Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN FIDYAH

SHALAT ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA


DI DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

PROGRAM STUDI
HUKUM KELUARGA ISLAM

OLEH :

KHAIRUL AZHAR
NIM/NIRM: 019020029/019.16.2.1.1.I.0987

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARAFAH (STAIDA)


LAU BAKERI - DELI SERDANG - SUMATERA UTARA
2023

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Khairul Azhar
Tempat, tanggal lahir : Tanjung Selamat, 28/07/1988
NIM : 019020029
Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa SKRIPSI yang berjudul:


Analisis Pelaksanaan Pembayaran Fidyah Shalat Orang yang Sudah
Meninggal Dunia Di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kabupaten
Deli Serdang
yang saya tulis adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
plagiat atau saduran dari Skripsi orang lain.
Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabutnya predikat kelulusan dan gelar
kesarjanaannya)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Deli Serdang, 8 Mei 2023


Yang membuat pernyataan,

MATERAI

Rp. 10.000,-

Khairul Azhar
NIM. 019020029

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN FIDYAH


SHALAT ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA
DI DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN SUNGGAL
KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh:

KHAIRUL AZHAR
NIM/NIRM: 019020029/019.16.2.1.1.I.0987

Disetujui dan Disahkan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Hukum (SH) pada Program Studi Hukum Keluarga Islam di
Sekolah Tinggi Agama Islam Darularafah Deli Serdang

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Usman Betawi., M.H.I Evriza Noverda Nasution.,MA

iii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pembayaran Fidyah
Shalat Orang yang Sudah Meninggal Dunia Di Desa Tanjung Selamat Kecamatan
Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Al-Ustadz Dr. Umar Muchtar., Lc, MA selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Darul Arafah.
2. Al-Ustadzah Evriza Noverda Nasution.,MA selaku Ketua Jurusan Hukum
Keluarga Islam yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan urusan
Akademik.
3. Al-Ustadzah Riri Silvia., MA selaku Dosen Wali yang telah memberikan
dorongan dalam penulisan skripsi ini.
4. Al-Ustadz Dr. Usman Betawi., M.H.I selaku dosen pembimbing I yang selalu
memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan Skripsi ini.
5. Al-Ustadzah Evriza Noverda Nasution.,MA selaku dosen pembimbing II yang
selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan Skripsi
ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Darul Arafah yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam
menyelesaikan skripsi ini, karena itu penulis mengharapkan kritikan dan masukan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi.
Demikan yang dapat penulis sampaikan, atas kritikan dan masukannya
penulis ucapkan terima kasih.

Deli Serdang, 8 Mei 2023

Khairul Azhar

iv
ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBAYARAN FIDYAH
SHALAT ORANG YANG SUDAH MENINGGAL DUNIA
DI DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN
SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG

