Aditya Firmandoyo
Program Studi Sistem Informasi, Ilmu Komputer, UDINUS Semarang
Email : aditya.firmandoyo@gmail.com
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang terjadi begitu pesat dewasa ini membawa atmosfir baru bagi
dunia usaha atau instansi. Pada saat ini terjadi transisi cara pemilhan debitur yang dilakukan secara
manual menjadi sebuah keputusan yang memanfaatkan teknologi elektronik salah satunya adalah
penggunaan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit. Dengan terjadinya transisi tersebut,
penulis mencoba menganalisa sebuah perusahaan yang bernama CV. Family Mobil, perusahaan
tersebut bergerak di bidang jual beli mobil bekas yang dijadikan untuk bahan Sistem Pendukung
Keputusan dalam pemberian kredit mobil kepada calon pembeli. Dalam perancangan sistem ini,
penulis menggunakan metode Waterfall sebagai metode pengembangan sistem dan metode Analitical
Hierarchy Process (AHP) sebagai metode analisa yang digunakan.Aplikasi sistem pendukung
keputusan pemberian kredit ini dibuat dengan menggunakan Miscrosof Visual Basic. Kesimpulan dari
pembuatan skripsi ini adalah Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun sebagai sistem pendukung
dari sistem manual yang sedang berjalan saat ini, menjadi sarana untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perusahaanbagi masa mendatang.
Kata kunci: SistemPendukung Keputusan (SPK), Pemberian Kredit, Metode AHP, MicrosoftVisual
Basic, Metode Waterfall
ABSTRACT
The development of information technology is happening so rapidly these days to bring a new
atmosphere for the business or agency. At this time there is a transition means that the debtor election
done manually into a decision that utilize electronic technology one of which is the use of Decision
Support Systems Lending. With the onset of the transition, the author tries to analyze a company
named CV. Family Mobil, the company is engaged in the sale and purchase of used cars are used for
material Decision Support Systems in lending the car to prospective buyers. In designing this system,
the authors use the Waterfall method as a method of system development and methods of Analytical
Hierarchy Process (AHP) as a method of analysis used. Application of credit granting decision
support system has been designed using Visual Basic Miscrosof. The conclusion of this thesis is the
manufacture of Decision Support System which is built as a support system of the current manual
system currently, a means to improve the efficiency and effectiveness of the company for the future.
1
Keywords: Decision Support System, CreditElection , AHP Method, Microsoft Visual Basic, Waterfall
method
2
resiko kredit (Collateral) dan kondisi Berdasarkan latar belakang
keuangan pelanggan (Condition). diatas maka dirumuskan
Penilaian kelayakan pemberian permasalahannya yaitu bagaimana
kredit yang dilakukan perusahaan merancang suatu model aplikasi yang
masih menggunakan cara manual dan dapat digunakan dalam proses analisa
database yang digunakan masih dalam data dan penilaian terhadap konsumen
bentuk kertas, sehingga seorang Credit sesuai dengan acuan-acuan yang
Analyst membutuhkan waktu yang digunakan dalam pengambilan
lama untuk pengolahan data dan keputusan oleh Credit Analyst.
menganalisa banyaknya data pemohon
kredit yang masuk, sehingga tidak
1.3 Batasan Masalah
menutup adanya kemungkinan terjadi
Penulisan tugas akhir ini
kesalahan perhitungan, kesalahan
dibatasi pada pembuatan sistem
dalam membaca data, dll. Oleh karena
pendukung keputusan pemberian
itu, dalam upaya membantu credit
pinjaman, antara lain:
analyst dalam pengambilan keputusan
konsumen layak kredit, diperlukan a. Pendataan pelanggan, proses
sebuah model sistem pendukung pengajuan kredit, perhitungan
keputusan berbasis komputer yang kelayakan pemberian kredit pada
dapat memberikan kemudahan dalam pelanggan, dan tidak membahas
dalam melakukan analisa data. kredit di perusahaan secara
Berdasarkan uraian diatas keseluruhan.
penulis tertarik untuk membangun b. Proses dibatasi sampai tingkat
sistem informasi berbasis komputer layak atau tidaknya seseorang
dan menuangkannya dalam bentuk pelanggan menerima kredit, hanya
laporan tugas akhir dengan judul sebagai alat bantu pengambil
”Sistem Pendukung Keputusan keputusan, tidak membahas
Pemberian Kredit Mobil pada CV. kebijakan yang akan diambil
Family Mobil Semarang perusahaan.
