Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISU – ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Konflik
Kelompok 4
Dosen Pengampu: Dr. H. Abu Bakar., Drs., M.Pd.

Disusun oleh :

Mohamad Nahrowi (1810631120111)


Wiwi Marcela (1810631120133)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kahadirat Allah SWT karena berkat Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, pokok pembahasan kami mengenai isu
– isu kritis dalam pendidikan.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Abu Bakar, Drs., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah manajemen konflik yang membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada keluarga sera teman- teman yang sudah ikut
kerja sama dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pengkajian
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Karawang, 11 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A. Pengertian Isu................................................................................................ 3
B. Isu Terkait Peserta Didik............................................................................... 3
C. Isu Terkait Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.............................. 5
D. Isu Terkait Kepala Sekolah............................................................................ 7
BAB III PENUTUPAN................................................................................................ 8
A. Kesimpulan.................................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia.
Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan
pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan
yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional sehingga menghasilkan
tamatan yang lebih bermutu.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam
organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama
dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Peran penting lain yang mendukung ketercapaian pendidikan adalah pengawas
sekolah, karena pengawas melalkukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan
fungsi-fungsi supervisi. Supervisi ini dilakukan secara akademik maupun supervise
manajerial. Tugas lain pengawas juga melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan
program sekolah beserta pengembangannya serta melakukan penilaian terhadap proses dan
hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Ironisnya kekawatiran di dunia pendidikan kini menyeruak ketika menyaksikan
tawuran antar pelajar yang bergejolak dimana-mana. Ada kegalauan muncul kala
menjumpai realitas bahwa guru di sekolah lebih banyak menghukum daripada memberi
reward siswanya.Dalam perspektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi
pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum
berbasis kompetensi, kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan
bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang
keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu
dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan,

1
pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan
secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu isu?
2. Bagaimana isu terkait peserta didik?
3. Bagaimana isu terkait tenaga pendidik dan tenaga kependidikan?
4. Bagaimana isu terkait kepala sekolah?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian isu
2. Mengertahui isu terkait peserta didik
3. Mengetahui isu terkait tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
4. Mengetahui isu terkait kepala sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isu
Menurut Barry Jones & Chase isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan
yang siap diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik
korporat dengan harapan-harapan para stakeholder. Dan isu merupakan suatu hal yang
terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik
akan memberikan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.
Isu juga diklaim sebagai sesuatu yang bersifat bertentangan atau yang
menimbulkan polemik tentang seseorang (individu) atau sebuah organisasi. Isu bisa
muncul dalam bentuk opini, yaitu pernyataan yang bisa dikemukakan melalui kata-kata,
isyarat, atau cara-cara lain yang mengandung arti tertentu. Misalnya, isu berkaitan dengan
pemberlakuan suatu undang-undang (UU) baru, semisal : UU ketenagakerjaan, UU
penanaman modal asing. Atau Isu mengenai kebijakan pemerintah terkait kesepakatan
regional seperti ASEAN Community. Isu bisa muncul, misalkan berkisar pada nasib tenaga
professional lokal sebagai dampak dari kebijakan ekonomi regional itu. Cara menangani
isu tersebut, memunculkan kajian tentang manajemen isu.
Begitu pula dalam dunia pendidikan, pasti terdapat isu dalam pendidikan
diantaranya isu yang terjadi pada peserta didik seperti peserta didik yang melakukan
perilaku menyimpang (tawuran, narkoba, bolos sekolah dan lainnya), isu terkait tenaga
pendidik, isu terkait tenaga kependidikan dan isu terkait kepala sekolah.
Dalam hal ini, isu tersebut harus segera ditangani atau diperbaiki karena jika tidak
ditangani atau diperbaiki, isu tersebut akan memberikan dampak negatif pada dunia
pendidikan sehingga akan berlajut pada tahap krisis.
B. Isu Terkait Peserta Didik
Isu terkait peserta didik dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh peserta didik. Seperti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang
diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang
terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di
dalam masyarakat.

