Anda di halaman 1dari 73

1

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA


INDONESIA MELALUI METODE REWARDPADA
SISWA KELAS II SD SWASTA IT DARUL
HIKAM KECAMATAN RIMBO ULU
KABUPATEN TEBO
TAHUN 2019

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Strata Satu (SI) Pada Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI

OLEH:

NURUL AFIFAH
NIM: 02.216.0418

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
MUARA BUNGO
2019
2

YAYASAN NURUL ISLAM SEKOLAH TINGGI


AGAMA ISLAM (STAI)YASNI MUARA BUNGO

Alamat : Jl. Lintas sumatera Km 4 Arah Padang Kel: Sei Binjai Kec. Batin III Kab . Bungo

MOTO
‫يا َأي َهاَّالِذيهَ آ ُمىىا َإذا ِقي َل َلُكم َتَفسحىا ِفي‬
َُTَُّ َ ِ ْ
َ ُ َ ْ َ
Y‫شزوا‬ ُ ُ ‫فاو‬
ْ ‫شزوا‬ ُ ‫او‬ْ ‫لال َلكمۖ َ ِوإذا ِقي َل‬ْ ُ َّّ
ُ YT َِ‫سح‬ َ ‫س ُحىا َ ْيف‬َ ‫س فاف‬ ِ ِ‫مجال‬ َ َY‫ا َْْل‬
ُ َ
ٍۚ ‫رجا‬
‫ََّّولالُ ِبَما‬YT َ ‫ت‬ ‫د‬َ
َ َ ِْ ‫م‬َ ‫ل‬ ‫ع‬Yِْ
‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ىا‬ُ ‫ت‬ ‫أو‬ ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬َ ‫م‬ ْ
َ ِ َّ ُ ْ َُ َ ِ ُ ِ ‫َ ْيز‬
‫ه‬ ‫ذي‬ ‫ك‬ ‫ى‬‫م‬ ِ ‫ىىا‬ ‫م‬ ‫آ‬ ‫ه‬ ‫ذي‬ ‫ل‬ ‫َّا‬ ‫لال‬َّّ َ
T Y ‫فع‬
‫لىن َِخبيز‬ َ ‫َ ْت َع ُم‬
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”1.

1
Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan terjemahnya (Jakarta: PT Senergi Pustaka
Indonesia,2014), h.245
3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal ini dengan baik. Sholawat berserta salam dihaturkan kepada junjungan

kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia ke jalan

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Proposal ini berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa

Indonesia Melalui Metode Reward pada Siswa Kelas II SD Swasta IT Darul

Hikam Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo Tahun 2019” Diajukan pada

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) YASNI Muara Bungo program studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) untuk memenuhi syarat

penyelesaian Program Strata Satu (S.I).

Selanjutnya dalam penulisan proposal ini, penulis tidak lepas dari bantuan

dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua Saya Bp. SHOBRON dan Ibu JUMARMAH

2. Bapak M. Solihin,S.Ag.M.Pd.I, selaku Ketua STAI YASNI Muara

Bungo

3. Bapak Sungkowo, S.Ag. M.Pd.I, Selaku Ketua Prodi PGMI.

4. Ibu Ferli Monthana Indra,S.Pd.,M.M.,M.Pd Selaku Dosen Mata Kuliah

5. Bapak dan Ibu Dosen STAI YASNI Muara Bungo.


4

6. Teman-teman seperjuangan PGMI yang telah memberikan Motivasi

kepada penulis sehinggga terselesainya Proposal ini.

Akhirnya apabila terdapat kekurangan dalam penulisan Proposal ini,

penulis sangat mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaannya. Semoga Allah memberi ridho atas jasa dan bimbingan

dari semua pihak. Amin ya robbal „alamin.

Muara Bungo, Mei 2019


Penulis/ Peneliti

NURUL AFIFAH
NIM. Pm.02.216.0418
5

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ........................................................................................................