Menggunakan Metode Analytical 1.4 Tujuan Tugas Akhir
Hierarchy Process ( AHP )”. Tujuan yang hendak dicapai
dalam pengembangan sistem
1.2 Rumusan Masalah pendukung keputusan tersebut adalah
menghasilkan rancangan program
3
Sistem Pendukung Keputusan sebagai referensi untuk penulisan
pemberian kredit mobil pada Family Tugas akhir yang sejenis.
Mobil menggunakan Metode
Analytical Hierarkhi Process (AHP)
2. LANDASAN TEORI
yang dapat mendukung pemberian
kredit pada debitur dengan lebih akurat 2.1 Sistem Pendukung Keputusan
sehingga dapat digunakan oleh
Sistem Pendukung
perusahaan dalam pengambilan
Keputusan adalah sekumpulan
keputusan pemberian kredit.
prosedur berbasis model untuk data
1.5 Manfaat Tugas Akhir
pemrosesan dan penilaian guna
Manfaat yang diperoleh membantu para manajer
dengan tercapainya tujuan pembuatan mengambil keputusan.[1]
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
2.2 Karakteristik dan Kapabilitas
a. Bagi Perusahaan Karakteristik dan
Membantu Perusahaan kapabilitas kunci dari Sistem
didalam pengambilan keputusan Pendukung Keputusan adalah :[1]
layak tidaknya konsumen mendapat
1. Dukungan untuk pengambil
kredit dengan menggunakan
keputusan, terutama pada
komputer, sehingga informasi yang
situasi semiterstruktur dan
dihasilkan menjadi lebih cepat,
tak terstruktur.
tepat dan akurat dibanding dengan
2. Dukungan untuk semua
sistem yang selama ini dipakai.
level manajerial, dari
b. Bagi Universitas
eksekutif puncak sampai
Laporan Tugas Akhir ini
manajer lini.
diharapkan dapat menjadi acuan
3. Dukungan untuk individu
bagi Universitas untuk dijadikan
dan kelompok.
tolok ukur pemahaman dan
4. Dukungan untuk semua
penguasaan tentang teori yang
keputusan independen dan
diberikan Universitas dalam
atau sekuensial.
mendidik dan membekali
5. Dukungan di semua fase
Mahasiswa sebelum terjun ke
proses pengambilan
masyarakat, serta dapat digunakan
keputusan: inteligensi,
4
dalam memecahkan
masalah.
6. Dukungan di berbagai 11. Pengguna akhir dapat
proses dan gaya mengembangkan dan
pengambilan keputusan. memodifikasi sistem
7. Kemampuan sistem sederhana.
beradaptasi dengan cepat, 12. Menggunakan model-model
dimana pengambil dalam penganalisisan
keputusan dapat situasi pengambilan
menghadapi masalah- keputusan.
masalah baru, dan pada saat 13. Disediakannya akses untuk
yang sama dapat berbagai sumber data,
menanganinya dengan cara format, dan tipe, mulai dari
mengadaptasikan sistem sistem informasi geografi
terhadap kondisi-kondisi (GIS) sampai sistem
perubahan yang terjadi. berorientasi objek.
8. Pengguna merasa seperti 14. Dapat dilakukan sebagai
dirumah. User-friendly, alat standalone yang
kapabilitas grafis yang kuat, digunakan oleh seorang
dan sebuah bahasa pengambil keputusan pada
interaktif yang alami dan satu lokasi atau
antarmuka manusia mesin didistribusikan di satu
yang dapat meningkatkan organisasi keseluruhan dan
SPK. di beberapa organisasi
9. Peningkatan terhadap sepajang rantai persediaan.
keefektifan pengambilan
keputusan (akurasi,
timelines, kualitas) dari
pada efisiensi (biaya). 2.3 Metode Pengembangan Sistem
10. Pengambil keputusan
Metode pengembangan
mengontrol penuh semua
sistem yang dipakai adalah metode
langkah proses
Waterfall, tahap pengembangan
pengambilan keputsan
dimulai dari analisa sampai
5
dengan perawatan / Tahap pengujian terhadap program
pemeliharaan sistem Untuk lebih yang telah dibuat.
jelas tedapat pada gambar 5. Maintenance
berikut :[2] Maintenance bertujuan untuk
memastikan bahwa sistem yang
Analisis
digunakan oleh pihak pengguna
Design Sistem benar-benar telah stabil dan
Implementasi
terbebas dari error dan bug.
