Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Pada Fakultas Syariah
PEMBIMBING:
DR. A.A. MIFTAH, S.Ag,M.Ag
DR. H. IBNU KASIR, M.H.I
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
Syariah.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya lain, maka saya bersedia menerima
SHK 101180031
Dr. A.A. Miftah S.Ag, M.Ag Jambi, April 2020
Dr. H. Ibnu Kasir, M.H.I
Alamat : Fak Syariah UIN STS Jambi Kepada Yth.
Jl. Raya Jambi-Ma Bulian Bapak Dekan
Simp. Sungai Duren Fak. Syariah
Muaro Jambi. UIN STS Jambi
di-
JAMBI
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalâm
Pembimbing I Pembimbing II
Kepada:
Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Pembimbing I Pembimbin II
Artinya: Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda : “Perbuatan halal yang
(HR: Bukhari)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Cerai Ta’liq Di Mahkamah Syariah Ditinjau Dari Pasal 57
Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Tahun 2003 (Studi Kasus Di
Mahakamah Rendah Syariah Daerah Tampin, Negeri Sembilan, Malaysia) dikaji
untuk memberi penjelasan tentang ketentuan cerai menurut Enakmen Undang-
undnag Keluarga Islam. Sebagai tujuan antaranya untuk menjelaskan praktek cerai
ta’liq menurut Pasal 50 Enakmen Undang-undang Keluarga Islam Negeri Sembilan
dan putusan hakim di Mahkamah memberi putusan terhadap cerai ta’liq tersebut.
Skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode
pengumpulan data-data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Diharapkan penelitian ini dapat memberi kontribusi kepada ahli hukum dan
mahasisa kedepannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh
pembahasan sebagai berikut. Pertama, memberi paparan tentang ketentuan cerai
menurut Enakmen Undang-undang Keluarga Islam. Kedua, menjelaskan praktek
ceri ta’liq menurut pasal 50 Enakmen Undang-undnag Keluarga Islam Negeri
Sembilan. Hasil kajian penulis dalam ketentuan cerai di mahkamah adalah bahwa
seorang suami atau istri yang hendak bercerai hendaklah membuat permohonan ke
Mahkamah untuk perceraian itu, agar mahkamah memberi satu perintah perceraian
atau membernarkan suami melafazkan cerai atau mengeluarkan perintah
mengesahkan perceraian tersebut. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa peruntukkan
enakmen membenarkan pengaturan cerai di mahkamah berdasarkan kepada
kemaslahatan umat dan satu jalan untuk menutup kerusakan ini, karena perceraian
yang tidak diatur akan mendatangkan banyak masalah pada diri, keluarga,
masyarakat dan negara. Ketiga, putusan hakim di Mahkamah memberi putusan
terhadap cerai ta’liq tersebut.
Ayahanda Razali Bin Naim serta Ibuanda Noraini Binti Abdul Samat yang telah
mendidik dan mengasuh anakanda dari kecil hingga dewasa dengan penuh kasih
sayang, agar kelak anakanda menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua
dan bermanafaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa, seterusnya dapat meraih cita-cita
murni.
Terima kasih juga kepada Puan Ruzita, Puan Saripah, Puan Nurul, Tuan Fatthur
Rahman atas bantuan dan kesabaran dalam membantu saya sepanjang kajian saya
di Mahkamah Rendah Syariah Tampin Negeri Sembilan.
Sahabat-sahabatku, Nor Nazatul Azira, Nur Balqis, Nur Nasuha, Noratinah serta
teman temanku lain yang tergabung dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar
Malaysia di Indonesia Cabang Jambi, serta teman-teman dari Indonesia maupun
teman-teman yang berada di Malaysia, yang setia telah memberikan semangat dan
dorongan di kala suka maupun duka, semoga persahabatan kita tetap terjalin
dengan baik selamanya.
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salaam turut dilimpahkan
nikmat kesehatan dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
ilmu syariah dalam bagian hukum. juga memenuhi sebahagian persyaratan guna
memperoleh gelar Program Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan Hukum
Keluarga pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Indonesia.
lagi daya usaha untuk menyelesaikan skripsi ini agar selari dengan penjadualan.
Dan berkat kesabaran dan sokongan dari berbagai pihak, maa skripsi ini dapat juga
semua pihak yang turut membantu sama ada secara langsung maupun secara tidak
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D selaku Rektor UIN STS Jambi,
Indonesia, Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE, M.EI selaku Wakil Rektor I,
Bapak Dr. As’ad, M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul
2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag, MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi, Indonesia.
3. Bapak Agus Salim, MA, M.I.R, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang
Indonesia.
4. Ibu Mustiah, S.Ag, M.Sy, selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga dan
5. Bapak Dr. A.A. Miftah, S.Ag, M.Ag, selaku Pembimbing I dan Bapak
bersangkutan.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih ada kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan baik dari segi teknis penulisan, analisis data,
bahan skripsi ini. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak dapat
nasihat dan kritik demi kebaikan skripsi ini. Semoga apa yang diberikan
dicatatkan sebagai amal jariah di sisi Allah SWT dan mendapatkan ganjaran
Penulis,
SWT. : Subhanahuwata’la.
ra. : Radiallahu’an
No. : Nomor
cet. : Cetakan
Hlm : Halaman
ta’liq : Menggantungkan
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….i
PENYATAAN KEASLIAN………………………………………………….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………iii
SURAT PERNYATAAN……………………………………………………..iv
MOTTO……………………………………………………………………….vi
ABSTRAK…………………………………………………………………….vii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………….viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………..ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………….xii
DAFTAR SINGKATAN……………………………………………………..xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….xv
BAB I: PENDAHULUAN
B. Rumusan Permasalahan…………………………………………….6
C. Batasan Masalah……………………………………………………7
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………..7
E. Kegunaan Penelitian……………………………………………….7
F. Kerangka Teoritis………………………………………………….8
G. Tinjauan Pustaka…………………………………………………..17
BAB II: METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian…………………………………………….15
B. Jenis Penelitian……………………………………………………16
F. Sistematika Penulisan……………………………………………..21
tersebut……………………………………………………………..43
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………49
B. Saran-saran…………………………………………………………51
C. Kata Penutup……………………………………………………….52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
terbagi menjadi dua kelompok ta’liq dibentuk oleh hukum keluarga Islam yang
dikenakan di setiap provinsi (disebut dalam ta’liq resmi) dan ta’liq diucapkan oleh
seorang suami dengan pilihan diri (disebut sebagai ta’liq lisan).2 Ta’liq resmi
dibacakan oleh suami kepada istri di hdapan penghulu setelah kartu nikah selesai.
Kesemua lafaz ta’liq berkenaan akan diberikan kepada suami dan istri sebagai bukti
resmi ta’liq telah dibaca oleh semua kepada istri.3 Secara resmi ta’liq di setiap
provinsi difokuskan pada tiga hal yang merupakan kegagalan suami untuk
membayar, istri ditinggalkan suami dan sebarang kemudaratan dan kecederaan oleh
suami ke atas istri (darar syarie).4 Ini karena tiga hal adalah masalah besar yang
sering dihadapi oleh istri selama masa perkawinan dengan pasangan. Di samping
1
Mahmud Saedon Awang Othman, “Hak Wanita dalam Undang-undang Keluarga Islam,”
dalam Undang-undang Keluarga Islam dan Wanita di Negara-negara Asean,ed. Abdul Monir
Yaacob (Kuala Lumpur: Institusi Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), 2000, hlm.211
2
Ibrahim Lembut, “Kaedah Ta’liq Talaq di Mahkamah Syariah,” Jurnal Hukum xxi
(2006), hlm.148
3
Ibid
4
Nor Fadzlin Nawi, Ta’liq Agreement, 64. Najibah Mohd Zin, Perceraian dalam Undang-
undang Keluarga Islam, 122, Raihanah Abdullah, “Perceraian dan Mahkamah Syariah,” dalam
Wanita dan Perundangan Islam (Selangor: Ilmiah Publisher Sdn Bhd, 2001), hlm.104
Setiap pelanggaran ta’liq resmi oleh suami akan memberikan hak kepada istri
(Rp 30,000) oleh istri kepada suami yang secara resmi dinyatakan. Hak dan
Selain ta’liq resmi, ada bentuk lain dari ta’liq yang dipraktekkan di
masyarakat Malaysia yaitu ta’liq lisan. Ta’liq lisan adalah ta’liq yang diucapkan
oleh suami dengan pilihannya sendiri tanpa melibatkan masalah yang diatur di ta’liq
resmi.6 Seorang suami bebas melafazkan ta’liq dengan kehendak dirinya sendiri
seperti sorang suami yang menghalang istrinya dari keluar rumah atau ta’liq
Ta’liq lisan tidak wajib bagi setiap pasangan seperti ta’liq resmi tetapi
5
Mazlan Abd Manan, “Kesalahan Matrimoni dalam Kes Perceraian di Luar Mahkamah
dan Tanpa Kebenaran Mahkamah: Kajian di Mahkamah Syariah Selangor” (disertasi srjana,
Univrsiti Malaya, 2010), hlm.55
6
Lukman Abdul Mutalib, “Satu Tinjauan Terhadap Perceraian Ta’liq dan Implikasinya
Terhadap Pembubaran Sesebuah Keluarga,” (Seminar Hukum Islam Sebagai Peringkat Kebangsaan
Kali ke-II, 23-24 Jun 1999), hlm.6
7
Lihat Yusida Yusof, “Perceraian di Luar Mahkamah: Kajian di Mahkamah Syariah
Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur” (disertasi sarjana, Universiti Malaya, 2008), hlm.68&126
di bawah seksyen 125 Enakmen Undang-undang Keluarga Islam yang
Hal ini karena berbicara ta’liq adalah di luar Pengadilan dan tanpa kebenaran.
undang-undang ini dan suami boleh didenda sehinggan Rm 1000 bersamaan (Rp
ia menemukan bahwa ada kasus dimana pasangan tindak tunduk pada hukuman
oleh Pengadilan yang berkaitan dengan pelanggaran ini. Tindakan ini dapat
kepada suami untuk menceraikan istrinya di luar Pengadilan terutama melalui ta’liq
lisan. Ta’liq lisan berbicara oleh seorang suami dengan pandangan untuk istri
berbahaya harus ditangani dengan benar. Hal ini karena sebagian besar ta’liq
diucapkan oleh suami untuk berbagi istri mereka dan mencegah mereka dari
8
Seksyen 125, Enakmen 11 Tahun 2003, Enakmen Undang-undang Keluarga Islam
(Negeri Sembilan) 2003
9
Salina Ibrahim, “Ta’liq Bersepah-sepah,” Majalah al-Islam, Juli 2000, hlm.23-25
Masalah ta’liq lisan semakin sering dibahas di berbagai media setelah rirektur
2015 hinggan 2017 berjumlah 7,456 kasus sementara 2016 9,914 kasus dan 2017
berjumlah 9,903 kasus.10 Inovasi ini mengumpulkan para ahli hukum seperti hakim
bagian lain.”
Ta’liq yang berbicara tentang suaminya dengan sikap tidak bijaksana. Ta’liq
yang diucap oleh suami tergesa mendesa dan dipengaruhi oleh emosi yang tidak
stabil seperti ta’liq yang diucapkan dalam kemarahan. Hal ini karena istri harus
berbicara ta’liq oleh suami tidak dapat dibuktikan dan keluhan akan ditolak oleh
Pengadilan. Situasi menyebabkan istri tiada memiliki pertahanan yang tepat. Oleh
karena itu, kebutuhan bagi ta’liq lisan untuk didokumentasian dan didaftarkan di
kabupaten adalah ebutuhan yang sangat mendesak dalam menjaga kepentingan dan
10
https://ydata.iyres.gov.my/iyresbankdataV2/www/index.php?r=pub/home/readconte
nt4&id=162 diakses 5 Maret 2020
Permasalahan yang dapat dirungkai adalah zaman modern ini terlalu banyak
masyarakat tidak menitik beratkan tentang cerai ta’liq. Bagi pasangan yang baru
cerai ta’liq adalah sesuatu perkara yang remeh-temeh. Kebanyakkan yang berlaku
Kebanyakkan masyarakat kurang fahami arti ta’liq talaq menurut Islam. Mereka
hanya tahu serba serbi pengetahuan dari pihak yang urang pengetahuan agama dan
undang-undang. Ada yang mengatakan, jikalau suami telah melafazkan cerai ta’liq,
mereka tidak lagi boleh bersekedudukan lagi. Ada yang mengataan, jikalau mereka
perceraian luar Pengadilan dan tanpa izin Pengadilan masih berlaku. Bila
tuduhan dalam Pasal 125 dibacakan, terdakwa mengaku bersalah. Setelah itu,
Pengadilan. Dalam kasus Jaksa Syariah lawan Md. Fadzil bin Hj.Ahmad, terdakwa
meminta keringanan dengan alasan bahwa dia tidak mengetahui hukum yang
melarang perceraian di luar Pengadilan. Dalam kasus Jaksa Syariah lawan Mohd
Aidil bin Abd Razak, setelah tuduhan dibacakan oleh jaksa, terdakwa mengaku
dengan alasan bahwa dia tidak tahu apakah harus mencari perceraian harus merujuk
ke Pengadilan.