MOTTO................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. Fokus Penelitian....................................................................................................6

C. Rumusan Masalah................................................................................................7

D. Tujuan Penelitian..................................................................................................7

E. Manfaat Penelitian................................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORETIK

A. Konsep Penelitian Tindakan.............................................................................9

B. Konsep Model Tindakan....................................................................................12

C. Penelitian yang Relevan.....................................................................................22

D. Kerangka Teoretik................................................................................................24

E. Hipotesis Tindakan..............................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................................................26

B. Setting dan Subjek Penelitian...........................................................................27

C. Prosedur Penelitian..............................................................................................28

D. Data dan Sumber Data........................................................................................32


6

E. Teknik Pengumpulan Data................................................................................34

F. Instrumen Pengumpulan Data...........................................................................35

G. Teknik Analisis Data...........................................................................................36

H. Teknik Validasi Data...........................................................................................39

I. Indikator Keberhasilan Tindakan....................................................................42

J. Jadwal Penelitian..................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................44

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................46

A. Lembar Observasi Penilaian Guru..................................................................46

B. Lembar Observasi Siswa....................................................................................47

C. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar...................................................................48

D. Angket Siswa.........................................................................................................49

E. Soal Pre Tes............................................................................................................54

F. Kisi-kisi Angket Guru.........................................................................................56

G. Angket Guru..........................................................................................................57

H. Lembar Wawancara Guru..................................................................................59

I. Lembar Wawancara Siswa................................................................................60

J. Absensi Siswa........................................................................................................62
7

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan Bahasa nasional Bangsa Indonesia. Mata

pelajaran Bahasa Indonesia dianggap penting sehingga wajib diberikan

disemua jenjang pendidikan formal. Karena dengan pembelajaran Bahasa

Indonesia diharapkan dapat membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

2
dan berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut.

Adapun menurut Akhadiah dkk, tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia

adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesiayang lebih baik

dan benar serta dapat menghayati Bahasa dan sastraIndonesia sesuai dengan

3
situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa Sekolah Dasar.

Tujuan Bahasa Indonesia juga untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik agar dapat berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar,

secara lisan maupun secara tertulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia maka dibutuhkan suatu kreativitas dan

hendaknya sistem pendidikan dapat menarik perhatian, sikap dan perilaku

4
kreatif-produktif, disamping pemikiran logis dan penalaran. Dan juga

mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat

2
Yuyun Ustazah,Skripsi: “Upaya meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I
melalui metode permainan di MI Tarbiyah salaman magelang” (Yogyakarta: UIN, 2014), h. 2
3
Wahnin Ikhtiari, Skripsi: “Peningkatan hasil belajar membaca mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model team game tournament (TGT)Kelas I di MI
Muhamadiyah Losari Kecamatan Rawalo” (Purwokerto: STAIN, 2014), h. 21
4
Ibid. h. 2
8

yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya dan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

5
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.

Salah satu materi pembelajaran dalam Bahasa Indonesia yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu materi menulis kalimat. Pembahasan

mengenai materi menulis kalimat ini terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 03

yang berbunyi: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca, menulis) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah. Dan Standar

Kompetensi (SK) yang memuat tentang materi menulis kalimat terdapat pada

Standar Kompetensi (SK) 04 yang berbunyi: Menulis permulaan melalui

kegiatan melengkapi cerita dan dikte.Kemampuan tersebut dituntut dalam

Kompetensi Dasar (KD) 3.2 yaitu: Mengemukakan persiapan menulis

permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara menggerakkan pensil,

cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan

cahaya yang terang) yang benar secara lisan. Dan (KD) 4.2yaitu:Menulis

kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan mengunakan huruf tegak

bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.

