RPP Perlawanan Terhadap Kolonialisme Dan
RPP Perlawanan Terhadap Kolonialisme Dan
(RPP)
Disusun Oleh:
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 1
1. Mendeskripsikan perlawanan terhadap persekutuan dagang dengan tepat;
2. Mendeskripksikan perlawanan terhadap pemerintah Hindia belanda dengan tepat;
3. Melaksanakan diskusi dan presentasi tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme
dengan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler:
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme
a. Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang
1) Sultan Baabullah Mengusir Portugis
2) Perlawanan Aceh
3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”
4) Serangan Mataram terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
1) Perang Saparua di Ambon
2) Perang Padri di Sumatra Barat (1821-1838)
3) Perang Diponegoro (1825-1830)
4) Perang Aceh
5) Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara
6) Perang Banjar
7) Perang Jagaraga di Bali
2. Materi Pembelajaran Pengayaan:
Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat dan Pengaruhnya bagi Perkembangan Masyarakat
Indonesia
3. Materi Pembelajaran Remedial
Penguatan kembali materi yang belum dipahami (mengacu pada hasil evaluasi belajar/penilaian
pengetahuan)
2) Sumber Pembelajaran
a) Mukminan, dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Mukminan, dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
c) Internet:
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/5385/mod_resource/content/1/3.2_POTON
GAN%20MATERI.pdf Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan
Bangsa Eropa sampai dengan Abad ke-20 (04-03-2019)
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia
%20Vitae/vol23no2oktober2009/PERLAWANAN%20INDONESIA%20TERHADAP
%20BELANDA%20kardiyat.pdf Perlawanan Indonesia terhadap Belanda pada Abad XIX
(04-03-2019)
https://lathifahirbah.wordpress.com/2014/10/28/perlawanan-rakyat-nusantara-terhadap-
portugis-dan-voc/ Perlawanan Rakyat Nusantara terhadap Portugis dan VOC (04-03-
2019)
https://www.youtube.com/watch?v=GG8o3Y4IcJM Respon Bangsa Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme (04-03-2019)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
ALOKASI
SINTAKS KEGIATAN PENDAHULUAN
WAKTU
Fase 1 : 1) Guru dan peserta didik menyampaikan salam dan berdoa. 10
Menyampaikan 2) Guru menanyakan kondisi peserta didik.
tujuan dan 3) Guru mengecek kehadiran peserta didik.
memper siapkan 4) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas dengan cara
peserta didik mengatur tempat duduk dan kebersihan kelas.
(Present goals 5) Guru memberikan motivasi dengan menayangkan kata-kata Ir.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 3
and set) Soekarno, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit!
Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang!” yang ditayangkan melalui
slide PPT.
6) Guru memberikan apersepsi, mengaitkan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari,
dengan mengajukan pertanyaan “Apa pengaruh kebijakan
sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia?”
7) Guru menyampaikan informasi topik dan tujuan pembelajaran
tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialsme.
8) Guru menyampaian aspek yang akan dinilai selama proses
pembelajaran; terdiri dari Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan
Keterampilan.
ALOKASI
SINTAKS KEGIATAN INTI
WAKTU
Fase 2 : 1) Peserta didik menyimak tayangan video Respon Bangsa 60
Menyajikan Indonesia Kolonialisme & Imperialisme.
informasi
(Present
information)
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=GG8o3Y4IcJM
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 5
3) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait
dengan penguasaan materi, pendekatan, dan model pembelajaran yang digunakan.
4) Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral pentingnya semangat patriotisme
untuk menjaga keutuhan NKRI.
