Anda di halaman 1dari 6

NAMA : WINDA OKTASARI

NIM : 43217120155

1. Coba saudara jelaskan perbedaan mendasar konsep pembangunan yang dilaksanakan


pemerintah Orde Baru dengan pemerintahan Orde Lama.

Jawab :

Pada masa Orde Lama, strategi pembangunan didasarkan atas pendekatan perencanaan
pembangunan yang lebih menekankan pada usaha pembangunan politik, hal ini sesuai dengan
situasi saat itu yaitu masa perjuangan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan nasional
sehingga tidak memungkinkan pelaksanaanya secara baik, sedangkan pada masa Orde Baru,
pemerintah mengarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
ekonomi dan sosial

2. Apa yang dimaksud dengan konsep Trilogi Pembangunan yang diterapkan pemerintahan
Orde Baru, apa isi dari Trilogi Pembangunan tersebut dan bagaimana penerapannya pada
setiap Pelita.

Jawab :

Trilogi Pembangunan adalah wacana pembangunan nasional yang dicanangkan oleh


pemerintahan orde baru di Indonesia sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi, dan
sosial dalam melaksanakan pembangunan negara.

IsiTrilogi Pembangunan ada 3, yaitu :

- Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis

- Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi

- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

Penerapan pada setiap REPELITA :

a. REPELITA I

Fokus kerja yang ditetapkan dalam REPELITA I adalah persiapan pembangunan kebutuhan
dasar kehidupan masyarakat industrial. Persiapan tersebut adalah kebutuhan pertanian dan
infrastruktur. Contoh konkrit kebijakan yang dilakukan adalah penerapan Revolusi Hijau
yang menekanan adanya efisiensi produksi pertanian dan keramahan lingkungan.
b. REPELITA II

Fokus kerja yang ditetapkan dalam REPELITA II adalah pembangunan infrastruktur untuk
menjangkau pelosok daerah di Indonesia. Selain itu, berbagai persiapan tersebut dilakukan
dalam rangka mempersiapkan industri-industri hulu atau industri yang mengurusi bahan
paling baku dalam alur rantai produksi. Terdapat pula program Transmigrasi atau pemindahan
penduduk ke pelosok wilayah untuk membangun potensi lokal yang ada beserta mewujudkan
pemerataan pembangunan.

c. REPELITA III

Fokus kerja yang ditetapkan dalam REPELITA III adalah pembangunan industri orientasi
ekspor (IOE). Diharapkan Indonesia dapat memiliki kegiatan ekonomi yang berbasis
penjualan produk-produk bernilai tinggi di pasar mancanegara. Ini diwujudkan dengan
pendirian industri yang menyerap banyak tenaga kerja (padat karya) dan membutuhkan modal
tinggi seperti aset dan teknologi (padat modal). Selain itu, di masa ini Indonesia mencapai
prestasi berupa swasembada beras, yaitu produksi beras nasional yang melebihi kebutuhan
nasional dan mencapai angka 25,8 juta ton. 

d. REPELITA IV

Fokus kerja yang ditetapkan dalam REPELITA IV masih serupa dengan apa yang ditargetkan
pada REPELITA III. Hal ini dikarenakan keadaan bernama Oil Boom yang memberikan
surplus (keuntungan) berlebih bagi Indonesia telah usai. Indonesia yang sempat terbuai
dengan keuntungan berlebih tersebut harus kembali fokus dalam membangun industri
orientasi ekspor (IOE). Wujud nyata dari fokus ini adalah ragam kebijakan terkait
pembangunan sumber daya manusia; seperti pendidikan, kesehatan, dan pengendalian jumlah
penduduk.

e. REPELITA V

Fokus kerja yang ditetapkan dalam REPELITA V adalah penyusunan dan pencanangan
kegiatan industri yang berbasis jasa. Setelah sukses dalam membangun industri yang sifatnya
ekstraktif (mengambil dari alam) dan industri yang sifatnya manufaktur (mengolah bahan
baku dan memberi nilai tambah), diharapkan bahwa industri jasa juga dapat dibangun dengan
mapan di Indonesia. Contoh dari industri jasa yang dimaksud tersebut adalah jasa keuangan
seperti perbankan, jasa pariwisata seperti hotel, restoran, dan taman wisata, jasa penelitian
dan pengembangan pengetahuan seperti konsultan, lembaga riset, dan semacamnya

3. Bagaimana titik berat pembangunan yang dijalan pemerintahan pada setiap Pelita?

Jawab :
Repelita I (1 April 1969 - 31 Maret 1974), prioritasnya adalah sektor pertanian serta industri yang
mendukung sektor pertanian.

Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979), prioritasnya adalah sektor pertanian menuju
swasembada pangan serta meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
baku.

Repelita III (1 April 1979 - 31 Maret 1984), prioritasnya adalah sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan industri yang mengolah bahan baku ke barang jadi.

Repelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989), prioritasnya adalah sektor pertanian dengan industri
yang bisa menghasilkan mesin industri sendiri dan melanjutkan swasembada pangan.

Repelita V (1 April 1989 – 31 Maret 1994), prioritasnya adalah sektor industri terutama
memenuhi kebutuhan seimbang antara sektor industri dan sektor pertanian.

4. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan khususnya beras,
sehingga Presiden Soeharto mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilan ini. Namun
sayang pada tahun 1990-an Indonesia berbalik menjadi Negara importer beras terbesar di
ASEAN. Coba saudara jelaskan kenapa bisa terjadi demikian?

Jawab :

Indonesia yang awalnya berhasil mencapai swasembada pangan khususnya beras harus
melakukan importir beras terbesar di ASEAN karena pembangunan hanya terfokus pada stabilitas
harga beras dan lebih tingginya konsumsi beras daripada tingkat produksi beras itu sendiri.

5. Di akhir pemerintahan Soeharto ditandai dengan terjadinya krisis moneter dan krisis
ekonomi. Bagaimana analisis saudara berkenaan hal itu?

Jawab :

Sejak nilai tukar rupiah melayang, beberapa sektor lainnya ikut turun. Di sektor ekonomi dan
perbankan, anjloknya nilai rupiah secara signifikan membuat pasar modal dan pasar uang ambles.
Tingginya suku bunga juga menjadi penyebab sejumlah bank di Indonesia mengalami
kebangkrutan. Surat utang pemerintah pun ikut lengser di bawah junk.

Tak berhenti sampai di situ, krisis moneter 1998 membuat harga jual barang-barang makin
melesat. Sejumlah perusahaan berskala kecil dan besar pun tak luput terkena imbas krismon.
Tercatat, sekitar 70% perusahaan berstatus bangkrut di pasar modal. Kondisi ini kemudian
membuat pelaku industri harus melakukan PHK yang menyebabkan gelombang besar
pengangguran sebanyak 20 juta orang.
Efek bola salju krisis moneter pun semakin terasa seiring rontoknya kepercayaan pasar dan
masyarakat akibat kebijakan pemerintah yang plin-plan dalam menangani krisis moneter. Puncak
kekacauan ekonomi ini terjadi ketika pemerintahan rezim Soeharto menghadapi demontrasi dari
rakyat dan mahasiswa menuntut dilakukannya perubahan (reformasi) serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Penjarahan terjadi di mana-mana

Tragedi ini akan selalu dikenang sebagai salah satu momen paling kelam bagi bangsa Indonesia.
Kabar baiknya, bersamaan dengan kejadian tersebut akhirnya Indonesia selalu berusaha untuk
menjaga stabilitas sistem keuangan. Terbukti, kini pengawasan terhadap likuiditas perbankan
sudah diatur secara ketat juga transparan. Kewajiban rasio ketercukupan likuiditas perbankan pun
telah memiliki regulasi sendiri.

6. Gus Dur dimakzulkan karena patut diduga terkait dengan kasus Brunai Gate. Bagaimana
analisis saudara sehubungan dengan peristiwa tersebut?

Jawab :

Kasus Brunai Gate adalah kasus dimana Sultan Brunai memberikan dana untuk Aceh kepada Gus
Dur tanpa diketahui pemerintahan Indonesia. Dalam masa jabatannya sebagai Presiden, Gus Dur
banyak membuat keputusan-keputusan yang terlalu berani dan berlawanan dari Presiden
sebelumnya. Oleh karena itu, banyak kalangan yang ingin melengserkan Gus Dur dari kursi
Kepresidenan. Salah satu cara yang dilakukan lawan politik Gus Dur untuk melengserkan Gus
Dur adalah dengan menggunakan kasus Brunai Gate.

