Anda di halaman 1dari 6

J-Eltrik, Vol. 1, No.

2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Mata


(Penelusuran Gejala dengan Metode Backward
Chaining)
Adie Wahyudi Oktavia Gama, I Wayan Sukadana, Gede Humaswara Prathama

Universitas Pendidikan Nasional, Denpasar – Bali


Email: gama.adiewahyudi@gmail.com, sukadana@undiknas.ac.id, huma@undiknas.ac.id

Received: Mei 2019; Accepted: Juni 2019; Published: November 2019


DOI: http://dx.doi.org/10.30649/j-eltrik.v1i2.34

Abstrak

Keinginan manusia membuat mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia


telah menciptakan suatu ilmu yang disebut artificial intelligence. Sistem pakar
merupakan salah satu bidang ilmu artificial intelligence yang dapat mengambil
suatu keputusan dimana masalah tersebut memerlukan ahli atau pakar dalam
pemecahannya. Penelitian ini mengembangkan sistem pakar untuk melakukan
diagnosa awal penyakit mata. Mata merupakan organ vital yang harus cepat
mendapatkan penanganan pada saat mendapatkan gangguan. Sistem pakar ini
menggunakan pengetahuan khusus tentang gejala dari bermacam-macam penyakit
mata. Setiap penyakit mata dijabarkan detail gejalanya yang didapat dari buku serta
wawancara dengan dokter spesialis mata. Sistem ini bekerja dengan cara konsultasi
yaitu melakukan tanya jawab dimana setiap pertanyaan yang diberikan oleh sistem
berasal dari aturan yang ditanamkan. Metode inferensi atau penulusuran yang
digunakan adalah backward chaining. Hasil yang diberikan sistem ini adalah
berupa diagnosa awal penyakit mata yang mungkin diderita pasien berdasarkan
gejala yang dijawab.

Kata kunci: Artificial Intelligence, Sistem Pakar, Backward Chaining, Penyakit


Mata, Diagnosa Awal.

Abstract

The desire of humans to make machines wich have intelligence like humans has
created a science called artificial intelligence. Expert system is one of the fields on
artificial intelligence wich is can take a decision where the problem requires
experts to solving it. This research develops an expert system for early diagnose
eye diseases. The eye is a vital organ that must be quickly treated when getting an
eye diseases. This expert system uses special knowledge about the symptoms of
various eye diseases. Every eye disease described the details of symptoms obtained
from books and interviews with ophthalmologists. This system works by means of
consultation which is to do a question and answer where each question given by
the system comes from the rules that are implanted on the system. The inference or
trace method used in this system is backward chaining. The results given by this
system are early diagnose of eye disease that may be suffered by patients based on
the symptoms answered.

Keywords: Artificial Intelligence, Expert Systems, Backward Chaining, Eye


Disease, Early Diagnose.

Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal… 71


J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

I. PENDAHULUAN yang baik memiliki keakuratan dan kece-


patan melakukan diagnosa yang tinggi
1. Latar Belakang Masalah karena sistem pakar dirancang sesuai
Teknologi informasi yang ber- dengan bagaimana logika otak manusia
kembang dan keinginan manusia untuk (pakar) berpikir untuk memecahkan suatu
menciptakan mesin yang memiliki ke- masalah. Akurasi yang tinggi tergantung
mampuan setara manusia telah melahir- juga dari seberapa dalam basis pengeta-
kan sistem-sistem cerdas. Manusia dengan huan dan aturan-aturan logika yang dita-
pengetahuan yang dimiliki mulai me- namkan dalam sistem tersebut. Hasil diag-
ngembangkan ilmu yang disebut dengan nosa awal biasanya merupakan suatu
kecerdasan tiruan atau artificial intelle- prediksi yang memerlukan pemeriksaan
gence. Ilmu artificial intellegence mempe- lebih lanjut untuk dilakukan penanganan
lajari tentang bagaimana cara agar mesin yang tepat.
dapat bekerja dan memiliki kemampuan Manusia ketika menderita gejala-
seperti manusia, mulai dari meniru cara gejala penyakit terlebih dahulu harus dike-
otak manusia bekerja, meniru jaringan tahui diagnosa awal dari penyakit tersebut,
saraf, kemampuan bergerak serta menge- sehingga dapat dilakukan penanganan
nali sesuatu dan bahkan berkembang yang tepat terhadap penyakit yang dide-
kearah yang menyangkut tentang psiko- rita. Mendiagnosa penyakit hanya dapat
logi dan kesehatan. Salah satu bagian dari dilakukan oleh seorang pakar dalam hal
artificial intellegence adalah expert system ini kapasitasnya adalah dokter umum
atau sistem pakar. maupun spesialis. Diagnosa suatu penya-
Sistem pakar dibuat untuk meme- kit harus dilakukan dengan cepat apalagi
cahkan masalah yang membutuhkan peng- terhadap penyakit yang diderita pada
etahuan seorang pakar pada area kepa- organ vital manusia terutama mata. Na-
karannya. Awal mulanya sistem pakar mun untuk mendapatkan seorang dokter
dibuat untuk kebutuhan pemecahan masa- spesialis terkadang terhalang oleh jarak
lah dilingkungan laboratorium. Seiring dan waktu sehingga tidak bisa segera
berjalannya waktu, keberadaan sistem mendapatkan diagnosa terhadap penyakit
pakar telah dikembangkan untuk meram- yang diderita.
bah dunia industri, dunia bisnis, keseha- Berdasarkan latar belakang diatas
tan, militer, pertanian dan bidang lain maka perlu dikembangkan suatu sistem
yang memerlukan keberadaan seorang pakar yang mampu melakukan diagnosa
pakar untuk memecahkan permasalahan- layaknya dokter spesialis terhadap gejala
nya. Sistem pakar dikomersilkan dan dari penyakit mata yang diderita pasien.
banyak dikembangkan sebagai asisten cer- Sistem pakar diagnosa awal penyakit mata
das dalam suatu pengambilan keputusan, adalah sistem pakar yang menggunakan
misalnya sistem pakar banyak dikem- pengetahuan khusus tentang gejala dari
bangkan dalam dunia kesehatan untuk macam-macam penyakit mata untuk mem-
melakukan diagnosa awal dari suatu berikan diagnosa awal dari penyakit mata
penyakit. yang diderita pasien. Sistem ini bekerja
Seperti penelitian yang dilakukan dengan cara konsultasi (melakukan tanya
oleh Sukarsa (2010) yang menerapkan jawab) dimana setiap pertanyaan yang
sistem pakar dalam bidang kesehatan dan diberikan sistem berasal dari aturan yang
perawatan bayi berbasis web dan Nugroho ditanamkan dengan penulusuran gejala
(2017) yang melakukan penelitian tentang menggunakan metode backward chaining.
desain sistem pakar diagnosis penyakit
mata sebagai penunjang pemeriksaan dan
gangguan pengelihatan. Sistem pakar

72 Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal…


J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

2. Rumusan Masalah contoh salah satu penyakit mata dengan


Bagaiamana rancang bangun dari gejalanya :
sistem pakar untuk mendapatkan diagnosa
awal penyakit mata dari gejala yang  Glaukoma
diderita pasien? Suatu penyakit mata yang diakibatkan
oleh peningkatan tekanan bola mata.
3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah  Glaukoma Sudut Tertutup (Glauko-
membuat rancang bangun dari sistem ma Kongestive)
pakar untuk melakukan diagnosa awal Suatu peningkatan tekanan intra okuler
penyakit mata dengan penelusuran gejala yang mendadak akibat tertutupnya sudut
menggunakan metode backward chaining. bilik depan mata oleh iris bagian perifir.

II. METODE PENELITIAN Start

Penelitian ini membuat rancang ba- Cari gejala berdasarkan:


ngun serta basis data sistem pakar diag- - Tampilkan salah satu gejala penyakit
- Gejala lain pada penyakit yang memiliki gejala yang dijawab “ya”
nosa awal penyakit mata dengan pene- - Bukan gejala dari penyakit yang memiliki gejala yang dijawab “tidak”
- Bukan gejala yang sudah dijawab
lusuran gejala menggunakan mesin infe-
rensi backward chaining, gambar 1 dan
gambar 2. Gejala
T
Output
Hasil
Ditemukan?
Diagnosa