5) Guru memberitahukan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
6) Guru dan peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
7) Peserta didik dan guru menyampaikan salam.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap (Spiritual dan Sosial)
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Terlampir Saat Penilaian untuk dan
pembelajaran pencapaian
berlangsung pembelajaran
(assessment for and
of learning)
b. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Lisan Pertanyaan Terlampir Setelah Penilaian pencapaian
(lisan) pembelajaran pembelajaran
usai (assessment of
learning)
c. Keterampilan
No Bentuk Contoh Butir Waktu
Teknik Keterangan
. Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Kinerja Lembar Terlampir Saat Penilaian untuk dan
Observasi pembelajaran pencapaian
Diskusi berlangsung pembelajaran
dan (assessment for and of
Presentasi learning)
2. Pembelajaran Remedial
Kegiatan pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang nilai hasil evaluasi belajar
belum mencapai KKM, dengan ketentuan:
Pemberian bimbingan secara khusus, seperti bimbingan perorangan, jika jumlah peserta didik
yang mengikuti remedial maksimal 20%.
Apabila jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai KKM > 30% maka remidial dengan
memanfaatkan tutor sebaya melalui belajar kelompok untuk menjawab pertanyaan yang
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 6
diberikan guru terkait materi pembelajaran tentang Perlawanan terhadap Kolonialisme dan
Imperialisme.
Apabila jumlah peserta didik yang belum mencapai nilai KKM > 50% maka guru melakukan
remedial teaching.
Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes
ulang dilaksanakan di luar jam tatap muka.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi
kegiatan pembelajaran pengayaan dengan cara mencari informasi dari buku atau media lainnya
tentang Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme diberbagai daerah di Indonesia.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 7
Lampiran 1
Instrumen Penilaian
A. Penilaian Sikap
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Tindak
No. Catatan Perilaku Ttd
Tanggal Siswa Sikap Lanjut
Tidak mengikuti shalat yang
Contoh 15/4/2019 Si A Ketakwaan - Pembinaan
diselenggarakan di sekolah.
Mengganggu teman yang sedang
Contoh 15/4/2019 Si Z berdoa sebelum makan siang di Ketakwaan - Pembinaan
kantin.
Mengajak temannya untuk berdoa
Contoh 15/4/2019 Si Y sebelum pertandingan sepakbola di Ketakwaan - -
lapangan olahraga sekolah.
Mengingatkan temannya untuk Toleransi
Contoh 15/4/2019 Si X melaksanakan sholat Dzuhur di hidup - -
sekolah. beragama
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Tindak
No. Catatan Perilaku Butir Sikap Ttd
Tanggal Siswa Lanjut
Menolong orang lanjut usia untuk
Contoh 15/4/2019 Si X Kepedulian - -
menyeberang jalan di depan sekolah.
Berbohong ketika ditanya alasan
Contoh 15/4/2019 Si Z Kejujuran - Pembinaan
tidak masuk sekolah di ruang guru.
Menyerahkan dompet yang
Contoh 15/4/2019 Si A ditemukannya di halaman sekolah Kejujuran - -
kepada satpam sekolah.
Mempengaruhi teman untuk tidak
Contoh 15/4/2019 Si Y Kedisiplinan - Pembinaan
masuk sekolah.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 8
B. Penilaian Pengetahuan
Soal Postest
No. Soal Jawaban Alasan
1. Sultan Baabullah berhasil menyatukan Benar Sultan Baabullah berhasil
rakyat maluku dan mengobarkan menyatukan rakyat maluku dan
perlawanan terhadap Portugis pada mengobarkan perlawanan terhadap
tahun 1565. (B – S) Portugis pada tahun 1565.
2. Sultan Hassanudin sangat ditakuti Benar Sultan Hassanudin sangat ditakuti
Belanda karena ketangguhannya Belanda karena ketangguhannya
melawan Belanda sehingga disebut melawan Belanda sehingga disebut
sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. (B sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.
