bangunan dermaga
e. Landasan pesawat terbang
- Macam-macam pondasi tidak langsung ini biasanya menggunakan konstruksi :
 Strauss
 Tiang Pancang
 Fuul Plat
 Cakar Ayam
- Contoh Bentuk Pondasinya Muka tanah dasar

Plat poor

Tiang pancang

C. Macam Pondasi Berdasarkan Bahan & Bentuknya


- Contoh macam pondasi berdasarkan bahan dan bentuknya adalah sbb :
1. Pondasi Umpak
 Pondasi umpak ini dipergunakan untuk bangunan gedung sangat
sederhana dan dipasang pada sudut ruangan.

Pondasi Umpak dipasang

Nb. Pondasi Umpak di Pasang


 Bahan yang bisa digunakan adalah
- Batu kali
- Batu bata
- Beton tumbuk

Gambar

 Ukuran pondasi biasanya


- Tinggi atau kedalaman pondasi ±50 cm
- Lebar :30 x 30 cm atau 40 x 40 cm
2. Pondasi Bertingkat
 Bahan yang digunakan dari batu bata

3. Pondasi bentuk ½ Trapesium


 Pondasi ½ trapesium ini digunakan sebagai tumpuan dinding bangunan
bagian tepi dengan sisi luar pondasi yang tanahnya berbatasan dengan
milik orang lain / milik tetangga dibuat vertikal dan bahan pondasi dari
batu kali belah.
4. Pondasi Bentuk Trapesium Penuh
 Bahan yang digunakan dari bahan batu kali belah dan dipasang sebagai
pondasi dalam yaitu pondasi sebagai tumpuan atau dasar peletakan
dinding dalam.

5. Bentuk Pondasi Sepatu


Bentuk Pondasi Sepatu ini dipergunakan dari bahan “beton” baik beton
tumbuk maupun beton bertulang dan umunya kontruksi beton
bertulang. Serta berfungsi sebagai pondasi tepi.
Kontruksi beton bertulang ini digunakan untuk semua macam
bangunan, baik bangunan gedung, bangunan air maupun untuk pondasi
jalan dan jembatan
Contoh bentuk pondasi sepatu
D. MACAM-MACAM KONTRUKSI YANG ADA DALAM KONTRUKSI PONDASI
SEDERHANA

Contoh pondasi sederhana dari bahan batukali belah untuk pondasi dalam dengan
beton bertulang.

Perhatikan gambar diatas untuk nama-nama kontruksinya adalah sbb :


1. Badan Pondasi
Badan pndasi adalah suatu kontruksi yang terbuat atau suatu pasangan yang ditata
bertumpuk dari bahan batu kali belah dimana antara batu yang satu dengan yang
lainnya direkatkan dengan perekat (spesi) yang terbuat dari campuran bahan
portland cement (PC) dicampur dengan pasir dan air secukupnya serta batu yang
satu dengan batu yang lainnya tidak boleh berhimpit atau menempel karena kalau
sampai ada batu yang menempel/berhimpit antara satu dengan yang lainnya, maka
kekuatan badan pondasi itu sendiri tidak optimal, maka dari itu untuk badan
pondasi ini pemasangannya antara batu yang satu dengan batu yang lainnya harus
ada “siar” jarak untuk tempat spesinya dengan ketebalan antara 1 s/d 2 cm.
Maximum tebal spesi 3 cm
2. (Anstampeng)/ pasangan batu kosong
 Anstampeng adalah suatu kontruksi pasangan batu kali belah yang dipasang
berdiri dan berjajar dengan ketinggian pasangan ±20 cm serta dipasang
selebar galianpondasi dan batu tidak boleh dipasang bertumpuk.

