Fitri Dewi Annisa - Lapres Elda Perc. 6
Fitri Dewi Annisa - Lapres Elda Perc. 6
ELEKTRONIKA DAYA
5. Tentukan nilai IL rata-rata dan IL secara teori dan hasil simulasi.
6. Sertakan printscreen hasil simulasi untuk no. 4 dan 5.
VII. SIMULASI PERCOBAAN
A. LANGKAH – LANGKAH SIMULASI
1. Pertama, Buka aplikasi PSIM pada di layar desktop untuk memulai
simulasi.
2. Kemudian saat telah masuk ke aplikasi, pilih pilihan File dan pilih
”New” untuk membuat project baru.
3. Setelah membuat lembar project baru, lalu pilih komponen yang akan
digunakan dan atur peletakannya sesuai dengan rangkaian percobaan.
4. Sambungkan setiap komponen hingga menjadi sebuah rangkaian. Lalu
atur nilai inputnya dan beri label agar lebih mudah dipahami.
56
54
52
50
48
46
44
Vo
100
80
60
40
20
IL
25
20
15
10
Hasil Output
68.75
67.5
66.25
65
63.75
14.0625
13.9063
13.75
13.5938
13.4375
13.2813
13.125
56
54
52
50
48
46
44
Vo
120
100
80
60
40
20
IL
50
40
30
20
10
Hasil Output
102.5
100
97.5
95
31.875
31.25
30.625
30
29.375
0.009 0.00925 0.0095 0.00975
Time (s)
56
54
52
50
48
46
44
Vo
250
200
150
100
50
IL
140
120
100
80
60
40
20
0
Hasil Output
206.25
200
193.75
187.5
124.375
123.75
123.125
122.5
121.875
121.25
120.625
120
Lalu untuk nilai Vo dan iL juga dapat dihitung secara teori dan simulasi
menggunakan rumus berikut :
𝑉𝑂 𝐷
𝑉𝑜 =
𝑅𝐶𝑓
𝑉𝑆 𝐷𝑇
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
𝐿
Berikut perhitungan nilai Vo dan iL secara teori yang menggunakan nilai
Vo dan iL dari rumus perhitungan :
1. Untuk Nilai Duty Cycle = 25 %
66,67 . 0,25
𝑉𝑜 =
6,5 . 100 . 10−6 . 20𝑘
16,67
𝑉𝑜 = = 1,28 𝑉
13
50 . 0,25 . 5 . 10−5
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
10−3
0,625 . 10−3
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
10−3
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 = 0,63 𝐴
Berikut perhitungan nilai Vo dan iL secara simulasi yang menggunakan
nilai Vo dan iL dari hasil simulasi :
1. Untuk Nilai Duty Cycle = 25 %
66,61 . 0,25
𝑉𝑜 =
6,5 . 100 . 10−6 . 20𝑘
16,65
𝑉𝑜 = = 1,28 𝑉
13
50 . 0,25 . 5 . 10−5
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
10−3
0,625 . 10−3
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
10−3
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 = 0,63 𝐴
X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Boost converter merupakan konverter daya dari DC ke DC yang berfungsi
untuk menaikkan tegangan dengan tegangan output yang lebih besar dari
pada tegangan input.
2. Prinsip kerja utama dari Boost converter ini adalah kecenderungan induktor
untuk melawan perubahan arus yaitu dengan menciptakan dan
menghancurkan medan magnet.
3. Pada Boost Converter dikenal dengan adanya mode continous dan
discontinous. Mode continous adalah mode dimana arus yang dihasilkan
oleh induktor tidak pernah habis sampai nol ketika transistor IGBT pada
rangkaian tersebut dalam kondisi off. Sedangkan mode discontinous adalah
mode dimana arus yang dihasilkan oleh induktor pada saat transistor IGBT
pada kondisi off dapat mencapai nilai nol.
4. Kelebihan dari Boost Converter ini yaitu memiliki efisiensi tinggi, rangkaian
sederhana, rangkainnya tidak memerlukan transformer dan tingkat ripple
yang rendah pada arus masukan. Namun Boost converter juga memiliki
kekurangan yaitu tidak memiliki isolasi antara masukan dan keluaran, hanya
satu keluaran yang dihasilkan, dan tingkatan ripple yang tinggi pada
tegangan keluaran.
5. Untuk memperoleh nilai Vo dan iL secara teori pada Rangkaian Boost
Converter dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus berikut :
𝑉𝑆
𝑉𝑂 =
1−𝐷
𝑉𝑆
𝑖𝐿 =
(1 − 𝐷)2 𝑅𝐿
6. Untuk memperoleh nilai Vo dan iL secara teori dan simulasi pada
rangkaian Boost Converter dapat dilakukan perhitungan menggunakan
rumus berikut :
𝑉𝑂 𝐷
𝑉𝑜 =
𝑅𝐶𝑓
𝑉𝑆 𝐷𝑇
(∆𝑖𝐿 )𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑 =
𝐿
7. Percobaan ini dapat dikatakan berhasil karena dari simulasi dan perhitungan
teori menghasilkan nilai Vo, iL, Vo dan iL yang beberapa diantaranya
memiliki nilai yang sama dan beberapa lainnya memiliki nilai yang saling
mendekati dengan selisih hanya beberapa angka dibelakang koma.