3
Menurut Gunarsa (1986) prilaku menyimpang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Penyimpangan yang tidak diatur dalam Undang-undang (tidak termasuk
pelanggaran hukum),misalnya membolos, kabur dari rumah, memakai pakaian
tidak senonoh, dll.
2. Penyimpangan yang diatur dalam undang-undang (termasuk melanggar hukum),
misalnya pembunuhan, judi, memperkosa.
Selain itu bentuk – bentuk penyimpangan yang sering dilakukan oleh remaja yaitu
meliputi, perbuatan awal pencurian (berbohong), perkelahian antar siswa (tawuran),
mengganggu teman, berkata kasar dan tidak menghormati orang tua, merokok, menonton
pornografi, corat-coret tembok sekolah, kurang hormat kepada guru dan karyawan, kurang
disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan, kurang memelihara keindahan
dan kebersihan lingkungan, dan berbuat asusila.
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang
tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya.Kartini Kartono
(2003) secara tegas dan jelas memberikan batasan kenakalan remaja merupakan gejala
sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang.Perilaku anak-anak ini menunjukkan kurang atau tidak adanya konformitas
terhadap norma-norma sosial.
Adapun implikasinya bagi pendidikan yaitu dalam permasalahan yang timbul pada
peserta didik bisa berimplikasi bagi pendidikan. Misalnya peserta didik jadi tidak jarang
sekolah, malas belajar, menganggap pendidikan sebagai suatu hal yang tidak penting,
banyak melanggar peraturan, dll. Untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya
permasalahan yang timbul pada peserta didik khususnya pada masa remaja, dalam rangka
kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para Diantara usaha-usaha pembinaan yang
perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya pendidik umumnya dan para guru khususnya:
1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi
siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi,
fisiologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat
menyelenggarakan penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut

4
adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul
bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotorik remaja.
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi
secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat
khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang
bersangkutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan
program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan mengurangi
masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan bahasadan
perilaku kognitif.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah
dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan
menyelaraskan system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap
siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yangdiberikan dalam
pembinaannya. Tujuannya adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku
sosial,moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah
yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif
dan kepribadiannya.
C. Isu terkait Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Beberapa isu terkait tenaga pendidik dan tenaga kependidikan antara lain :
1. Kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Kebijakan “upah minimum” boleh jadi telah menyebabkan pegawai bermental kuli,
bukan pegawai yang mengejar prestasi. Rendahnya dan bahkan tidak ada lagi insentif
dari pemerintah daerah terutama yang tinggal di desa terpencil. Bahkan untuk tenaga
kependidikan belum ada “pengakuan” dan penghargaan atas kinerjanya seperti
sertifikasi. Hal ini akan menimbulkan kesenjangan yang mengakibatkan peningkatan
mutu pendidikan terhambat.
2. Penilaian dan pengawasan kinerja
Kinerja kompetensi guru masih jauh dibawah standar isi dan proses.
3. Penempatan dan distribusi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

5
Terjadi penumpukan tenaga pendidik di kota, tetapi di pedesaan dan terpencil sangat
kekurangan. Hal ini disebabkan banyaknya mutasi tenaga pendidik karena masalah
jauh dari keluarga, medan yang sulit, tidak betah tinggal dipedesaan dan terpencil.
Begitu juga dengan tenaga kependidikan, bahkan di pedesaan dan terpencil tidak ada
tenaga kependidikan.
4. Promosi kepangkatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Pengurusan promosi jabatan.pangkat bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
terutama di daerah terpencil sangat sulit. Karena medan yang sulit dan birokrasi yang
berbelit.
5. Mutasi fungsional dan structural
Banyaknya tenaga pendidik yang potensial direkrut dalam jabatan struktural seperti
camat, anggota dewan. Adapun pemecahan masalah terkait isu tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan yaitu
1. Peningkatan gaji dan kesejahteraan
Hak utama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang harus memperoleh
perhatian dalam kebijakan pemerintah adalah hak untuk memperoleh penghasilan dan
kesejahteraan dengan standar upah yang layak untuk kehidupannnya. Kenaikan gaji
dapat dilakukan secara menyeluruh dan bertahap agar tidak menjadi iri bagi pekerjaan
lainnya. Jika kenaikan gaji yang akan dinaikan cukup tinggi maka dapat dilakukan
dengan standar kompetensi yang tinggi pula.
2. Alih tugas profesi dan rekruitmen tenaga pendidik untuk menggantikan tenaga
pendidik yang dialihtugaskan ke profesi lain atau yang mutasi.
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak memenuhi standar kompetensi
harus dialihtugaskan kepada profesi lain atau kalau perlu dipensiundinikan. Syaratnya
(1) telah diberikan kesempatan untuk mengikuti diklat dan pembinaan secara insentif,
tetapi tidak menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan. (2) tidak menunjukkan
adanya perubahan kompetensi dan juga tidak ada indikasi positif untuk meningkatkan
kompetensinya.
3. Membangun sistem sertifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta sistem
penjaminan mutu pendidikan.

