Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

BUAT RINGKASAN
POTENSI BENCANA GEMPA DAN LIKUIFAKSI DI SUMATERA BARAT

Diajukan Sebagai Tugas kuliah

OLEH

MUHAMMAD LATIF
(2020922007)

PASCA SARJANA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS KOTA PADANG

2020
Kerusakan infrastruktur akibat gempa dan likuifaksi

Contoh daerah mengalami kerusakan infrastruktur akibat gempa dan likuifaksi

 Gempa Lombok ( 29 Juni 2018 )


 Gempa Palu ( 28 September 2018 )

Strategi Mitigasi Gempa

 Mengacu pada komisi geoteknik dan kegempaan ISSMGE ( International Society of Soil
Mechanics Foundation Engineering ( TCA – ISSMGE, 1999 )
 Mikrozonasi gempa merupakan salah satu cara / metode dalam mengkaji atau
mengevaluasi hazard gempa dan risiko kegempaan pada suatu wilayah dengan
melakukan zonasi gempa pada wilayah tersebut berdasarkan hasil perhitungan getaran
tanah di permukaan dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah setempat.

Metode Mikrozonasi Gempa ( perhitungan gaya gempa di permukaan tanah )

1. Identifikasi sumber gempa ( episenter, geometrid dan mekanisme )


2. Pemilihan fungsi atenuasi analisis hazard gempa
3. Perhitungan hazard deterministik atau probabilistic di bantuan dasar
4. Percepatan gerakan tanah atau acceleration time histories di bantuan dasar
5. Site specific analysis (SSA) atau Penentuan faktor amplifikasi
6. Percepatan gerakan tanah atau acceleration
 Dilakukan Penelitian Microtremor
Mikrotremor merupakan getaran tanah yang sangat minim dengan intensitas yang
terus menerus dan ditimbulkan dari berbagai macam sumber getaran, 

Secara garis besar tahapan analisis yang diperlukan pada SSA adalah :

1. Analisis response spectral matching di batuan dasar untuk mendapatkan ground


motion atau acceleration time histories di batuan dasar (bedrock)
2. Pengumpulan data dynamic soil properties pada lokasi pengamatan
3. Analisis rambatan gelombang gempa dari batuan dasar ke permukaan (Site Specific
Analysis)

Analisis Potensi Dan Dampak Kerusakan Likuifaksi

Seleksi Awal
- Perlu mengetahui batas PI ( Plasticity Index ) dan LL ( Liquid Limit ) supaya tau tanah tersebut
berpotesi likuifaksi atau tidak.

Gambar : Screening eriteria for failure mechanism other than liquefaction


- Pengujian biasa yang dilakukan di lapangan menggunakan sondir dan SPT , pengujian
ini awalnya dilakukan oleh Seed dan Idriss Tahun 1971 Menggunakan rumus seperti
dibawah ini :

amax v
Rumusan: CSR 0.65 x x ' x rd
g ❑v
 (a max) = Rata-rata geometris percepatan puncak tanah didasarkan pada perkiraan
terbaik dari semua getaran yang mungkin terjadi. Metode estimasi a maxadalah:
 rekaman gempa yang kuat,
 respons analisis situs,
 persamaan atenuasi terkalibrasi
 penyesuaian perkiraan PGA situs melalui pemodelan respons,
 persamaan atenuasi umum.

 (rd) = Faktor partisipasi massa geser nonlinier menyumbang respons tanah nonlinier
dari “kolom tanah” di atas kedalaman (d) yang diinginkan. Faktor ini, dilambangkan
sebagai rd, diturunkan dari analisis respons
 Mw = Moment magnitude data yang di peroleh dari laboratorium seismologi dan nilai
Mw perlu di normalkan di nilai 7,5
 Normalisasi Tahanan Ujung Sondir qc menjadi qc,
Untuk menormalkan tahanan ujung dengan tepat, diperlukan prosedur berulang.
Prosedur berulang terebut dilakukan dengan langkahlangkah berikut:
 Perkiraan awal eksponen normalisasi (c dan s) ditemukan menggunakan qc dan
Rf awal,
 Tahanan Ujung kemudian dinormalisasi menggunakan Persamaan 3 (catatan: Rf
boleh jadi tidak akan berubah ketika tahanan ujung dan selongsong dinormalisasi
secara ekuivalen);
 Estimasi eksponen normalisasi yang direvisi (c dan s ) dengan menggunakan qc,1
ternormalisasi, dibandingkan dengan nilai sebelumnya
 Langkah 1,2,3 diulangi sampai konvergensi tercapai. Umumnya proses ini
membutuhkan dua kali iterasi
 Analisis Yang di perlukan dilapangan
 Bor hole ( NSPT, Jenis Tanah, Kedalaman Muka Air )
 Geo Listrik ( Jenis Tanah Derajat Kejenuhan )
 Sondir (qu, Jenis Tanah )
 Efek Likuitfaksi
 Terjadi Semburan Pasir
 Penurunan Berlebih
 Retakan
 Pergerakan Lateral
 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai