OLEH
M. SYA’DUDDIN UBAYDIE
Skripsi
Oleh
M. SYA’DUDDIN UBAYDIE
NPM. 19.11.0971
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Jika kemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh
orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi dan gelar yang
diperoleh karenanya batal demi hukum.
Meterai 10.000
M. SYA’DUDDIN UBAYDIE
iii
TANDA PERSETUJUAN
Martapura, 1443 H.
2021 M.
Mengetahui,
Ketua Prodi Ahwal Al-Syakhshiyah
Institut Agama Islam Darussalam
Martapura
iv
PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
dan dinyatakan LULUS dengan predikat: ..........(A/B/C)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Darussalam Martapura
TIM PENGUJI:
Nama Tanda Tangan
1. ..............................................
(Ketua)
1. ……………………..
2. ..............................................
(Anggota)
2. ………………….....
3. ..............................................
(Anggota)
3. …………………….
4. ..............................................
(Sekretaris)
4. ………………….....
v
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1. Nama lengkap :
2. Tempat, Tanggal Lahir :
3. Agama : Islam
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status Perkawinan : Belum Kawin
6. Alamat :
7. Pendidikan : a.
b.
c.
d.
8. Orang Tua
Ayah:
a. Nama :
b. Pekerjaan : Swasta
c. Alamat :
I b u:
a. Nama :
b. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
c. Alamat :
Martapura, 1445 H.
2023 M.
Penulis,
vi
ABSTRAK
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
َو َلن َتۡس َتِط يُع ٓو ْا َأن َتۡع ِد ُلوْا َبۡي َن ٱلِّنَس ٓاِء َو َل ۡو َح َر ۡص ُتۖۡم َفاَل َتِم يُل وْا ُك َّل ٱۡل َم ۡي ِل
١٢٩ َفَتَذ ُروَها َك ٱۡل ُمَع َّلَقِۚة َو ِإن ُتۡص ِلُحوْا َو َتَّتُقوْا َفِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َغ ُفوٗر ا َّر ِح يٗم ا
Persembahan:
viii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
رف األنبياءEEالحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على أش
)والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين (أما بعد
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan
skripsi ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah,
Muhammad saw, seluruh keluarga, kerabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman.
Untuk memenuhi sebagian dari tugas dan syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Hukum Islam pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Darussalam Martapura,
maka disusunlah sebuah skripsi yang berjudul: “Perspektif Adil Dalam Poligami
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Darussalam ini, dalam proses penulisannya
tidak terlepas dari segala bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa ilmu
2. Ibu Hj. Lusiana, SH., M.Pd., Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam
ix
dimunaqasyahkan.
ini.
4. Semua dosen dan karyawan Institut Agama Islam Darussalam Martapura, yang
6. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, dan penulis berdoa semoga semua yang
telah dilakukan mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah swt.
berbagai kelemahan, oleh karena itu kepada semua pihak diharap memberikan
saran dan kritik yang membangun demi perbaikan, dan semoga dapat
memakluminya.
Penulis,
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB LATIN
KEPUTUSAN BERSAMA
MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Nomor: 158 Tahun 1987
Nomor: 0543b//U/1987
A. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf. Dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan
Berikut ini daftar huruf Arab yang dimaksud dan transliterasinya dengan huruf
latin:
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
xi
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
د Dal d De
ر Ra r er
س Sin s es
غ Gain g ge
ف Fa f ef
ق Qaf q ki
ك Kaf k ka
ل Lam l el
م Mim m em
ن Nun n en
و Wau w we
ﮬ Ha h ha
ي Ya y ye
xii
B. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal
1. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
ﹷ Fathah a a
ﹻ Kasrah i i
ﹹ Dammah u u
2. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
sebagai berikut:
ْي.َ..
Fathah dan ya ai a dan u
ْو.َ..
Fathah dan wau au a dan u
Contoh:
xiii
C. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
Contoh:
- َقاَل qāla
- َرَم ى ramā
ِق
-
ْيَل qīla
- َيُقْو ُل yaqūlu
D. Ta’ Marbutah
Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu:
1. Ta’ marbutah hidup
Ta’ marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan
adalah “h”.
3. Kalau pada kata terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
xiv
Contoh:
E. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, ditransliterasikan dengan huruf,
yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
- َنَّزَل nazzala
- الُّرِب al-birr
F. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
ال, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:
sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf “l” diganti dengan huruf yang
dengan bunyinya.
xv
Baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah, kata sandang ditulis
terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanpa sempang.
Contoh:
-
الَّر ُج ُلar-rajulu
-
اْلَق َلُمal-qalamu
-
الَّش ْم ُسasy-syamsu
- اَجْلَالُلal-jalālu
G. Hamzah
Hamzah ditransliterasikan sebagai apostrof. Namun hal itu hanya berlaku
bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Sementara hamzah yang
terletak di awal kata dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harkat yang dihilangkan,
maka penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang
mengikutinya.
Contoh:
ِق
- َو ِإَّن اَهلل َفُه َو َخ ْيُر الَّر اِز َنْي Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/
Wa innallāha lahuwa khairurrāziqīn
- ِبْس ِم اِهلل ْجَمَر اَه ا َو ُمْر َس اَه ا Bismillāhi majrehā wa mursāhā
xvi
I. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti
apa yang berlaku dalam EYD, di antaranya: huruf kapital digunakan untuk
menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bilamana nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf
Contoh:
ِم ِهلل
- اَحْلْم ُد َر ِّب اْلَعاَل َنْي Alhamdu lillāhi rabbi al-`ālamīn/
Alhamdu lillāhi rabbil `ālamīn
- الَّرمْح ِن الَّر ِح ْيِم Ar-rahmānir rahīm/Ar-rahmān ar-rahīm
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan
Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan
kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak
dipergunakan.
Contoh:
ِح
- اُهلل َغُفْو ٌر َر ْيٌم Allaāhu gafūrun rahīm
- ِلّلِه اُألُمْو ُر ِمَج ْيًعا Lillāhi al-amru jamī`an/Lillāhil-amru jamī`an
J. Tajwid
ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid. Karena itu
xvii
DAFTAR ISI
xviii
A.Simpulan ..................................................................................
116
B. Saran ...........................................................................................
116
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
perempuan atau lebih dalam waktu yang sama. Menurut para ahli
wanita, ada yang menjadi isteri namun ada pula yang berkahir menjadi
78
Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih Munakahat 1 (Bandung: CV Pustaka Setia,
1999), h. 9.
79
Departemen Agama R.I., Pedoman Pembantu Pegawai Pencatatan Nikah
(Jakarta: Departemen Agama R.I., 2004), h. 219-220.
20
21
tradisi atau budaya zaman jahiliyah yang hal ini sudah ada sebelum
masehi.80
untuk beristri lebih dari satu. Selain dari dorongan kebutuhan biologis
manusia tetapi juga untuk beribadah, hal itu tidak dilarang oleh agama
beristri lebih dari satu. Akan tetapi Islam tidak semudah membalikkan
21
22
dampak yang ditimbulkan poligami itu. Terdapat dua kubu yang saling
bertentangan dalam masalah poligami, ada kelompok yang pro dan juga
beliau pro dan berpendapat bahwa dengan melihat praktik poligami saat
82
Hasan Aedy, Poligami Syari’ah dan Perjuangan Kaum Perempuan, (Bandung:
Al-Fabeta, 2007), h. 61.
22
23
dan sensualitas.83
syarat, dalam saat yang sama ia tidak juga dapat dikatakan menutup
83
Murtadha Muthahhari, Hak-Hak Wanita dalam Islam, (Jakarta: Lentera, 2001),
h. 243.
84
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid 3, (Jakarta: Darul Fath, 2004), h.8.
85
M. Quraish Shihab, Perempuan, Dari Cinta Sampai Seks, Dari Nikah Mud’ah
Sampai Nikah Sunnah, Dari Bias Lama Sampai Bias Baru, (Jakarta: Lentera Hati, 2007),
h. 165.
