Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Uji Kinerja (UKin) Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG DALJAB)
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Disusun Oleh:

Nama : ERWIN TEJASOMANTRI, S.Pd.


NUPTK : 7037753655200063
Nomor Peserta PPG : 19021410010235
Nomor Daftar Ujian : 20193200093
Prodi PPG : [100] Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
LPTK : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Angkatan : 1 (Satu)
Sekolah Asal : SMP NEGERI 4 CIAMIS
Tempat PPL : SMP NEGERI 3 LEMBANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah SMP Negeri 3 Lembang


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Materi Pokok Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa
Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat
Kebangsaan
Sub Materi Pokok Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa
Penjajahan
Sub-Sub Materi Pokok Perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme
Kelas/ Semester VIII/Genap
Alokasi Waktu 2JP (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
1
KI. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
2 santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
3 tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
4 memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan 3.4.1 Mendeskripsikan perlawanan terhadap
kesinambungan ruang (geografis, politik, persekutuan dagang.
ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari 3.4.2 Mendeskripsikan perlawanan terhadap
masa penjajahan sampai tumbuhnya pemerintah Hindia Belanda.
semangat kebangsaan.
4.4 Menyajikan hasil analisis kronologi, 4.4.1 Melaksanakan diskusi dan presentasi
perubahan dan kesinambungan ruang tentang Perlawanan terhadap
(geografis, politik, ekonomi, pendidikan, Kolonialisme dan Imperialisme.
sosial, budaya) dari masa penjajahan sampai
tumbuhnya semangat kebangsaan.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 1
1. Mendeskripsikan perlawanan terhadap persekutuan dagang dengan tepat;
2. Mendeskripksikan perlawanan terhadap pemerintah Hindia belanda dengan tepat;
3. Melaksanakan diskusi dan presentasi tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme
dengan percaya diri.

*Fokus Penguatan Karakter: Jujur, kerjasama, percaya diri, bertanggung jawab.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler:
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme
a. Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang
1) Sultan Baabullah Mengusir Portugis
2) Perlawanan Aceh
3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”
4) Serangan Mataram terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
1) Perang Saparua di Ambon
2) Perang Padri di Sumatra Barat (1821-1838)
3) Perang Diponegoro (1825-1830)
4) Perang Aceh
5) Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara
6) Perang Banjar
7) Perang Jagaraga di Bali
2. Materi Pembelajaran Pengayaan:
Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat dan Pengaruhnya bagi Perkembangan Masyarakat
Indonesia
3. Materi Pembelajaran Remedial
Penguatan kembali materi yang belum dipahami (mengacu pada hasil evaluasi belajar/penilaian
pengetahuan)

E. Pendekatan dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode : Make a Match, Diskusi, Presentasi, Tanya Jawab

F. Media dan Sumber Pembelajaran


1) Media
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 2
a) Video Respon Bangsa Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme
b) LCD Proyektor
c) Laptop
d) Slide Power Point (ppt)
e) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
f) Kartu pasangan soal dan jawaban

2) Sumber Pembelajaran
a) Mukminan, dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Mukminan, dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c) Internet:
 http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/5385/mod_resource/content/1/3.2_POTON
GAN%20MATERI.pdf Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan
Bangsa Eropa sampai dengan Abad ke-20 (04-03-2019)
 https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia
%20Vitae/vol23no2oktober2009/PERLAWANAN%20INDONESIA%20TERHADAP
%20BELANDA%20kardiyat.pdf Perlawanan Indonesia terhadap Belanda pada Abad XIX
(04-03-2019)
 https://lathifahirbah.wordpress.com/2014/10/28/perlawanan-rakyat-nusantara-terhadap-
portugis-dan-voc/ Perlawanan Rakyat Nusantara terhadap Portugis dan VOC (04-03-
2019)
 https://www.youtube.com/watch?v=GG8o3Y4IcJM Respon Bangsa Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme (04-03-2019)

G. Langkah-langkah Pembelajaran
ALOKASI
SINTAKS KEGIATAN PENDAHULUAN
WAKTU
Fase 1 : 1) Guru dan peserta didik menyampaikan salam dan berdoa. 10
Menyampaikan 2) Guru menanyakan kondisi peserta didik.
tujuan dan 3) Guru mengecek kehadiran peserta didik.
memper siapkan 4) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas dengan cara
peserta didik mengatur tempat duduk dan kebersihan kelas.
(Present goals 5) Guru memberikan motivasi dengan menayangkan kata-kata Ir.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 3
and set) Soekarno, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit!
Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang!” yang ditayangkan melalui
slide PPT.
6) Guru memberikan apersepsi, mengaitkan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
dengan mengajukan pertanyaan “Apa pengaruh kebijakan
sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia?”
7) Guru menyampaikan informasi topik dan tujuan pembelajaran
tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme.
8) Guru menyampaian aspek yang akan dinilai selama proses
pembelajaran; terdiri dari Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan
Keterampilan.
ALOKASI
SINTAKS KEGIATAN INTI
WAKTU
Fase 2 : 1) Peserta didik menyimak tayangan video Respon Bangsa 60
Menyajikan Indonesia Kolonialisme & Imperialisme.
informasi
(Present
information)