Selain itu, kesalahan ini sering terjadi pada pasangan menikah ketika mereka
terlalu muda. Kelompo ini masih menganut cara hidup mereka seperti sebelum
menikah yaitu tentang hiburan dan kesenangan karena urangnya identitas merekaa
sebagai Islam, sejati, pasangan itu akhirnya menjadikan perceraian dengan bebas
Dengan demikian, maka penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk meneliti
tentang cerai ta’liq yang terdaftar di Pengadilan agama dengan harapan masyarakat
1. Bagaimana cerai ta’liq talaq menurut hukum Islam dan enakmen undang-undang
2. Bagaimana praktek cerai ta’liq dan keputusan hakim dalam perceraian luar
Pengadilan?
C. Batasan Masalah
Syariah Tampin, Negeri Sembilan, Malaysia. Penulis tertarik untuk mengkaji kasus
mengetahui sebanyak mana dan sejauh mana kasus ini terjadi dan tindakan
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui cerai ta’liq menurut hukum islam dan enakmen undang-
2. Untuk mengenal pasti praktek cerai ta’liq dan keputusan hakim dalam
Studi ini berfokus pada cerai ta’liq dan cerai luar mahkamah karena tidak ada
studi tertentu dan diskusi dilakukan. Penulis ini yang ada hanya membahas ta’liq
Studi ini mengkaji cerai ta’liq dan cerai luar Pengadilan yang dipraktekkan di
beberapa dari mereka telah dihadapkan dengan tambahan aplikasi cerai ta’liq dari
pasangan. Studi ini berfokus pada cerai ta’liq dan cerai luar Pengadilan yang telah
ditangani oleh salah satu perwira. Studi ini tidak melibatkan pengalaman ta’liq. Hal
keagamaan.
F. Kerangka Teori
lafaz talak dan seumpamanya. Sebahagian ulamak fiqh pula, mendefinisikan talak
sebagai sesuatu perkara yang boleh membubarkan ikatan pernikahan sama ada pada
waktu itu atau pada waktu akan datang dengan lafaz yang tertentu atau
seumpamanya.12 Selain lafaz talak, terdapat juga lafaz lain yang diambil kira oleh
11
Al-syirbini, 1997:368, Wizarah al-Awqaf, 1993:5, Wahbah al-Zuhaili, 1985:356
12
Badran, 1961:213, Wizarah al-Awqaf, 1993:5, Wahbah al-Zuhaili, 1985:356
syarak sebagai lafaz yang boleh menyebabkan perceraian yaitu al-firaq (pisah) dan
al-sarah (cerai).
“Talak (yang boleh dirujuk kembali itu hanya) dua kali. Sesudah itu
bolehlah ia (rujuk dan) memegang terus (istrinya itu) dengan cara yang
sepatutnya atau melepaskan ( menceraikannya) dengan cara yang
baik.”(Surah al-Baqarah 2:229)13
“kemudian, apabila mereka (hamper) habis tempoh iddahnya, maka
bolehlah kamu pegang mereka (rujuk) dengan cara yang baik, atau
lepaskan mereka dengan cara yang baik.” (Surah al-Talaq 65:2)14
Menurut al-Qurtubi, ayat ini telah digunakan oleh Imam al-Syafi’I sebagai
dalil yang menunjukkan bahwa ketiga-tiga lafaz tersebut yaitu lafaz talak, al-firaq
(pisah) dan al-sarah (cerai) merupakan lafaz-lafaz perceraian yang jelas (soreh).
Sehubungan itu, talak yang dianggap sah adalah apabila menepati lima rukun
talak yaitu suami yang menceraikan, sighah (lafaz yang digunakan), istri yang
b) Hukum Perceraian
talak semenjak zaman Rasulullah SAW sehinggalah kini. Namun begitu, para
sarjana Islam berselisih pendapat berkaitan hukum asal bagi talak. Majoriti ulamak
mengatakan bahwa hukum asalnya adalah ditegah melainkan jika ada keperluan.
Justeru, menurut pendapat yang rajah, hukum asal bagi talak adalah harus serta
13
Surah al-Baqarah 2:229
14
Surah al-Talaq 65:2
َّ ََض ِإلَ ْي ِه ِمن
الط ََلق َ ش ْيئًا أ َ ْبغ
َ َُما أ َ َح ُّل هللا
Terjemahan: “Tiada sesuatu yang dihalalkan oleh Allah Taala, yang lebih
dibenci-Nya berbanding talak.”15
berikut;
i) Wajib
ketika berlakunya ila’. Apabila telah berlalunya tempon ila’ tersebut, maka suami
inilah pendapat majoriti ulamak selain ulamak Mazhab Hanafi. Manakala mazhab
tempoh ila’.16
Selain itu, wajib juga melakukan talak ketika berlaku perselisihan antara
suami dan istri yang tidak menemui jalan penyelesaiannya, manakal wakil daripada
kedua-dua belah pihak berpandangan bahwa lebih baik mereka bercerai. Maka
ketika ini wajiblah mereka bercerai. Begitu juga bagi suami yang benar-benar tidak
mampu menjalankan hak-hak istrinya maka suami wajib menjatuhkan talak ketika
itu.
15
Al-Sijistani, Sunan Abi Daud, Bab fi Karahiyyah al-Talaq, no.2177
16
Badran, 1961:268, Wahbah al-Zuhaili, 1985:550, Wizarah, 1993:9
ii) Sunat
seseorang istri tiada komitmen untuk melayani suaminya, istri berperangai buruk
sehingga boleh menyakiti suami dan jiran tetangganya, suami cuai melaksanakan
hak istrinya atau istrinya merupakan seorang yang tidak menjaga maruah serta
kepada suami karena khuatir berlakunya perkelahian. Maka ketika ini sunat bagi
iii) Makhruh
menceraikan istrinya seperti untuk mengelakkan perangai dan layanan buruk istri
iv) Haram
Apabila seorang suami menceraikan istrinya yang sedang dalam keadaan haid
atau dalam keadaan istrinya suci daripada haid tetapi telah disetubuhinya. Talak
ketika ini juga dinamakan dengan talak bid’ie (tidak mengikut sunnah).
Selain itu, talak juga akan menjadi haram apabila ia dilakukan tanpa sebab-
sebab yang disyarakkan. Hal ini adalah karena, talak yang berlaku tanpa sebab-
sebab yang disyarakkan boleh menyakiti pihak istri tanpa hak dan ia merupakan
17
Muhammad al-Zuhaili, 2011:139, Wahbah al-Zuhaili, 1985:363, Aminah, 1992:312
c) Bentuk Perceraian
Perceraian ditinjau dari segi keadaan istri pada waktu talak itu diucapkan oleh
i. Talak Sunni, yaitu talak dimana suami pada saat menjatuhkan talak
kepada istrinya, istri tidak dalam keadaan haid dan dalam masa itu
ii. Talak Bid’ie ialah talak dimana suami menjatuhkan talak kepada
istrinya yang dalam keadaan istri sedang dalam keadaan haid atau
dalam masa suci namun dalam waktu itu telah dicampuri oleh
suaminya.18
Perceraian ditinjau dari segi tidaknya lafaz talak dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
i. Talak Sarih talak yang diucapkan dengan lafaz yang jelas maknanya
tentang perceraian.
ii. Talak Kinayah ialah talak yang diucapkan dengan lafaz tidak jelas
Menurut Sayyid Sabiq bahwa talak itu terjadi dengan segala sesuatu
yang menunjukkan atas putusnya hubungan suami istri lafaz maupun tulisan
yang ditujukan pada istri, dengan isyarat bagi orang bisu atau dengan
mengutus utusan.20
18
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, hlm.130
19
H.S.A. al-Hamdani, Risalah Niah, terjemahan Agus Salim, hlm.211
20
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, hlm.27
Sedangkan perceraian yang ditinjau dari segi akibat menjatuhkan dibagi
i. Talak Raj’i
Talak yang suami memilii untuk kembali kepada istrinya tanpa melalui
senggamai.
Talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istrinya yang tidak dapat
Talak yang beraibat hilangnya hak bekas suami untuk merujuk atau
dengan akad nikah baru baik dalam masa iddah maupun sesudah masa
iddah habis.
Ucapan talak yang digantungkan kepada sesuatu dalam bentuk ini disebut
dengan talak mu’allaq, atau talak yang digantungkan. Talak yang bergantung
21
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan, hlm.220
syarat, umpamanya suami berkata istrinya, “Jika engkau pergi ke tempat kami,
kepada sesuatu perkara baik kepada ucapan, perbuatan, maupun waktu tertentu. Hal
Ta’liq talak ini dilakukan setelah akad nikah, baik langsung waktu itu maupun di
waktu lain.
atau menguatkan suatu khabar. Ta’liq seperti ini disebut ta’liq dengan sumpah
(ta’liq qasami), seperti seorang suami berkata kepada istrinya, “Jika kau keluar
rumah maka engkau tertala”, maksudnya suami melarang istri keluar rumah, bukan
memenuhi syarat. Ta’liq ini disebut ta’liq bersyarat. Umpamanya suami berkata
kepada istrinya “Jika engkau membebaskan aku dari membayar sisa maharnya,
perjanjian yang ia setujui. Apabila perjanjian itu dilanggar, dengan sendirinya jatuh
22
Abdul Kholiq Syafa’at, Hukum Keluarga Islam (Surabaya: UIN SA press, 2014), hlm
274
talak kepada istrinya. Menurut Pasal 22 Undang-undang keluarga islam Negeri
Sembilan.23
“Saya dengan ini mengaku bahwa apabila saya meninggalkan istri saya (nama
istri)(NIK) selama tempoh empat bulan hijrah berterusan dengan sengaja tanpa
nafkah atau saya hilang kepada tempat yang tiada diketahui akan hidup atau
matinya saya atau saya telah menyebabkan kecederaan kepada tubuh badannya, dan
selepas siasatan yang wajar mendapati ianya benar, maka jatuhlah atasnya satu
talaq.”
Malaysia adalah untuk memberikan jalan keluar kepada istri setelah berlakunya
pengabaian haknya oleh suami seperti suami meninggalkan istri dalam tempoh
yang lama tanpa pengetahuan istri, pengabaian nafkah istri serta suami memberikan
mudarat kepada istri dengan memukul atau menderanya.25 Oleh itu, pengabaian
suami terhadap hak istri dalam isu-isu tertentu telah dimasukkan dalam
penguatkuasaan ta’liq resmi di Malaysia yang memberikan hak kepada istri untuk
23
Enakmen Undang Undang Keluarga Islam Negeri Sembilan
24
Lafaz Ta’liq Talak, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Sembilan.
25
Wawancara YA Tuan Mohamad Yusri Bin Kasim, Hakim Mahkamah Rendah Syariah
Tampin Negeri Sembilan, 28 April 2020
26
Ibid
Jumhur ulama mazhab berpendapat bahwa apabila seseorang telah
syaratnya sesuai kehendak mereka masing-masing, maka ta’liq itu dianggap sah
untuk semua bentuk ta’liq, baik itu mengandung sumpah (qasam) ataupun
mengandung syarat biasa, karena orang yang menta’liqkan talak itu tidak
menjatuhkan talaknya pada saat orang itu mengucapkannya, akan tetapi talak itu
tergantung pada terpenuhinya syarat yang dikandung dalam ucapan ta’liq itu.27
Rukun dan syarat talak ialah unsur pokok yang harus ada dalam talak dan
i. Suami (orang yang mentalak) adalah yang memiliki hak talak dan berhak
a. Berakal. Suami yang gila tidak sah menjatuhkan talak. Yang dimaksud
b. Baligh. Tidak dipandang jatuh talak yang dinyatakan oleh orang yang
belum dewasa.
ialah adanya kehendak pada diri suami untuk menjatuhkan talak itu
27
Wahbah az-Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’I, jilid II, hlm 608
28
Ibid
ii. Istri (orang yang ditalak) masing-masing suami hanya berhak menjatuhkan
talak terhadap istri sendiri. Tidak dipandang jatuh talak yang dijatuhkan
terhadap istri orang lain. untuk itu bagi istri yang ditalak disyariatkan
sebagai berikut:29
iii. Sighat (kata-kata) ialah kata-kata yang diucapkan oleh suami terhadap
istrinya yang menunjukkan talak, baik itu sarih maupun kinayah, baik
iv. Sengaja (qasdu) artinya bahwa dengan ucapan talak itu memang
maksud lain. oleh karena itu, salah ucap yang tidak dimaksud dipandang
tidak jatuh talak, seperti suami memberikan sebuah salak kepada istrinya,
29
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, hlm 203
30
Wahbah az-Zuhaily, Fiqgih Imam Syafi’I, jilid II, hlm 203
31
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, hlm 205
G. Tinjauan Pustaka
penelitian lain) yang berkaitan dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang
diteliti.
hukum talak luar sidang Pengadilan di Indonesia dan Malaysia.” Skripsi ini
diketahui analisis (KHI) tentang putusan Hakim dalam perkara pelanggaran taklik
talak di Pengadilan.
32
Siti nazirah Binti Zakaria, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
33
Abu Ubaidah Bin Fadzli, Mahasiswa Fakultas Syariah, Universitas Maulana Malik
Ibrahim Malang
34
Cici Aprilia, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Institut Agama Islam Negeri
Raden Intan Lampung
Setelah pengaji melakukan tinjauan, persamaan perkara yang diteliti yaitu
METODE PENELITIAN
pengetahuan dan teknologi serta seni. Dengan demikian penelitian itu bertujuan
A. Pendekatan Penelitian
secara langsung pada setiap peristiwa hukum hukum tertentu yang terjadi dalam
masyarakat.35
bahan buku utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asa-asas
norma dan aturan hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan
dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian. Misalnya penulis meneliti
35
Sayuti Una, MH, “Pedoman Penelitian Skripsi”, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm 41.
aturan hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan
B. Jenis Penelitian
1. Jenis Data
tertentu dalam kehidupan manusia yang berkaitan dengan penelitian yang dibuat.
