Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Disusun oleh :
3B S1 Keperawatan
2021/2022
A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
pelayanan Kesehatan yang berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual
secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit.
Menurut Spradley (1985), Komunitas merupakan sekumpulan orang yang saling
bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
Menurut WHO (1974) Dalam Harnilawati (2013), Komunitas merupakan suatu
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan
minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat
yang satu dan yang lainnya.
Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk,
2006). Misalnya di kesehatan dikenal dengan kelompok ibu hamil, ibu menyusui, anak
balita, masyarakat dan kelompok-kelompok yang lainnya.
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
dalam meningkatkan deajat kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, penecegahan penyakit dan bahaa yang lebih besar, dan
titujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan komunitas sebagai perpaduan antara keperawatan dan Kesehatan
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memmelihara Kesehatan
masyarakat dengan menekankan kepada pengingkatan peran serta masyarakat secara
aktif mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya Kesehatan (Mubarok, 2006).
Keperawatan komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat-perawat profesional, yang diitujukan kepada masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat Kesehatan melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok, serta masyarakat melalui
Langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan.
2. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan Keperawatan Komunitas
a. Manusia
Kokomunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/klien yang berada pada lokasi
atau batas geografi tertentu yang memiliki nilai-nilai, keyakinan, dan minat yang
relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujua. Komunitas
merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien/komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual.
d. Keperawatan
Intervensi atau tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.
6. Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup Kesehatan
komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu
(Mubarok, 2009) :
a. Pencehagan Primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukan kepada penghentian penyakit sebelum
terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat Kesehatan secara
umum dan perlindungan spesifik. Promosi Kesehatan secara umu mencakup
Pendidikan Kesehatan baik pada individu maupun kelompok.pencegahan primer juga
mencakup Tindakan spesifik yang melindungi imdividi melawan agen-agen spesifik
misalnya Tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan imunisasi
pada bayi, anak balita, dan ibu hamil.
b. Pencegahan Sekunder
Pelayan pecegahan sekunder dibuat untuk mendeteksi penyakit lebih awal dengan
mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
diklasifikasikan sebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan Kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan Tersier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium
dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal
berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan Latihan fisik pada
penderita patah tulang.
7. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas antara lain :
• Proses Kelompok (Group Process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor Pendidikan/pengetahuan individu, media
massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas Kesehatan dan sebagainya.
Begitu juga dengan masalah Kesehatan
• Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan Kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke
orang lain. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi akibat adanya kesadaran dari dalam
diri individu, kelompok atau masyarakat itu sendiri.
• Keja sama (Partnership)
Kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan
dapat diatasi dengan lebih cepat.
8. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi upaya-upaya peningkatan
Kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan Kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan Kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
Kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
a. Upaya Promotif
Dilakukan untuk meningkatkan Kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan jalan memberikan :
o Penyuluhan Kesehatan masyarakat
o Peningkatan Gizi
o Pemeliharaan Kesehatan perseorangan
o Pemeliharaan Kesehatan lingkungan
o Olahraga secara teratur
o Rekreasi
o Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan, dengan kegiatan :
o Imunisasi massal pada bayi, balita dan ibu hamil
o Pemeriksaan Kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah
o Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun dirumah
o Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
c. Upaya Kuratif
o Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
o Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
o Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
o Perawatan payudara
o Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
o Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik deperti penderita kusta, patah
tulang, maupun kelainan bawaan
o Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu misalnya
TBC, Latihan nafas dan batuk, penderita stroke : fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus kedalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti wanita tuna Susila, tuna wisma
dan lain-lain.
9. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas
a. Tahap Persiapan
• Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas Kesehatan tentang program
praktek
• Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalamkomunitas, masalah dan
kesehatan utama
• Penyusunan instrument data
• Uji coba isntrumen pengumpulan data
• Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan
program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
• Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader Kesehatan
setempat.
• Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistic serta membuat visualisasi/penyajian data
• Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas : Menyusun kepanitiaan,
menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan
menyebarkan undangan
• Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW
b. Tahap Pelaksanaan
• Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok
kerja kesehatan
• Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja
kesehatan
• Berkoordinasidenagn puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan
c. Tahap Evaluasi
• Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,
keefektifan, dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas
• Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,
keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan
masalah.
1. Resikonya terjadinya diare berhubungan dengan (sumber air tidak memenuhi syarat,
kebersihan perorangan kurang atau karena lingkungan yang buruk
2. Tingginya kkejadian karies gigi berhubungan dengan (kurangnya pemeriksaan gigi,
kurangnya fluor pada air minum)
3. Kurangnya gizi pada balita berhubungan dengan (banyak kepala keluarga kehilangan
pekerjaan, kurangnya jumlah posyandu, kurangnya jumlah kader, kurangnya jumlah
pengetahuan masyarakat tentang gizi)
4. Resikon terjadinya penyakit
C. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana Tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang sudah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang
dapat dilakukan yaitu :
1. Lakukan Pendidikan kesehatan tentang penyakit
2. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani penyakit
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan diet yang tepat
5. Lakukan olahraga secara rutin
6. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau apparat setempat untuk memperbaiki
lingkungan komunitas
7. Lakukan rujukan ke rumah sakit apabila diperlukan
Hal- hal yang harus dilakukan dalam perencanaan :
• Tahapan pengembangan masyarakat
• Persiapan penentuan prioritas daerah
• Pengorganisasian, pembentukan pokjakes
• Tahap diklat
• Tahap kepemimpinan
• Koordinasi intersectoral
• Akhir supervise atau kunjungan bertahap
D. Pelaksanaan/Implementasi
Perencanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan harus bekerja sama
dengan dengan anggota tim kesehatan lain dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas,
bidan desa, dan anggota masyarakat.
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2. Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan
3. Membantu mengatasi masalah kurang nutrisi
4. Mempertahankan kondisi seimbang dan meningkatkan kesehatan
5. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat
6. Mencegah kekurangan gizi
E. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi membuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan
sehari-hari dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya. Adapun tindakan dalam evaluasi yaitu :
1. Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah dilakukan intervensi
2. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi keperawatan
3. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
Hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi :
1. Relevansi antara kenyataan dengan target
2. Perkembangan/kemajuan proses, kesesuaian dengan perencanaan, peran pelaksana,
fasilitas dan jumlah peserta
3. Efisiensi biaya : bagaimana mencari sumber dana
4. Efisiensi kerja : apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.
5. Dampak : apakah terjadi perubahan status kesehatan,
Proses Evaluasi :
• Menilai resvon verbal da nonverbal
• Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke RS
F. Perspektif internasional healthcare
Kesehatan global adalah kesehatan populasi dalam konteks global dan melampaui
perspektif dan keprihatinan dari negara masing-masing.
Perspektif international health care adalah sebuah perspektif epidemiologi
mengidentifikasi masalah utama kesehatan global. Sebuah perspektif medis menjelaskan
patologi utama penyakit, dan mempromosikan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan
penyakit. Badan internasional utama bagi kesehatan adalah organisasi kesehatan dunia
(WHO). Lembaga penting lainnya dengan dampak pada aktivitas kesehatan global
termasuk UNISEF, WEP, United Nations University, dan Bank Dunia. Sebuah inisiatif
utama untuk meningkatkan kesehatan global adalah deklarasi milenium PBB dan global
didukung Millenium Develovment Goals.
G. Perbedaan Antara Keperawatan Komunitas Klinik dan Rumah Sakit
1. Rumah sakit mempunyai protap yang lebih lengkap sedangkan klinik tidak mempunya
protap yang lengkap
2. Administrasi rumah sakit lebih mendetail dan terperinci sementara klinik hanya uang
konsul dan obat saja
3. Ruangan rumah sakit lebih luas dan nyaman sementara klinik hanya menyediakan
ruangan yang lebih kecil
4. Runah sakit memberikan pelayanan yang memuaskan dan terperinci sementara klinik
hanya berdasar diagnosa sementara saja.
TERIMAKASIH