Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan ginekologi, papsmear, dan iva test

Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Jocelyn saya mahasiwa FK UPH.
Pada hari ini saya akan melakukan pemeriksaan pap smear Sebelumnya bu
saya izin untuk menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu terkait syarat
untuk melakukan pemeriksaan ini. Ibu apakah sudah menikah? dalam 2 hari
terakhir ini ada melakukan hubungan seksual atau membersihkan vagina
dengan teknik douching? Lalu apakah ibu sedang dalam menstruasi?
Baik bu pada hari ini saya akan melakukan pemeriksaan pap smear pada ibu
ya bu, mungkin akan ada ketidaknyamanan karena pemeriksaan ini
memerlukan ibu untuk membuka pakaian bawah ibu, apakah ibu bersedia?

(Biasanya dilakukan 2-3 hari setelah menstruasi, jadi ga ada coklat2 bekas darah gitu)

Pertama saya akan mencuci tangan dan menyiapkan alat - alat yang
diperlukan yaitu speculum dengan ukuran yang sesuai dengan pasien, larutan
antiseptic, kapas, cytobrush, spatula ayre, kasa, object glass, dan alcohol
95%. Saya akan meminta pasien buang air kecil terlebih dahulu untuk
mengosongkan kantung kemihnya. Kemudian saya akan meminta pasien
untuk membuka celana dan berbaring dalam posisi litotomi. Saya akan
meletakkan lampu sorot untuk memastikan bahwa area yang akan dilakukan
pemeriksaan terlihat dengan jelas.
Lalu saya akan memakai handscoon dan mulai dengan menginspeksi
genitalia eksterna pasien mulai dari labia mayora dan minora pasien apakah
ada abnormalitas atau tidak, tanda leukorrhea.
(Mons pubis, klitoris, perineum, anus juga)

Setelah itu saya akan melakukan sterilisasi dengan menggunakan cairan


antiseptik dan kapas sebanyak 3 kali. Jadi dari sisi kanan dulu, dari atas
kebawah, buang kapasnya. Sisi kiri, atas kebawah, buang kapas dan terakhir
dibagian tengah, atas kebawah, buang kapasnya.

Lalu saya akan mengoleskan sedikit gel pada speculum dan bibir vagina
pasien jika kering. Kemudian saya akan memasang spekulum dengan cara
tangan non dominan membuka labia dan tangan yang dominan memasukkan
dalam posisi dimiringkan kemudian memutarnya sebanyak 90 derajat ketika
sudah masuk melewati vagina pasien. Saya akan mencari (portio) serviksnya
dahulu dan ketika sudah terlihat dengan baik baru di fiksasi. Saya akan
melihat untuk dinding serviks kalau keputihan banget saya akan bersihin dulu
pake kasa kering. Jika keputihan yang ada terlalu banyak maka
pemeriksaannya tidak bisa dilanjutkan.

Lalu saya akan memulai pemeriksaan papsmear. Kemudian saya akan


memasukkan spatula ayre dan memutarnya 360 derajat untuk memperoleh
sampel jaringan ectoservix. Lalu saya akan mengoleskannya pada object
glass. Setelah itu saya akan memasukkan cytobrush dan memutarnya di
canalis servikalis sebanyak 180 derajat untuk memperoleh sampel jaringan
endocervix. Lalu saya akan mengoleskan sampel yang telah diambil pada
object glass dengan arah yang berlawanan dari arah saya mengambil sampel
dan memasukkannya kedalam larutan alkohol 95% atau menyemprotkannya
dengan alcohol dengan jarak kurang lebih 25 cm dari object glass.