23
24
maupun psikis.
24
25
keadilan dalam hal hati (cinta) sulit dilakukan karena hanya Allah yang
dua saja.87
dan ini berlaku bagi suami yang merdeka. Ahmad bin Hambal
empat istri dan harus diikiti dengan sikap adil, seperti pembagian giliran
satu istri. Dengan mengutip pada QS An-Nisa’ ayat 129, Ahmad bin
tersebut adalah keadilan dalam hati, sehingga dalam ayat itu, Allah
secara adil.88
87
Asep Nurdin, Hadis-hadis Tentang Poligami Study Pemahaman Hadis
Berprespektif Jender (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, 2013) h. 70
88
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam menurut Mazhab Syafi’i,
Hanafi, Maliki, dan Hambali (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1996), h. 89.
25
26
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka
26
27
pemberian nafkah.
bahasa Yunani, yaitu poli atau polus yang berarti banyak, dan
dibolehkan hanya sampai empat orang isteri saja. Jadi, istilah dari
C. Rumusan Masalah
91
https://kamushukum.web.id/arti-kata/adil/ (2-07-2023 ; 02.48 Wita)
92
habri Shaleh Anwar, dkk., Pendidikan Gender dalam Pandangan Islam,
(Tangerang: Zahen Publisher, 2017), h. 140.
27
28
poligami?
sebagai berikut:
2. Konsep adil dalam poligami yang dibahas pada skripsi ini adalah
Ahwal Asy-Syakhsiyyah
28
29
E. Tujuan Penelitian
dalam poligami
hukum Islam.
F. Kajian Pustaka
penelitian yang sudah ada. Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis
29
30
kesamaan pandangan, akan tetapi dari pihak keluarga yang lain dari
3. Karya yang ditulis oleh Harun Fadli, 2017, dengan judul “Konsep
30
31
G. Signifikan Penelitian
2. ManfaattSecara Praktis
aspek yaitu:
31
32
32
BAB II
atau “Polus” yang berarti banyak dan “Gamien” yang artinya kawin atau
yang mempunyai lebih dari seorang istri dalam waktu yang bersamaan,
yang mempunyai lebih dari seorang istri dengan istilah poligini yang
berasal dari kata polus yang bermakna banyak dan gune yang berarti
seorang suami disebut poliandri yang berasalah dari kata polus yang
mengandung arti banyak dan kata andros yang bermakna laki-laki. Jadi,
kata yang tepat bagi seorang laki-laki yang mempunyai lebih dari satu istri
15
16
antara seorang suami dengan mengawini beberapa orang istri.” 94 Atau juga
“seorang laki-laki beristri lebih dari seorang, akan tetapi dibatasi paling
lebih dari satu orang istri dalam waktu yang sama. Laki-laki yang
singkat Moch Anwar menegaskan poligami adalah beristri lebih dari satu.
pengertian poligami dalam bentuk umum ‘salah satu pihak ‘ akan tetapi
Dalam pengertian itu tidak disebut jumlah istri dalam melakukan praktik
94
Musdah Mulia, Pandangan Islam tentang Poligami, (Jakarta; The Asia Pondaction,
1994), h. 2
95
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat,(Jakarta; Kencana, 2003), h. 129
16
17
Kalaupun ada keinginan seorang suami menambhan istri lagi, maka salah
satu dari empat orang harus diceraikan, sehingga jumlah istri tetap berapa
“ta’addud az-zawjat” yang artinya beristri banyak lebih dari satu. Para
sarjana hukum Islam telah sepakat mengatakan bahwa poligami itu adalah
ada juga yang memahami ayat tentang poligami dengan batasan lebih dari
empat atau bahkan lebih dari sembilan istri. Perbedaan ini disebabkan
lebih dari seorang. Tetapi dibatasi paling banyak adalah empat orang,
karena melebihi dari empat berarti mengingkari syari’at Allah SWT bagi
96
Azni, Poligami dalam Hukum Keluarga Islam di Indonesia dan Malaysia, (Pekanbaru:
Suska Press, 2015), h. 40.
97
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 131.
17
18
tunggal.
dapat dibagi dalam tiga (3) kelompok, yaitu: pertama, mereka yang
dan perintah untuk melakukan poligami oleh umat Islam adalah surat an-
ِء ۡث ِك ۡل َو ِإۡن ِخ ۡف ُتۡم َأاَّل ُتۡق ِس ُطوْا يِف
ٱلِّنَس ٓا َم ٰىَن ٱ َيَٰت َم ٰى َف ٱن ُح وْا َم ا َط اَب َلُك م ِّم َن
َٰذ ِل َك َأۡد َن َأاَّل َتۡع ِدُلوْا َٰو ِح َد ًة َأۡو ا َلَك ۡت َأۡي َٰم ُنُك ۚۡم
َم َم َف َو ُثَٰل َث َو ُر َٰبَۖع َف ِإۡن ِخ ۡف ُتۡم َأاَّل
٣ َتُعوُلوْا
َو َلن َتۡس َتِط يُعٓو ْا َأن َتۡع ِدُلوْا َبۡي َن ٱلِّنَس ٓاِء َو َلۡو َح َر ۡص ُتۖۡم َفاَل ِمَتيُل وْا ُك َّل ٱۡل َم ۡي ِل
١٢٩ َفَتَذ ُر وَه ا َك ٱۡل ُم َعَّلَق ِۚة َو ِإن ُتۡص ِلُح وْا َو َتَّتُقوْا َفِإَّن ٱلَّلَه َك اَن َغُفْو ًر ا َّر ِح يًم ا
poligami. Menurut Imam yang empat, yakni Imam Abu Hanifah (W.
18
19
767M/150 H), Imam Malik (W. 795 M/179 H), Imam Syafi’i (W. 820
M/204 H), dan Imam Ahmad bin Hambal (W. 855 M/241 H), sepakat
memiliki istri lebih dari satu tetapi dibatasi hanya sampai empat orang
Para imam di atas juga memberikan saran, apabila tidak bisa berlaku
adil, hendaknya beristri satu saja, karena itu jauh lebih baik. Demikian
pula pendapat Imam Abu Hanifah, yang dikutip oleh al-Sarakhsi (W. 1090
Keharusan berlaku adil ini berdasarkan surat An-Nisâ ayat 3 dan hadist
dari Aisyah ra yang menceritakan perlakuan adil dari Nabi kepada istrinya,
98
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam menurut Madzhab Syafi’I,
Hanafi,Maliki dan Hambali (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1996), h. 89.
99
Al-Sarakhsi, Al-Mabasut dikutip dari: Azni, Poligami dalam Hukum Keluarga Islam di
Indonesia dan Malaysia (Pekanbaru: Suska Press, 2015), h. 44-45.
100
Al-Imam ‘Ala ad-Din Abi Bakar bin Mas’ud al-Kasani, Kitab Bada’i as-Sana’i fi Tartib
asy-Syara’i , cet. Ke-I dikutip dari: Azni, Poligami dalam Hukum Keluarga Islam di Indonesia
dan Malaysia, (Pekanbaru: Suska Press, 2015), h. 45.
19
20
ditunaikan, yaitu keadilan dalam kasih sayang, perasaan dan cinta, namun
Alasan yang mereka kemukakan untuk mendukung ide ini adalah bahwa
adil. Sedangkan ulama yang lain yaitu Abu Bakar Ahmad Ibnu Ali Al-Razi
dua tambah tiga tambah empat sama dengan sembilan. Hal ini ditolak oleh
20
21
Harist Ibnu Qois yang mempunyai delapan orang istri, ketika masuk Islam
surat ân-Nisâ ayat 3, yakni menghapus kebiasaan orang Arab pra Islam
diikuti dengan berbagai syarat yang hampir tidak mungkin terpenuhi oleh
Sedangkan bagi calon suami yang tidak bisa berbuat adil, maka diharuskan
103
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas pemikiran Muhammad
Abduh (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 87-89.