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=GG8o3Y4IcJM

2) Peserta didik menerima informasi singkat terkait materi


pembelajaran.
Fase 3 : 1) Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok belajar, setiap
Mengorganisir kelompok terdiri dari 5-6 orang.
peserta didik ke 2) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kepada
dalam tim-tim setiap kelompok.
belajar (organize
students into
learning teams)
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 4
Fase  4 : 1) Guru memfasilitasi peserta didik dalam diskusi kelompok.
Membantu kerja 2) Peserta didik mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.
tim dan belajar 3) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan
(Assist team work pembelajaran dengan menggunakan metode Make a Match.
and study) 4) Guru membagi kelas menjadi dua kelompok belajar (kelompok
A untuk soal sebanyak 16 orang dan kelompok B untuk
jawaban sebanyak 16 orang) secara heterogen yang saling
berpasangan dan berhadapan.
5) Guru membagikan kartu kepada peserta didik secara acak,
setiap peserta didik mendapat satu buah kartu.
6) Peserta didik menganalisis permasalahan pada kartu yang
dipegangnya untuk menemukan jawaban dari permasalahan
tersebut.
7) Guru memberi instruksi pada peserta didik untuk mulai mencari
pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang mereka pegang.
8) Peserta didik diberikan waktu beberapa menit untuk
menemukan pasangan dari kartu soal dan kartu jawaban
tersebut.
9) Setelah seluruh peserta didik menemukan pasangan diminta
untuk duduk berdekatan.
Fase 5 : 1) Peserta didik bersama kelompok pasangannya secara bergantian
Mengevaluasi melakukan presentasi di depan kelas.
(Test on the 2) Peserta didik lain menanggapi kelompok yang presentasi di
materials) depan kelas.
Fase 6 : Peserta yang dapat mencocokkan kartunya dengan benar sebelum
Memberikan batas waktu diberi penghargaan. 
pengakuan atau
penghargaan
(Provide
recognition)
ALOKASI
KEGIATAN PENUTUP
WAKTU
1) Guru memfasilitasi peserta didik membuat kesimpulan materi Perlawanan terhadap 10 menit
Kolonialisme dan Imperialisme.
2) Guru memberikan Postest kepada peserta didik.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 5
3) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait
dengan penguasaan materi, pendekatan, dan model pembelajaran yang digunakan.
4) Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral pentingnya semangat patriotisme
untuk menjaga keutuhan NKRI.
5) Guru memberitahukan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
6) Guru dan peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
7) Peserta didik dan guru menyampaikan salam.

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap (Spiritual dan Sosial)
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran
(assessment for and
of learning)

b. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Lisan Pertanyaan Terlampir Setelah Penilaian pencapaian
(lisan) pembelajaran pembelajaran
usai (assessment of
learning)

c. Keterampilan
No Bentuk Contoh Butir Waktu
Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Kinerja Lembar Terlampir Saat Penilaian untuk dan
Observasi pembelajaran pencapaian
Diskusi berlangsung pembelajaran
dan (assessment for and of
Presentasi learning)

2. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang nilai hasil evaluasi belajar
belum mencapai KKM, dengan ketentuan:
 Pemberian bimbingan secara khusus, seperti bimbingan perorangan, jika jumlah peserta didik
yang mengikuti remedial maksimal 20%.
 Apabila jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai KKM > 30% maka remidial dengan
memanfaatkan tutor sebaya melalui belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 6
diberikan guru terkait materi pembelajaran tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme.
 Apabila jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai KKM > 50% maka guru melakukan
remedial teaching.
 Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes
ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka.

3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan dengan cara mencari informasi dari buku atau media lainnya
tentang Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme diberbagai daerah di Indonesia.

Mengetahui, Lembang, 15 April 2019


Guru Pamong SMPN 3 Lembang, Guru Mata Pelajaran,

Dr. LILI DIANAH ERWIN TEJASOMANTRI, S.Pd.


NIP. 19670609 199103 2 007 NIP. -

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 7
Lampiran 1
Instrumen Penilaian

A. Penilaian Sikap

1. Jurnal Penilaian Sikap Spiritual


Nama Sekolah : SMPN 3 Lembang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Tindak
No. Catatan Perilaku Ttd
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Tidak mengikuti shalat yang
Contoh 15/4/2019 Si A Ketakwaan - Pembinaan
diselenggarakan di sekolah.
Mengganggu teman yang sedang
Contoh 15/4/2019 Si Z berdoa sebelum makan siang di Ketakwaan - Pembinaan
kantin.
Mengajak temannya untuk berdoa
Contoh 15/4/2019 Si Y sebelum pertandingan sepakbola di Ketakwaan - -
lapangan olahraga sekolah.
Mengingatkan temannya untuk Toleransi
Contoh 15/4/2019 Si X melaksanakan sholat Dzuhur di hidup - -
sekolah. beragama

2. Jurnal Penilaian Sikap Sosial


Nama Sekolah : SMPN 3 Lembang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/Genap
Tahun Pelajaran : 2018/2019

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Tindak
No. Catatan Perilaku Butir Sikap Ttd
Tanggal Siswa Lanjut
Menolong orang lanjut usia untuk
Contoh 15/4/2019 Si X Kepedulian - -
menyeberang jalan di depan sekolah.
Berbohong ketika ditanya alasan
Contoh 15/4/2019 Si Z Kejujuran - Pembinaan
tidak masuk sekolah di ruang guru.
Menyerahkan dompet yang
Contoh 15/4/2019 Si A ditemukannya di halaman sekolah Kejujuran - -
kepada satpam sekolah.
Mempengaruhi teman untuk tidak
Contoh 15/4/2019 Si Y Kedisiplinan - Pembinaan
masuk sekolah.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 8
B. Penilaian Pengetahuan

Kisi-Kisi Soal Postest


No Bentuk Jlh.
KD Materi Indikator soal
. Soal Soal
1. 3.4 Menganalisis Kondisi Masyarakat Indonesia  Peserta didik mampu Pilihan 5
kronologi, pada Masa Penjajahan: Betul -
menentukan pemimpin
perubahan dan Perlawanan terhadap
kesinambungan Kolonialisme dan yang berhasil Salah
ruang (geografis, Imperialisme menyatukan rakyat
politik, ekonomi, a. Perlawanan terhadap maluku dan
pendidikan, sosial, Persekutuan Dagang mengobarkan
budaya) dari masa 1) Sultan Baabullah perlawanan terhadap
penjajahan sampai Mengusir Portugis
tumbuhnya 2) Perlawanan Aceh Portugis pada tahun
semangat 3) Ketangguhan “Ayam 1565.
kebangsaan. Jantan dari Timur”  Peserta didik mampu
4) Serangan Mataram menjelaskan alasan
terhadap VOC
Sultan Hassanudin
b. Perlawanan terhadap
Pemerintah Hindia dijuluki “Ayam jantan
Belanda dari Timur”.
1) Perang Saparua di  Peserta didik mampu
Ambon menentukan pemimpin
2) Perang Padri di
Sumatra Barat (1821-
perlawanan rakyat
1838) Ambon terhadap
3) Perang Diponegoro Belanda pada tahun
(1825-1830) 1817.
4) Perang Aceh  Peserta didik mampu
5) Perlawanan
Sisingamangaraja, mengidentifikasi lokasi
Sumatra Utara terjadinya Perang
6) Perang Banjar Diponegoro.
7) Perang Jagaraga di  Peserta didik mampu
Bali mendeskripsikan latar
belakang terjadinya
Perang Jagaraga.