Penulis akan turun ke tempat kajian lapangan untuk mengumpulkan maklumat yang
Dalam penelitian ini ada dua jenis dan sumber data yang digunakan untuk
memperoleh data informasi sesuai dengan tujuan penelitian yaitu data lapanga/studi
36
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penelitian Skripsi, Tesis Serta Disertasi”,
(Jambi: STAIN Press, 2015), hlm 66-70
a. Data Primer
dari apa-apa perentara atau pihak kedua, ketiga dan seterusnya. Data juga
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah bahan yang bersifat untuk melengkapi data primer.
Ia merupakan data yang diperoleh dari bahan perpustakan atau literature yang
dalam web. Bahan bacaan seperti buku-buku yang membahas tentang taklik
37
Peter Mahmud Rezeki dalam H. Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan
Skripsi, Tesis, serta Disertasi, Cetakan ke-4, Kerinci: Stain Kerinci Press, 2015, hlm.155
38
Sayuti Una, MH, Pedoman Penelitian Skripsi, (Jambi:Syariah Press, 2012), hlm 42
39
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis derta Disertasi, Cetakan
ke-4, Kerinci: Stain Kerinci Press, 2015, hal.155
2. Sumber Data
Sumber data adalah tempat diperoleh data. Adapun sumber data dalam
dengan penelitian.
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan aatau
sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk menggali data dan fakta yang diperlukan dalam peneliti.40
a. Observasi (pengamatan)
dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diteliti.41 Observasi
dilakukan oleh penulis dengan cara pengamatan dan pencatatan berkaitan penelitian
40
Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam Pendidikan,
Yogyakarta: Deepublish, 2014, hlm.47
41
Sayuti Una, MH, “Pedoman Penelitian Skripsi”, (Jambi: Syariah Press, 2012), hlm 43
b. Interview atau wawancara
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data yang diperoleh secara
lisan bagi mencapai sesuatu tujuan. Informasi yang diberikan bisa berkembang
Dalam penelitian ini, penulis telah mewawancarai dua orang dari Jabatan
Kehakiman Syariah Negeri Sembilan yaitu Ibu Ruzita Binti Ramli sebagai Ketua
Bin Kasim sebagai Hakim dan Ibu Nurul Fadhlina Binti Che Daud sebagai Pegawai
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang diartikan sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapat diguna
42
Ibid
43
Ibid
E. Teknik Analisis Data
yang dikaji peneliti, maka peneliti menggunakan analisis data kualitatif yaitu
analisa data yang menguraikan gambar dari data kualitatif yaitu analisa data yang
sebaliknya.44 Dengan cara berfikirannya terdiri atas: (a) reduksi data, (b) penyajian
a. Reduksi data
pada hal-hal yang terpenting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
telah direksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudahkan
44
Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
Yogyakarta: Deepublish, 2014, hal.196
45
Ibid
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm 247
b. Penyajian Data
penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.47 Pada teknis ini, penulis
berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat
bagaimana dan memiliki makna tertentu. Penyajian data erupakan cara bagaimana
data itu mudah difahami oleh pembaca dan pembahasan itu bisa menarik seseorang
membaca penelitian samada dalam penyajian verbal, penyajian singkat dan terikat
hubungan antara kategori supaya memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bakti-bakti yang kukuh yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penulis kembali ke
kesimpulan kredibel.48
47
Ibid, hlm 252
48
Ibid, hlm 252
F. Sistematik Penulisan
Bab II, membahas tentang metode penelitian dan subnya adalah pendekatan
penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta
Bab III, memberi gambaran umum terkait dengan tempat penelitian seperti
sejarah dan perkembangan, struktur organisasi, visi, misis dan objektif, logo serta
piagam pelanggan dan fungsi Mahkamah Rendah Syariah Daerah Tampin, negeri
Sembilan.
Bab IV, berisi tentang cerai taklik talak menurut hukum islam dan enakmen
keseluruhan penelitian dan saran-saran sebagai manfaat bagi semua pihak yang
Besar Negeri Sembilan, Dato’ Undang Luak Yang Empat serta Tunku Besar
Tampin.
Masyuarat ini dikenali sebagai Dewan Keadilan. Dewan Keadilan ini berperanan
sebagai tempat rujukan atau tunggak tertinggi kedaulatan takhta kerajaan Negeri
Islam. Dewan Keadilan ini dipengerusikan oleh Yang di-Pertuan Besar Negeri
Tunku Besar Tampin, Tunku Besar Seri Menanti, Dato Syahbandar Sungai Ujong,
Negeri.49
49
Risalah Mahkamah Rendah Syariah Daerah Tampin (2008)
agama Islam di Negeri Smbilan. Seorang Ahli Dewan Undangan Negeri Sembilan,
Rendah Syariah Daerah Tampin. Di dalam kertas kerja ini, adat istiadat tidak
dimasukkan ke dalam majlis agama seperti negeri-negeri lain. ini karena Negeri
Mesyuarat Undangan Negeri yang bersidang pada tahun 1949 telah bersetuju
resmi pada tahun 1950. Allahyarham Tuan Syeikh Haji Ahmad bin haji Mohd. Said
(mufti pertama Negeri Sembilan) dilantik menjadi pengerusi pertama Jabatan Gama
Islam, yang pada ketika itu dikenali sebagai Pejabat Agama Islam Negeri Sembilan.
mendiami pejabat lama yang terletak di Jalan Dato’ Hamzah (Mahkamah Tinggi)
dan di Jalan Campbell (Mahkamah Sivil dan Majestret) iaitu selama 72 tahun
50
Enakmen Pentadbiran Agama Islam (Negeri Sembilan) tahun 2003
Inggeris, dan hanya selepas tahun 50-an barulah seorang dua pegawai dari Tanah
sehingga ke hari ini. Manakala Bangunan Jalan Dato’ Hamzah pula diambil alih
oleh Jabatan Agama Islam Negeri Sembilan untuk dijadikan Mahkamah Syariah
Negeri Sembilan.
ini bagi menjamin setiap muslim patuh dan tidak melanggar perintah Allah
syariat Islam.
rumahtangga.
51
http://ms.m.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Syariah_di_Malaysia
8. Menjadi tempat menyelesaikan masalah sosial dalam masyarakat seperti
11. Menerapkan nilai-nilai Islam agar orang Islam mengamalkan sistem dan
Sembilan, Malaysia.
Setiap badan pemerintahan di Malaysia harus memiliki visi, misi, dan motto
departmen bagi memfokuskan tiap tujuan kerja. Ini adalah visi, misi dan motto bagi
52
http://www.kehakiman.gov.my/ ms/mengenai-kami/visi-misi-dan-moto
D. Struktur Organisasi Mahkamah Rendah Syariah Tampin, Negeri
Sembilan, Malaysia.