1. Rancangan Sistem Y
Backward chaining memulai pene-
lusuran dengan memilih salah satu gejala Output
End

dari suatu penyakit untuk dijawab oleh Gejala

pengguna. Jawaban dan gejala yang sudah


dijawab akan disimpan. Penelusuran se-
lanjutnya adalah dengan mencari gejala Input
lain dari penyakit yang memiliki gejala Jawaban

yang dijawab “Ya” dan bukan merupakan


gejala dari pengakit yang mempunyai
gejala yang dijawab “Tidak” serta bukan Simpan Gejala
gejala yang sudah dijawab. Penelusuran dan Jawaban

dilakukan berulang-ulang sampai tidak


ada lagi gejala yang ditemukan sehingga
memperoleh suatu kesimpulan akhir.
Gambar 1. Alur Proses dengan metode
Backward Chaining
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Basis Aturan
Pembuatan basis aturan dimulai dari
pengumpulan data gejala dari macam-
macam penyakit mata yang bersumber
dari buku serta hasil wawancara dengan
dokter spesialis penyakit mata. Sebagai

Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal… 73


J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

tb_diagnosa
tb_konsultasi
tb_user

PK id_user FK2 id_user


FK2 id_user FK3 id_penyakit
FK3 id_gejala nama
Jawaban alamat
jenis_kel tb_penyakit
tgl_lahir
username PK id_penyakit
password
hak_akses nama_penyakit
tb_rule penyebab
detail
photo
tb_gejala
FK2 id_gejala
PK id_gejala FK3 id_penyakit

nama_gejala
pertanyaan

Gambar 2. Rancangan Basis Data


Sumber : Hasil Olahan Peneliti

Penyebab: Peningkatan tekanan bola Gloukoma dan seterusnya, berdasar-


mata. kan dengan penyakit dan pasangan
Gejala: Mata terasa keras, kornea keruh, gejalanya. Aturan yang dibuat tersebut
pandangan kabur, mata merah, mata dapat dijabarkan menjadi aturan-aturan
berair, sakit yang teramat sangat pada sebagai berikut :
bola mata, sakit kepala yang hebat. Rule 1.1 : If Mata terasa keras then
Gloukoma
 Glaukoma Sudut Terbuka (Glau- Rule 1.2 : If Penglihatan kabur then
koma Simplek) Gloukoma
Tekanan intra okuler meninggi sedang Rule 1.3 : If Sakit pada bola mata then
sudut bilik mata depan tebuka dengan Gloukoma
kerusakan papilla nervus optikus. Rule 1.4 : If Sakit kepala then
Penyebab: Peningkatan bola mata Gloukoma
karena proses penuaan, faktor Rule 1.5 : If Lensa mata keruh then
keturunan. Gloukoma
Gejala: Hampir tanpa keluhan, tekanan Rule 1.6 : If Mata merah then
bola mata yang sedikit meningkat. Gloukoma
Penelitian ini menggunakan 25 Rule 1.7 : If Mata berair then
macam penyakit mata dengan 37 ma- Gloukoma
cam gejala penyakit mata dan dibuatkan
tabel relasi antara gejala dan penya- Setelah semua pasangan penyakit
kitnya. Dari data penyakit dan gejala- dengan gejala selesai dibuatkan rule
gejala yang disertai akan dapat dibuat- maka tahap berikutnya adalah membuat
kan rule (aturan) untuk masing-masing mesin inferensi atau penelusuran gejala.
penyakit sebagai berikut :

If Mata terasa keras and Penglihatan


kabur and Sakit pada bola mata and
Sakit kepala and Lensa mata keruh and
Mata merah and Mata berair then