Soal Postest
No. Soal Jawaban Alasan
1. Sultan Baabullah berhasil menyatukan Benar Sultan Baabullah berhasil
rakyat maluku dan mengobarkan menyatukan rakyat maluku dan
perlawanan terhadap Portugis pada mengobarkan perlawanan terhadap
tahun 1565. (B – S) Portugis pada tahun 1565.
2. Sultan Hassanudin sangat ditakuti Benar Sultan Hassanudin sangat ditakuti
Belanda karena ketangguhannya Belanda karena ketangguhannya
melawan Belanda sehingga disebut melawan Belanda sehingga disebut
sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. (B sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.
– S)
3. Sultan Agung memimpin perlawanan Salah Thomas Matulesi (Pattimura)
rakyat Ambon terhadap Belanda pada memimpin perlawanan rakyat
tahun 1817. Ambon terhadap Belanda pada tahun
(B – S) 1817. (B – S)
4. Perang Diponegoro terjadi di Sumatra Salah Perang Diponegoro terjadi di Jawa
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 9
Barat dari tahun 1821 sampai 1838. Tengah dan sebagian Jawa Timur
(B – S) pada tahun 1825-1830.
5. Latar belakang terjadinya Perang Benar Latar belakang terjadinya Perang
Jagaraga karena Belanda dan Kerajaan Jagaraga karena Belanda dan
di Bali bersengketa tentang hak tawan Kerajaan di Bali bersengketa tentang
karang. hak tawan karang.
(B - S)

Pedoman penskoran: Setiap soal yang dijawab dengan benar diberi skor 2
Penilaian : Skor benar x 100
Skor maksimal
C. Penilaian Keterampilan

Kisi-Kisi
Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1 4.4 Menyajikan kronologi, Kondisi Masyarakat 4.4.1 Melaksanakan Penilaian
perubahan dan Indonesia pada Masa diskusi dan Kinerja
kesinambungan ruang Penjajahan: presentasi tentang
(geografis, politik, ekonomi, Perlawanan terhadap Perlawanan
pendidikan, sosial, budaya) Kolonialisme dan terhadap
dari masa penjajahan sampai Imperialisme Kolonialisme dan
tumbuhnya semangat c. Perlawanan terhadap Imperialisme.
kebangsaan. Persekutuan Dagang
5) Sultan Baabullah
Mengusir Portugis
6) Perlawanan Aceh
7) Ketangguhan
“Ayam Jantan
dari Timur”
8) Serangan
Mataram terhadap
VOC
d. Perlawanan terhadap
Pemerintah Hindia
Belanda
8) Perang Saparua di
Ambon
9) Perang Padri di
Sumatra Barat
(1821-1838)
10) Perang
Diponegoro
(1825-1830)
11) Perang Aceh
12) Perlawanan
Sisingamangaraja,
Sumatra Utara
13) Perang Banjar
14) Perang Jagaraga
di Bali

LEMBAR OBSERVASI KINERJA DISKUSI

Mata pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VIII/Genap
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 10
Sub-sub Materi Pokok : Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme
Aspek Penilaian
Nama Skor Nilai Ket
No. Kerjasama Inisiatif Gagasan Keaktifan
Peserta Didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Skor Maksimum = 16
Keterangan Skor :
Baik sekali =4 skor yang diperoleh
Baik =3 Nilai: x 100
skor maksimal
Cukup =2
Kurang =1

Rubrik Penilaian Proses Diskusi


No Aspek yang dinilai Pedoman Penskoran
1 Kerjasama 4: Dapat kerjasama dengan baik sekali bersama anggota kelompok
3: Dapat kerjasama dengan baik bersama anggota kelompok
2: Dapat kerjasama dengan cukup baik bersama anggota kelompok
1: Dapat kerjasama dengan kurang baik bersama anggota kelompok
2 Inisiatif 4: Sangat baik sekali dalam mengeluarkan gagasan
3: Baik dalam mengeluarkan gagasan
2: Cukup baik dalam mengeluarkan gagasan
1: Kurang baik dalam mengeluarkan gagasan

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 11
3 Gagasan 4: Sangat sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
3: Sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
2: Cukup sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
1: Sangat kurang mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
4 Keaktifan 4: Sangat aktif dalam diskusi
3: Aktif dalam diskusi
2: Cukup aktif dalam diskusi
1: Kurang aktif dalam diskusi

LEMBAR OBSERVASI KINERJA PRESENTASI

Mata pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VIII/Genap
Sub-sub Materi Pokok : Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme
Aspek Penilaian
Nama Peserta Penguasaan Sistematika Skor Nilai Ket
Kel Penampilan
Didik Materi Penampilan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

II

III

IV

VI

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 12
Skor Maksimum = 12
Keterangan Skor :
Baik sekali =4 skor yang diperoleh
Nilai: x 100
Baik =3 skor maksimal
Cukup =2
Kurang =1

Rubrik Penilaian Proses Presentasi


No Aspek yang dinilai Pedoman Penskoran
.
1 Penampilan 4: Penampilan presentasi sangat baik
3: Penampilan presentasi baik
2: Penampilan presentasi cukup baik
1: Penampilan presentasi kurang baik
2 Peguasaan materi 4: Penguasaan materi sangat baik
3: Penguasaan materi baik
2: Penguasaan materi cukup baik
1: Penguasaan materi kurang baik
3 Sistematika 4: Sistematika penyampaian materi sangat baik
penyampaian 3: Sistematika penyampaian materi baik
2: Sistematika penyampaian materi cukup baik
1: Sistematika penyampaian materi kurang baik

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 13
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Materi Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Materi Pokok : Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme
Kelas/Semester : VIII......... / Genap
Tujuan : 1) Mendeskripsikan perlawanan terhadap persekutuan dagang dengan tepat;
2) Mendeskripksikan perlawanan terhadap pemerintah Hindia belanda dengan tepat;
Nama Peserta Didik : 1........................................... 4...........................................
2........................................... 5...........................................
3........................................... 6...........................................