Adapun Indikatornya adalah sebagai berikut: (1). Menjelaskan penggunaan

huruf kapital, (termasuk dalam ranah Kognitif), (2). Menulis kalimat

5
Wahnin Ikhtiari, Skripsi: “Peningkatan hasil belajar membaca mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model team game tournament (TGT)Kelas I di MI
Muhamadiyah Losari Kecamatan Rawalo” (Purwokerto: STAIN, 2014), h. 21
9

sederhana yang didiktekan, (termasuk dalam ranah Psikomotor), (3).

Menjelaskan kalimat sederhana, (termasuk dalam ranah Kognitif), (4).

Mencontohkan huruf tegak bersambung (termasuk dalam ranah Psikomotor),

(5). Menjelaskan penggunaan tanda titik, (termasuk dalam ranah Kognitif).

Peneliti memilih SD Swasta IT Darul Hikam Karen, di SD tersebut

belum pernah ada yang meneliti, dan SD tersebut juga dekat dari rumah

peneliti. Peneliti memilih pelajaran Bahasa Indonesia karena, berdasarkan

pengalaman pribadi penulis, pembelajaran Bahasa Indonesia memang banyak

tidak disukai oleh sebagian peserta didik, apalagi bagi peserta didik yang

merasa belum bisa menulis dengan baik, dan belum lancar membaca, dan

kenyataan yang terjadi di kelas II SD Swasta IT Darul Hikam, motivasi

belajar siswa di kelas II masih sangat rendah. Berdasarkan hasil pengamatan

peneliti dalam proses pembelajaran pada tanggal 22/Maret/2019 hanya ada

45% siswa yang memperhatikan dan mengungkapkan pendapatnya serta

menanyakan yang belum ia pahami, dan selebihnya hanya mengobrol dengan

teman, bermain dengan teman sebangku, menggambar di buku pelajarannya,

keluar masuk kelas dengan alasan ke toilet dan bahkan ada yang sampai

tertidur di meja belajarnya.

Hal tersebut dapat diperkuat dengan nilai rata-rata peserta didik pada

materi menulis kalimat selalu rendah jika dibandingkan dengan mata

pelajaran atau materi lainnya, dan akibatnya peserta didik nilainya belum

memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan sekolah.


10

Dari 24 siswa hanya 45% atau sekitar 10 siswa yang mendapat nilai

6
rata-rata 61 atau belum memenuhi standar KKM. Selain itu berdasarkan

teori motivasi anak yang memiliki motivasi tinggi yang di kemukakan oleh

Elliot Dkk, terdaat 4 teori motivasi yang saat ini banyak dianut, yaitu: (1)

teori Hierarki kebutuhan Masslow, menurut teori ini, orang termotivasi

terhadap suatu perilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya, (2)

teori kognitif Bruner, kunci membangkitkan motivasi bagi Bruner dalah

discovery learning, siswa dapat melihat makna pengetahuan, keterampilan

dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri, (3) teori Kebutuhan

Berprestasi, McClelland menyatakan bahwa, individu yang memiiki

kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari

tantangan, tugas-tugas yang cukup sulit, dan ia mampu melakukannya

dengan baik, mengharapkan umpan balikyang mungkin, (4) teori Atribusi

menurut teori ini, perilaku seseorang ditentukan bagaimana atribusinya

terhadap penyebab perilaku yang sama sebelumnya. Dan dari keempatteori

motivasi tersebut, pada SD Swasta IT Darul Hikam belum terlihat.

Beberapa kemungkinan yang menyebabkan timbulnya masalah di atas

adalah karna: 1) Proses pembelajaran Bahasa Indonesia ini disampaikan

dengan hanya menggunakan metode cramah yang sangat monoton, sehingga

memicu masalah rendahnya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

Bahasa Indonesia Siswa belum memahami susunan kalimat yang benar,

2)Guru belum menggunakan media yang baik, 3)Guru belum menerapkan

6
Hasil observasi si SDS IT Darul Hikam (kelas II) pada hari senin tanggal 22 maret
2019, jam 08:17-09:30
11

metode yang sesuai dengan materi pembelajaran, 4)Siswa belum cermat

dalam penulisan huruf kapital, 5) Siswa belum bisa memahai kata per kata,

6) Siswa masih sulit membedakan antara kalimat dan kata. Dari ke 6

kemungkinan di atas yang menjadi pemicu utama timbulnya masalah pada

penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang masih

menggunakan metode cramah.