7. Di era presiden Megawati, “atas desakan IMF” pemerintah banyak melakukan kebijakan
privatisasi dan memberikan pengampunan terhadap para obligor BLBI. Jelaskan dampak
privatisasi dan pengampunan tersebut terhadap perekonomian Indonesia.

Jawab :

Dampak privatisasi dan memberikan pengampunan terhadap para obligor BLBI menimbulkan
kerugian yang sangat besar bagi pemerintah. Sebagai contoh, talangan dana BLBI yang diberikan
pemerintah kepada Bank BCA sebesar hampir 60 trilyun yang dikonversi sebagai penyertaan
saham pemerintah sebesar 92,5% pada bank tersebut. Namun ketika dilakukan privatisasi dengan
menjual Kembali saham BCA ke pasar, pemerintah hanya memperoleh hasil penjualan saham
tersebut sekitar 27 trilyun. Masih banyak lagi contoh kebijakan privatisasi yang dilakukan
pemerintahan Megawati, seperti penjualan kapal tanker milik PERTAMINA, yang berakibat
Indonesia harus menyewa kapal tanker milik asing bila hendak mengekspor atau mengimpor
BBM ke dan dari luar negeri.
8. Dimasa pemerintahan SBY relatif tidak banyak kebijaksanaan pemerintah yang mampu
memperbaiki keadaan perekonomian Indonesia, kecuali pelunasan hutang terhadap IMF
namun meningkatkan hutang domestic dengan cara penjualan obligasi pemerintah (ORI
dan SUN). Bagaimana penilaian saudara terhadap kebijakan pemerintahan SBY ini?

Jawab :

Menurut saya, langkah pelunasan utang terhadap IMF merupakan langkah yang cukup bagus.
Tetapi, dalam masa pemerintahan SBY banyak kader Partai Demokrat yang tersandung kasus
Korupsi dan kerugian besar akibat proyek Hambalang.

9. Setelah terpilih jadi presiden menggantikan SBY, Jokowi meluncurkan serangakaian


program yang tertuang dalam TRISAKTI dan NAWACITA. Bagaimana penilaian saudara
terhadap implementasi program tersebut?

Jawab :

Menurut saya, program yang tertuang dalam TRISAKTI dan NAWACITA sudah cukup bagus,
tetapi belum sepenuhnya berjalan dengan baik maka dari itu untuk mengimplementasikan semua
program agar berjalan dengan baik, para Menteri harus mendukung dan melaksanakan program
tersebut dengan serius.

- Salah satu janji Jokowi-JK dalam poin Nawacita kelima adalah program kepemilikan tanah
untuk warga dengan total 9 juta hektare dalam 5 tahun. Hingga tahun keempat mereka
menjabat, sudah ada 7 juta hektare yang disertifikasi.

- Selain itu, ada janji untuk membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Program
Indonesia Pintar (PIP). Dikutip dari situs Kemendikbud, per Oktober 2018 sudah ada
11.856.201 dari alokasi 17.927.308 KIP yang dibagikan (66,13 persen). Kemudian sebanyak
10.663.653 KIP sudah dicairkan.

10. Akhir-akhir ini pemerintahan Jokowi – JK dihadapkan pada munculnya rasa


ketidakpuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Jokowi – JK yang tercermin dari
maraknya aksi demo bahkan issue MAKAR. Bagaimana penilaian saudara terhadap
maraknya aksi demo tersebut?

Jawab :

Di era pemerintahan Jokowi – JK terdapat beberapa kebijakan yang membuat masyarakat merasa
kecewa. Salah satu kebijakan tersebut adalah penetapan UMR, dimana tingkat kenaikan UMR
menjadi lebih kecil dibandingkan era kepemimpinan sebelumnya. Menurut saya, aksi demo
merupakan hal yang wajar-wajar saja karena hal tersebut merupakan ungkapan ekspresi
masyarakat. Tetapi, aksi demo tersebut harus berjalan secara damai dan tidak ditunggangi oleh
kepentingan politik.

Anda mungkin juga menyukai