Petunjuk :
1) Bentuklah kelompok beranggotakan 5-6 orang.
2) Baca dan pahamilah LKPD ini dengan teliti, kemudian diskusikan dengan teman sekelompokmu!
3) Jodohkan pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

No. Pertanyaan Jawaban


Penyebab utama terjadinya perang antara Tidore dan Portugis A. Sultan Agung
1. B. Cut Nyak Dien
pada tahun 1529 adalah……
C. Teuku Umar
Pemimpin yang berhasil menyatukan rakyat maluku dan
D. Thomas Matulesi (Pattimura)
2. mengobarkan perlawanan terhadap Portugis pada tahun 1565 E. Sultan Hassanudin
yaitu……
F. Sisingamangaraja XII
Pada masa pemerintahan……, armada Aceh telah disiapkan G. Sultan Baabullah
3.
untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. H. Sultan Iskandar Muda
Isi Perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dan VOC I. Tuanku Imam Bonjol (M Syahab),
4 Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai,
yaitu……
dan Tuanku nan Alahan
Tokoh yang sangat ditakuti Belanda karena ketangguhannya J. Belanda campur tangan dalam urusan
5 melawan Belanda sehingga disebut sebagai “Ayam Jantan dari pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin.
Timur” yaitu…… K. Portugis menghalang-halangi
Raja Mataram yang melakukan dua kali penyerangan terhadap perdagangan Banda dengan Tidore.
6 L. Belanda dan Kerajaan di Bali bersengketa
VOC di Batavia yaitu……
tentang hak tawan karang.
Faktor penyebab gagalnya serangan pertama Mataram terhadap
7 M. Kurangnya perbekalan, kurang matang
VOC di Batavia adalah……
dalam memperhitungkan medan
Pemimpin perlawanan rakyat Ambon terhadap Belanda pada pertempuran, dan persenjataan Belanda
8
tahun 1817 yaitu…… jauh lebih modern dibandingkan tentara
Pemimpin perlawanan kaum Padri terhadap Belanda pada Mataram.
9 N. Campur tangan pemerintah Hindia
tahun 1821 yaitu……
Belanda dalam urusan Keraton
10 Latar belakang terjadinya Perang Diponegoro karena…… Yogyakarta merupakan salah satu
Perundingan antara Diponegoro dan Belanda pada bulan Maret penyebab kegelisahan rakyat. Pajak-pajak
11 1830 merupakan tipu muslihat atau siasat licik Belanda yang diterapkan pemerintah Hindia
karena...... Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya
menjadi sumber penderitaan rakyat.
Tokoh yang gugur di Meulaboh Aceh dalam pertempuran
12 O. Pangeran Diponegoro ditangkap dan
melawan Belanda pada tahun 1899 yaitu……
diasingkan ke Manado, kemudian ke
Tokoh pemimpin perempuan rakyat Aceh dalam perlawanan Makassar hingga wafat tahun 1855.
13 terhadap Belanda, ditangkap tahun 1906, kemudian diasingkan P. 1) Belanda memperoleh monopoli dagang
ke Sumedang yaitu…… rempah-rempah di Makassar; 2) Belanda
Pemimpin perlawanan terhadap Belanda (Perang Batak) di mendirikan benteng pertahanan di
14. Makassar; 3) Makassar harus melepaskan
Sumatra Utara yaitu……
daerah kekuasaannya berupa daerah di
15. Latar belakang terjadinya Perang Banjar karena…… luar Makassar; 4) Aru Palaka diakui
16. Latar belakang terjadinya Perang Jagaraga karena…… sebagai Raja Bone.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 14
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 15
Lampiran 3
Media Pembelajaran – Kartu Soal dan Kartu Jawaban untuk Make a Match

No. Kartu Soal Kartu Jawaban


1. Penyebab utama terjadinya perang antara Tidore dan Portugis Portugis menghalang-halangi
pada tahun 1529. perdagangan Banda dengan Tidore.
2. Pemimpin yang berhasil menyatukan rakyat maluku dan Sultan Baabullah
mengobarkan perlawanan terhadap Portugis pada tahun 1565.
3. Pada masa pemerintahannya, armada Aceh telah disiapkan Sultan Iskandar Muda
untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka.
4 Isi Perjanjian Bongaya antara Sultan Hasanuddin dan VOC. 2) Belanda memperoleh monopoli
dagang rempah-rempah di
Makassar;
3) Belanda mendirikan benteng
pertahanan di Makassar;
4) Makassar harus melepaskan daerah
kekuasaannya berupa daerah di
luar Makassar;
5) Aru Palaka diakui sebagai Raja
Bone.
5 Tokoh yang sangat ditakuti Belanda karena ketangguhannya Sultan Hassanudin
melawan Belanda sehingga disebut sebagai “Ayam Jantan dari
Timur”.
6 Raja Mataram yang melakukan dua kali penyerangan terhadap Sultan Agung
VOC di Batavia.
7 Faktor penyebab gagalnya serangan pertama Mataram Kurangnya perbekalan, kurang matang
terhadap VOC di Batavia. dalam memperhitungkan medan
pertempuran, dan persenjataan Belanda
jauh lebih modern dibandingkan tentara
Mataram.
8 Pemimpin perlawanan rakyat Ambon terhadap Belanda pada Thomas Matulesi (Pattimura)
tahun 1817.
9 Pemimpin perlawanan kaum Padri terhadap Belanda pada Tuanku Imam Bonjol (M Syahab),
tahun 1821. Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai,
dan Tuanku nan Alahan
10 Latar belakang terjadinya Perang Diponegoro. Campur tangan pemerintah Hindia
Belanda dalam urusan Keraton
Yogyakarta merupakan salah satu
penyebab kegelisahan rakyat. Pajak-
pajak yang diterapkan pemerintah
Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi
lainnya menjadi sumber penderitaan
rakyat.
11 Perundingan antara Diponegoro dan Belanda pada bulan Pangeran Diponegoro ditangkap dan
Maret 1830 merupakan tipu muslihat atau siasat licik Belanda. diasingkan ke Manado, kemudian ke
Makassar hingga wafat tahun 1855.
12 Tokoh yang gugur di Meulaboh Aceh dalam pertempuran Teuku Umar
melawan Belanda pada tahun 1899.
13 Tokoh pemimpin perempuan rakyat Aceh dalam perlawanan Cut Nyak Dien
terhadap Belanda, ditangkap tahun 1906, kemudian
diasingkan ke Sumedang.
14. Pemimpin perlawanan terhadap Belanda (Perang Batak) di Sisingamangaraja XII
Sumatra Utara.
15. Latar belakang terjadinya Perang Banjar. Belanda campur tangan dalam urusan
pergantian raja di Kerajaan
Banjarmasin.
16. Latar belakang terjadinya Perang Jagaraga. Belanda dan Kerajaan di Bali
bersengketa tentang hak tawan karang.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 16
Lampiran 4
Bahan Ajar – Materi Reguler dan Remedial

Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme

a. Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang


1) Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Konflik antara kerajaan di Indonesia dan persekutuan/kongsi dagang Barat terjadi sejak para kongsi dagang
menunjukkan kecongkakannya. Sebagai contoh, Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis.
Penyebab utamanya adalah Portugis menghalang-halangi perdagangan Banda dengan Tidore. Portugis
menembaki jung-jung (perahu) dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Tidore tidak terima dengan
tindakan armada Portugis, lalu melakukan perlawanan. Dalam perang tersebut, Portugis berhasil mengadu
domba Kerajaan Ternate dan Tidore. Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan Bacan. Akhirnya, Portugis
mendapat kemenangan. Rakyat Maluku sadar bahwa Portugis hanya akan merusak perdamaian. Sultan Hairun
berhasil menyatukan rakyat dan mengobarkan perlawanan pada tahun 1565. Portugis terus terdesak oleh
gempuran tentara kerajaan yang didukung rakyat. Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Hairun.
Sultan Hairun adalah raja yang cinta damai sehingga menerima ajakan Portugis.
Pada tahun 1570, bertempat di Benteng Sao Paolo, terjadi perundingan antara Sultan dan Portugis. Pada
awal perundingan semua berjalan seperti sebuah pertemuan pada umumnya, yaitu membicarakan suatu hal
penting. Pada saat itu, Sultan Hairun tidak menaruh curiga sedikit pun. Ia merasa bahwa perdamaian jauh lebih
baik. Namun, pada saat perundingan berlangsung tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis menangkap Sultan
Hairun dan pada saat itu juga membunuhnya.
Kelicikan dan kejahatan Portugis tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Sultan Baabullah
(putera Sultan Hairun) dengan gagah melanjutkan perjuangan ayahandanya dengan memimpin perlawanan.
Pada saat bersamaan, Ternate dan Tidore bersatu melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya, pada
tahun 1575, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Selanjutnya, Portugis melarikan diri dan menetap di Ambon.
Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari Ambon. Portugis kemudian menyingkir ke Timor
Timur/Timor Leste dan melakukan kolonisasi di tempat itu.

2) Perlawanan Aceh
Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore, perlawanan masyarakat Indonesia terhadap Portugis
juga dilakukan oleh rakyat Aceh di Pulau Sumatra? Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-
1639), armada Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh telah
memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah Kerajaan Aceh telah sampai
di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun 1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi
penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih
tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.

3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”


Kalian tentu tidak asing dengan nama Sultan Hasanuddin. Tokoh ini sangat ditakuti Belanda karena
ketangguhannya melawan Belanda sehingga disebut sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. Sultan Hasanuddin
adalah Raja Gowa di Sulawesi Selatan. Suatu ketika, Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dan Bone (Arung
Palaka) berselisih paham. Hal ini dimanfaatkan VOC dengan mengadu domba kedua kerajaan tersebut. VOC
memberikan dukungan, sehingga Bone menang saat perang dengan Gowa tahun 1666. Sultan Hassanuddin
dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Perjanjian Bongaya adalah perjanjian
antara Sultan Hasanuddin dan VOC. Isi dari perjanjian Bongaya sebagai berikut.
a) Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar;
b) Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar;
c) Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar Makassar;
d) Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 17
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi.
Tinggal kerajaan-kerajaan kecil, yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.

4) Serangan Mataram terhadap VOC


Perhatikan gambar peta di atas. Mataram adalah kerajaan besar di Jawa Tengah. Keberadaan VOC di
Batavia sangat membahayakan Mataram. Pada awalnya, Mataram dengan Belanda dianggap menjalin hubungan
baik. Belanda diizinkan mendirikan benteng gudang (loji) untuk kantor dagang di Jepara pada tahun 1615.
Belanda juga memberikan dua meriam untuk Kerajaan Mataram. Perselisihan antara Mataram dan Belanda
terjadi karena nafsu monopoli Belanda. Pada tanggal 8 November 1618, Gubernur Jenderal VOC Jan
Pieterzoon Coen memerintahkan van der Marct menyerang Jepara. Kerugian Mataram sangat besar. Peristiwa
tersebut memperuncing perselisihan antara Mataram dan Belanda.
Raja Mataram Sultan Agung segera mempersiapkan penyerangan terhadap kedudukan VOC di Batavia.
Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628. Pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Baurekso, yang tiba di
Batavia tanggal 22 Agustus 1628. Selanjutnya, menyusul pasukan Tumenggung Sura Agul-Agul, dan kedua
bersaudara yaitu Kiai Dipati Mandurejo dan Upa Santa.
Mengapa serangan pertama mengalami kegagalan? Hal ini terjadi selain karena kurangnya perbekalan, juga
disebabkan Mataram kurang matang dalam memperhitungkan medan pertempuran. Faktor lain adalah
persenjataan Belanda jauh lebih modern dibandingkan tentara Mataram. Serangan pertama yang dilakukan oleh
Mataram gagal sehingga terpaksa pasukan ditarik kembali ke Mataram tanggal 3 Desember 1628. Pada
serangan tersebut, tidak kurang 1.000 prajurit Mataram gugur dalam medan pertempuran. Mataram segera
mempersiapkan serangan kedua, dengan pimpinan Kyai Adipati Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purbaya.
Persiapan dilakukan dengan lebih matang. Gudang-gudang dan lumbung persediaan makanan didirikan di
berbagai tempat. Setelah semua persiapan selesai, pengepungan secara total terhadap Batavia pun dilakukan.
Serangan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober 1629.
Namun, serangan kedua ini pun gagal, karena faktor kelemahan yang sama seperti pada serangan pertama
serta lumbung padi persediaan makanan banyak dihancurkan Belanda sehingga semakin memperlemah
kekuatan Mataram. Pada tahun 1799, terjadi peristiwa penting dalam sejarah kolonialisme dan imperialisme
Barat di Indonesia. VOC dinyatakan bangkrut hingga dibubarkan. Keberadaan VOC sebagai kongsi dagang
yang menjalankan roda pemerintahan di negeri jajahan seperti di Indonesia tidak dapat dilanjutkan lagi. Pada
tanggal 31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC diambil alih
oleh pemerintah. Setelah dibubarkannya VOC, Indonesia berada langsung di bawah pemerintah Hindia
Belanda.

b. Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda


1) Perang Saparua di Ambon
Kalian masih ingat kekuasaan Inggris yang menggantikan Belanda pada tahun 1811-1816? Peralihan
kekuasaan tersebut menyadarkan rakyat bahwa Belanda bukanlah kekuatan yang paling hebat. Ketika Belanda
kembali berkuasa di Indonesia tahun 1817, rakyat Ambon mengadakan perlawanan, di bawah pimpinan Thomas
Matulesi (Pattimura). Pattimura memimpin perlawanan di Saparua dan berhasil merebut benteng Belanda serta
membunuh Residen van den Berg. Dalam perlawanan tersebut, turut serta pula seorang pahlawan wanita
bernama Christina Martha Tiahahu yang merupakan putri tunggal dari Paulus Tiahahu, teman dari Kapten
Pattimura. Perlawanan Pattimura dapat dikalahkan setelah bantuan Belanda dari Batavia datang. Pattimura
bersama tiga pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.

2) Perang Padri di Sumatra Barat (1821-1838)


Perhatikan gambar Benteng Fort de Kock! Benteng tersebut merupakan saksi betapa sengitnya perlawanan
kaum Padri terhadap pemerintah Hindia Belanda. Di manakah meletusnya Perang Padri? Bagaimana latar
belakang dan proses Perang Padri? Minangkabau, Sumatra Barat merupakan salah satu pusat gerakan
kebangkitan Islam di Indonesia. Gerakan pemurnian ajaran Islam dibawa oleh para haji yang pulang dari
Mekah. Tokohnya adalah Haji Miskin, Haji Sunanik, dan Haji Piobang. Kelompok pembaharu Islam di Sumatra
Barat ini disebut sebagai kaum Padri. Mereka terpengaruh oleh para pembaharu Islam di Timur Tengah, dan

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 18
menggelorakan semangat kembali pada kebangkitan Islam. Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan
kelompok adat atau kaum penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung kaum
adat yang posisinya sudah terjepit.
Perlawanan kaum Padri dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku
Imam Bonjol (M Syahab), Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum
Padri berhasil membuat Belanda terpojok. Sementara itu, Belanda menghadapi perlawanan Pangeran
Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar apabila pertempuran dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda pun
mengajak kaum Padri berdamai, yang diwujudkan di Bonjol tanggal 15 November 1825. Selanjutnya, Belanda
berkonsentrasi ke Perang Diponegoro. Belanda berhasil memadamkan perlawanan Diponegoro.
Setelah itu, Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap kedudukan Padri. Kaum adat yang semula
bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya mendukung perjuangan Padri. Bantuan dari Aceh juga datang untuk
mendukung pejuang Padri. Belanda benarbenar menghadapi musuh yang tangguh. Belanda menerapkan sistem
pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen
merupakan dua benteng pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai
dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap,
kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864.
Berakhirnya Perang Padri membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini kemudian
mendukung usaha Belanda untuk menguasai wilayah Sumatra yang lain.

3) Perang Diponegoro (1825-1830)


Perang Diponegoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi Belanda. Perlawanan Pangeran
Diponegoro tidak lepas dari kegelisahan dan penderitaan rakyat akibat penindasan yang dilakukan pemerintah
Hindia Belanda. Campur tangan pemerintah Hindia Belanda dalam urusan Keraton Yogyakarta merupakan
salah satu penyebab kegelisahan rakyat. Pajak-pajak yang diterapkan pemerintah Hindia Belanda dan kebijakan
ekonomi lainnya menjadi sumber penderitaan rakyat, yang ikut juga melatarbelakangi Perang Diponegoro.
Salah satu bukti campur tangan politik Belanda adalah dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta terjadi
ketika pada tahun 1822 Hamengkubuwono IV wafat. Di dalam keraton muncul perselisihan tentang
penggantinya. Saat itu, putra mahkota baru berumur 3 (tiga) tahun. Keadaan ini menjadi kesempatan bagi
Belanda untuk campur tangan dalam urusan kerajaan. Beberapa tindakan Belanda yang dianggap melecehkan
harga diri dan nilai-nilai budaya masyarakat menjadi penyebab lain kebencian rakyat kepada Belanda.
Berbagai kegelisahan dan penderitaan yang lama berlangsung dipicu oleh berbagai peristiwa yang membuat
rakyat marah. Sebagai contoh, saat membangun jalan baru pada bulan Mei 1825, Belanda dan Patih Danurejo
memasang patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Terjadi perselisihan saat pengikut Diponegoro Patih
Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda segera mengutus serdadu untuk menangkap Pangeran
Diponegoro. Perang tidak dapat dihindarkan. Pada tanggal 20 Juli 1825, Tegalrejo yang menjadi basis pengikut
Diponegoro direbut dan dibakar Belanda.
Diponegoro meninggalkan kota dan menyusun strategi perlawanan di luar Kota Yogyakarta. Perang Jawa
dikumandangkan (1825-1830) untuk mengusir Belanda. Perlawanan tersebut menular sampai Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Belanda berusaha membujuk para pejuang dengan memulangkan Hamengkubuwono II dari
pengasingannya di Ambon. Namun, langkah ini gagal memadamkan perlawanan. Selanjutnya, Belanda
menerapkan siasat BentengStelsel. Dengan sistem ini, Belanda mampu memecah belah jumlah pasukan musuh.
Belanda berhasil menangkap Kyai Maja dan Pangeran Mangkubumi. Belanda kemudian juga berhasil
meyakinkan panglima Sentot Prawiryodirjo untuk membuat perjanjian perdamaian.

4) Perang Aceh
Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris, dan Belanda
mendapat hak atas Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk menyerang istana
Aceh. Saat itu, Aceh masih merupakan negara merdeka. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahman yang
menjadi benteng pertahanan Aceh 5 April 1873.
Semangat jihad (perang membela agama Islam) menggerakkan perlawanan rakyat Aceh. Jendral Kohler
terbunuh saat pertempuran di depan Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Kohler meninggal dekat dengan pohon

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 19
yang sekarang diberi nama Pohon Kohler. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan dalam benteng
besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban semakin besar, dan keuangan terus
terkuras. Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh. Menyadari hal
tersebut, Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar. Sebagai seorang
ahli bahasa, sejarah, dan sosial Islam, ia dimintai masukan atau rekomendasi tentang cara-cara mengalahkan
rakyat Aceh. Setelah lama belajar di Arab, Snouck Hurgronje memberikan saran-saran kepada Belanda
mengenai cara mengalahkan orang Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan dengan kekerasan,
sebab karakter orang Aceh tidak akan pernah menyerah. Jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan Uleebalang (bangsawan) dan
kaum ulama. Belanda menjanjikan kedudukan pada Uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil,
banyak Uleebalang yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para
Uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak.
Banyak tokohnya yang gugur. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada 1899. Sultan Aceh
Mohammad Daudsyah ditawan pada tahun 1903 dan diasingkan hingga meninggal di Batavia. Panglima Polem
Mohammad Daud juga menyerah pada tahun 1903. Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin perempuan, ditangkap
tahun 1906, kemudian diasingkan ke Sumedang. Pahlawan perempuan Cut Meutia gugur pada tahun 1910.
Perlawanan Aceh pun terus menyusut. Hingga tahun 1917, Belanda masih melakukan pengejaran terhadap sisa-
sisa perlawanan Aceh. Belanda mengumumkan berakhirnya Perang Aceh pada tahun 1904. Namun demikian,
perlawanan seporadis rakyat Aceh masing berlangsung hingga tahun 1930an.

5) Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara


Perlawanan terhadap Belanda di Sumatra Utara dilakukan oleh Sisingamangaraja XII. Perlawanan ini, yang
dinamakan juga Perang Batak, berlangsung selama 29 tahun. Pertempuran diawali dari Bahal Batu, yang
menjadi pusat pertahanan Belanda tahun 1877. Untuk menghadapi Perang Batak, Belanda menarik pasukan dari
Aceh. Pasukan Sisingamangaraja dapat dikalahkan setelah Kapten Christoffel berhasil mengepung benteng
terakhir Sisingamangaraja di raja Pakpak. Kedua putra beliau Patuan Nagari dan Patuan Anggi ikut gugur,
sehingga seluruh Tapanuli dapat dikuasai Belanda.

6) Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Belanda campur tangan dalam urusan pergantian raja di Kerajaan
Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada Pangeran Tamjidillah yang tidak disukai rakyat. Perlawanan
dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat. Pada tahun 1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan
setelah Prabu Anom ditangkap Belanda. Pasukan Pangeran Antasari dapat didesak. Pada tahun 1862, Pangeran
Hidayat menyerah, dan berakhirlah perlawanan Banjar di Pulau Kalimantan. Perlawanan benar-benar dapat
dipadamkan pada tahun 1905

7) Perang Jagaraga di Bali


Perang Jagaraga berawal ketika Belanda dan Kerajaan di Bali bersengketa tentang hak tawan karang. Hak
tawan karang menyatakan bahwa setiap kapal yang kandas di perairan Bali menjadi hak penguasa di daerah
tersebut. Pemerintah Belanda memprotes raja Buleleng yang menyita 2 (dua) kapal milik Belanda. Raja
Buleleng tidak menerima tuntutan Belanda untuk mengembalikan kedua kapalnya. Persengketaan ini
menyebabkan Belanda melakukan serangan terhadap Kerajaan Buleleng pada tahun 1846. Belanda berhasil
menguasai Kerajaan Buleleng, sementara Raja Buleleng menyingkir ke Jagaraga dibantu oleh Kerajaan
Karangasem. Setelah berhasil merebut Benteng Jagaraga, Belanda melanjutkan ekspedisi militer tahun 1849.
Dua kerajaan Bali, yaitu Gianyar dan Klungkung menjadi sasaran Belanda pada tahun 1906. seluruh kerajaan di
Bali pun jatuh ke pihak Belanda setelah rakyat melakukan perang habis-habisan sampai mati, yang dikenal
dengan perang puputan jagaraga.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 20
Bahan Ajar – Materi Pengayaan

Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat


dan Pengaruhnya bagi Perkembangan Masyarakat Indonesia

Kalian telah mengkaji berbagai sistem pemerintahan dan kebijakan ekonomi, politik, dan sosial masyarakat
Indonesia masa penjajahan di atas. Tentu kalian menemukan beberapa dampak perkembangan kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia. Sekarang, mari kita identifikasi kembali beberapa perubahan masyarakat Indonesia
akibat kolonialisme dan imperialisme Barat.

Bidang Politik
Ciri yang menonjol dalam bidang politik adalah semakin hilangnya kekuasaan politik para penguasa Indonesia,
yang beralih ke tangan Belanda. Apa saja buktinya?
Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijaksanaan politik kerajaan, karena intervensinya terhadap
berbagai kerajaan di Indonesia.
Kekuasaan raja atau para penguasa tradisional semakin merosot dan bahkan semakin bergantung kepada
kekuasaan asing. Sebagian kerajaan diambil alih atau di bawah kekuasaan-kekuasaan kolonial.
Hak-hak sebagai penguasa pribumi diperkecil, bahkan ada yang dihapus. Contoh: Status bupati sebagai
penguasa tradisional dihapus dan kemudian dijadikan pegawai pernerintah yang digaji. Tanah-tanah lungguh,
semakin lama semakin hilang.
Akibat selanjutnya adalah munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Hindia
Belanda. Kita akan mempelajari berbagai perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam subbab tersendiri
di dalam bab ini.