Metode Analaytical
Maintenance
Hierarchy Process (AHP)
Gambar 2.1 Model Waterfall merupakan sebuah hirarki
fungsional dengan input utamanya
1. Analisis kebutuhan
persepsi manusia. Dengan hirarki,
Suatu proses untuk memahami
suatu masalah kompleks dan tidak
sistem yang ada, dengan
terstruktur dipecahkan salah satu
menganalisa jabatan dan uraian
model pengambilan keputusan
tugas, proses bisnis, ketentuan dan
yang sering digunakan. AHP
aturan dan lain-lain.
digunakan dengan tujuan untuk
2. Design sistem
menyusun prioritas dari berbagai
Tahap penterjemah dari keperluan-
alternative atau pilke dalam
keperluan yang dianalisis dalam
kelompok-kelompok tersebut diatur
bentuk yang lebih mudah
menjadi suatu bentuk hirarki.[2]
dimengerti oleh pemakai.
3. Implementasi Analaytical Hierarchy
Tahap penterjemah Process (AHP) merupakan salah
data/pemecahan masalah software satu metode untuk membantu
yang telah dirancang dalam bahasa menyusun suatu prioritas dari
pemograman yang telah ditentukan berbagai pilihan dengan
dan digunakan dalam pembuatan menggunakan beberapa kriteria
sistem. (multi criteria). Karena sifatnya
4. Testing yang multi kriteria, AHP cukup
banyak digunakan dalam
6
penyusunan prioritas. Disamping tingkat kepentingan satu elemen
bersifat multi kriteria, AHP juga terhadap elemen lainnya :
didasarkan pada suatu proses yang
2.4.1 Perhitungan Bobot Elemen
terstruktur dan logis.[2]
Pada dasarnya formulasi
AHP memiliki banyak matematis pada model AHP dilakukan
keunggulan dalam menjelaskan dengan menggunakan suatu matriks.
proses pengambilan keputusan. Perbandingan dilakukan berdasarkan
Salah satunya adalah dapat kebijakan pembuat keputusan dengan
digambarkan secara grafis sehingga menilai tingkat kepentingan satu
mudah dipahami oleh semua pihak elemen terhadap elemen lainnya Proses
yang terlibat dalam pengambilan perbandingan berpasangan, dimulai dari
keputusan. [2] level hirarki paling atas yang ditujukan
untuk memilih kriteria, misalnya A,
Kelebihan AHP
kemudian diambil elemen yang akan
dibandingkan dengan yang lainnya
dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.
adalah : [2]
Maka susunan elemen-elemen yang
1. Struktur yang berhirarki, dibandingkan tersebut akan tampak
sebagai konsistensi dari seperti pada gambar matriks di bawah
kriteria yang dipilih, sampai ini :
pada subsubkriteria yang
Tabel 2.2 : Contoh matriks perbandingan
paling dalam
berpasangan
2. Memperhitungkan validitas
sampai dengan batas toleransi
inkonsistensi berbagai kriteria
dan alternatif yang dipilih oleh
para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan
atau ketahanan output analisis
sensitivas pengambilan A1 A2 A3
keputusan.
A1 1
Skala kuantitatif 1 sampai
dengan 9 dalam penilaian perbandingan A2 1
7
A3 1 dapat langsung memasukkan
pembobotan dari setiap alternatif.
Sumber : Kusrini, Konsep
dan Aplikasi SPK, 2007 1. Penentuan Prioritas (Synthesis of
Priority)
Sintesis hasil penilaian
Untuk menentukan nilai merupakan tahap akhir dari AHP. Pada
kepentingan relatif antar elemen dasarnya, sintesis ini merupakan
digunakan skala bilangan dari 1 sampai penjumlahan dari bobot yang diperoleh
9 seperti pada Tabel 2.6. Penilaian ini setiap pilihan pada masing-masing
dilakukan oleh seorang pembuat kriteria setelah diberi bobot dari kriteria
keputusan yang ahli dalam bidang tersebut. Secara umum, nilai suatu
persoalan yang sedang dianalisa dan pilihan adalah sebagai berikut :
mempunyai kepentingan terhadapnya. n
bopi = ∑ boij * bc j ……………....(1)
Apabila suatu elemen i −1
8
Untuk setiap kriteria dan Matriks bobot yang diperoleh
alternatif, perlu dilakukan perbandingan dari hasil perbandingan secara
berpasangan (pairwise comparisons). berpasangan tersebut harus mempunyai
Nilai-nilai perbandingan relatif hubungan kardinal dan ordinal.
kemudian diolah untuk menentukan Hubungan tersebut dapat ditunjukkan
peringkat alternatif dari seluruh sebagai berikut
alternatif.