104
Sayyid Qutub, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an dibawah Naungan Al-Qur’an Juz IV, alih
bahasaoleh: As’ad Yasin dkk (Jakarta: Gema Insan Press, 2002), h. 274-282
21
22
a. Boleh Berpoligami
Menurut Yusuf Qardhawi, ada 2 keadaan dimana poligami
syahwatnya, akan tetapi istrinya tidak kuat karena sakit atau karena
b. Makruh Berpoligami
Muslim menikah dengan satu istri yang menjadi penentram dan
untuk menikah lagi. Karena hal itu membuka peluang bagi dirinya
c. Haram Berpoligami
Yaitu bagi orang yang lemah (tidak mampu) untuk mencari
nafkah untuk istrinya yang kedua atau khawatir dirinya tidak bisa
22
23
tersebut muncul ketika terjadi perang, dimana banyak anak yatim dan
janda yang ditinggal suaminya. Untuk itu ada dua solusi yang
105
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas pemikiran Muhammad
Abduh (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 101-104
23
24
dan keempat yang boleh dinikahi harus janda yang memiliki anak-
mengatakan:
106
Ibid, h. 105.
107
Muhammad Syahrur, Al-Kitab wa Al-Qur’ân: Qira’ah Mu’ashirah (Damaskus: Dar
Ahali, 1990), h. 598-599.
24
25
baik konflik antara suami dengan istri-istri dan anak-anak dari istri-
menetralisasi sifat atau watak cemburu, iri hati dan suka mengeluh
108
J.N.D. Anderson, Islamic Law in the Modern world, alih bahasa oleh: Machun Husein
(Surabaya: CV Amar Press, 1991), h. 53.
25
26
mandul, sebab menurut Islam, anak itu merupakan salah satu dari tiga
harus bersikap adil dalam pemberian nafkah lahir dan giliran waktu
tinggalnya.109
adanya tuntutan politik dan sosial, yang diikuti juga dengan tuntutan
109
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, dikutip dari: Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat
(Jakarta: Kencana, 2006), cet. Ke-2, h. 130-131.
110
Azni, Poligami dalam Hukum Keluarga Islam di Indonesia dan Malaysia (Pekanbaru:
Suska Press, 2015), h. 62-63.
26
27
111
Ibid, h. 90
112
Amina Wadud Muhsin, Wanita di dalam Qur’an, alih bahasa oleh: Yaziar Radianti
(Bandung: Penerbit Pustaka, 1994), h. 111-112.
27
28
suami hanya boleh berpoligami jika dalam keadaan tertentu saja atau
113
Ibid, h. 114
28
29
membawa kutipan akta nikah yang terdahulu dan surat-surat izin yang
diperlukan.
berikut:114
Pasal 3
1) Pada asasnya seorang pria hanya boleh memiliki seorang isteri.
Seorang wanita hanya boleh memiliki seorang suami.
2) Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk
beristeri lebih dari seorang apabila dikendaki oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
Pasal 4
1) Dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang,
sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat Undang-undang ini,
maka ia wajib mengajukan permohonan ke Pengadilan di daerah
tempat tinggalnya.
2) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberi izin
kepada suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
a) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;
b) Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan;
c) Istri tidak dapat melahirkan keturunan.
terpenuhi:115
114
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1991), h. 289.
115
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan (Bandung
:Citra Umbara), h. 76-77.
29
30
ayat (1) dinyatakan “dalam hal seorang suami akan beristeri lebih
116
Reza Fitra Ardhian dkk, “Poligami Dalam Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia
Serta Urgensi Pemberian Izin Poligam Di Pengadilan Agama”, Jurnal Privat Law, Vol. III No. 2,
(JuliDesember 2015), h. 103.
30
31
seorang.117
poligami dengan dasar alasan ketat dan persyaratan yang sangat berat.
disertai dengan alasan yang dibenarkan. Tentang hal ini lebih lanjut
117
Ibid, h. 103
118
Edi Darmawijaya,“Poligami dalam Hukum Islam dan Hukum Positif: Tinjauan Hukum
Keluarga Turki, Tunisia dan Indonesia”, Jurnal Ar-Raniry, Vol.1 No. 1, (Maret, 2015), h. 35.
31
32
pada hakekatnya adalah hukum Islam, yang dalam arti sempit sebagai
kotemporer.120
119
Tim Redaksi Nuansa Aulia, “Kompilasi Hukum Islam”, Cet. 3 (Bandung:CV. Nuansa
Aulia, 2012), h. 16-17
120
Reza Fitra Ardhian dkk, “Poligami Dalam Hukum Islam Dan Hukum Positif Indonesia
Serta Urgensi Pemberian Izin Poligam Di Pengadilan Agama”, Jurnal Privat Law, Vol. III No. 2,
(JuliDesember 2015), h. 103
32
33
mua’amalah.
lain baik dari segi ukuran, sehingga sesuatu itu menjadi tidak berat sebelah
sesama istri dalam batas yang mampu dilakukan oleh manusia. Selanjutnya
dan lain-lain.
121
Ibid, h. 105.
33
34
Secara umum ada empat konsep keadilan. Pertama, adil dalam arti
dua yang sama. Dan persamaan di antara istri-istri itu menjadi hak dari
suami istri.122
tertentu, selama syarat dan kadar terpenuhi oleh setiap bagian. Dengan
Konsep adil yang ketiga adalah adil yang berarti perhatian terhadap
122
Abdul Nasir Taufiq al-Attar, Poligamy Ditinjau Dari Segi Agama, Sosial, dan
Perundang-Undangan, (Jakarta: Bulan Bintang, t.th), h. 206.
34
35
banyak kemungkinan untuk itu. Semua wujud tidak memiliki hak atas
Dilihat dari definisi di atas, maka dapat dipahami bahwa para ulama
poligami itu bersifat kaulitatif, seperti kasih sayang, cinta, perhatian yang
dibutuhkan sifat adil yang kualitatif bagi setiap istri-istri. Sifat adil yang
123
Zakiyuddin Baidhawy, Rekonstruksi Keadilan, (Jakarta: Bintang Pustaka, t.th), h. 06.
35
36
129:
َو َلْن َتْس َتِط ْيُعْٓو ا َاْن َتْع ِدُلْو ا َبَنْي الِّنَس ۤاِء َو َلْو َح َر ْص ُتْم َفاَل ِمَتْيُلْو ا ُك َّل اْلَم ْيِل َفَت َذ ُر ْو َه ا
َك اْلُم َعَّلَق ِةۗ َو ِاْن ُتْص ِلُحْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِاَّن الّٰل َه َك اَن َغُفْو ًر ا َّر ِح ْيًم ا
tafsir, bahwa apabila tidak ada kemampuan dalam pembagian sama rata
cinta kepada istri-istri kalian dan perkara ini memang diluar batas
akan ia tidak mempunyai suami tetapi tidak pula berstatus janda padahal ia
masih bisa menikah dengan orang lain. Dalam surat an-Nisâ ayat 129 ini
berlindunglah kepada Allah Swt., dari sikap cinta yang dilarang seperti
Penyayang.124
124
Muhammad Baltaji, Poligami, (Solo: Media Insani Publishing, 2007), h. 48
36
37
yang seadil- adilnya, ialah dalam hal nafkah (biaya hidup), pakain, tempat
tinggal dan waktu bergilir. Sedangkan dalam perkara kecintaan dan kasih
sayang, tidak seorang pun dibebanisebab soal cinta dan kasih sayang
terhadap sesama istri dalam batas mampu yang dilakukan oleh manusia.
yang dapat dilakukan dan diwujudkan oleh manusia. Yaitu berlaku adil
terhadap istri dari segi materi, yang berupa nafkah, perlakuan baik dan
125
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas pemikiran Muhammad
Abduh (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 107.
126
Ibnu Mas’ud, Fiqh Madzhab Syafi’i (Bandung: Pustaka Setia, 2007), h. 328.