Setelah selesai, saya akan mengeluarkan spekulum dengan cara membuka


kunci speculum, menutup speculum, memutarnya kembali dan mengeluarkan
speculum. kemudian saya akan melakukan pemeriksaan bimanual dengan
tangan non dominan diletakkan di abdomen pasien dan tangan dominan
menggunakan 2 jari dimasukkan kedalam vagina pasein. Saya akan
merasakan ada tidaknya massa, mukosa vagina licin atau tidak, memastikan
ukuran dan posisi uterus normal atau ga, dan melihat ada tidaknya nyeri
goyang portio. Lalu saya juga akan memeriksa adnexanya ada nyeri atau ga,
ada massa atau ga. Lalu saya akan melihat ada tidaknya lendir atau darah
ketika saya mengeluarkan tangan saya.

Lalu pemeriksaan telah selesai ya bu, terima kasih celananya silahkan boleh
dipakai kembali saya akan mencuci tangan.

Kalau ada nyeri goyang portio berarti bisa jadi servisitis

Untuk pemeriksaan papsmear dan iva test tidak boleh dilakukan bersamaan
karena dapat mengganggu hasil test. Jika papsmear dilakukan dan dilanjutkan
dengan iva maka ditakutkan akan terjadi pendarahan, sedangkan jika iva test
dilakukan dan dilanjutkan dengan papsmear maka akan terjadi kerusakan
epitelium.
Pemeriksaan iva test, saya akan lihat dulu serviksnya, kalau sudah ada
keliatan sel kankernya kayak benjol - benjol gitu gausah dilakukan iva test.
Kalau tidak ada, saya akan mengoleskan kapas lidi yang telah dicelupkan
pada asam asetat 3% pada area SSK (sambungan skuamosa kolumnar) dan
menunggu selama 1 menit. Saya akan melihat apakah timbul bercak putih
atau acetowhite epithelium pada serviks atau tidak, bercaknya teratur atau ga.

PEMERIKSAAN VENEREOLOGIS 

Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada daerah genitalia dan sekitarnya, yang
dilakukan di ruang periksa dengan lampu yang cukup terang . Lampu sorot tambahan
diperlukan untuk pemeriksaan pasien perempuan dengan spekulum. Dalam
pelaksanaan sebaiknya pemeriksa didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain. Pada
pemeriksaan terhadap pasien perempuan, pemeriksa didampingi oleh paramedis
perempuan, sedangkan pada pemeriksaan pasien laki-laki, dapat didampingi oleh
tenaga paramedis laki-laki atau perempuan. Beri penjelasan lebih dulu kepada pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan:

1.   Pada saat melakukan pemeriksaan fisik genitalia dan sekitarnya, pemeriksa harus
selalu menggunakan sarung tangan. Jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa.
2.   Pasien harus membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan
genitalia (pada keadaan tertentu, kadang–kadang pasien harus membuka seluruh
pakaiannya secara bertahap).

♦ Pasien perempuan, diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologik dalam posisi
litotomi. 

− Pemeriksa duduk dengan nyaman sambil melakukan inspeksi dan palpasi mons pubis,
labia, dan perineum

− Periksa daerah genitalia luar dengan memisahkan ke dua labia, perhatikan adakah
kemerahan, pembengkakan, luka/lecet, massa, atau duh tubuh

Posisi litotomi 

(sumber: https://puskespemda.net/download/pedoman-nasional-penangganan-infeksi-
menular-seksual-2011/)

♦ Pemeriksaan pasien laki-laki dapat dilakukan sambil duduk/ berdiri.

− Perhatikan daerah penis, dari pangkal sampai ujung, serta daerah skrotum

− Perhatikan adakah duh tubuh, pembengkakan, luka/lecet atau lesi lain

3. Lakukan inspeksi dan palpasi daerah genitalia, perineum, anus dan sekitarnya.

4. Jangan lupa memeriksa daerah inguinal untuk mengetahui pembesaran kelenjar


getah bening setempat (regional)
5. Bilamana tersedia fasilitas laboratorium, sekaligus dilakukan pengambilan bahan
pemeriksaan.

6. Pada pasien pria dengan gejala duh tubuh genitalia disarankan untuk tidak berkemih
selama 1 jam (3 jam lebih baik), sebelum pemeriksaan.

DUH TUBUH GENITAL

PENGAMBILAN DUH TUBUH GENITAL PRIA 

1.     Beri penjelasan terlebih dahulu agar pasien tidak perlu merasa takut saat
pengambilan bahan duh tubuh genitalia dengan sengkelit atau dengan swab berujung
kecil.

2.     Bila menggunakan sengkelit, gunakanlah sengkelit steril.

3.     Masukkan sengkelit / swab ke dalam orificium oretra eksterna sampai kedalaman 1-
2 cm, putar swab (untuk swab tidak perlu diputar namun cukup menekan dinding
uretra), dan tarik keluar perlahan-lahan. 

4.     Oleskan duh tubuh ke atas kaca obyek yang sudah disiapkan 

5.     Bila tidak tampak duh tubuh uretra, dapat dilakukan pengurutan (milking). 

Teknik milking dilakukan untuk  pengambilan sediaan berupa sekret uretra yang terletak
di pangkal penis dengan cara mengurut penis dari pangkal penis ke ujung sehingga pus
terdorong keluar OUE. Untuk memudahkan pengambilan secret dapat digunakan
punggung scalpel dan dioleskan pada object glass untuk kemudian dilakukan
pewarnaan  Gram 
Insersi swab ke dalam uretra dan diputar 180°

(sumber: https://puskespemda.net/download/pedoman-nasional-penangganan-infeksi-
menular-seksual-2011/)

PENGAMBILAN DUH TUBUH GENITAL WANITA 

Pasien perempuan dengan status sudah menikah, dilakukan pemeriksaan dengan


speculum serta pengambilan specimen.

1.     Beri penjelasan terlebih dahulu mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan agar
pasien tidak merasa takut. 

2.     Bersihkan genitalia eksterna dengan kain kasa yang sudah dibahasi NaC

3.     Setiap pengambilan bahan harus menggunakan speculum steril (sesuaikan ukuran
speculum dengan riwayat kelahiran per vaginam), swab atau sengkelit steril.

4.     Masukkan daun speculum steril dalam keadaan tertutup dengan posisi
tegak/vertical ke dalam vagina. Setelah seluruh speculum masuk, putar perlahan sampai
daun speculum dalam posisi datar/horizontal. Buka speculum dan dengan bantua lampu
sorot vagina cari serviks. Apabila serviks telah terlihat, maka daun speculum dikunci. 

5.     Setelah itu dapat dimulai pemeriksaan serviks, vagina dan pengambilan spesimen 

·       Serviks : bersihkan daerah endoserviks dengan kassa steril, kemudian ambil


spesimen duh tubuh serviks dengan sengkelit/ swab steril untuk pembuatan sediaan
hapus dan dengan sengkelit/swab lain untuk pemeriksaan kultur (jika diperlukan) 

·       Forniks posterior: dengan sengkelit/swab steril untuk pembuatan sediaan basah


dan tes amin 

·       Dinding vagina: dengan sengkelit/ swab steril untuk sediaan hapus 


·       Uretra: dengan sengkelit steril untuk sediaan hapus 

6.     Apabila pengambilan spesimen telah selesai maka kunci speculum dilepaskan,
sehingga speculum dalam posisi tertutup, putar speculum 90° sehingga daun speculum
dalam posisi tegak dan keluarkan speculum perlahan-lahan. 

Pada pasien perempuan yang berstatus belum menikah, tidak dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan speculum karena dapat merusak hymen sehingga bahan
pemeriksaan hanya diambil dengan sengkelit steril dari vagina dan uretra. Untuk pasien
yang belum meinkah tetapi sudah aktif berhubungan seksual, diperlukan informed
consent sebelum melakukan pemeriksaan dengan speculum. Namun bila pasien
menolak menggunakan speculum, maka pasien ditangani dengan menggunakan bagan
alur tanpa speculum. 

Anda mungkin juga menyukai