74 Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal…


J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

Gambar 3. Penelusuran Gejala pada


Sistem Pakar

Penelusuran gejala dengan metode


back-ward chaining dengan ketentuan :
- Tampilkan salah satu gejala dari
suatu penyakit.
- Gejala lain pada penyakit yang
memiliki gejala yang dijawab “ya”. Gambar 4. Hasil Penelusuran Sistem
- Bukan gejala dari penyakit yang Pakar Berupa Diagnosa Awal
memiliki gejala yang dijawab Penyakit Mata
“tidak”.
- Bukan gejala yang sudah dijawab.
Dengan ketentuan diatas maka IV. SIMPULAN
sistem akan memunculkan pertanyaan
gejala yang harus dijawab oleh pasien. 1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
2. Implementasi pembahasan yang dilakukan dapat
Sistem yang dikembangkan akan ditarik kesimpulan sebagai berikut:
memberikan pertanyaan-pertanyaan be-  Sistem yang dikembangkan adalah
rupa gejala dari penyakit mata yang sistem pakar untuk melakukan
harus dijawab oleh pasien. diagnosa awal penyakit mata de-
Setelah semua gejala yang muncul ngan metode penelusuran gejala
pada sistem dijawab dan tidak lagi ada menggunakan backward chaining.
pertanyaan gejala yang muncul, maka  Sistem pakar diagnosa awal pe-
sistem akan melakukan diagnosa awal nyakit mata melakukan konsul-tasi
rekapitulasi kemungkinan penyakit dengan cara tanya jawab, dimana
yang diderita pasien. setiap pertanyaan yang diberikan
Sistem akan memberikan diagno- sistem berasal dari aturan yang
sa awal berupa penyakit-penyakit yang ditanamkan.
kemungkinan diderita oleh pasien  Aturan dibuat dengan memasang-
berdasarkan gejala yang dijawab “Ya”. kan setiap gejala yang disertai dari
setiap penyakit.
 Hasil dari sistem pakar yang
dikembangkan adalah ini adalah
diagnosa awal penyakit mata yang
mungkin diderita pasien berdasar-
kan gejala yang dijawab.

Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal… 75


J-Eltrik, Vol. 1, No. 2, November 2019 E-ISSN: 2656-9396 ; P-ISSN: 2656-9388

2. Saran Seminar Nasional dan Call for


 Seluruh gejala yang ada dalam da- Papers, 7(1).
tabase kemungkinan akan ditampil-
kan untuk menjadi pertanyaan pada [4] Qwaider S, & Naser SSA. 2017.
metode ini sehingga waktu yang Expert System for Diagnosing
diperlukan untuk melakukan kon- Ankle Diseases. International Jour-
sultasi dan medapatkan diagnosa nal of Engineering and Information
penyakit sangatlah lama. Penelitian Sys-tems (IJEAIS), 1(4), 89–101.
mendatang agar melakukan opti-
masi terhadap metode yang digu- [5] Rekhawi HA, S. Al, & Naser SSA.
nakan sehingga waktu dalam 2017. Rickets Expert System Diag-
mendapatkan diagnosa menjadi noses and Treatment. International
lebih efisien. Journal of Engineering and Infor-
 Diagnosa penyakit yang diberikan mation Systems (IJEAIS), 1(4),
tidak disertai dengan seberapa besar 149–159.
tingkat penyakit yang diderita.
 Penelitian mendatang agar menggu- [6] Subakti I. 2002. Sistem Berbasis
nakan data dari penyakit lain beser- Pe-ngetahuan (Knowledge-Based
ta gejala-gejala yang disertai. System). Surabaya: INTERNET
 Sistem yang dikembangkan dalam is.its-sby.edu.
penelitian mendatang agar dapat
menerima masukan dari pakar atau [7] Sukarsa IM, & Putra IMS. 2010.
pengguna tentang gejala lain yang Sistem Berbasis Pengetahuan Un-
menyertai penyakit yang diderita tuk Kesehatan Dan Perawatan Bayi.
sehingga sistem dapat melakukan Lontar Komputer : Jurnal Ilmiah
pembelajaran dan semakin cerdas Teknologi Informasi, 1(1).
(machine learning)
[8] Turban E, 2005. Decision Support
System and Intelligent System
V. RUJUKAN (Sistem Pendukung Keputusan dan
Sistem Cerdas). Yogyakarta: Andi.
[1] Ilyas HS. 2005. Penuntun Ilmu
Penyakit Mata, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

[2] Nabahin A, Eloun AA, & Naser


SSA. 2017. Expert System for Hair
Loss Diagnosis and Treatment.
International Journal of Engine-
ering and Information Systems
(IJEAIS), 1(4), 160–169.

[3] Nugroho AK, Nofiyati N,


Chasanah N. 2017. Desain Sistem
Pakar Diagnosis Penyakit Mata
Sebagai Penunjang Pemeriksaan
Gangguan Pengelihatan. Prosiding

76 Adie WOG, I Wayan S, Gede HP: Sistem Pakar Diagnosa Awal…

Anda mungkin juga menyukai