Nama : Khairul Azhar


NPM/NRM : 019020029/019.16.2.1.1.I.0987
Pembimbing I : Dr. Usman Betawi., M.H.I
NIDN :
Pembimbing II : Evriza Noverda., MA
NIDN :
Skripsi ini membahas tentang analisis praktek pembayaran fidyah shalat
orang yang sudah meninggal dunia di Desa Tanjung Selamat. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui pandangan Ulama tentang fidyah shalat, untuk
mengetahui pemahaman masyarakat Desa Tanjung Selamat tentang fidyah
Shalat dan untuk mengetahui pelaksanaan fidyah Shalat yang di lakukan
masyarakat Desa Tanjung Selamat.
Jenis Penelitian dalam tulisan ini adalah penelitian lapangan (field
research) dengan metode normatif-empiris. Pengumpulan data dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara mendalam (deep interview) kepada masyarakat
Desa Tanjung Selamat sebagai sumber primer penelitian dan menganalisa buku-
buku yang mendukung tema penelitian sebagai sumber data sekunder.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa shalat yang ditinggalkan oleh
orang yang meninggal dunia dapat digantikan dengan pembayaran Fidyah, hal
ini berdasarkan pendapat sebahagian Ulama kalangan Mazhab Syafi’i
(Syafi’iyah) seperti Imam As-Subki, Imam Ibnu Burhan, Imam Al-Muhib At-
Thabari dan Imam Al-Baghawi. Kemudian juga merupakan pendapat yang
mu’tabar dalam kalnagan ulama Hanafiyah. Selanjutnya sejarah pelaksanaan
pembayaran fidyah Shalat di Desa Tanjung Selamat ini sudah menjadi tradisi
yang dilakukan terus-menurus sampai turun-temurun hingga sekarang. Praktek
yang dulu sama dengan praktek yang sekarang, karena ilmu yang di pelajari dari
guru yang yang sama yaitu berguru langsung kepada Syeikh Hasan Ma’shum.
Tradisi tulak beras yang lazim dilakukan di Desa Tanjung Selamat ini terus
dirawat dan didukung oleh Alim-Ulama setempat karena mereka menganggap
bahwa tulak beras ini merupakan salah satu cara untuk meraih ampunan Allah
SWT terhadap dosa-dosa shalat yang pernah tertinggal semasa hidup dan belum
di qadha’. Shalat pada dasarnya merupakan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan
oleh seluruh umat Muslim. Seseorang diharamkan meninggalkan shalat dengan
niat dapat diganti dengan fidyah setelah ia meninggal. Adapun teknis menolak-
nolak beras beberapa kali yang diletakkan di sebuah tempat dengan
mengucapkan beberapa lafaz tertentu, menurut tokoh agama setempat, adalah
cara yang sah dan benar secara teori fiqih sesuai dengan kitab rujukan yang
mereka pegang yakni Natijah Abadiah karya Syekh Hasan Ma’shum seorang
Mufti Kerajaan Deli.
Kata Kunci: Pembayaran, Fidyah sholat

v
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE PAYMENT FIDYAH SHALAT FOR
THOSE WHO ALREADY PASSED AWAY IN VILLAGE
TANJUNG SELAMAT OF SUB-DISTRICT OF SINGGAL
DISTRICT DELI SERDANG

Name : Khairul Azhar


NPM/NRM : 019020029/019.16.2.1.1.I.0987
Supervisor I : Dr. Usman Betawi., M.H.I
NIDN :
Supervisor II : Evriza Noverda., MA
NIDN :
This script discusses the analysis of the practice of paying the fidyah prayer
for people who have died in the village of Tanjung Selamat. The purpose of the
research is to know the view of Ulama about fidyah prayer, to understand the
understanding of the community of the village of Tanjung Selamat about the prayer
fidyah and to learn the implementation of the fidyah Prayer that the community
does in the village.
The type of research described in this article is field research with
normative-empirical methods. Data collection is carried out through observations
and in-depth interviews (deep interviews) with the community as a primary source
of research and through analyzing books that support research themes as a
secondary data source.
The results of this study concluded that the prayer left by the person who
died can be replaced with the payment of Fidyah, this is based on the opinion of
some Ulama among Mazhab Syafi’i (Syafi’iyah) such as Imam As-Subki, Imam
Ibnu Burhan, Imam Al-Muhib At-Thabari and Imam al-Baghawi. Then you will be
able to understand what you have in your mind. Furthermore, the history of the
implementation of fidyah prayer in the village of Tanjung Selamat has become a
tradition that is carried out continuously until now. The practice that used to be the
same as the practice that is now, because the knowledge that is learned from the
same teacher is to go directly to Sheikh Hasan Ma’shum. The tradition of rice tulac
that is commonly done in the village of Tanjung Selamat This continues to be
treated and supported by local Alim-Ulama because they consider that this rice tulak
is one way to obtain the forgiveness of Allah SWT against the sins of prayer that
have ever been left behind during life and are not in qadha’. Prayer is a form of
worship that must not be abandoned by all Muslims. A person is forbidden to leave
the prayer with the intention of being replaced by a fidyah after he dies. As for the
technical rejection of rice several times placed in a place by pronouncing a certain
lafaz, according to local religious figures, it is a legitimate and correct method of
theoretically fiqih according to the reference book that they hold, Natijah Abadiah
by Sheikh Hasan Ma’shum, a Mufti of the Kingdom of Deli.

