Anda di halaman 1dari 3

“ANALISI JURNAL PERILAKU KESEHATAN YANG ADA DI MASYARAKAT”

Nama : Putri Anindya Rukmana

Nim : P27220017156

Kelas :4BD4

Judul jurnal : Tradisi Kepercayaan Masyarakat Pesisir Mengenai Kesehatan Ibu Di Desa
Tanjung Limau Muara Badak Kalimantan Timur Tahun 2008

Penulis : Annisa Nurrachmawati, Ike Anggraeni

Masalah : Tradisi masyarakat pesisir dalam perawatan kehamilan, persalinan dan nifas
secara tradisional, serta pemanfaatan pelayanan kesehatan kurang.

Alasan membuat penelitian : Penelitian ini menggali perspektif di masyarakat pesisir dalam
kesehatan maternal secara tradisional, apakah tradisi masyarakat yang masih
mempercayai dukun beranak masih ada atau tidak dan pemanfaatan adanya
pelayanan kesehatan apakah dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak.

Intervensi : Membuat Diskusi Kelompok Terarah (DKT) pada sekelompok ibu hamil dan
tokoh masyarakat dan wawancara dengan bidan dan dukun beranak.

Hasil : Masyarakat Desa Tanjung Limau masih mempercayai adat istiadat


memantang makanan seperti ikan asin,cumi-cumi,sejumlah buah-buahan seperti
nanas dan cempedak. Perempuan hamil tidak boleh keluar rumah pada sore hari
menjelang magrib disebabkan keyakinan mahluk halus yang mengganggu.
Tujuan dari pantangan tersebut menghindari kesulitan saat persalinan dan juga
demi keselamatan bayi yang akan dilahirkan.

Dampak :

1. Dukun beranak masih besar peranannya sebagai penolong persalinan ini membuat
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada kurang dimanfaatkan dengan baik dan
masyarakat masih mempercayai cara-cara tradisional.
2. Masyarakat tetap mempertahankan tradisi yang ada ditandai dengan kurang terbukanya
dalam menerima perkembangan pelayanan kesehatan yang ada di desa dan masih
menggunakan dukun beranak.
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/105237-ID-tradisi-kepercayaan-
masyarakat-pesisir-m.pdf

Judul jurnal : Praktek Budaya Suku Kampung Yepase Terkait Perawatan Kehamilan, Nifas
dan Bayi di Distrik Depapre Kabupaten Jayapura.

Penulis : Agustina Regina Yufuai, Laksmono Widadgo

Masalah : Praktek budaya yang tidak mendukung pada kehamilan; ritual pemijatan
(menguatkan dan mengatur peranakan usia pertama kehamilan, dan 5-6 bulan
untuk mengatur jalan lahir dilakukan pada usia 9 bulan), anjuran bekerja keras,
tidur larut malam menggunakan sarung di ruang terbuka (depan rumah),
pantang makan makanan tertentu. Pada masa nifas: Ibu nifas diberikan ramuan
daun untuk mencegah darah putih, mencegah perdarahan, dan mengeringkan
luka, 2 hari pasca melahirkan dapat beraktifitas menggunakan cara tradisional
dengan uap panas, tidak memerlukan pemeriksaan ulang jika terjadi perdarahan
berat yang dilakukan oleh dukun setempat.

Alasan membuat penelitian : Penelitian ini dilakukan untuk memahami gambaran budaya
Papua terkait perawatan kehamilan, nifas dan bayi dalam menurunkan AKI dan
AKB (studi kasus di kampung Yepase Wilayah kerja Puskesmas Depapre
Kabupaten Jayapura)

Intervensi : Membuat focus group discussion dan wawancara mendalam terhadap


masyarakat kampung Yepase yang melakukan pemijatan, meminum ramuan
daundaunan, pantangan terhadap makanan dan melakukan aktifitas tertentu.
Ada juga dilakukan ritual pada saat kehamilan 9 bulan dengan memanjatkan
doa (mantra)

Hasil : Kampung Yepase sebagian besar belum mendukung kesehatan seperti dukun
menjadi prioritas utama dalam melakukan perawatan meskipun sudah
didampingi bidan kampung. Pengetahuan, tradisi, kepercayaan dan norma yang
dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat membuat lebih cenderung
untuk menggunakan ramuan dan cara tradisional.

Dampak :
1. Banyak terjadi kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh afeksia, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR), serta infeksi dimana keadaan tersebut sangat erat hubungannya
dengan kondisi nutrisi pada masa kehamilan, tepatnya tindakan pada pertolongan
Pratek Budaya Suku Kampung Yepase.
2. Tingkat kepercayaan masyarakat masih tinggi kepada dukun karena kharismatik yang
dimiliki sedemikian tinggi, sehingga ia lebih senang berobat dan meminta tolong
kepada ibu dukun merupakan warga asli dan orang terdekat yang sudah biasa
membantu keluarga
3. Masih kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan di kamung Yepase karena
masyarakat masih mempertahankan tradisinya.

Sumber : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/17727

Anda mungkin juga menyukai