37
38
masa menginap. Namun jika khawatir akan berlaku zalim atau tidak
mampu berlaku adil di antara para istri maka cukup memiliki satu istri
dalam perasaan, cinta dan kecenderungan hati. Karena itu adalah perkara
yang tidak mungkin dan tidak mampu dilakukan oleh manusia. Maka tidak
ada pembebanan perkara yang sifatnya fitrah yang tidak tunduk terhadap
kehendak, misalnya rasa cinta dan rasa benci. Akan tetapi, rasa takut
penguasaan cinta terhadap hati adalah perkara yang sudah diprediksi. Oleh
karena itu, syariat mengingatkannya di dalam surat an-Nisâ ayat 129. Ayat
127
Wahbah az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, juz 9, alih bahsa oleh: Abdul
Hayyie dkk, Fiqih Islam 9 ( Jakarta: Gema Insan, 2011), Cet. Ke-1, h. 162.
128
Manshur Zuhri, Membaca kembali Sunnah Poligami (Modul Perkuliahan Hadits Ahkam
PMH-V), h. 15
129
Ibid, h. 164
38
39
bermalam dan nafkah. Jika tidak yakin akan kemampuan dirinya untuk
menunaikan hakhak tersebut secara adil dan imbang, maka haram baginya
memaknai adil yang dituntut dalam poligami ialah dalam urusan makan,
tempat tinggal, pakaian dan kediaman, atau segala yang bersifat kebendaan
tanpa membedakan antara istri yang kaya dengan yang fakir, yang berasal
dari keturunan yang tinggi dengan yang bawah. Bila suami khawatir suami
berbuat zalim dan tidak dapat memenuhi hak-hak para istri, maka
diharamkan poligami.131 Dan Sayyid termasuk ulama yang tidak setuju jika
syarat keadilan dalam poligami harus dimaknai adil dalam hal cinta dan
keadilan dengan sifat kualitatif, seperti kasih sayang, cinta dan perhatian
130
Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih bahasa oleh: Muammal Hamidy
(Singapura: PT Bina Ilmu, 1993), h. 260-261.
131
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Jilid 3 (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008), h. 171
39
40
ِء ِا
َو ْن ِخ ْف ُتْم َااَّل ُتْق ِس ُطْو ا ىِف اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِكُحْو ا َم ا َط اَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤا َم ْثىٰن َو ُثٰل َث
َو ُر ٰب َع ۚ َف ِاْن ِخ ْف ُتْم َااَّل َتْع ِدُلْو ا َف اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاَمْياُنُك ْم ۗ ٰذ ِل َك َاْد ٰٓنى َااَّل
َو
ُل ۗا
َتُعْو ْو
yang berpoligami, karena sebagai manusia tidak akan mampu berbuat adil
dalam membagi kasih sayang dan kasih sayang itu sebenarnya sangat
naluriah. Sesuatu yang wajar jika seorang suami lebih tertarik pada salah
132
Ali Ahmad Jurjani, Hikmah al-Tasyri’ wa Falsafatuhu (Beirut: Dar al-fikri, t.t), h. 10-
12.
40
41
seorang istrinya melebihi yang lain dan hal semacam ini merupakan
berbeda dengan ulama tafsir asal Indonesia yaitu M. Quraish Shihab yang
129 tidak mungkin tercapai oleh kemampuan manusia. Oleh sebab itu,
129 surat an-Nisâ yang menegaskan kamu sekali-kali tidak akan dapat
133
Abdul al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzhahib al-Arba’ah (Mesir: Al-Maktabah
alTijariyyah, 1969), h. 239.
134
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’ân,Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan
Umat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 201.
41
42
demikian”. Namun dengan ayat ini pula kelompok yang lain memaknai
bahwa suami harus mampu berlaku adil. Ayat ini juga diikuti penegasan
“jika kamu khawatir tidak dapat berlaku adil, cukuplah hanya dengan
seorang istri”, selanjutnya pada surat an-Nisâ ayat 129 ditegaskan bahwa
yang kontradiktif.135
135
Fazlur Rahman, Islam, ter. Sinoaji Saleh (Jakarta: Bina Askara, 1987), h. 315.
42
43
Thaha dan Fazlur Rahman di atas, maka poligami menjadi suatu yang
43
44
pendapat para ulama yang mayoritas yaitu adil dalam hal materil saja.
kaya dengan istri yang miskin, dari keturunan bangsawan dengan yang
44
45
merupakan tugas suci bagi seorang suami Dan juga memberi nafkah
dua mūd (1 mūd ialah 543 gram) bagi suami yang berkecukupan, satu
136
Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 90
137
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), h. 383.
45
46
setengah mud bagi suami kalangan menengah, dan satu mud bagi
ditentukan.138
Thalāq ayat 7:
َس َعِته ۗ َو َمْن ُق ِدَر َعَلْي ِه ِر ْز ُق هٗ َفْلُيْنِف ْق َّمِمٓا ٰاٰتى) )ُه الّٰل ُهۗ اَل ٍة
ُيْن ْق ُذْو َس َع ِّم ْن
ِل ِف
ࣖ َم ٓا ٰاٰتىَه ۗا َسَيْجَعُل الّٰل ُه َبْع َد ُعْس ٍر ُّيْسًر ا ُيَك ِّلُف الّٰل ُه َنْف ا ِااَّل
ًس
خبالف, فإهنا ال تسقط مبض))ي الزمان, ألن تفقتها آكد:يقدم بعد نفسه
140
. فإهنا تسقط الوقت,تفقة األصول و الفروع
138
Musthafa Al-Khin, Al-Fiqhul Manhaji ala Mazhabil Imamis Syafi‘i, jilid IV, h. 173.
139
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Juz 11 (Semarang: As-syifa’, 1990), h. 462.
140
Mustofa` al-Khin dan Mustofa al-Bukho`, al-Fiqhu Al-Manhaji alal Mazhab al-Imam
asy-Syafi`i, Juz 4, (Damasukus: Dar al-Qolam, 1992), cet ke-4, h. 178
46
47
Jadi, Setelah diri dan istrinya, posisi orang yang harus dinafkahi
mampu.
َدَخ لْت هنُد بنُت ُعْتب)َة ـ ِاْم رأُة َأيب سْف ياَن:عن َعائشَة َر ضي اهلل عنها قالت
ياَر سول اهلل! إن أبا سفياَن رُج ٌل: فقالْت. ـ علي َر سْو ل اهلل ﷺ
إاّل ما أخذ ِم مالِه, شحي اليعطيين م الّنفقِة مايكفيين ويْكفي ب
ُت ْن َّين َن ٌح
ذي م ماله باملعروِف: ل يف ذل ِم َن اٍح ؟ َق اَل.بَغ ِري ِعْلمِه
ْن ُخ َف َك ْن ُج َفَه
141
) (متفق عليه. َم ايْك ِف يِك و يْكفي بنيِك
tertentu berapa dirham atau berapa rupiah besarnya. Tetapi yang wajib
dan kondisi.
141
Ibnu hajar Al- Asqalani, Bulughul Maram, Hadist yang ke 1171.
47
48
142
Jamilah Jones, Monogami Dan Poligini Dalam Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996), h. 86.
48
49
seorang, kecuali kalau dengan suka dan rela hati dari istri yang
nafkah. Dalam hal mencari nafkah Pembagian malam dan siang ini
dan suami segera pulang maka dia tidak perlu mengatur kembali
jangka waktu lama atau tidak kembali pada waktu itu (waktu giliran)
143
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam Menurut Mazhab Syafi’i, Hanafi,
Maliki, Hanbali (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), h. 99.
49
50
diantara mereka. Apabila hal itu ditolak oleh istri-istri yang lain dan
فَأَّيُتُه َّن َخ َر َج, كاَن َر سول اهللﷺ إَذا أراَد َس َف ًر ا َأْقَر َع بَنْي َس ائ
ِن ِه
144
) (رواه الُبَخ اري و مْس لم.سْه ُم َه ا َخ َر َج َهِبا
Namun sebalikanya apabila suami berbuat aniaya terhadap salah
dimiliki istri yang lain maka dengan sendirinya keadilan itu tidak
144
Abu Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwainy, Sunan Ibnu Majah Jilid I (Bairut:
Daral-Fikr, 1995), h. 618.