Permasalahan tersebut harus sesegera mungkin diatasi, mengingat

bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

yang sangat penting di sekolah, sebab dengan pembelajaran Bahasa Indonesia

ini siswa dapat mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, serta

menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan

berbahasa serta tingkat pengalaman siswa Sekolah Dasar.

Apabila masalah ini terus berlanjut maka proses belajar mengajar di

kelas II SD Swasta IT Darul Hikam menjadi tidak efektif dan tidak terjadinya

korelasi antara pendidik dan peserta didik yang menyebabkan tidak adanya

kesesuaian antara kinerja pendidik dengan standar hasil penilaian yang

ditetapkan sekolah. Sehingga peneliti mempunyai inisiatif menggunakan

metode pembelajaran yang bisa membuat peserta didik senang mengikuti

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Metode Rewad.

Metode tersebut dipilih karena dianggap sesuai dengan tingkat perkembangan

peserta didik dan materi pembelajarannya. Karena karakteristik peserta didik

yang masih tingkat SD adalah senang bermain dan selalu riang gembira.

Belajar sambil bermain adalah suatu hal yang sangat menyenangkan apabila
12

diaplikasikan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Adanya susunan

pembelajran yang menarik dan menyenangkan akan menciptakan jalinan

pengertian antar guru dan siswa, sehingga proses belajar mengajar di kelas

memberi energi positif bagi otak untuk bekerja lebih efektif.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus

pada penelitian adalah 1) Penelitian di laksanakan di kelas II SD Swasta IT

Darul Hikam semester genap tahun ajaran 2017/2018, 2) Penelitian

dilaksanakan pada mata pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis

Kalimat, 3) Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka masalah peneliti ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Bagaimanakah penerapan metode Reward pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dalam meningkatkan motivasi kelas II SD Swasta IT Darul

Hikam Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis masalah

yang terjadi pada SD Swasta IT Darul Hikam Rimbo Ulu berdasarkan

rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui, apa meteri menulis kalimat

jika menggunakan metode Rewerd akan meningkatkan motivasi belajar

siswa. Dan mengetahui pada indikator mana terjadi peningkatan motivasi

belajar siswa yang signifikan.


13

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingn diraih melalui penelitian ini ada 4 aspek,

yakni:

1. Bagi siswa

Meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada

guru, dalam memperoleh pengalaman untuk menerapkan metode

pembelajaran yang inovatif dan berfariasi.

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi bagi pihak sekolah

dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

4. Bagi peneliti

a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan kuliah dan mendapat gelar

sarjana program strata satu (SI) pada jurusan pendidikan guru

madrasah ibtidaiyah di stai yasni muara bungo.


14

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Konsep Penelitian Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Swasta Islam Terpadu

Rimbo Ulu.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan guru di

dalam kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru dan siswa

melalui hasil refleksi diri terhadap tindakan yang dilakukan dalam beberapa

7
siklus atau putaran.

Penelitian Tindakan kelas dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian

dalam bentuk siklus yang merupakan suatu tindakan sebagai hasil refleksi

seorang guru di kelas yang dikelolanya, dengan tujuan utama untuk

meningkatksn kualitas pembelajaran dalam rangka perbaikan dan

8
peningkatan kinerja siswa dalam bentuk presentasi belajar.