 Fungsi anstampeng adalah sebagai sendi engsel bangunan yang menahan


gaya geser / gaya gerak yang dilibatkan oleh :
- Gempa bumi
- Getaran kendaraan berat / besar yang melintas disekitar bangunann.
misal kereta api dan truk tronton
 Cara pemasangan anstampeng sebagai berikut :
Batu dipasang berdiri dan berjajar kemudian diatas batu di tutup dengan
pasir dan disiram supaya pasir bisa masuk dan mengisi celah / lunbang
diantara batu yang satu dengan batu berikutnya. Agar anstampeng dapat
berfungsi secara optimal
 Anstampeng tidak boleh dipasang dengan prekat spisi
3. Pair urug
 Pasir urug merupakan kontruksi dasar pada kontruksi pondasi
 Dimana pasir urug berfungsi sebagai pemerata daya dukung tanah atau
membuat daya dukung tanah menjadi sama besar, jadi daya dukung tanah
menjadi sama besar . jadi daya dukung tanah mampu menahan beban /cm 2.
Seluas bidang dasar pondasi, sebab apabila daya dukung tanah tidak sama
besar untuk menahan beban, akan menjadikan perubahan pada dasar
pondasi dimana pada daya dukung tanah yang rendah dan mendapatkan
beban yang sama besar, maka dasr permukaan tanah tsb akan ambles/ turun,
disini akan mengakibatkan kontruksi pondasi akan ikut turun dan bisa retak.
 Ukuran pasir urug
Tebal/ tinggi ±10 cm, dan lebar seluas lebar galian
4. Plint
 Plint adalah kontruksi tambahan untuk ukuran lebar atas pondasi diluar
ukuran tebal dinding, dimana ukuran lebar plint untuk satu (1) sisi ±5 cm,
disini bila tebal dinding dipasang dengan tebal ½ bata = 15 cm dan plint
di tentukan 5 cm, maka lebar atas pondasi = 25 cm.
 Fungsi plint
Untuk menahan beban atau gaya dari kontruksi yang ada diatasnya,
dimana beban dari atas semua diterima balok sloof atau pasangan rollag
untuk bangunan yang tidak menggunakan kontruksi beton bertulang
sebelum beban tersebut diteruskan ke badan pondasi atau diterima oleh
badan pondasi disini beban tekan yang timbul tidak semuanya menekan
kearah vertikal melainkan sebagian beban tekan tersebut akan menyebar
kesemua arah dengan membuat sudut penyembaran maximum.
5. Balok sloof
 Balok sloof merupakan salah satu kontruksi pokok dalam bangunan
gedung yang menggunakan kontruksi beton bertulang
 Fungsi balok sloof
a. Menerima beban tekan dari kontruksi yang ada diatasnya yaitu beban
dari kontruksi atap sampai kontruksi dari dinding
b. Sebagai pengikat antara kolom yang satu dengan kontruksi kolom yang
lainnya. Supaya letak kontruksi kolom tetap ditempatnya dan tidak
bergeser dan untuk menjaga ukuran lebar dan panjang ruang atau
bangunan tidak berubah ( tidak bertambah panjang dari ukuran yang
ada digambar )
c. Menahan gaya tarik atau gaya geser, keterangan sesuai pada point b
diatas
d. Meneruskan beban tekan ke badan pondasi
 Ukuran balok sloof ( untuk bangunan sederhana )
- Lebar balok sloof (b) = tebal dinding
- Tebal/tinggi balok (h) = ±25 cm
- Tulangan pokok = 4 Ø 12
- Tulangan bagi / begel/ sengkang = Ø8-20 cm
- Tebal beton deeking = ±2,5 cm
5b. Pasangan rollag diatas pondasi
- Pasangan rollag ini sebagai pengganti balok sloof untuk bangunan gedung yang tidak
menggunakan konstruksi beton bertulang. Pasangan rollag ini hanya mampu menahan
bahan tekan saja sedangkan untuk beban tariknya tidak mampu menahan seperti balok
sloof.
- Konstruksi rollag ini dipasang dengan ukuran
 Lebar pasangan = panjang bata
 Tinggi pasangan = lebar bata
 Dipasang sejajar dengan tinggi = lebar bata dan sepanjang pondasi bangunan
 Perekat atau spesi dengan campuran yang lebih baik dari pada campuran badan
pondasi atau dinding biasa. 1 campuran spesi, 1 PC : 3 pasir, maksimum 1 PC : 4
pasir.
6. Trassram
o konstruksi pasangan transsram adalah pasangan dinding bagian bawah dengan
ketinggian pasangan ± 30 cm pada dinding ruang kering, sedangkan untuk
dinding kamar mandi transsram dipasang dengan ketinggian sama dengan
tinggi rata-rata orang dewasa yaitu ±150 cm, lebih baik untuk kamar mandi
dinding dipasang trassram penuh.
o fungsi trassram adalah sebagai konstruksi “kedap air” yaitu konstruksi yang
menahan air supaya air tidak masuk atau meresap ke dinding dan ke konstruksi
lainnya.
o campuran spesi untuk trassram untuk trassram dibuat 1 PC : 2 PS

7. Urugan tanah kembali


- urugan tanah kembali ini adalah pekerjaan urugan tanah di samping kiri-kanan
atau bagian luar dan dalam badan pondasi.
- cara melaksanakan pekerjaan urugn tanah kembali harus dilakukan secara
bertahap/berlapis, dimana setiap lapis diurug setinggi 30 cm lalu dipadatkan.
Kemudian diurug lapis berikutnya dan dipadatkan. Setelah itu lapisan
berikutnya dilakukan sampai urugan penuh sesuai dengan kebutuhan.
- Urugan tanah tidak boleh dilakuan satu kali urugan dan dipadatkan terakhir,
hal ini akan mengakibatkan lantaai ambles.