Keyword: Payment, Fidyah Shalat

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN. ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR. ..................................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................................... v
DAFTAR ISI . .................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL. ..........................................................................................................viii
TRANSLITERASI ........................................................................................................... xv
ABSTRAK .......................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................7
E. Batasan Istilah .......................................................................................7
F. Kajian Terdahulu ...................................................................................8
G. Kerangka Teori ......................................................................................9
H. Metode Penelitian................................................................................11
I. Sistematika Penulisan..........................................................................13
BAB II TINJAUAN UMUM PELAKSANAAN FIDYAH SHALAT
A. Fidyah Shalat .......................................................................................15
1. Fidyah Dalam Islam .......................................................................15
2. Defenisi Fidyah Shalat ...................................................................25
B. Hukum Fidyah Shalat Orang yang Meninggal Dunia .........................28
C. Pelaksanaan Fidyah Shalat Orang yang Meninggal Dunia .................33

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Profil Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Kab. Deli
Serdang ................................................................................................43
1. Sejarah Singkat Desa Tanjung Selamat .........................................43
2. Keadaan penduduk .........................................................................48
B. Kondisi Keagamaan dan Pendidikan Islam Desa Tanjung Selamat ...54
C. Tradisi Fidyah di Desa Tanjung Selamat ............................................59

vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Fidyah Shalat Menurut Pandangan Ulama ..........................................63
1. Mazhab Imam Syafi’i. ....................................................................63
2. Mazhab Imam Hanafi. ....................................................................67
B. Pemahaman Masyarakat Desa Tanjung Selamat tentang Pelaksanaan
Fidyah Shalat .......................................................................................75
1. Sejarah Perkembangan Pelaksanaan Fidyah Shalat di Desa
Tanjung Selamat............................................................................75
2. Pemahaman Masyarakat atas Dasar Hukum Pelaksanaan Fidyah
Shalat di Desa Tanjung Selamat....................................................78
C. Mekanisme Pelaksanaan Fidyah Shalat di Desa Tanjung Selamat. ....82
1. Syarat-Syarat Sebelum Melakukan Fidyah Shalat ........................82
2. Pra-Pelaksanaan Fidyah Shalat .....................................................84
3. Proses Pelaksanaan Fidyah Shalat di Desa Tanjung Selamat .......84

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................89
B. Saran ....................................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Luas Desa Tanjung Selamat ............................................................................ 44
Tabel 3.2: Komposisi Penduduk Desa Tanjung Selamat Berdasarkan Pendidikan ........... 49
Tabel 3.3: Komposisi Penduduk Desa Tanjung Selamat Berdasarkan Agama ................. 51
Tabel 3.4: Komposisi Penduduk Desa Tanjung Selamat Berdasarkan Etnis .................... 52
Tabel 3.5: Data Masyarakat yang Melaksanakan Fidyah ................................................. 79

ix
TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin
Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke
abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab
dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya. Daftar huruf bahasa Arab dan
transliterasinya kedalam huruf Latin dapat dilihat pada table berikut:
1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan
sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dilambangkan dengan
huruf dan tanda sekaligus.
Berikut ini daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan
huruf latin:
Tabel Transliterasi Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫أ‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ Ba B Be

‫ت‬ Ta T Te

‫ث‬ Ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim J Je
ha (dengan titik di
‫ح‬ Ḥa ḥ
bawah)
‫خ‬ Kha Kh ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ Ra R er

‫ز‬ Zai z zet

‫س‬ Sin s es

‫ش‬ Syin sy es dan ye

x
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ص‬ Ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)


de (dengan titik di
‫ض‬ Ḍad ḍ
bawah)
‫ط‬ Ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di
‫ظ‬ Ẓa ẓ
bawah)
‫ع‬ `ain ` koma terbalik (di atas)

‫غ‬ Gain g ge

‫ف‬ Fa f ef

‫ق‬ Qaf q ki

‫ك‬ Kaf k ka

‫ل‬ Lam l el

‫م‬ Mim m em

‫ن‬ Nun n en

‫و‬ Wau w we

‫ﮬ‬ Ha h ha

‫ء‬ Hamzah ‘ apostrof

‫ي‬ Ya Y ye

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:

xi
Tabel Transliterasi Vokal Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


‫ﹷ‬ Fathah A a
‫ﹻ‬ Kasrah I i
‫ﹹ‬ Dammah U u

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara


harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf sebagai berikut:

Tabel Transliterasi Vokal Rangkap

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


..َ.‫ي‬
ْ Fathah dan ya ai a dan u
..َ.‫ْو‬ Fathah dan wau au a dan u

Contoh:

- ‫ب‬ َ َ ‫َكت‬ kataba


- ‫فَعَ َل‬ fa`ala
- ‫سئِ َل‬ُ suila
- ‫ْف‬ َ ‫َكي‬ kaifa
- ‫َح ْو َل‬ haula
3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda sebagai berikut:

Tabel Transliterasi Maddah

Huruf
Huruf Arab Nama Nama
Latin
Fathah dan alif atau
..َ.‫ى‬..َ.‫ا‬ ya
ā a dan garis di atas

..ِ.‫ى‬ Kasrah dan ya ī i dan garis di atas


..ُ.‫و‬ Dammah dan wau ū u dan garis di atas

xii
Contoh:

- ‫قَا َل‬ qāla


- ‫َر َمى‬ ramā
- ‫قِ ْي َل‬ qīla
- ‫يَقُ ْو ُل‬ yaqūlu

4. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:

1. Ta’ marbutah hidup


Ta’ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan
dammah, transliterasinya adalah “t”.
2. Ta’ marbutah mati
Ta’ marbutah mati atau yang mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah “h”.
3. Kalau pada kata terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
ta’ marbutah itu ditransliterasikan dengan “h”.

Contoh:

- ْ َ ‫ضةُ ال‬
‫طفَا ِل‬ َ ْ‫َرؤ‬ raudah al-atfāl/raudahtul atfāl

- ُ ‫ْال َم ِد ْينَةُ ْال ُمن ََّو َرة‬ al-madīnah al-munawwarah/al-madīnatul

munawwarah

- ْ‫ط ْل َحة‬
َ talhah

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan huruf, yaitu huruf
yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh:

- ‫ن ََّز َل‬ nazzala

xiii
- ‫ال ِبر‬ al-birr

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
‫ال‬, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:

a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai


dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang langsung mengikuti
kata sandang itu.

b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan dengan


sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.

Contoh:

- ‫الر ُج ُل‬
َّ ar-rajulu

- ‫ْالقَلَ ُم‬ al-qalamu

- ‫س‬ َّ ‫ ال‬asy-syamsu
ُ ‫ش ْم‬
- ‫ ْال َجلَ ُل‬al-jalālu

7. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku


bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah yang
terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

- ُ ‫تَأ ْ ُخذ‬ ta’khużu

xiv
- ‫شَيئ‬ syai’un

- ‫النَّ ْو ُء‬ an-nau’u

- ‫ِإ َّن‬ inna

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fail, isim maupun huruf ditulis terpisah.
Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan, maka
penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya.

Contoh:

- َّ ‫َو ِإ َّن هللاَ فَ ُه َو َخي ُْر‬


‫الر ِاز ِق ْي َن‬ Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/

Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn

- ‫ساﮬَا‬
َ ‫بِس ِْم هللاِ َمج َْراﮬَا َو ُم ْر‬ Bismillāhi majrehā wa mursāhā

9. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa
yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan
huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilamana nama diri itu didahului oleh
kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh:

- َ‫ب الْعَالَ ِميْن‬


ِ ‫ْال َح ْمد ُ هللِ َر‬ Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/

Alhamdu lillāhi rabbil `ālamīn

- ‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫من‬
ِ ْ‫الرح‬
َّ Ar-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm

xv
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan
Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata
lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak
dipergunakan.

Contoh:

- ‫غفُ ْور َر ِحيْم‬ َ ُ‫هللا‬ Allaāhu gafūrun rahīm

- ‫لِل ال ُ ُم ْو ُر َج ِم ْيعًا‬
ِ ِ Lillāhi al-amru jamī`an/Lillāhil-amru jamī`an

xvi

Anda mungkin juga menyukai