– S)
3. Sultan Agung memimpin perlawanan Salah Thomas Matulesi (Pattimura)
rakyat Ambon terhadap Belanda pada memimpin perlawanan rakyat
tahun 1817. Ambon terhadap Belanda pada tahun
(B – S) 1817. (B – S)
4. Perang Diponegoro terjadi di Sumatra Salah Perang Diponegoro terjadi di Jawa
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 9
Barat dari tahun 1821 sampai 1838. Tengah dan sebagian Jawa Timur
(B – S) pada tahun 1825-1830.
5. Latar belakang terjadinya Perang Benar Latar belakang terjadinya Perang
Jagaraga karena Belanda dan Kerajaan Jagaraga karena Belanda dan
di Bali bersengketa tentang hak tawan Kerajaan di Bali bersengketa tentang
karang. hak tawan karang.
(B - S)
Pedoman penskoran: Setiap soal yang dijawab dengan benar diberi skor 2
Penilaian : Skor benar x 100
Skor maksimal
C. Penilaian Keterampilan
Kisi-Kisi
Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1 4.4 Menyajikan kronologi, Kondisi Masyarakat 4.4.1 Melaksanakan Penilaian
perubahan dan Indonesia pada Masa diskusi dan Kinerja
kesinambungan ruang Penjajahan: presentasi tentang
(geografis, politik, ekonomi, Perlawanan terhadap Perlawanan
pendidikan, sosial, budaya) Kolonialisme dan terhadap
dari masa penjajahan sampai Imperialisme Kolonialisme dan
tumbuhnya semangat c. Perlawanan terhadap Imperialisme.
kebangsaan. Persekutuan Dagang
5) Sultan Baabullah
Mengusir Portugis
6) Perlawanan Aceh
7) Ketangguhan
“Ayam Jantan
dari Timur”
8) Serangan
Mataram terhadap
VOC
d. Perlawanan terhadap
Pemerintah Hindia
Belanda
8) Perang Saparua di
Ambon
9) Perang Padri di
Sumatra Barat
(1821-1838)
10) Perang
Diponegoro
(1825-1830)
11) Perang Aceh
12) Perlawanan
Sisingamangaraja,
Sumatra Utara
13) Perang Banjar
14) Perang Jagaraga
di Bali
Skor Maksimum = 16
Keterangan Skor :
Baik sekali =4 skor yang diperoleh
Baik =3 Nilai: x 100
skor maksimal
Cukup =2
Kurang =1
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 11
3 Gagasan 4: Sangat sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
3: Sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
2: Cukup sering mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
1: Sangat kurang mengeluarkan ide dan gagasan untuk kelas dan kelompok
4 Keaktifan 4: Sangat aktif dalam diskusi
3: Aktif dalam diskusi
2: Cukup aktif dalam diskusi
1: Kurang aktif dalam diskusi
II
III
IV
VI
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 12
Skor Maksimum = 12
Keterangan Skor :
Baik sekali =4 skor yang diperoleh
Nilai: x 100
Baik =3 skor maksimal
Cukup =2
Kurang =1
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 13
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Petunjuk :
1) Bentuklah kelompok beranggotakan 5-6 orang.
2) Baca dan pahamilah LKPD ini dengan teliti, kemudian diskusikan dengan teman sekelompokmu!
3) Jodohkan pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 14
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 15
Lampiran 3
Media Pembelajaran – Kartu Soal dan Kartu Jawaban untuk Make a Match
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 16
Lampiran 4
Bahan Ajar – Materi Reguler dan Remedial
2) Perlawanan Aceh
Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore, perlawanan masyarakat Indonesia terhadap Portugis
juga dilakukan oleh rakyat Aceh di Pulau Sumatra? Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-
1639), armada Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh telah
memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah Kerajaan Aceh telah sampai
di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun 1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi
penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih
tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 17
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi.
Tinggal kerajaan-kerajaan kecil, yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 18
menggelorakan semangat kembali pada kebangkitan Islam. Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan
kelompok adat atau kaum penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung kaum
adat yang posisinya sudah terjepit.
Perlawanan kaum Padri dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku
Imam Bonjol (M Syahab), Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum
Padri berhasil membuat Belanda terpojok. Sementara itu, Belanda menghadapi perlawanan Pangeran
Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar apabila pertempuran dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda pun
mengajak kaum Padri berdamai, yang diwujudkan di Bonjol tanggal 15 November 1825. Selanjutnya, Belanda
berkonsentrasi ke Perang Diponegoro. Belanda berhasil memadamkan perlawanan Diponegoro.
Setelah itu, Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap kedudukan Padri. Kaum adat yang semula
bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya mendukung perjuangan Padri. Bantuan dari Aceh juga datang untuk
mendukung pejuang Padri. Belanda benarbenar menghadapi musuh yang tangguh. Belanda menerapkan sistem
pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen
merupakan dua benteng pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai
dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap,
kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864.
Berakhirnya Perang Padri membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini kemudian
mendukung usaha Belanda untuk menguasai wilayah Sumatra yang lain.
4) Perang Aceh
Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris, dan Belanda
mendapat hak atas Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk menyerang istana
Aceh. Saat itu, Aceh masih merupakan negara merdeka. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahman yang
menjadi benteng pertahanan Aceh 5 April 1873.
Semangat jihad (perang membela agama Islam) menggerakkan perlawanan rakyat Aceh. Jendral Kohler
terbunuh saat pertempuran di depan Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. Kohler meninggal dekat dengan pohon
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 19
yang sekarang diberi nama Pohon Kohler. Siasat konsentrasi stelsel dengan sistem bertahan dalam benteng
besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban semakin besar, dan keuangan terus
terkuras. Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan rakyat Aceh. Menyadari hal
tersebut, Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar. Sebagai seorang
ahli bahasa, sejarah, dan sosial Islam, ia dimintai masukan atau rekomendasi tentang cara-cara mengalahkan
rakyat Aceh. Setelah lama belajar di Arab, Snouck Hurgronje memberikan saran-saran kepada Belanda
mengenai cara mengalahkan orang Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan dengan kekerasan,
sebab karakter orang Aceh tidak akan pernah menyerah. Jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara golongan Uleebalang (bangsawan) dan
kaum ulama. Belanda menjanjikan kedudukan pada Uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil,
banyak Uleebalang yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda memberikan tawaran kedudukan kepada para
Uleebalang apabila kaum ulama dapat dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak.
Banyak tokohnya yang gugur. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada 1899. Sultan Aceh
Mohammad Daudsyah ditawan pada tahun 1903 dan diasingkan hingga meninggal di Batavia. Panglima Polem
Mohammad Daud juga menyerah pada tahun 1903. Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin perempuan, ditangkap
tahun 1906, kemudian diasingkan ke Sumedang. Pahlawan perempuan Cut Meutia gugur pada tahun 1910.
Perlawanan Aceh pun terus menyusut. Hingga tahun 1917, Belanda masih melakukan pengejaran terhadap sisa-
sisa perlawanan Aceh. Belanda mengumumkan berakhirnya Perang Aceh pada tahun 1904. Namun demikian,
perlawanan seporadis rakyat Aceh masing berlangsung hingga tahun 1930an.
6) Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Belanda campur tangan dalam urusan pergantian raja di Kerajaan
Banjarmasin. Belanda memberi dukungan kepada Pangeran Tamjidillah yang tidak disukai rakyat. Perlawanan
dilakukan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat. Pada tahun 1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan
setelah Prabu Anom ditangkap Belanda. Pasukan Pangeran Antasari dapat didesak. Pada tahun 1862, Pangeran
Hidayat menyerah, dan berakhirlah perlawanan Banjar di Pulau Kalimantan. Perlawanan benar-benar dapat
dipadamkan pada tahun 1905
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 20
Bahan Ajar – Materi Pengayaan
Kalian telah mengkaji berbagai sistem pemerintahan dan kebijakan ekonomi, politik, dan sosial masyarakat
Indonesia masa penjajahan di atas. Tentu kalian menemukan beberapa dampak perkembangan kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia. Sekarang, mari kita identifikasi kembali beberapa perubahan masyarakat Indonesia
akibat kolonialisme dan imperialisme Barat.