Hubungan kardinal: aij . ajk = aik
Baik kriteria kualitatif,
Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak
maupun kriteria kuantitatif, dapat
maka Ai > Ak
dibandingkan sesuai dengan penilaian
yang telah ditentukan untuk Hubungan diatas dapat dilihat dari dua
menghasilkan bobot dan proritas. Bobot hal sebagai berikut :
atau prioritas dihitung dengan
a. Dengan melihat preferensi
manipulasi matriks atau melalui
multiplikatif, misalnya bila anggur
penyelesaian persamaan matematik.
lebih enak empat kali dari mangga
Pertimbangan-pertimbangan dan mangga lebih enak dua kali dari
terhadap perbandingan berpasangan pisang maka anggur lebih enak
disintesis untuk memperoleh delapan kali dari pisang.
keseluruhan prioritas melalui tahapan- b. Dengan melihat preferensi transitif,
tahapan berikut: misalnya anggur lebih enak dari
mangga dan mangga lebih enak dari
a. Kuadratkan matriks hasil
pisang maka anggur lebih enak dari
perbandingan berpasangan.
pisang.
b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris,
Pada keadaan sebenarnya akan
kemudian lakukan normalisasi
terjadi beberapa penyimpangan dari
matriks.
hubungan tersebut, sehingga matriks
2. Konsistensi Logis (Logical
tersebut tidak konsisten sempurna.
Consistency)
Hal ini terjadi karena
Semua elemen dikelompokkan
ketidakkonsistenan dalam preferensi
secara logis dan diperingatkan secara
seseorang.
konsisten sesuai dengan suatu kriteria
yang logis.
9
Penghitungan konsistensi logis Ukuran Matriks Nilai RI
dilakukan dengan mengikuti langkah-
7 1,32
langkah sebagai berikut :
8 1,41
a. Mengalikan matriks dengan proritas
bersesuaian. 9 1,45
b. Menjumlahkan hasil perkalian per
10 1,49
baris.
c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi 11 1,51
prioritas bersangkutan dan hasilnya
12 1,48
dijumlahkan.
d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan 13 1,56
didapat λmaks.
14 1,57
e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n)
/ (n-1) 15 1,59
f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana
Sumber : Kusrini, Konsep
RI adalah indeks random
dan Aplikasi SPK, 2007
konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤
0.1, hasil perhitungan data dapat
2.5 Pengertian Kredit
dibenarkan.
Daftar RI dapat dilihat pada Kredit adalah suatu reputasi
tabel berikut. yang dimiliki seseorang, yang
memungkinkan ia bisa memperoleh
Tabel 2.3 : Nilai Indeks
uang, barang-barang atau buruh/tenaga
Random
kerja, dengan jalan menukarkannya
Ukuran Matriks Nilai RI dengan suatu janji untuk membayarnya
di suatu waktu yang akan datang.[8]
1,2 0,00
2.6 Azas-azas pemberian kredit 5 C
3 0,58
1. Character
4 0,90 (watak/kepribadian/karakter)
Merupakan watak dari para
5 1,12
calon peminjam merupakan salah satu
6 1,24 pertimbangan yang terpenting dalam
memutuskan pemberian kredit
10
2. Capacity (Kemampuan/kapasitas) pengembangan suatu sistem,
Pihak bank harus mengetahui karena analis sistem yang baik akan
dengan pasti sampai dimana membandingkan lurus dengan
kemampuan menjalankan usaha calon keberhasilan tahapan-tahapan
peminjam. selanjutnya, seperti perancangan
dan implementasi sistem.
3. Capital (Modal)
Azas capital atau modal
3.2 Identifikasi Masalah
menyangkut berapa banyak dan
Dalam proses pengambilan
bagaimana struktur modal yang telah
keutsan kredit pada CV. Family Mobil
dimiliki oleh calon peminjam.
