PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompos
Kompos merupakan pupuk organik yang terbuat dari bahan-bahan hijau dan
bahan organik lainnya yang didekomposisi dengan mikroorganisme. Pupuk
kompos mengandung unsur-unsur hara mineral esensial yang baik bagi
pertumbuhan tanaman (Widarti et al., 2015). Kompos dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain pupuk kompos aerob, bokashi, vermikompos, dan
pupuk organik cair. Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang
melibatkan oksigen, kompos bokashi merupakan kompos anaerob yang
memanfaatkan inokulan effective microorganism (EM4), vermikompos
merupakan kotoran cacing yang memakan bahan organik, sedangkan pupuk
organik cair dibuat dengan cara pengomposan aerob/anaerob basah (Aisyah,
2016).
Kompos umumnya dimanfaatkan sebagai pupuk organik tanaman yang
mampu membantu mengembalikan kualitas tanah. Pupuk kompos lebih efektif
digunakan dibandingkan dengan pupuk organik lainnya karena kompos
merupakan pupuk yang tebruat dari sisa-sisa bahan organik (Suryati, 2014).
Kompos dapat berasal dari sampah dapur atau hijauan yang tidak berfungsi lagi
sehingga mengurangi pencemaran lingkungan. Kompos yang berhasil akan
berwarna cokelat kehitaman, tekstur lebih halus dan aroma pupuk tidak
menyengat namun mengeluarkan aroma tanah/humus (Samosir et al., 2015).
3.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum ini meliputi alat dan bahan. Alat
yang digunakan meliputi sekop kecil untuk mengaduk kompos, gunting untuk
memotong daun lamtoro dan jerami supaya menjadi lebih kecil, trashbag untuk
menutup kompos ketika sudah dimasukkan kedalam ember, kawat untuk landasan
dan menyaring kompos, sprayer untuk tempat bioaktivator berupa EM, timbangan
untuk menimbang bahan pembuat kompos, tali rafia untuk mengikat trashbag
yang berisi bahan kompos supaya tertutup rapat, ember untuk tempat pembuatan
kompos anaerobik, solder untuk melubangi ember sebagai tempat kran, dan keran
untuk jalan mengalirnya air kompos. Bahan yang digunakan antara lain jerami
padi 5 kg, daun lamtoro 2 kg, pupuk kandang kambing 3 kg untuk bahan pembuat
kompos, dan larutan berupa EM 1 liter serta air secukupnya untuk mempercepat
dekomposisi.
3.2. Metode
5.1. Simpulan
Simpulan yang dapat diberikan dari praktikum Pertanian Organik acara
Teknik Pembuatan Kompos Anaerob adalah
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari praktikum Pertanian Organik acara
Teknik Pembuatan Kompos Anaerob sebaiknya dalam proses pembuatannya di
dokumentasikan dalam bentuk video dan diunggah ke media sosial agar dapat
dilihat oleh teman-teman yang tidak melakukan praktikum dan menjadi manfaat
buat masyarakat secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Gunasti, A., & Sanosra, A. (2020). Added Value Sampah Organik Dengan
Teknologi Komposter Untuk Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Gayo
Jember-Bondowoso. Jpm Pambudi, 4(01), 17-23.
Suryati, T. 2014. Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Cair.
Jakarta : AgroMedia.
Widarti, B. N., Wardhini, W. K., & Sarwono, E. (2015). Pengaruh rasio C/N
bahan baku pada pembuatan kompos dari kubis dan kulit pisang. Jurnal
Integrasi Proses, 5(2) : 75 – 80.
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
Sprayer
Solder
Ember
Tali Rafia
Kawat
Gunting
Jerami
Lamtoro
EM