Perkembangan Agama Kristen


Ada pendapat yang menyatakan bahwa pada abad ke-7 sudah ada gereja di daerah Tapanuli. Kemudian setelah
terjadi perkembangan ordo-ordo agama Kristen di Eropa, pada abad ke-13, para misionaris sudah aktif di Asia. Juga
disebut-sebut bahwa pada tahun 1321 Imam Odorico de Terdenonne telah berkunjung ke beberapa pelabuhan di
Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Namun, masuknya agama Kristen pada abad 13 dan 14 itu belum didukung bukti-
bukti yang kuat.
Setelah Portugis datang di Indonesia, aktivitas penyebaran agama Kristen mulai meluas. Penyebaran agama
Kristen (Kristen Katolik) semakin semarak setelah Spanyol juga sampai di Kepulauan Maluku. Spanyol dan
Portugis yang sama-sama membawa agama Kristen Katolik. Tokoh misionaris yang aktif menyebarkan agama
Kristen Katolik di Kepulauan Maluku adalah Fransiscus Xaverius.
Sementara orang-orang Belanda lebih dominan dalam menyebarkan agama Kristen Protestan. Bagaimana
Kristen Katolik maupun Kristen Protestan kemudian berkembang di berbagai daerah di Indonesia? Agama Kristen
disebarkan secara intensif disebarkan oleh para misionaris khusus. Para zending merupakan kelompok yang sangat
berperan besar dalam penyebaran agama Kristen di Indonesia.

Perubahan Budaya dan Gaya Hidup


Perubahan pola hidup, tradisi, atau adat istiadat dan perkembangan di bidang seni budaya yang lain juga terjadi.
Budaya dan pola hidup Barat di tengah-tengah budaya tradisional menjadi pemandangan yang lazim. Selain itu
muncul kelompok priyayi baru dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan dinas-dinas pernerintahan dengan gelar
dan atribut seperti priyayi yang sudah ada. Rumah mereka dibangun dengan pola dan lingkungan seperti rumah
priyayi asli. Kalau tampil di depan umum, mereka duduk di tengah terhromat, dan juga tidak mau melepas topinya.
Pola hidup berpesta dengan disertai minum-minum juga mulai dikenal. Begitu juga, bahasa dan pakaian-pakaian
kebesaran gaya orang Barat mulai juga dikenal.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 21
Elite bangsawan di lingkungan kerajaan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya karena merosotnya
peran politik mereka. Sebagai contoh, Paku Buwono V memerintahkan disusunnya Serat Centhini tentang
pengetahuan tentang mistik Jawa. Kemudian pujangga Kraton Surakarta, Raden Ngabehi Ronggowarsito menulis
karya-karya berbentuk prosa. Karyanya yang cukup terkenal berjudul Pustakaraja Purwa (Buku tentang Raja-Raja
pada Zaman Kuno). Juga Mangkunegara IV telah menulis Kitab Wedatama. Begitu juga Paku Alam III dan
Hamengku Buwono V, pemimpin yang mendorong dan melindungi perkembangan seni budaya di istana.

Perubahan Sosial dan Demografi


a. Mobilitas sosial masyarakat
Munculnya berbagai perusahaan swasta terutama pembukaan berbagai perkebunan di luar Jawa mengakibatkan
munculnya gelombang transmigrasi. Buruh-buruh perkebunan di Sumatra banyak diambil dari orang-orang Jawa
yang penduduknya sudah padat pada awal abad XX. Pada masa Politik Etis, program trasmigrasi semakin meluas
walaupun tujuan utamanya adalah untuk kepentingan Belanda, seperti memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja di
perkebunan-perkebunan swasta Belanda.

b. Penggolongan sosial
Golongan sosial yang muncul adalah Golongan Pribumi dan orang-orang Belanda dan Eropa lainnya serta
keturunan Timur asing. Golongan Belanda dan Eropa merupakan kelompok yang paling elite dalam struktur sosial
masyarakat.Adapun golongan timur asing biasanya mempunyai posisi yang kuat dalam perekonomian dan
perdagangan. Contoh golongan timur asing ini adalah orang-orang Tiongkok, Arab, dan lain-lain.

c. Munculnya elit terdidik dan masyarakat perkotaan


Munculnya berbagai perusahaan swasta dan tuntutan memenuhi pegawai pemerintah menyebabkan
didirikannya sekolah-sekolah di kota-kota. Hal ini yang mendorong lahirnya golongan elite terdidik di perkotaan.
Walaupun jumlahnya sedikit, tetapi sangat berperan dalam perkembangan pergerakan kemerdekaan selanjutnya.
Pada abad XX berdiri berbagai lembaga pendidikan modern yang didirikan masyarakat Indonesia sendiri. Interaksi
elite terdidik di perkotaan melahirkan semangat berorganisasi hingga akhirnya muncul ikatan-ikatan kedaerahan
yang pada abad XX mendorong lahirnya ikatan nasional atau paham kebangsaan.

d. Golongan buruh dan majikan


Golongan buruh dan majikan muncul seiring dengan berdirinya berbagai perusahaan dan pabrik. Jenis
pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis, bukan hanya berdasarkan faktor keturunan tetapi juga faktor
pendidikan. Munculnya sekolah-sekolah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan tenaga administrasi swasta dan
pemerintah telah memunculkan elite baru dalam struktur masyarakat Indonesia. Apa yang disebut dengan pegawai
negeri seperti pada masa sekarang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda?

Bidang Ekonomi
Bergesernya perekonomian dari pertanian pangan menjadi industri dan perkebunan. Dalam bidang
perdagangan, situasi perekonomian tidak sehat karena monopoli dan penguasaan terhadap suatu daerah (koloni) oleh
penjajah. Akibatnya masyarakat Indonesia tidak mempunyai peran utama dalam perekonomian di Indonesia.
Dengan demikian rakyat Indonesia mulai mengenal jenis tanaman perkebunan. Petani juga dikenalkan dengan
sistem sewa tanah dan kerja paksa.
Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia, yang sebelumnya lebih didominasi oleh
perekonomian barang. Pada masa kebijaksanaan kolonial liberal, sistem ekonomi uang ini sudah meresap sampai ke
lingkungan masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Akibat sistem ekonomi uang ini, misalnya mulai dikenal
utang-piutang uang. Dalam mengerjakan lahan pertanian penduduk mulai mengenal peminjaman modal kepada
pemilik modal. Mereka harus mengembalikan uang dengan sistem bunga. Kondisi ini memperparah perekonomian
masyarakat saat terjadi kegagalan panen. Sebab, uang dan bunganya harus dikembalikan secara penuh, sementara
mereka tidak mempunyai penghasilan.

RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 22

Anda mungkin juga menyukai