E.
SUHAIZAD BIN
MOHAMAD YUSRI BIN KAMARIAH NOR BINTI
SAIFUDDIN
KASIM AHAMAD
Pembantu Syariah
Pembantu Tadbir
Pembantu Tadbir
MUHAMMAD
MOHD ZAMRI BIN
FATHURRAHMAN BIN FAIZAH BINTI ADNAN
TAHIR
AZLAN
Pembantu Awam
Penghantar Notis
NORFAZILAH BT
ZARAKIAH BIN GHALIM NAYAN @
SHAMSUDIN
F. Piagam Pelanggan Mahkamah Rendah Syariah Tampin, Negeri
Sembilan, Malaysia.
visi, misi dan motto yang telah ditetapkan, maka piagam pelanggan yang disediakan
selepas didaftarkan.
dirayu.
BAB IV
pasangan yang berhadapan dengan masalah dan tidak dapat diselesaikan dengan
tanpa sebarang keperluan dan sebab yang munasabah dicela oleh Islam.
talaq, lian, khul, dan fasakh. Talak adalah pembubaran perkawinan oleh suami
dengan menggunakan lafaz yang tertentu seperti talak atau seumpamanya seperti
lafaz kinayah manakala kuasa talak diberikan kepada suami oleh syarak.54
Ta’liq menurut bahasa dapat dijelaskan menerusi penelitian terhadap kata asal
bagi sesuatu yang lain.55 definisi ta’liq menurut syarak diteliti oleh fuqaha. Jumhur
53
Abd al-Karim Zaydan,al-Mufassal fi Ahkam al-Mar’ah (Bayrut:Muassasah al-Risalah,
1983), 7:347
54
Wizarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah (Kuwayt:
Wizarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, 1983) 29:5
55
Al-Razi, Muhammad Ibn Abi Bakr, Mukhtar al-Sihah (Bayrut: al-Maktabah al-
Asriyyah, 1999), 1:216
kepada sifat atau syarat yang akan berlaku pada masa terkehadapan. Ta’liq yang
ta’liq yang sebenar manakala ta’liq yang dilafazkan oleh suami bukan dengan niat
sebagai sumpah dan tidak mensabitkan talak.56 Hal ini karena tujuan pengucapan
ta’liq seperti yang telah disebutkan di atas mempunyai persamaan dengan tujuan
ta’liq dengan melihat pandangan fuqaha terhadap permasalahan di atas. Hal ini
seperti suami berkata kepada istri “sekiranya kamu keluar dari rumah ini, aku
ceraikan kamu” samada mensabitkan talak atau tidak apabila berlaku syarat
tertentu. Percanggahan pandangan ini berlaku karena tidak terdapat nas yang jelas
56
Lihat Ibn Taymiyyah, al-Fatawa al-Kubra, 3:234
57
Ali al-Zuqayli, al-Talaq al Muallaq: Mafhumuh wa Atharuh fi alFiqh Islami, al
Majjalah al- Urduniyyah fi Dirasat al-Islamiyyah 5, No.1 (2009), hlm 53
1.1.1 Pandangan Jumhur Fuqaha
dan sebagian al-Hanabilah berpandangan talak sabit apabila berlaku syarat yang
telah disebutkan oleh suami.58 Pandangan mereka bersandarkan kepada ayat al-
Quran:
ت بِ ِه ِت ْلكَ ُحدُودُ هللاِ فََلَا ت َ ْعتَدُوهَا َ ش ْيئًا إِ ََّّل أَن يَخَافَآ أ َ َّال يُ ِقي َما ُحدُودَ هللاِ فَ ََل ُجنَا َح
ْ َعلَ ْي ِه َما فِي َما ا ْفتَد َ
Al-Baqarah 2:229
229. Talaq (yang boleh diruju’ kembali itu hanya) dua kali. Sesudah itu
bolehlah ia (ruju’ dan ) memegang terus (istrinya itu) dengan cara yang sepatutnya
atau melepaskan (menceraikannya) dengan cara yang baik dan tidaklah halal bagi
kamu mengambil balik sesuatu dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka
(istri-istri yang diceraikan itu) kecuali jika keduanya suami istri takut tidak dapat
menegakkan aturan-aturan hukum Allah. Oleh itu kalau kamu khuatir bahwa kedua-
duanya tidak dapat menegakkan aturan-aturn hukum Allah, maka tidaklah mereka
berdosa- mengenai bayaran (tebus talaq) yang diberikan oleh istri untuk menebus
dirinya (dan mengenai pengambilan suami akan bayaran itu). Itulah aturan-aturan
hukum Allah maka janganlah kamu melanggarnya; dan sesiapa yang melanggar
aturan-aturan hukum Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
58
Lihat Ibn Abidin, Rad al-Mukhtar, 3:342, Abu al-Qasim, al—Qawanin al-Fiqhiyyah,
1:153, al-Mughni al-Muhtaj, 4:514, al-Bahuti, Kashfu al-Qina, 5:84
Jumhur fuqaha menjelaskan ayat di atas bersifat umum dengan tidak
menyatakan kaedah yang tertentu dalam mensabitkan talak.59 Oleh itu, talak sabit
samada dibuat secara langsung atau melalui ta’liq. Pandangan mereka dikuatkan
dengan hadis:
syarat yang diletakkan oleh suami untuk mensabitkan talak.61 Syarat ini akan
diambil kira dan dikuatkuasakan oleh syarak selama mana syarat tersebut tidak
bertentangan ketetapannya. Oleh itu, talak sabit apabila berlaku syarat yang telah
disebutkan oleh suami. Di antara athar yang menyokong pandangan mereka adalah:
Daripada Ibrahim:
Athar di atas jelas menunjukan bahwa ta’liq yang dilafazkan oleh suami
akan mensabitkan talak apabila berlaku syarat yang telah disebutkan oleh suami.
59
Wahbah al-Zuhayli,al-fiqh al-Islami, Badran Abu al-Aynayn Badran, Fiqh al Muqaran
li Ahwal al-Shakhsiyyah (bayrut: Dar Nahdah al-Arabiyyah, 1967), 1:337
60
Al-Bayhaqi, Ahmad Ibn al-Husayn, al-Sunan al-Kubra (Bayrut: dar al-Kutub
‘Ilmiyyah)
61
Abd al-Karim Zaydan, al-mufassal, 7: 372, al-Zuhayli, al-Fiqh al-Islami, 7:448
62
Albayhaqi, al-Sunan al-Kubra, 7: 583, (Bab al-Talaq bi al-Waqt wa al-Fi’l, no. hadith
15091)
1.2 Hikmah Pensyariatan Ta’liq talak
Ta’liq merupakan sebagian dari konsep talak yang memberi ruang kepada pasangan
Oleh itu, syarak membenarkan pembubaran ini sebagai jalan keluar kepada
berlaku penyalahgunaan ta’liq oleh suami dengan tujuan yang sia-sia dan
Malaysia.