Penelitian ini menggunakan model penelitian yang dikemukakan oleh

Kemmis and Mc Taggart, model yang dikemukakan oleh kemmis adalah

konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin kemudian di kembangkan

oleh Kemmis and Mc Taggart. Penelitian yang mengemukakan oleh kemis

sangat sederhana dan praktias, menurut Kemmis ada 4 tahap penelitian yang

7
Mona Novita, PTK Tidak Horor, (Surabaya: CV Media Pustaka Guru, 2018).h.6
8
Benidiktus Tanujaya dan Jane Mumu, Penelitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta : media
akademi,2016).h. 7
15

harus dilakukan oleh seorang guru guna meningkatkan kinerja guru dan siswa,

yang pertama yaitu perencanaan (plan), yang kedua tindakan an pengamatan

(action and observe), yang ketiga yaitu refleksi (reflect), dan yang terahir

yaitu perencanaan ulang (revised plan). Menurut Kemmis tindakan dan

pengamatan dilakukan secara bersamaan,maksudnya adalah pada saat

berlangsungnya suatu tindakan itu dilakukan, maka kegiatan observasi juga

harus di lakukan sesegera mungkin, karena tindakan dan pengamatan saling

berkaitan dan bisa dilakukan secara bersamaan. Dan Kemmis juga mempunyai

tahap perencanaan ulang, dimana tahap tersebut dapat dibuat acuan apabila

ingin melakukan siklus selanjutnya jika siklus pertama belum teratasi

beberapa masalahnya. Itulah beberapa keunggulan dan alasanmengapa peneliti

memilih model Kemis and Mc Taggart.

Di bawah ini dapat peneliti paparkan beberapa prosedur pelaksanaan

menurut Kemmis and Mc Taggart :

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti perlu melakukan beberapa persiapan

sebagaimana persiapan yang dilakukan oleh Kemmis and Taggart. Persiapan

pertama yang dilakukan oleh guru adalah bukan untuk menemukan akar

permasalahan yang menyebabkan terjadinya berbagai ketimpangan dalam

pembelajaran, tetapi menurut Kemmis and Taggart adalah untuk menemukan

gagasan umum yang ingin dikembangkan. Gagasan umum dapat berasal dari

gagasan baru yang menjanjikan atau dari praktik yang sudah ada yang gagal

memberikan pengaruh yang signifikan. Persiapan selanjutnya yaitu melakukan


16

kajian dengan baik, setelah kajian teoritik hendaknya memperhatikan aspek

teknis seperti sarana dan prasarana dsb. Untuk selanjutnya peneliti juga perlu

membuat indikator pencapaian untuk melakukan evaluasi keberhasilan

9
tindakan yang diambil.

2. Tindakan dan Pengamatan

Dalam model ini, tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan,

dalam hal ini sewaktu melakukan tindakan maka peneliti langsung melakukan

observasi (pengamatan). Secara bersamaan peneliti juga melakukan observasi

dengan menggunakan instrumen sesuai dengan kebutuhan. Pengamatan yang

dilakukan sebaiknya difokuskan kepada indikator pencapaian yang telah di

10
tetapkan sebelumnya.

3. Refleksi

Refleksi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan

hasil pengamatan dan tindakan yang dilakukan. Catatan observasi, rekaman,

maupun hasil yang diperoleh siswa serta aktivitas lainnyayang dilakukan oleh

siswa yang berhasil diamati oleh guru merupakan bahan yang digunakan

untuk melakukan refleksi.

Contoh : -Apakah terdapat perubahan sikap siswa dalam pembelajaran?

9
BenidiktusTanujaya dan Jane Mumu, Penelitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta : media
akademi,2016), h.23
10
Ibid. h. 24
-Mengapa hal tersebut terjadi?

4. Perencanaan Ulang

Pada Model Kemmis and Taggart menyatakan bahwa pasti terdapat saran

untuk memperbaiki tindakan yang dilakukan. Hal ini tampak jelas pada

tahapan peneitian tindakn yang mereka kemukakan. Suatu keniscayaan apabila

suatu tindakan secara langsung dapat mengatasi permasalahan yang ada.