E. MERENCANAKAN KONSTRUKSI PONDASI SEDERhANA (dengan perhitungan


secara praktis)
NB: - Baca, pelajari dan pahami untuk teori pengetahuan tentang konstruksi pondasi
sederhana diatas yang sudah dibahas.
1. Merencanakan pondasi sederhana dari pasangan batu kali belah dengan bentuk
trapezium penuh (untuk pondasi dalam) langkah penyelesaian adalah sebagai berikut:
1. Ketentuan-ketentuan ukuran konstruksi yang sudah ditentukan sesuai teori
diatas kita tinggal mengikutinya dan menentukannya.
- Tebal dinding dipasang dengan tebal pasangan ½ bata (1/2 bata = 15 cm)
- Plint pondasi kita tentukan 5 cm (satu sisi)
- Balok sloof dipasangan 15 x 25 (cm)
- Tinggi transsram diambil 30 cm dari permukaan atas balok sloof
- Ruang bebas/ruang injakan kerja pada sisi luar dan sisi dalam konstruksi
aanstamping. Satu sisi kita tentukan 20 cm.
- Tinggi aanstamping dibuat 20 cm
- Tinggi pasir urug untuk dasar pondasi = 10 cm
- Muka tanah ± 0.00 dan lebar atas pondasi = -0.30
2. Menentukan / menghitung ukuran badan pondasi
Keterangan:
a = lebar puncak pondasi
b = lebar dasar pondasi
c = tinggi pondasi
 RUMUS PRAKTIS
Yang digunakan untuk merencanakan pondasi sederhana sebagai berikut:
a) Rumus praktis (bentuk pondasi trapezium penuh)
a = tebal dinding + (2.plint)
b = (2,5 s/d 3) . (a)
c = (3,0 s/d 4) . (a)
penyelesaian:
NB : - tebal dinding ditentukan ½ bata = 15 cm
- plint diambil minimum = 5 cm
a = 15 cm + (2 . 5 cm)
a = 15 cm + 10 cm
a = 25 cm
Jadi lebar puncak pondasi adalah 25 cm
b = (2,5 s/d 3) x (a ), diambil atau dinetukan
b = 2,5 x a
b = 2,5 x 25 cm
b = 62,5 cm
Jadi lebar dasar pondasi adalah 62,5 cm
c = (3 s/d 4) x a , ditentukan
c =3xa
c = 3 x 25 cm
c = 75 cm
Jadi tinggi badan pondasi adalah 75 cm

1) Merencanakan ukuran pondasi secara lengkap dengan memasukkan ukurean


konstruksi yang telah ditentykan diatas sebagai berikut:
 Merencanakan pondasi tepi (1/2 trapesium)

Nb.
3. Tebal dinding (d) = 15 cm
4. Plint pondasi (diambil max) = 15 cm
5. Lebar puncak pondasi (a)
6. Lebar dasar pondasi (b)
7. Tinggi badan pondasi (c)
8. Lebar galian pondasi (e)
9. Dalam galian pondasi (f)
10. Lebar r.injakan (g) = 20cm
11. Tinggi anstampeng = 20cm
Penyelesaian
a = Tebal dinding + plint
= 15 cm + 15 cm
= 30 cm ( jadi lebar puncak pondasi = 30 cm)
b =2xa
= 2 x 30 cm
= 60 cm ( jadi lebar dasar pondasi = 60 cm )
c = 2,5 x a
= 2,5 x 30 cm
= 75 cm (Jadi tinggi pondasi = 70 cm)
e = Lebar galian pondasi
=b+g
= 60 cm + 20 cm
= 80 cm ( jadi lebar galian = 80 cm )
f = tinggi galian pondasi
= dari muka tanah dengan duga -0.20 sampai dasar galian
= 20 cm + c + tinggi anstampeng + tebal urugan pasir
= 20 cm + 75 cm + 20 cm + 10 cm
= 125 cm

Anda mungkin juga menyukai