50
51
wajib lagi, dan suami tidaklah berdosa lagi kalau keadilan itu tidak
,َعْن َعائشَة ـ َر ِض َي اهلل َعْنَه ا ـ َأَّن َس ْو َدَة ِبْنَت َز ْمَع َة َو َه َبْت َيْو َمَه ا ِلَعائَش َة
145
) (متفق عليه.َو كَاَن الّنُّيِب ﷺ َيْق ِس ُم ِلَعائَش َة َيْو َمَه ا و َيْو َم سْو دَة
berpendapat bahwa jika suami yang sudah beristri dan menikah lagi
muda selama tujuh hari, dan kemudian tinggal sesuai giliran masing-
boleh menginap di tempatnya selam tiga hari, dan setelah itu ia harus
ِم ن ال َّنِة ِإَذا َتَز َّو الَّر ُج الِبْك َعلى الثَّيِب: َعْن َاَنٍس ض اهلل َعْن ُه َقاَل
َج ُل َر ُس َر َي
. َّمُث َقَس َم, وإَذا َتَز َّو َج الّثَّيَب ّاّق اَم ِعْن َد ها َثَالًث ا, َّمُث َقَس َم,اقاَم ِعْن َد ها سْبًعا
.) واللفظ للبخاري,(متفق عليه
Adapun hikmah tujuh malam untuk gadis dan tiga malam untuk
janda ialah karena yang perempuan masih gadis itu masih banyak
malunya untuk dipergauli. Oleh sebab itu, ia diberi hak agar suaminya
145
Ibnu Hajar Al- Asqalani, Bulughul Maram, Hadist yang ke 1066/1597.
146
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita (Jakarta: Al-Kautsar, 1998), h. 48.
51
52
perempuan yang masih gadis dan dengan cepat dapat dibawa bergaul
gadis merdeka atau budak muslimah maupun ahlul kitab dan ia masih
tersebut.147
dan janda, apakah ia harus menghitung tinggalnya atau tidak, jika dia
memiliki istri lagi: Menurut Imam Syafi’i dan Imam Ibnu Hambal dan
istri yang masih gadis selama tujuh hari dan ditempat istri yang sudah
janda selama tiga hari dan tidak menghitungnya dengan hari-hari yang
dahulu dia menikah, jika dia memiliki istri lagi. Abu Hanifah
gadis atau janda dan menghitungnya dengan hari ketika dia tinggal
147
Ibid, h. 49.
52
53
gadis selama tujuh hari dan ditempat janda selama tiga hari hukumnya
sunnah.148
tidak hanya satu. Sedangkan maksud dari “kamu” disini adalah isteri-
isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan
mukminat.
orang istri dalam satu rumah tanpa ridha dari keduanya. Hal ini
148
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid jilid 2 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 111- 112.
53
54
satu rumah, maka tidaklah mengapa. Bahkan jika keduanya ridha jika
suami mereka tidur diantara kedua istrinya dalam satu selimut tidak
keduanya.
islam lebih disukai bila setiap orang istri mendapatkan tempat tinggal
apakah rumah itu besar atau kecil, dengan satu dapur, satu kamar
diantara mereka.
54
55
Dalam KHI bab X11 tentang hak dan kewajiban suami istri
pasal 82 ayat (1) bahwa “suami yang mempunyai istri lebih dari
perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 32 ayat (1) bahwa “suami istri
harus mempunyai tempat kediaman yang tetap” dan ayat (2) “ rumah
tempat kediaman yan dimaksud ayat (1) pasal ini ditentukan oleh
55
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
pada Kantor Urusan Agama yang ada di Kabupaten Banjar dengan cara
2. Pendekatan Penelitian
kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-
149
Surnadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Cet. VII, (Jakarta: PT Raja Garfindo, 2007)
h. 36
150
Baging Suryanto danSutinah, Metodologi Penelitian Sosial, cet. VII, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013) h. 166
56
57
kata-kata atau lisan dari para informan pelaku yang dapat diamati.151
mengatur suatu materi hukum yang sama pada suatu negara atau beberapa
negara lain.
B. Lokasi Penelitian
(KUA) yang ada di Kabupaten Banjar yaitu Kepala Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Martapura Kota dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Astambul.
1. Subjek Penelitian
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) tentang konsep adil dalam poligami.
151
Menurut Maman Kh. Et al, Metode Penelitian Keagamaan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 76.
57
58
2. Objek Penelitian
dalam hal ini adalah memahami konsepsi adil dalam poligami. Tentang
poligami dan apakah poligami sudah sesuai dengan syariat Islam hingga
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi ke dalam dua
a. Data primer, merupakan data utama yag dapat dijadikan jawaban terhadap
masalah penelitian. Data primer adalah dalam penelitian skripsi ini adalah
b. Data sekunder, yaitu data yang berkaitan dengan profil KUA Kecamatan
58
59
berikut dengan jurnal hukum yang relevan dengan penelitian ini. Dalam
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 152 Dalam
yang akurat kepada beberapa narasumber yang dianggap relevan dan juga
c. Dokumentasi, penulis dapatkan dengan cara pra riset sebagai upaya untuk
152
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 137.
59
60
dipahami
G. Analisis Data
sistemisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
sosial, akademis dan ilmiah.153 Dikarenakan data dalam penelitian ini termasuk
jenis data kualitatif, maka analisa terhadap data tersebut tidak harus menunggu
Dalam proses analisa ini, penulis menganalisa tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersama-sama yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan
153
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 191.
154
Ibid, h. 192
60
61
155
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999), h. 190
61
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Kementerian Agama.156
156
https://kalsel.kemenag.go.id/artikel/16535/sejarah-singkat-kantor-wilayah-
Kementerianagama-provinsi-kalimantan-selatan diakses pada tanggal 17 Agustus 2023
61
62
daerahdaerah.
a) H. Sirajudin
b) H. Hasan
c) H. Abdul Azis
d) H. Muhammad Syukran
e) H. M. Aini
f) H. Usup Ganal tahun 1879 s/d 1982 M
g) H. Sidiq Darmas tahun 1982 s/d 1985 M
h) H. M. Aini HM 1985 s/d 1990 M
i) H. M. Zuhdi, BA 1990 s/d 1996 M
j) H. M. Syarwani Simuh, Januari 1996 s/d Juni 1996 M
k) Dr. H. Miftahuddin 1996 s/d 2000 M
l) Dr. H. AH. Syarwani 2000 s/d 2003 M
m) Dr. Saman Hudi 2003 s/d 2009 M
n) Hj. Mahali S.Ag 2009 s/d 2013 M
o) Dr. H. Abdul Basit 2013 s/d 2018 M
p) H. Hasan Yamani, S.Ag 2018 s/d sekarang
b. Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Astambul
Kantor Urusan Agama, maka perlu ditetapkan visi dan misi kantor
berikut:
sakinah.
a) Bidang Kepenghuluan
Nikah
Nikah
Nikah Rujuk
Menasik Haji.
Masyarakat.
Astambul.
Penghulu
Penghulu
nikah
sakinah
2) Penghulu
Astambul
2. Pemeriksaan administrasi NR
Astambul
b. Membukukan keuangan NR
tangga KUA
tahun taqwim
penghulu
manasik Haji
description
6) Keluarga Sakinah
tentang BP4
keluarga sakinah
Nikah/Rujuk
Kecamatan Astambul
penting, harus ada dispensasi dari Camat atas nama Bupati Kepala
berikut:
memenuhi syarat.
mewakilkannya.
73
4. Jika tidak ada wali Nasab maka calon isteri meminta kepada
suscatin.
Kecamatan Astambul
di KUA Kecamatan:
157
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, h.110
158
K. Wantjik Saleh, Hukum Pernikahan Indonesia, h. 18
75
a. Calon Suami
calon istri
b. Calon Isteri
1) Surat-surat dari desa sebagaimana poin no. 2 dari (a) s/d (i).