Semarang terkadang masih terdapat
4. Condition of economy (kondisi kesulitan atau kurang efektif dalam
perekonomian) proses pemberian kredit sehingga
Situasi dan kondisi membutuhkan waktu yang cukup lama.
perekonomian perlu pula diperhatikan Jika proses pengambilan keputusan
dalam pertimbangan pemberian kredit tersebut dibantu oleh sebuah sistem
terutama dalam hubungannya dengan pendukung keputusan yang
sektor usaha calon peminjam. terkomputerisasi, CV. Family Mobil
Semarang diharapkan tidak mengalami
5. Collateral (jaminan atau agunan)
kesulitan untuk proses pemberian
Yang dimaksud collateral
kredit.
adalah jaminan atau agunan yaitu harta
benda milik debitur atau pihak ke-3
yang diikat sebagai agunan andaikata
terjadi ketidakmampuan debitur
tersebut untuk menyelesaikan utangnya
sesuai dengan perjanjian kredit.
3. PEMBAHASAN
11
3.3 Use Case Diagram
Gambar 2 : Activity Diagram
12
b. Form Permohonan d. Form Analisa Kelayakan
13
pemohon. Sedangkan hasil laporan yang dapat memperkuat
yang diberikan yaitu laporan data pengambilan keputusan.
pemohon dan laporan hasil analisa yang
tentunya akan sangat membantu dalam 3.8 Daftar Pustaka
pengambilan keputusan guna kemajuan
[1]. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain
perusahaan.
Sistem Informasi, Andi Offset,
3.8 Saran Yogyakarta
[2]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T.
Dari hasil pengujian dan
Liang. 2005. Sistem Pendukung
implementasi sistem yang dilakukan
Keputusan dan Sistem Cerdas, Andi
penulis dapat disimpulkan bahwa
Offset, Jogyakarta.
sistem tersebut memiliki kontribusi
[3]. Janner Simarmata. 2007.
yang positif terkait dengan sistem
Perancangan Basis Data, Andi
pengambilan keputusan realisasi kredit,
Offset, Yogyakarta
namun demikian terdapat beberapa hal
[4]. Fatansyah, 2004. Basis Data,
yang perlu peneliti sarankan dalam
Informatika, Bandung
pengembangan sistem tersebut, antara
[5]. Madcoms. 2002. Database Visual
lain:
Basic 6.0 dengan Crystal Reports,
1. Sistem yang dirancang merupakan Yogyakarta : Penerbit Andi.
sistem pendukung keputusan [6]. Petroutsos Evangelos. 2002.
realisasi kredit, untuk Menguasai Pemrograman Database
pengembangan sistem dapat dengan Visual Basic 6. buku 1 dan
dilakukan dengan merancang buku 2. Jakarta : PT. Elex Media
sistem informasi penjualan kredit, Komputindo.
karena sistem tersebut berkaitan [7]. Sutabri, Tata, 2004, Analisa Sistem
erat dengan sistem realisasi kredit. Informasi, Andi, Yogyakarta
2. Dalam hal penilaian faktor [8]. Rahmat Firdaus, 2009, Manajemen
pengajuan kredit dibatasi pada 5 Perkreditan, ALFABETA, Ikapi
variabel yaitu watak, jaminan, [9]. http://bayuaji.staff.gunadarma.ac.id/D
kondisi, modal, kemampuan, untuk ownloads/files/32096/UML.pdf,
pengembangan sistem dapat diakses tanggal 1 April 2014
ditambah atau diganti variabel lain [10]. http://her0satr.staff.ub.ac.id/2012/09/
page/2, diakses tanggal 1 April 2014
14
[11]. http://fadhlyashary.blogspot.com/201
2/06/pengertian-uml-unified-
modeling.html, diakses tanggal 1
April 2014
[12]. http://ladysnezky.blogspot.com/2013/
02/prinsip-pemberian-kredit.html,
diakses tanggal 1 April 2014
[13]. https://docs.google.com/file/d/0B-
Hhrm_xjdmyaTVxbHR6NEQ4ZEE/e
dit, diakses tanggal 1 April 2014
[14]. http://bankernote.com/manajemen-
kredit-perkreditan-perbankan/,
diakses tanggal 1 April 2014
15