2. Cerai Ta’liq Menurut Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam
Persekutuan adalah lafaz perjanjian yang dibuat oleh suami selepas akad nikah
mengikut hukum syarak dan peruntukkan akta.63 Sebarang pelanggaran ta’liq oleh
suami memberikan hak kepada istri untuk membuat aduan dan menuntut haknya di
pelaksanaannya.
ditetapkan atau ta’liq lain bagi perkawinan itu dalam daftar perkawinan.
perkawinan itu, oleh wali dan dua orang saksi selain pendaftar yang
63
Pasal 2, Akta Undang-Undang Keluarga Islam (Wilayah –wilayah Persekutuan) 1984,
(akta 303/1984)
64
Enakmen Undang undang Keluarga Islam Negeri Sembilan
Lafaz ta’liq adalah lafaz talak ta’liq (talak tergantung) yang dibaca dan
dilafazkan oleh suami selepas akad nikah dijalankan. Ini bermaksud suami
mengaitkan talak dengan sesuatu sifat atau syarat, sama ada mempunyai hubungan
dengan isrtinya, suami sendiri atau orang lain. Semua provinsi mempunyai lafaz
kemaslahatan kedua belah pihak. Antara salah satu contoh ta’liq talak yang
bahwa apabila saya meninggalkan istri saya (nama istri)(ktp) selama tempoh
empat bulan hijrah berterusan dengan sengaja tanpa nafkah atau saya hilang
kepada tempat yang tiada diketahui akan hidup atau matinya saya atau saya telah
pengaduan kepada Mahkamah Syariah dan dan Mahkamah selepas siasatan yang
kepada istri setelah berlakunya pengabaian haknya oleh suami seperti suami
meninggalkan istri dalm tempoh yang lama tanpa pengetahuan istri, pengabaian
nafkah istri serta suami memberikan mudarat kepada istri dengan memukul atau
menderanya.66 pengabaian yang berterusan oleh suami kepada istri tanpa sebarang
65
Lafaz Ta’liq Talak, Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Sembilan
66
Ismaliza Islam, “Cerai Ta’liq: Kajian Kes di Mahkamah Syariah Kota Bharu,
Kelantan” (disertasi sarjana, Universiti Malaya, 2004) hlm 54
oleh syarak gagal dicapai sebaliknya menimbulkan kemudaratan kepada istri. Oleh
itu, pengabaian suami terhadap hak istri dalam isu-isu tertentu telah dimasukkan
dalam penguatkuasaan ta’liq resmi di Malaysia yang memberikan hak kepada istri
Ta’liq dapat dijadikan sebagai suatu cara suami mendidik istri.68 Istri dapat
dididik oleh suami dalam mengawal tingkah lakunya yang agak keterlaluan melalui
peringatan dan amaran yang terkandung dalam ta’liq.69 Peringatan dan amaran oleh
suami kepada istri dapat difahami menerusi talak yang disandarkan kepada
perbuatan istri. Suami contohnya melarang istri dari menerima sebarang tetamu
lelaki yang bukan mahramnya semasa ketiadaannya di rumah. Istri akan lebih
berhati-hati dan mengambil berat terhadap amaran dan peringatan yang telah
diberikan oleh suaminya karena sebarang kengganan istri dalam mematuhi perintah
antara mereka.
67
Ibid
68
Wahbah al-Zuhayli, al-Fiqh al Islami wa adillatuh, 7:449, Ruzila Abd halim, “Cerai
Ta’lik: Satu Kajian di Mahkamah Syariah Kota Bharu dari Tahun 1994-1999” (disertasi sarjana,
Universiti Malaya, 2005), hlm 73
69
Ibid
B. Bagaimana Praktek Cerai Ta’liq dan Putusan Hakim dalam Peceraian
Luar Mahkamah
dibahas di latar belakang masalah, maka penulis akan menjelaskan tentang praktek
perkawinan di Mahkamah dengan lebih mudah dan lancar. Jika hendak memohon
bersuami boleh, jika berhak untuk mendapat perceraian menurut syarat-syarat ta’liq
perceraian itu dan, jika berpuas hati bahwa percerian itu adalah sah mengikut
70
Pasal 50 Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam Negeri Sembilan 2003
menghantar suatu salinan rekod itu yang diperakui kepada Pendafta yang berkenaan
Oleh itu, jika tersedar akan perkawinannya itu adalah fasid dan batal, maka
maka pemohon yang terlibat harus melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh
Tabel 1
Sebutan Kasus
Mula Pendaftaran dalam Tempoh 21
Hari
Sebutan Kasus
Perbicaraan Keputusan
didepan Pendaftar
Tamat
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam department atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
biasanya terdiri daripada beberapa prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling
prosedur-prosedur yang lain. Selain itu, definisi lain prosedur merupakan urutan
pekerjaan klerikal 1 yang melibatkan beberapa orang suatu bagian atau lebih,
disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap tarnsaksi yang
sering terjadi. Seterusnya, definisi lain bagi prosedur adalah urut-urutan yang tepat
dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa
serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau
dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama
tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya
penulis dapat mengetahui dengan lebih mendalam lagi berkaitan dengan prosedur
71
Muhammad Salihin Abdul Ghani, “Prosedur Faraq Perkawinan di Malaysia”,
Fakultas Syariah, hlm 52
pembubaran perkawinan. Prosedur pertama yang perlu dilakukan bagi setiap
a) Pendaftaran
tersebut berlangsung atau mahkamah syariah dalam daerah dimana tempat tinggal
kedua suami istri menetap dan pihak pemohon harus menunjukkan sebab-sebab
pihak pemohon diminta untuk membawa bukti mengenai sertifikat nikah serta
dahulu agar pihak mahkamah dapat menjalankan pengesahan terlebih dahulu dari
pihak berkuasa agama dari tempat pernikahan tersebut dilaporkan. Di samping itu,
adalah:
i. Permohonan
Panggilan sidang secara resmi disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan atau
kuasa sahnya, dalam tempoh 21 hari daripada tanggal pendaftaran kasus, pihak-
pihak akan diberikan tanggal sebutan kasus kali pertama ataupun terus kepada
Ketika persidangan, pihak-pihak dan saksi akan ditanya perkara yang berkaitan
rukun nikah serta lain-lain pengesahan dokumen yang dilampirkan. Oleh karena itu,
Orang Islam, yang menyebut bahwa surat permohonan harus didaftar terlebih
dahulu oleh Pendaftar Nikah Cerai Dan Rujuk. Menurut Enakmen 4 Tahun 2001
hendaklah memeriksa perkara dengan sempurna dan memberi nomor perkara pada
tergugat sekiranya perkara tersebut tidak sempurna, pendaftar bisa menolak perkara
tersebut manakala surat kuasa untuk membayar telah ditentukan berapa jumlah
72
Diakui oleh Puan Kamariah Nor Binti Ahamad, Pembantu Pendaftar Mahkamah
Rendah Syariah Negeri Sembilan, 12 April 2020
uang muka yang harus dibayar, lalu tergugat membayar biaya perkara setelah itu
d) Perbicaraan
menjelaskan apa yang terjadi sebagai bukti suatu kasus. Selain saksi, para pihak
pihak defendan bersalah menurut hukum syarak dan telah melanggar Undang-
ditangguhkan ke tanggal yang ditetapkan. Namun, jika hakim berpuas hati dengan
bukti dan saksi yang telah dikemukakan maka hakim akan membuat keputusan.