3) Foto copy KTP, KK, ijazah calon mempelai, wali dan saksi
76
19 tahun.
petugas BP4.
2. Pemeriksaan Nikah
77
pemeriksaan terhadap calon suami, calon istri, dan wali nikahnya yang
dengan:
b. 1 buah meja
c. 2 buah sofa
d. 1 buah kursi
a. 1 set pelaminan
c. 2 buah meja
f. 1 karpet
4. Ruang Staf yang digunakan sebagai ruang kerja bagi staf pelaksana
a. 1 buah kursi
b. 1 buah meja
c. 1 buah kipas angin
d. 1 buah computer
e. 1 buah alat printer
80
kepenghuluan.
1. Huwelijk Ordonatie Stbl. 1929 NO. 348 jo Stbl. 1931 NO. 467
2. Vorstenladsche Huwelijk Ordonatie Stbl. 1933 NO. 98
3. Huwelijs Ordoatie Buetengewesten Stbl. 1932NO. 482
Lembaga dibawah pengawasan residen, di mana pegawainya
Kabupaten/Kota.
dalam PMA No. 36 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
5 H. M. ZUHDI S, BA 1997-1999
yaitu:
NO KELURAHAN NO
1 Kelurahan Keraton 1 Desa Tunggul Irang
2 Kelurahan Jawa 2 Desa Tunggul Irang Ulu
3 Kelurahan Pasayangan 3 Desa Tunggul Irang Ilir
4 Kelurahan Murung Keraton 4 Desa Pasayangan Utara
5 Kelurahan Sekumpul 5 Desa Pasayangan Barat
6 Kelurahan Sungai Paring 6 Desa Pasayangn Selatan
7 Kelurahan Tanjung Rema Darat 7 Desa Bincau
8 Desa Labuan Tabu
9 Desa Bincau Muara
10 Desa Indrasari
11 Desa Tungkaran
12 Desa Sungai Sipai
13 Desa Cindai Alus
14 Desa Murung Kenanga
15 Desa Tambak Baru
16 Desa Tambak Baru Ulu
17 Desa Tambak Baru Ilir
18 Desa Jawa Laut
19 Desa Tanjung Rema
Secara geografis letak Kecamatan Martapura berbatasan
musim kemarau.
1. Kepenghuluan
Pada kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik :
a. Pengusulan Pembantu Penghulu
b. Usul Pembaharuan SK Pembantu Penghulu
c. Rapat koordinasi rutin setiap 1 bulan sekali
d. Pembinaan keadministrasian NR untuk Pembantu Penghulu
dan program lainnya
e. Pengelolaan dana NR dan Bedolan telah dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk dan peraturan yang berlaku
2. Pembinaan Perkawinan
Pembinaan Perkawinan dapat dilaksanakan sbb :
86
Kecamatan.
Kota dan juga bisa dijabat oleh penghulu dengan tugas tambahan.
pelaporan.
masing-masing.
2. Bidang Perkawinan
Kepala, Ruang TU dan Staf, Ruang pelaminan, Ruang BP4, Ruang tunggu
yang berada ditengah, dan Kamar wc. yang didalamnya terdapat beberapa
b) 2 Kursi Kayu
c) 1 Sofa tamu panjang
d) 1 Meja tamu Panjang
e) 1 kipas angin lantai
f) 1 lemari berkas
g) 2 Bangku
4. Ruang Tunggu
a) 2 dua meja
b) 3 Bangku Panjang
c) 2 lemari kayu
d) Tv
e) 3 kipas angin
f) 8 bangku plastic
g) 2 bangku kayu
h) 1 jam
i) 2 kalender
5. Ruang Pelaminan
a) Pelaminan Adat Banjar
b) Meja Panjang
c) 2 Karpet
d) 1 kipas lantai
e) 1 kipas tempel
f) Buku literatur perkawinan
B. Penyajian Data
Sebagai berikut :
laki-laki dengan perempuan lebih dari satu dalam waktu yang sama.
“Makna perkawinan, nikah itu adalah ikatan lahir batin antara seorang
laki-laki dan perempuan dengan tujuan membentuk keluarga sejahtera
yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa. Jadi, makna perkawinan
itu adalah bergabungnya antara dua jenis makhluk perempuan dan laki-
laki. Dan itu merupakan fitrah manusia berpasang-pasangan.
Maknanya menjadi meneruskan keturunan, menjalankan sunah Rasul,
perintah agama dan sudah menjadi qudrot manusia. Sehingga dapat
menambah keimanan seseorang.”159
159
Hasil Wawancara dengan Bapak Hasan Yamani Selaku Kepala KUA Kecamatan
Astambul pada tanggal 9 Agustus 2023
94
tentang poligami.
pemerintah. Adapun syarat yang utama adalah izin dari istri pertama.
kebenaran dan alasan izin istri pertama. Terkait hukum dasar poligami
dan 129.
160
Hasil Wawancara dengan Bapak Hasan Yamani Selaku Kepala KUA Kecamatan
Astambul pada tanggal 9 Agustus 2023
95
boleh, tetapi jika tidak mampu maka satu istri saja cukup. Hanya saja,
negara Indonesia bukan negara Islam. Oleh sebab itu, pemerintah juga
Adapun syarat yang paling utama dalam berpoligami adalah izin dari
161
Hasil Wawancara dengan Bapak Hasan Yamani Selaku Kepala KUA Kecamatan
Astambul pada tanggal 9 Agustus 2023
162
Hasil Wawancara dengan Bapak Hasan Yamani Selaku Kepala KUA Kecamatan
Astambul pada tanggal 9 Agustus 2023
96
dalam nafkah atau materi, adil kasih sayang, adil dalam perhatian.
Oleh sebab itu, syarat adil yang telah dituliskan di dalam Alquran
memiliki makna yang berat dan sulit. Karena akan ada dari salah satu
dari satu. Alquran telah menetapkan syarat wajib bagi pelaku poligami
MM mengatakan:
“poligami itu legal, sah, halal asal sesuai syarat dan ketentuan yang
berlaku. Hanya saja, sebagian masyarakat pelaksana poligami ada
yang sesuai aturan yaitu adil antara istri-istrinya. Sebagian juga ada
yang tidak adil. Jika tidak adil, maka akan berdampak ke hal lain.
Seperti waris, tidak bisa dilaksanakan.”164
163
Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Abdul Basit, MM Selaku Kepala KUA
Kecamatan Martapura kota pada tanggal 14 Agustus 2023
164
Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Abdul Basit, MM Selaku Kepala KUA
Kecamatan Martapura kota pada tanggal 14 Agustus 2023
98
2 dan ke 3 yang menuntut waris dari suami dan sudah dikuasai oleh
istri pertama. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang menjamin
“itu dalam artian ayat ini bukan wajib, tetapi lebih kepada
diperbolehkan. Atau bisa dikatakan sebuah izin oleh agama untuk
ruang berpoligami. Tetapi jangan memahami ayat ini sebagai ayat
yang mewajibkan dan harus dikerjakan. Dan jangan dijadikan
poligami menjadi sebuah gaya-gayaan.”165
Terkait adil, hal ini juga dibahas oleh Bapak Drs. H. Abdul
165
Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Abdul Basit, MM Selaku Kepala KUA
Kecamatan Martapura kota pada tanggal 14 Agustus 2023
99
sangat luas
mengatakan:
“sulit dan luas sebenarnya makna adil ini. Cuma yang diketahui
tentang adil itu masalah pembagian nafkah, pakaian, tempat tinggal,
waktu, giliran dan dalam hal muamalah dengan istri yang masih
sangat luas pembahasannya.”166
tertulis di dalam Alquran itu memiliki makna yang luas. Seperti yang ayat
Alquran jelaskan bahwa adil itu tidak akan bisa dilakukan secara penuh
karena manusia tidak ada yang dapat secara sempurna mampu adil dalam
hal berpoligami.
“ta’addud az-zawjat” yang artinya beristri banyak lebih dari satu. Para
166
Hasil Wawancara dengan Bapak Drs. H. Abdul Basit, MM Selaku Kepala KUA
Kecamatan Martapura kota pada tanggal 14 Agustus 2023
100
sarjana hukum Islam telah sepakat mengatakan bahwa poligami itu adalah
perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita. 167 Namun
ada juga yang memahami ayat tentang poligami dengan batasan lebih dari
empat atau bahkan lebih dari sembilan istri. Perbedaan ini disebabkan
dan perintah untuk melakukan poligami oleh umat Islam adalah surat an-
Nisâ’ ayat 3:
َو ُثٰل َث َو ِاْن ِخ ْف ُتْم َااَّل ُتْق ِس ُطْو ا ىِف اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِكُحْو ا َم ا َطاَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤاِء َم ْثىٰن
َتُعْو ُلْو ا َو ُر ٰبَع ۚ َفِاْن ِخ ْف ُتْم َااَّل َتْع ِدُلْو ا َف اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاَمْياُنُك ْم ۗ ٰذ ِلَك َاْد ىٰن َااَّل
َو
Dalam Fiqih Munakahat, poligami adalah seorang laki-laki beristri
lebih dari seorang. Tetapi dibatasi paling banyak adalah empat orang,
karena melebihi dari empat berarti mengingkari syari’at Allah SWT bagi
isteri-isterinya. Ini didasari oleh firman Allah Swt., dalam QS. An-Nisâ
ayat 129:
167
Azni, Poligami dalam Hukum Keluarga Islam di Indonesia dan Malaysia, (Pekanbaru:
Suska Press, 2015), 40.
168
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 131.
101
َو َلْن َتْس َتِط ْيُعْو ا َاْن َتْع ِدُلْو ا َبَنْي الِّنَس ۤاِء َو َلْو َح َر ْص ُتْم َفاَل ِمَتْيُلْو ا ُك َّل اْلَم ْي ِل َفَت َذ ُر ْو َه ا
َك اْلُم َعَّلَق ِة َۗو ِاْن ُتْص ِلُحْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِاَّن الّٰل َه َك اَن َغُفْو ًر ا َّر ِح ْيًم ا
Dalam surat an-Nisâ ayat 129 ini ath-Thâbâri mengatakan, “jika
Swt., dari sikap cinta yang dilarang seperti mencintai salah satu dan
Keadilan adalah hak yang sangat asasi dan merupakan prinsip yang
harus ditegakkan di muka bumi ini. Pelaksanaan ajaran Islam yang benar
ayat-ayat berikut:
An-Nissa 135:
َعَلٰٓى َأنُف ِس ُك ۡم َأِو َٰٓيَأُّيَه ا ٱَّل ِذيَن َءاَم ُن وْا ُك وُن وْا َقَّٰو ِم َني ِبٱۡل ِق ۡس ِط ُش َه َد ٓاَء ِلَّل ِه َو َلۡو
َتَّتِبُع وْا ٱۡل َه َو ٰٓى َأن ٱۡل َٰو ِل َد ۡي ِن َو ٱۡل َأۡق َر ِبي ِإن َيُك ۡن َغِنًّي ا َأۡو َفِق ريا َفٱلَّل ُه َأۡو ٰىَل ِهِبَم ۖا َفاَل
ْۚا
َتۡع ِدُلو َو ِإن َتۡل ُوٓۥْا َأۡو ُتۡع ِر ُضوْا َفِإَّن ٱلَّلَه َك اَن َمِبا َتۡع َم ُلوَن َخ ِبريا
Berdasarkan ayat-ayat di atas kita dapat mengetahui bahwa Allah
ada sejak penciptaan, hal ini dijelaskan di dalam Q.S an-Nisa‟ ayat 1 dan
amal salehnya, hal ini termaktub dalam Q.S al-Hujurat ayat 13 dan surat
an-Nahl ayat 97. Selain itu manusia juga setara dalam beriman, beribadah
dan melakukan perbuatan moral, hal ini dapat dilihat di Q.S al-Ahzab ayat
mungkar dalam Q.S at-Taubah ayat 71. Laki-laki dan perempuan, suami
kehormatan diri, hal ini dilihat dalam Q.S an-Nur ayat 30-31 dan al-Ahzab
ayat 35. Kesemua ayat ini memberi kita panduan untuk berlaku adil dan
170
M. Quraish shihab, Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata dan Tafsirnya, (Jakarta:
Lentera Hati, 2009), cet. ke-I, h. 27.
103
lakilaki yang btelah mendapat istri muda, maka istri tuanya ditinggal
begitu saja atau ditelantarkan. Hal ini adalah untuk mengingatkan setiap
disamakan seperti cinta atau kecendrungan hati, maka suami tidak dituntut
ۗۡت
اَل ُيَك ِّل ُف ٱلَّل ُه َنۡف ًس ا ِإاَّل ُو ۡس َعَه ۚا َهَلا َم ا َك َس َبۡت َو َعَلۡي َه ا َم ا ٱۡك َتَس َب َر َّبَن ا اَل
ي اِخ ۡذ َنٓا ِإن َّنِس ي ٓا َأۡو َأۡخ َطۡأ َنۚا َّب ا اَل َتِم ۡل َلۡي ٓا ِإۡص را َك ا ۡل ۥ َلى ٱَّلِذ
َن َم َمَح َتُه َع َع َن َر َن َو َن ُتَؤ
ۚٓا ۡغ ِف ِه ۡل ِم ِل ۚا
ن َقۡب َن َر َّبَنا َو اَل َحُتِّم َنا َم ا اَل َطاَقَة َلَن ا ِبۖۦ َو ٱۡع ُف َعَّنا َو ٱ ۡر َلَن ا َو ٱۡر َح َن َأنَت
ۡل ِم ۡل َٰك ِف
َم ۡو َلٰىَنا َفٱنُصۡر َنا َعَلى ٱ َق ۡو ٱ ِر يَن
Adapun keadilan rasa cinta dalam hati, bukan wewenang manusia
dan tidak dapat diupayakan manusia. Hal itu merupakan aturan Allah yang
adalah menjaga diri dari tunduk kepada kecintaan dan menjaga perasaan
kecintaan tersebut. Hal ini diungkapkan dalam surat an-Nisa’ ayat 129:
171
Musfir Husain, Poligami Dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet.
keII, h. 58.
104
َو َلن َتۡس َتِط يُعٓو ْا َأن َتۡع ِدُلوْا َبۡي َن ٱلِّنَس ٓاِء َو َلۡو َح َر ۡص ُتۖۡم َفاَل ِمَتيُل وْا ُك َّل ٱۡل َم ۡي ِل
َفَتَذ ُر وَه ا َك ٱۡل ُم َعَّلَق ِۚة َو ِإن ُتۡص ِلُح وْا َو َتَّتُقوْا َفِإَّن ٱلَّلَه َك اَن َغُفورا َّر ِح يما
Allah SWT, mengingatkan kepada kita agar hati dan kecintaan kita
tidak terlalu cenderung kepada salah seorang istri sementara yang lain
dosa disisi Allah dan wajib baginya untuk tidak kawin lebih dari seorang
istri.
syarat dalam poligami tidak saja terhadap istri-istri tetapi juga keadilan
terhadap dirinya (diri suami itu sendriri) dan terhadap anak-anak. Sebab
perintah berlaku adil bersifat umum dan mutlak, tidak hanya terbatas pada
istri-istri saja.172
Karena manusia menurut fitrahnya mempunyai watak cemburu, iri hati dan
watak cemburu, iri hati, dengki dan suka mengeluh dalam kadar tinggi,
ayat 3 surat an-Nisa‟ bagi suami yang hendak berpoligami adalah keadilan
mungkin dicapai oleh kemampuan manusia. Oleh sebab itu suami yang
menjadikan ayat ini sebagai dalih untuk menutup rapat pintu poligami.175
hal ini Mustafa Diibul Bigha merincikan dalam hal pembagian terhadap
174
Ibid, h. 13
175
M. Quraish Shihab, op cit, h. 201.
106
merdeka semua bagiannya sama, tapi ketika diantara mereka ada yang
budak maka istri merdeka mendapatkan dua malam dan istri budak
c. Jumhur ulama sepakat bahwa bila kawin dengan istri yang baru, maka
tersebut masih perawan dan tiga malam kalau ia janda. Imam Hanafi
berbeda pendapat dengan mengatakan tidak ada jatah lebih buat istri
baru.
minum, pakaian dan tempat tinggal tidak harus sama yang penting
rumah tangga dan menimbulkan permusuhan maka hal itu tidak boleh
dilakukan.176
176
Mustafa Diibul Bigha, Fiqh Syafi’i Terjemahan, (Semarang: Pustaka Pelajar, 1984), cet.
keIV, h. 383-386.
