By
Devi Permata Sari,S.Kep,Ns,MAN.
STIKES Muhammadiyah Klaten
BACKGROUND
Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor P utama
Kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan
janin (passanger).
(++ faktor2 "P" lainnya : psychology, physician, position)
Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara faktor-faktor
"P" tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.
Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor P ini, dapat terjadi
kelambatan atau gangguan pada jalannya persalinan.
Passenger, suatu
keadaaan malpresentasi
atau malposisi yang tidak Psyche, merupakan faktor
lazim baik ukuran atau yang ada pada ibu spt
abnormal perkembangan kecemasan, kurang
fetus yg menghambat msk persiapan & takut kadang
fetus kedlm jalan lahir kadang menyebabkan
persalinan menjadi panjang.
Risks Related to Labor Dystocia
Maternal Fetal
Infection Infection
Exhaustion Asphyxia
Dehydration Cord prolapse
Ketosis Insufficient
Lacerations Placental
Hemorrhage Shoulder dystocia
perfusion Birth trauma
Psychological trauma
KLASIFIKASI Dystocia
Prolonged Latent Phase:
> 20 hrs in nullip; > 14 hrs in multip.
Protracted Active Phase: < 1.2 cm dilation/hr in
nullip.; < 1. 5 cm./h multip
Active Phase Arrest:
No cervical change in 2 - 4 hours
Aberrant Fetal Descent Patterns:
> 1 - 2 cm descent / hour
Prolonged 2nd Stage:
> 3 hrs in nullip; > 2 hrs in multip.
Precipitous Labor: < 3 hours
1. Protraction disorders, adalah ciri khas persalinan yang lambat
dari normal yang ditunjukkan dengan kelambatan dilatasi servik
yang diikuti kelambatan penurunan kepala fetus. Batas kelambatan
dilatasi servik 1,2 cm/jam pada Nullipara dan 2 cm/jam pada
multipara.
2. Arrest disorders, keadaan ini terjadi pada fase aktif, yang dapat
bagi lagi mjd:
Prolonged deceleration phase (fase ini lebih 3 jam pada Nullipara
dan lebih 1 jam pada Multipara)
Secondary arrest of dilatation (tdk ada kemajuan pemb servik lebih
dr 2 jam)
Arrest of descent (Kepala fetus tdk turun lebih dr 1 jam pada
Nullipara dan lebih dari 0,5 jam pada Multipara)
Failure of descent (tdk ada penurunan kepala fetus pada kala I dan
kala II).
3. Failure progres yaitu persalinan yang mengalami kegagalan
karena tidak ada kemajuan pembukaan servik yang tidak dikatahui
penyebabnya dan tidak dapat diidentifikasi jenis arrest diaorders.
Pada Failure progress merupakan indikasi utk sectio caesarea.
Etiologic factor Problem with Passage
Problem with Powers Pelvic Contracture
Abnormal Uterine Non-Gynecoid Pelvis.
Contraction Pattern
Hypertonic Contractions Problem with Passenger
Hypotonic Contractions Malpresentation
Precipitous Labor and Macrosomia
Birth Fetal Anomalies
Management
Deteksi kelainan pelvis selama prenatal care
Uji coba persalinan selama 4-6 jam pd kasus yg
meragukan
Rencanakan sectio caesarea bila tidak mungkin
melalui persalinan normal
Problem with passenger
Breech presentation
Letak fetus sering berubah secara spontan sesuai
usia gestasi. Untuk mendiagosis letak bokong
sebaiknya menunggu setelah usia gestasi 33 mg.
Insiden letak bokong samppai melahirkan hanya 4 %
dari semua persalinan dan 20 -25 % pada kelahiran
preterm ( Dieker, 1994)
Delivery methode
Metode persalinan pada letak bokong masih banyak
di berdebatkan,krn letak bokong menyebbabkan
kematian prenatal 3-10 kali lipat.
Ada scoring system (Zatuchi Andros Prognostic Index
,untuk memutuskan jenis persalinan pada letak
bokong,nilai krg dr 3 indikasi SC, nilai 4 evaluasi, nilai
5 diharapkan dapat mell pervaginam).
Pertimbangan dalam mengambil
keputusan untuk SC pada letak bokong
BB fetus krg 1500 gr atau lebih 3850 gr
Kontraktur pada pelvis
Kepala fetus hiperekstensi
Ibu memp indikasi plasenta previa, abruptio
plasenta,dysfungsi uteri.
Fetal mengalami prolaps umbilicali, retardasi
Keadaan preterm dan fase aktif persalinan
Kehamilan yang menimbulkan trauma & kematian
prenatal
Permintaan utk sterilisasi
Presentasi kaki
Mengalami SC sebelumnya.
Pertimbangan dlm mengambil keputusan utk
persalinan pervaginam pd letak bokong
Nitrazine test
Ferning : cairan amnion pada
slide kristal untuk melihat
pola menyerupai paku saat
kering, dimana dapat
diidentifikasi melalui
mikroskop.
Pemeriksaan ultrasound /
sonogram untuk menilai index
cairan amnion.
Amniocentesis
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Klien afebril
Jumlah WBC dalam batas normal
Klien bebas dari keluaran vagina /
cairan amnion yang berbau abnormal
FHR dalam batas normal ; fetus tetap
aktif disertai aselerasi FHR
Klien bebas dari kontraksi uterin
(2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan kompresi tali pusat yang menyebabkan
menurunnya volume cairan ketuban
Intervensi
Bed rest disertai monitoring FHR
Evaluasi presentasi fetal menggunakan manuver
Leopold atau pemeriksaan ultrasound.
Observasi terhadap adanya kompresi tali pusat
Amnioinfusion
Evaluasi
Pola FHR remains dalam batas normal tanpa disertai
deselerasi variable
Klien tidak mengalami prolaps tali pusat
(3) Cemas berhubungan dengan
kemungkinan persalinan premature
Intervensi
Fasilitasi klien dengan informasi yang cukup yang berkaitan
dg PROM
Diskusikan pertumbuhan dan perkembangan janin
Jika memungkinkan kunjungi NICU
Sertakan klien dlm prncnaan prwtn & pbtn keputusan
Dorong kllien agar mampu dan mau mengungkapkan
perasaannya
Identifikasi koping mekanisme yang dapat membantu saat
mengalami stress
Identifikasi support sistem klien
Hubungi layanan sosial jika klien membutuhkan
pendampingan
Evaluasi
Intervensi
Review anatomi & fisiologi dg klien ; jelaskan
mengenai fetal membran
Diskusikan kemungkinan komplikasi saat
penanganan
Evaluasi
Klien dapat mendiskusikan usia gestasi janin dan
hubungannya dengan pertumbuhan janin
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala infeksi
Klien mendemonstrasikan kepedulian akan
komplikasi yang berhubungan dengan PROM dan
mendiskusikan penanganannya.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Review anatomy & physiology
kehamilan
Tumbuh kembang janin
Ajari klien tanda dan gejala
infeksi ; instruksikan untuk
melaporkan bila ada gejala yang
mengarah pada infeksi
Instruksikan klien untuk segera
datang ke rumah sakit bila
terjadi prolaps tali pusat ;
jelaskan mengenai bila
diperlukan tindakan persalinan
emergency SC.