e) Keputusan
terhadap pernikahan mereka maka kasus itu akan ditolak. Apabila mahkamah
merasa puas dalam persidangan dengan segala keterangan lisan dan keterangan
dokumen bahwa pernikahan tersebut selaras dengan hukum syara’ maka mahkamah
73
Diakui oleh Puan Kamariah Nor Binti Ahamad, Pembantu Pendaftar Mahkamah
Rendah Syariah Negeri Sembilan, 12 April 2020
74
Prosedur Mahkamah yang diakui oleh Puan Kamariah Nor Binti Ahamad, Pembantu
Pendaftar Mahkamah Rendah Syariah Daerah Tampin, 12 April 2020
Selain itu, jika mahkamah memutuskan pernikahan itu adalah fasid atau tidak
sah, maka pihak mahkamah akan membatalkan sertifikat nikah pihak-pihak tersebut
perkawinan tersebut. Mereka perlu bernikah kembali menurut hukum syara’ dan
mematuhi rukun nikah yang ditetapkan. Bagi pernikahan yang sah di mahkamah,
agama Islam di negara ini. Perkawinan tersebut juga akan diperakui setelah akur
dengan syarat-syarat seperti membuat lafaz ta’liq dan menjelaskan bayaran yang
telah ditetapkan oleh pihak berkuasa. Seperti mana yang dikehendaki dalam Pasal
perkawinan itu dan hendaklah juga mengendorskan ta’liq pada perakuan nikah itu.
Selain itu pasal 47 ini memperuntukkan asas kepada semua pasangan yang
ingin melakukan perceraian dengan talak biasa. Dalam Pasal 47 (1) menjelaskan
perceraian kepada Pengadilan dalam borang yang telah ditetapkan. Namun begitu,
kepada Jawatan Kuasa Pendamai sekiranya salah satu pihak tidak bersetuju dengan
perceraian tersebut.
Dalam Pasal 47 ini dengan jelas menyebut yaitu sebarang perceraian antara
Pengadilan. Di Negeri Sembilan, istri yang ingin diceraikan oleh suaminya mesti
terlebih dahulu datang kepada Pejabat Agama Islam Daerah masing-masing. Pihak
kantor agama akan memenggil pihak suami untuk mengetahui punca sebenar
perkara ini dibawa kepada pihak Pengadilan maka bermulalah proses seperti dalam
Pasal 47 di atas.
Di samping itu, Pasal 50 ini menjelaskan tentang perceraian secara ta’liq atau
janji. Setiap pasangan yang berkawin di negeri Sembilan akan menjalani proses
ta’liq ke atas istrinya sejurus selepas akad nikah dijalankan. Sebarang perlanggaran
syarat-syarat ta’liq oleh suami maka istri berhak memohon perceraian kepada pihak
Pengadilan. Namun begitu, dalam Pasal 50 (2) ada menyebut tentang Pengadilan
berlakunya ta’liq. Setelah pihak Pengadilan berpuas hati suami telah melanggar
syarat-syarat ta’liq tersebut, pihak Pengadilan akan merekodkan percerian itu dan
direkodkan.
Penulis telah membawakan kasus –kasus cerai ta’liq yang telah diputuskan
oleh Mahkamah Rendah Syariah Daerah Tampin, Negeri Sembilan. Kasus pertama
adalah di antara Nor Rahimah Binti Rahim dan lawannya Maloja Bin Rasmidin
memberikan sebarang nafkah zahir dan batin kepada istrinya. Lebih parah lagi,
oleh suaminya.
Hal ini demikian, telah memberikan tekanan hidup dan gangguan emosi
kepada penggugat. Pihak memohon pembubaran perkawinan pada tanggal kasus ini
difailkan 23 Maret 2016 atas alasan tergugat telah melanggar ta’liq yang dilafazkan
olehnya pada hari pernikahan tanggal 8 Agustus 1999. Persidangan tersebut yang
telah berlangsung pada tanggal 12 April 2016 dengan kehadiran penggugat beserta
saksi-saksi dan juga kehadiran tergugat. Atas bukti yang kuat oleh pihak penggugat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir dari tuisan ini, penulis akan memberikan beberapa
kesimpulan sebagai titik akhir dari uraian dan kajian penulis, yaitu sebagai berikut:
Karena pada dasarnya adalah janji talak yang diikrarkan oleh suami yang
digantungkan pada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang
akan datang. Dengan adanya beberapa ketentuan yang mana akan terjadi
dalam keadaan tertentu di masa mendatang yang merugikan pihak istri maka
antara suami dan istri tersebut terikat dengan adanya ta’liq talak. Ta’lik talak
talak. Pengamalan ta’liq berkenaan disokong oleh dalil serta hujah yang telah
Seterusnya adalah sebutan kasus dalam tempoh 21 hari dimana pada waktu
itu panggilan sidang secara resmi akan disampaikan kepada pribadi yang
bersangkutan dalm tempoh 21 hari daripada tanggal kasus didaftarkan.
bagi kasus yang dibicarakan. Dan yang terakhir adalah keputusan hakim.
B. Saran-saran
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan sekalian alam atas petunjuk dan redhanya
kegagalan buat penulis melainkan menjadikan sebuah motivasi berguna agar bisa
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, bahkan
masih banyak kekurangan yang ada dalam penelitian ini. Maka dari sudut hati yang
paling dalam serta kerendahan hati penulis, segala kritikan dan teguran yang
Semoga Allah SWT memberikan kebaikan dan pahala berganda buat pihak
yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT
A. Buku-Buku
D. Internet
https://ydata.iyres.gov.my/iyresbankdataV2/www/index.php?r=pub/home/re
adcontent4&id=162 diakses 5 Maret 2020
http://ms.m.wikipedia.org/wiki/Mahkamah_Syariah_di_Malaysia
diakses 1 April 2020
http://www.kehakiman.gov.my/ ms/mengenai-kami/visi-misi-dan-moto
diakses 1 April 2020
Fakultas : Syariah
Pendidikan :