107
C. Analisis Data
istri-istri itu menjadi hak dari setiap istri, sebagai haknya dalam
masing istrinya itu adalah hubungan suami istri. 177 Adil itu mudah
sendiri saja sulit apalagi adil kepada lebih dari satu isteri. Ada
sebagian orang yang mampu berlaku adil, namun ada pula yang tidak
melakukan poligami.178
berikut:179
Pasal 3
3) Pada asasnya seorang pria hanya boleh memiliki seorang isteri.
Seorang wanita hanya boleh memiliki seorang suami.
4) Pengadilan, dapat memberi izin kepada seorang suami untuk
beristeri lebih dari seorang apabila dikendaki oleh pihak-pihak
yang bersangkutan.
Pasal 4
3) Dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang,
sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat Undang-undang ini, maka
ia wajib mengajukan permohonan ke Pengadilan di daerah tempat
tinggalnya.
4) Pengadilan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini hanya memberi izin
kepada suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
d) Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;
e) Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat
disembuhkan
f) Istri tidak dapat melahirkan keturunan.
Walaupun diperbolehkan disini ditambah dengan kondisi yang
177
Abdul Nasir Taufiq al-Attar, Poligamy Ditinjau Dari Segi Agama, Sosial, dan Perundang-
Undangan, (Jakarta: Bulan Bintang, t.th), h. 206.
178
Cahaya Takariawan, Bahagiakan Diri Dengan Satu Istri, (Solo: Era Intermedia, 2007),
cet. ke-I, h.119
179
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1991),h.289.
109
syarat utama dalam praktik poligami yaitu adil. Secara definisi adil
yang memiliki arti “jika tidak mampu,cukup beristri satu” ayat ini
Dalam segi makna, adil juga memiliki arti yang sangat luas. Sehingga
awam oleh masyarakat adalah adil dalam nafkah, kasih sayang dan
perhatian.
110
Yaitu berlaku adil terhadap istri dari segi materi, yang berupa nafkah,
perlakuan baik dan masa menginap. Namun jika khawatir akan berlaku
zalim atau tidak mampu berlaku adil di antara para istri maka cukup
bermalam dan nafkah. Jika tidak yakin akan kemampuan dirinya untuk
180
Wahbah az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, juz 9, alih bahsa oleh: Abdul
Hayyie dkk, Fiqih Islam 9 ( Jakarta: Gema Insan, 2011), Cet. Ke-1, h. 162.
181
Yusuf Qordhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Alih bahasa oleh: Muammal Hamidy
(Singapura: PT Bina Ilmu, 1993), h. 260-261.
111
yang tidak bisa berbuat adil, maka diharuskan cukup satu saja.
kasih sayang. Walaupun sebenarnya masih ada lagi konsep adil selain
Namun, jika adil sudah dirasa mampu maka poligami yang dilakukan
tidak akan menjadikan mudhorot bagi salah satu diantaranya dan tidak
ada kegaduhan.
182
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami; Sebuah Studi atas pemikiran Muhammad
Abduh (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h.101-104
112
nafkah.
dan perintah untuk melakukan poligami oleh umat Islam adalah surat an-
Nisâ’ ayat 3:
َو ُثٰل َث َو ِاْن ِخ ْف ُتْم َااَّل ُتْق ِس ُطْو ا ىِف اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِكُحْو ا َم ا َطاَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤاِء َم ْثىٰن
َتُعْو ُلْو ا َو ُر ٰبَع ۚ َفِاْن ِخ ْف ُتْم َااَّل َتْع ِدُلْو ا َف اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاَمْياُنُك ْم ۗ ٰذ ِلَك َاْد ىٰن َااَّل
َو
Dalam Fiqih Munakahat, poligami adalah seorang laki-laki beristri
lebih dari seorang. Tetapi dibatasi paling banyak adalah empat orang,
karena melebihi dari empat berarti mengingkari syari’at Allah SWT bagi
isteri-isterinya. Ini didasari oleh firman Allah Swt., dalam QS. An-Nisâ
ayat 129:
183
Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 131.
113
َو َلْن َتْس َتِط ْيُعْو ا َاْن َتْع ِدُلْو ا َبَنْي الِّنَس ۤاِء َو َلْو َح َر ْص ُتْم َفاَل ِمَتْيُلْو ا ُك َّل اْلَم ْي ِل َفَت َذ ُر ْو َه ا
َك اْلُم َعَّلَق ِة َۗو ِاْن ُتْص ِلُحْو ا َو َتَّتُقْو ا َفِاَّن الّٰل َه َك اَن َغُفْو ًر ا َّر ِح ْيًم ا
Dalam surat an-Nisâ ayat 129 ini ath-Thâbâri mengatakan, “jika
Swt., dari sikap cinta yang dilarang seperti mencintai salah satu dan
tunggal.
184
Muhammad Baltaji, Poligami, (Solo: Media Insani Publishing, 2007), h.48
185
Musfir Husain, Poligami Dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet.
keII, h. 58.
114
lebih dari satu orang pada waktu bersamaan yang dibatasi hingga empat orang
memiliki istri lebih dari satu orang. Hanya saja islam memiliki catatan
penting dari Allah SWT untuk laki-laki yang berpoligami untuk mampu
berlaku “adil”. Tetapi, jika tidak mampu adil maka lebih baik beristeri satu
orang saja. Peringatan dari Allah SWT untuk hamba-Nya yang berpoligami
umum bahwa konsep adil dalam poligami merupakan syarat utama dalam
adil dalam poligami perspektif Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Martapura Kota dan Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Astambul
sebagai berikut:
karena konsep adil memiliki pengertian dan pemahaman yang sangat luas.
Sehingga manusia awam tidak akan mampu berlaku adil. Hal ini juga
ayat pengunci sebagai peringatan kepada manusia bahwa adil itu sangat
sulit.
2. Dalam tinjauan hukum Islam konsep adil dalam poligami adalah harus
pada pemberian nafkah namun meliputi segala aspek dasar dalam berumah
tangga.
B. Saran-saran
116
117
Islam, agar tidak melakukan perbuatan yang boleh namun dapat berakibat
kemaslahatan.
keluarga.
4. Bagi para akademisi, penelitian ini sebagai gerbang awal untuk meneliti
Pustaka Setia.
Press.
2007.
Sahrani Tihami dan Sohari. 2013 Fikih Munâkahat: Kajian Fikih Nikah
2012.
Alfabeta, 2012.
Alfabeta, 2009.
Takariawan, Cahyadi, Bahagiakan Diri dengan Satu Istri, Solo: Era
Intermedia, 2007.
2013.
Agung, 1996.
2015.
LAMPIRAN
DAFTAR TERJEMAH
A. Identitas Narasumber
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal wawancara :
Waktu wawancara :
Lokasi wawancara :
B. Pertanyaan Wawancara
1. Apa makna perkawinan menurut Kepala KUA Kecamatan Astambul?
Poligami?
poligami?
Astambul?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Narasumber
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal wawancara :
Waktu wawancara :
Lokasi wawancara :
B. Pertanyaan Wawancara
1. Makna perkawinan menurut Kepala KUA Kecamatan Martapura?
Poligami?
poligami?
Martapura?
DOKUMENTASI WAWANCARA