6
Penataan sistem sertifikasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tidak boleh tidak
harus dilakukan untuk menjamin terpenuhinya berbagai standar nasional pendidikan
yang telah ditetapkan. Jika sistem sertifikasi ini telah mulai berjalan, maka sistem
kenaikan pangkat bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah waktunya
disesuaikan.
4. Membangun satu standar pembinaan karir.
Seiring dengan pelaksanaan sertifikasi tersebut, disusunlah satu standar pembinaan
karir. Sebagai contoh : untuk menjadi kepala sekolah, guru harus memiliki standar
kompetensi yang diperlukan, dan harus melalui proses pencapaian yang telah baku.
D. Isu Terkait Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap sekolah.
Dalam artian kepala sekolah harus mampu mengorganisir atau mengatur sekolah dengan
baik misalnya kepala sekolah tersebut mempunyai keahlian atau keterampilan yang cukup
baik untuk mengelola sekolah sehingga dapat dijadikan contoh yang baik oleh para guru
dan semua warga sekolah. Tetapi terkadang terdapat isu terkait kepala sekolah yang
diantaranya yaitu:
1. Kurangnya ketrampilan dalam kepemimpinan, yang ditandai dengan seringnya terjadi
konflik antara kepala sekolah dengan personil lainnya disekolah
2. Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan warga sekolah
3. Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam membina hubungan insani
4. Kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam memotivasi warga sekolah
5. Kurangnya kepala sekolah dalam menganalisis masalah serta memecahkannya

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Isu merupakan sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Dan juga suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi
dan berlanjut pada tahap krisis.
Isu terkait peserta didik dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh peserta didik terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma
dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Isu terkait Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan seperti kesejahteraan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, penilaian dan pengawasan kinerja, penempatan dan
distribusi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, promosi kepangkatan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan, dan mutasi fungsional dan structural.
Isu terkait kepala sekolah yaitu kurangnya ketrampilan dalam kepemimpinan,
kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan warga sekolah,
kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam membina hubungan insani, kurangnya
kemampuan kepala sekolah dalam memotivasi warga sekolah, dan kurangnya kepala
sekolah dalam menganalisis masalah serta memecahkannya.

B. Saran
Jika terjadi isu dalam suatu lembaga pendidikan, semua stakeholder yang ada di dalam
lembaga pendidikan itu harus segera memperbaikinya karena jika tidak akan berdampak
negatif terhadap lembaga pendidikan tersebut dan akan berlajut menjadi suatu krisis yang
besar.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/permasalahan-permasalahan-yang-
dihadapi.html
2. syamforex.blogspot.com./2013/12/makalah-isu-dan-permasalahan-peserta.html
3. http://syunomemo.blogspot.com/2011/08/masalah-masalah-yang-dihadapi-guru.html
4. https://m.mediaindonesia.com/opini/255366/kepala-sekolah-dan-mutu-pendidikan
5. Gunarsa, S.D.1986. Pisikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia
6. Kartono, Kartini, 2003, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai