Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MOTIVASI DAN KINERJA DALAM PERILAKU ORGANISASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori, Prilaku dan Budaya Organisasi
Kelompok 7
Dosen : Sayan Suryana, S.Sos., M.M.

Disusun oleh :
Nurlaela Sari (1810631120109)
Annisa Maharani (1810631120)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kahadirat Allah SWT karena berkat Rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, pokok pembahasan
kami mengenai motivasi dan kinerja dalam perilaku organisasi.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada bapak Sayan Suryana, S.Sos.,
M.M. selaku dosen mata kuliah teori, perilaku dan budaya organisasi yang
membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga berterima kasih
kepada keluarga sera teman- teman yang sudah ikut kerja sama dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
pengkajian dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Karawang, 11 Pebuari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertian Motivasi............................................................................. 3
B. Hubungan Motivasi dan Perilaku........................................................ 4
C. Teori- Teori Motivasi.......................................................................... 4
D. Proses Timbulya Motivasi dalam Organisasi..................................... 7
E. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi.................................... 7
F. Pentingnya Motivasi dalam Perilaku Organisasi................................. 8
BAB III PENUTUPAN..................................................................................... 10
A. Kesimpulan......................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motivasi merupakan salah satu topik yang sering ada dalam perilaku
organisasi. Banyak individu salah memandang motivasi sebagai suatu sifat
pribadi. Dalam poraktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering
menyebut karyawan mereka yang kurang termotivasi sebaga karyawan malas.
Pendapat demikian memberi asumsi bahwa karyawan tersebut malas atau
kurang termotivasi. Banyak organisasi di dunia ini yang gagal dalam mencapai
tujuannya dikarnakan kurangnya motivasi untuk bekerja pada karyawan-
karyawannya. Untuk itu perlu dipelajari bagaimana membuat motivasi
tersebut dan juga menyampaikannya secara tepat agar karyawan yang semula
tidak termotivasi menjadi termotivasi. Dengan termotivasinya setiap karyawan
yang ada, maka mereka akan menyelasaikan tugasnya dengan baik.
Hal ini tentu akan berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi.
Pencapaian ini akan menjadi lebih mudah dikarenakan tidak ada karyawan
yang malas karena mereka termotivasi untuk menyelesaikan yugasnya masing-
masing. Dalam makalah ini kita akan mempelajari tentang apa itu motivasi
dan teori- teorinya dan juga pengaplikasiannya di sebuah organisasi.
B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Motivasi dan bagiamana pendapat para ahli ?
2. Bagaimana hubungan motivasi dan perilaku ?
3. Apa saja teori- teori motivasi ?
4. Bagaimana Proses timbulnya motivasi dalam organisasi ?
5. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi ?
6. Apakah motivasi penting dalam perilaku motivasi?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian motivasi dan pendapat para ahli tentang
motivasi
2. Untuk mengetahui teori- teori motivasi
3. Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasi
1
4. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi
5. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam perilaku organisasi
Selain itu juga sebagai tolak ukur sejauh maa motivasi kerja mempengaruhi
kinerja karyawan dalam organisasi. Dan diharapkan dengan adanya makalah
ini dapat menjadi sebuah acuan inspirasi untuk menciptakan kondisi
oraganisasi yang bermotivasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha guna mencapai sasaran
organisasi, yang dikondisikan oleh individu. Motivasi sebagai proses yang
mejelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya. Motivasi secara umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan
apa pun, fokud menjadi tujuan organisasi untuk mencerminkan miat terhadap
perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. Ada tiga unsur , upaya, sasaran
organisasi dan kebutuhan.
Unsur upaya merupakan ukuran intensitas atau dorongan. Seseorang
yang termotivasi, untuk dia berusaha keras. Tetapi tingkat upaya yang tinggi
tidak selalu menghasilkan kinerja yang menguntungkan organisasi.
Kebutuhan, mengacu keadaan batin ynag membuat hasil- hasil tertentu tanpa
menarik . kebutuhan yang tidak terpuaskan menciptakan ketegangan yang
merangsang dorongan di dalam diri seseorang. Dorongan itu menimbulkan
perilaku pencarian untuk menemukan saran- saran tertentu yang , jika tercapai,
akan memuasakn kebutuhan, itu degan menurunkan ketegangan tadi.
Kita dapat mengatakan bahwa karyawan- karyawan yang termotivasi
itu berada dalam keadaan tegang. Semakin besar ketegangan itu, semakin
tinggi tingkat usahanya. Jika usaha itu menghasilkan pemuasaan kebutuhan,
maka usaha itu menurukan ketegangan. Karena kita berminat pada perilaku
kerja, usaha yang menurunkan ketegagan ini harus pula diarahkan ke saran
perusahaan. Oleh karena itu, yang melekat pada definisi kita mengenai
morivasi ialah persyaratan bahwa kebutuhan individu tadi cocok dan konsisten
dengan saran organisasi tersebut. Sedangkan pendapar para ahli adalah sebagai
berikut :
Motivasi menurut Robinns,S, (2002: 55) adalah keinginan untuk
melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan
kebutuhan individu. Suatu kebutuhan (need), dalam terminologi berarti suatu
kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu
terlihat menarik. Motivating adalah keseluruhan proses pemberian motivasi
(dorongan) kepada para pegawai agar mereka mau dan suka bekerja sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien (Wursanto, 2003:
3
267). Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Siagian,
1994:128).
Menurut George R. Terry, motivasi adalah keinginan yang terdapat
pada seorang individu yang merangsangnya melakukan tindakan.
Menurut Greenberg dan Baron (1993:114) adalah suatu proses yang
mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kearah
pencapaian tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu proses seorang individu dalam
berperilaku sedemikian rupa sehingga mau bekerja atau bertindak demi
tercapainya tujuan organisasi.
B. Hubungan Antara Motivasi dan Perilaku
Hubungan antara motivasi dan perilaku dapat terwujud dalam enam
variasi berikut (Sutarto, 1984; 275):
1. Sebuah perilaku dapat hanya dilandasi oleh sebuah motivasi
2. Sebuah perilaku dapat pula dilandasi oleh beberapa motivasi
3. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang sama
4. Perilaku yang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda
5. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang sama
6. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda
C. Teori – Teori Motivasi
1. Teori Motivasi Awal
Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep
motivasi. Tiga teori khusus diformulasikan selama periode ini, yang
walaupun sekarang sangat dikecam dan validitasnya dipertanyakan,
mungkin masih merupakan penjelasan-penjelasan yang terkenal mengenai
motivasi karyawan:teori hierarki kebutuhan, teori X dan Y, dan teori
motivasi higienis. Sejak itulah dikembangkan penjelasan-penjelasan yang
lebih valid tentang motivasi.
2. Teori Hierarki Kebutuhan
Pendekatan terkenal yang telah diterima secara luas berkaitan dengan
motivasi adalah teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Maslow
4
membuat hipotesis bahwa dalam diri setiap manuasia terdapat lima
tingkatan kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan fisik: meliputi rasa lapar, haus, tempat bernaung seks, dan
kebutuhan fisik lainnya.
b. Kebutuhan rasa aman : meliputi keamanan dan perlidungan dari
bahaya fisik dan emosi.
c. Kebutuhan social: meliputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan,
dan persahabatan.
d. Kebutuhan penghargaan: meliputi factor-faktor internal seperti harga
diri, otonomi, dan persepsi, serta factor-faktor eksternal seperti status,
pengakuan, dan penghargaan.
e. Kebutuhan aktualisasi diri: Dorongan untuk menjadi apa yang mampu
dia lakukan ; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan
pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
f. Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di
antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun,
penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan
bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan
teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
3. Teori Reinforcement
Sebuah dukungan terhadap teori goal-setting adalah teori
reinforcement. Teori terdahulu menggunakan pendekatan kognitif
menyatakan bahwa tujuan individu akan mengarahkan tindakannya. Dalam
teori reinforcement kita memiliki pendekatan perilaku yang menyatakan
bahwa refinforcement membentuk suatu perilaku. Dua teori tersebut jelas
bertentangan secara filosofis para ahli reinforcement melihat perilaku
sebagai akibat dari lingkungan peristiwa kognitif intenal bukan masalah
yang perlu diperhatikan. Yang mengendalikan perilaku adalah reinforcer
yakni setiap konsekuensi terhadap tanggapan yang diberikan,
meningkatkan kemungkinan diulanginya perilaku tersebut.
Teori reinforcement mengabaikan kondisi dalam diri individu dan
berkonsentrasi semata-mata hanya pada apa yang terjadi pada seseorang
ketika merangsang perilaku dari dalam, dan memberikan alat analisis yang
tajam kepada faktor-faktor yang mengendalikan suatu perilaku
5
4. Teori Equity
Teory Equity (kewajaran) menyatakan bahwa membandingkan apa
yang mereka berikan kedalam situasi kerja(input) terhadap apa yang
mereka dapatkan dari pekerjaan tersebut(outcome) dan kemudian
membandingkan rasio input-outcome mereka dengan rasio input-outcome
mereka sama dengan orang lain, keadaan tersebut dianggap adil. Jika rasio
tidak sama, rasa ketidakadilan muncul artinya bawahan cenderung melihat
diri mereka sendiri kurang diberikan penghargaan. Bila ketidakadilan
terjadi, bawahan akan berusaha untuk melakukan koreksi.
Teori equity pada intinya adalah bahwa bila karyawan merasakan suatu
ketidakadilan mereka dapat membuat satu atau lebih dari lima pilihan
tersebut:
a. Mengubah input atau outcome mereka ataupun orang lain.
b. Berperilaku sedemikian rupa sehingga menyebabkan orang lain
mengubah input atau outcome mereka.
c. Berperilaku sedemikian rupa untuk mengubah input atau outcome
mereka sendiri.
d. Memilih acuan perbandingan yang berbeda.
e. Keluar dari pekerjaan mereka
5. Teori Ekspetasi
Teori ekspektasi menyatakan bahwa kekuatan dari kecenderungan
untuk bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan dari suatu
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta
pada daya tarik hasil tersebut bagi individu. Teori ini menggunakan tiga
variabel, yaitu:
a. Daya tarik, pentingnya individu mengharapkan outcome dan
penghargaan yang mungkin dapat dicapai dalam bekerja. Variabel ini
mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan individu yang tidak
terpuaskan.
b. Kaitan kinerja-penghargaan, keyakinan individu bahwa dengan
menunjukkan kinerja pada tingkat tertentu akan mencapai outcome
yang diinginkan.

6
c. Kaitan upaya-kinerja, probabilitas yang diperkirakan oleh individu
bahwa dengan menggunakan sejumlah upaya tertentu akan
menghasilkan kinerja.
D. Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi
Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo,
1997) sebagai berikut :
1. Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan
kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya
dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
2. Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan
mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus
didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam
memenuhi segala kebutuhan
4. Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
5. Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang
mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6. Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari
gaji atau imbalan yang mereka terima.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas
faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.
1. Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada
seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk dapat hidup
b. Keinginan untuk dapat memiliki
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
e. Keinginan untuk berkuasa.
2. Faktor Eksternal
7
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi
kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a. Kondisi lingkungan kerja
b. Kompensasi yang memadai
c. Supervise yang baik
d. Adanya jaminan pekerjaan
e. Status dan tanggung jawab
f. Peraturan yang fleksibel
F. Pentingnya Motivasi dalam Prilaku Organisasi
Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen
adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada
pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun
personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan
anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini
secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang
termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi
anggotanya akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat
memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja
mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa
motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk ,
menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.
Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri manusia dan hewan)
yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan
lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa
mungkin memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan
masalah secara formal maupun informal . Baik secara organisatoris maupun
pendekatan secara personal.
Sebagai pimpinan organisasi , sebisa mungkin memahami masalah
anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah secara bersama. Peran
evaluasi sangat penting dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa
terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat
sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.
8
9
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha guna mencapai sasaran
organisasi, yang dikondisikan oleh individu. Motivasi sebagai proses yang
mejelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
tujuannya. Adapun teori- teori motivasi yaitu, teori motivasi awal, teori
hierarki kebutuhan, teori motivasi higienis, teori reinforcement, teori equity,
teori ekspetasi.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca, khususnya dari teman- teman dan dosen
pembimbing. Penulis akan akan sangat menerima segala keritik dan saran.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Ermita. 2019. “Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi


Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.” HIJRI, Jurnal Manajemen Pendidikan
dan Keislaman.
2. Ermita, and Mira Rahmayani. “Pembinaan Kinerja Pegawai Oleh Pimpinan
Atasan Langsung Di Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi.” Bahana
Manajemen Pendidikan.
3. Lathofah, Alis, and Djoko Wahjuadi. 2015. “Pengaruh Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Saluyu Prima Group.” : 1–8.
Mangkunegara, A. P. (1993). Psikologi Perusahaan. Bandung: Trigenda
Karya.
4. file:///C:/Users/User/Downloads/ARTIKEL%20PSIKOLOGI%20MANAJEM
EN%20WENI%20YUNARSIH.pdf

11
12

Anda mungkin juga menyukai