Bidang Politik
Ciri yang menonjol dalam bidang politik adalah semakin hilangnya kekuasaan politik para penguasa Indonesia,
yang beralih ke tangan Belanda. Apa saja buktinya?
Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijaksanaan politik kerajaan, karena intervensinya terhadap
berbagai kerajaan di Indonesia.
Kekuasaan raja atau para penguasa tradisional semakin merosot dan bahkan semakin bergantung kepada
kekuasaan asing. Sebagian kerajaan diambil alih atau di bawah kekuasaan-kekuasaan kolonial.
Hak-hak sebagai penguasa pribumi diperkecil, bahkan ada yang dihapus. Contoh: Status bupati sebagai
penguasa tradisional dihapus dan kemudian dijadikan pegawai pernerintah yang digaji. Tanah-tanah lungguh,
semakin lama semakin hilang.
Akibat selanjutnya adalah munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Hindia
Belanda. Kita akan mempelajari berbagai perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam subbab tersendiri
di dalam bab ini.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 21
Elite bangsawan di lingkungan kerajaan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya karena merosotnya
peran politik mereka. Sebagai contoh, Paku Buwono V memerintahkan disusunnya Serat Centhini tentang
pengetahuan tentang mistik Jawa. Kemudian pujangga Kraton Surakarta, Raden Ngabehi Ronggowarsito menulis
karya-karya berbentuk prosa. Karyanya yang cukup terkenal berjudul Pustakaraja Purwa (Buku tentang Raja-Raja
pada Zaman Kuno). Juga Mangkunegara IV telah menulis Kitab Wedatama. Begitu juga Paku Alam III dan
Hamengku Buwono V, pemimpin yang mendorong dan melindungi perkembangan seni budaya di istana.
b. Penggolongan sosial
Golongan sosial yang muncul adalah Golongan Pribumi dan orang-orang Belanda dan Eropa lainnya serta
keturunan Timur asing. Golongan Belanda dan Eropa merupakan kelompok yang paling elite dalam struktur sosial
masyarakat.Adapun golongan timur asing biasanya mempunyai posisi yang kuat dalam perekonomian dan
perdagangan. Contoh golongan timur asing ini adalah orang-orang Tiongkok, Arab, dan lain-lain.
Bidang Ekonomi
Bergesernya perekonomian dari pertanian pangan menjadi industri dan perkebunan. Dalam bidang
perdagangan, situasi perekonomian tidak sehat karena monopoli dan penguasaan terhadap suatu daerah (koloni) oleh
penjajah. Akibatnya masyarakat Indonesia tidak mempunyai peran utama dalam perekonomian di Indonesia.
Dengan demikian rakyat Indonesia mulai mengenal jenis tanaman perkebunan. Petani juga dikenalkan dengan
sistem sewa tanah dan kerja paksa.
Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia, yang sebelumnya lebih didominasi oleh
perekonomian barang. Pada masa kebijaksanaan kolonial liberal, sistem ekonomi uang ini sudah meresap sampai ke
lingkungan masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari. Akibat sistem ekonomi uang ini, misalnya mulai dikenal
utang-piutang uang. Dalam mengerjakan lahan pertanian penduduk mulai mengenal peminjaman modal kepada
pemilik modal. Mereka harus mengembalikan uang dengan sistem bunga. Kondisi ini memperparah perekonomian
masyarakat saat terjadi kegagalan panen. Sebab, uang dan bunganya harus dikembalikan secara penuh, sementara
mereka tidak mempunyai penghasilan.
RPP IPS Kelas VIII – Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme – Erwin
Tejasomantri 22