Perbaikan tindakan sebagai hasil dari refleksi inilah yang merupakan awal dari

12
pelaksanaan siklus PTK selanjutnya. Agar lebih memahami bagaimana

prosedur pelaksanaan PTK Model Kemmis and Taggart, di bawah ini penulis

13
sertakan sebuah gambar dari prosedur Model Kemmis and Taggart.

14
Gambar 2.1 : Prosedur Pelaksanaan PTK Kemmis

11
Benidiktus Tanujaya dan Jane Mumu, Penelitian Tindakan Kelas,
(Yogyakarta:media akademi,2016), h.23
12
Ibid. h..24
13
Ibid. h.24
14
http://.kumpulan-contoh-ptk.blogspot.comDiakses pada tanggal 08 april 2018 jam 21:56 WIB.
18

Berdasarkan gambar di atas dapat dipahami bahwa Model Kemmis and

Taggart mempunyai empat kegiatan, dan empat kegiatan tersebut saling

berkaitan, sehingga membentuk suatu siklus. Menurut Kemmis and Taggart

jika semakin banyak masalah yang belum terselesaikan melalui tinndakan

yang diambil, maka semakin banyak pula siklus yang dilaksanakan.

B. Konsep Model Tindakan

1.Pengertian Motivasi Belajar

Beberapa definisi tentang motivasi yang telah diungkapkan oleh

para ahli, yang pertama yaitu menurut Mc Donald mengatakan bahwa

motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang

yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk

15
mencapai tujuan.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor-faktor, berupahasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan keinginan belajar, harapan akan

cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,

16
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

maksudnya, motivasi belajar adalah dorongan inernal dan eksternal

pada siswa yang sedang belajar dengan merubah tingkah laku dengan

beberapa unsur yang mendukung.

15
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), cet.3, h.148
16
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), cet.
14, h. 23.
19

Menurut Morgan dkk, mendefinisikan motivasi sebagai kekuatan

yang menggerakkan dan mendorong terjadinya perilaku yang diarahkan

17
pada tujuan tertentu.

Thomas M. Riski memberikan pengertia sebagai berikut: We may

definen motivation, in a padagogical sense, as the concious effort on

the part of the teacher to establish in students motives leading to

sustained activity toward the learning goals. Artinyamotivasi adalah

usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif

pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-

18
tujuan belajar.

Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan motivasi adalah gejala

psikolgis yang berupa doronga yang timbul dalam diri seseorang

dengan sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan yang

19
memiliki tujuan.

Menurut Maknun Khairani, motivasi merupakan istilah yang lebih

umum, yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan untuk

berbuat sesuatu, termasuk situasi yang mendorong (dorongan) yang

timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi

20
tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.

17
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014, cet2, h. 150.
18 Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru
Profesional, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 12
19
Siti Khamsina, Skripsi, “Hubungan Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Dengan Motivasi
Belajar PAI Peserta Didik Di SMP N 20 Semarang”, (Semarang: Unissula, 2018), h.42
20
Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012), h. 137
20

Jadi, dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh

daya penggerak yang ada pada diri peserta didik untuk melakukan

kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Indikator Motivasi Belajar

Menurut Hamzah B. Uno, ia berpendapat bahwa ada 6 indikator

motivasi belajar yaitu sebagai berikut: (1). Adanya hasrat dan keinginan

untuk berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)

adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan

dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6)

danya lingkungan belajar yang kondusif, sehinga memungkinkan

21
siswadapat belajar dengan baik.

Variabel Indikator Betuk Tingkah Laku

1) adanya hasrat dan Datang tepat waktu

keinginan untuk Menyelesaikan tugas pelajaran

berhasil Membaca materi ajar

Menyimak pelajaran

Memperhatikan penjelasan guru

Bertanya kepada guru

Bersemangat mengikuti pelajaran

2) adanya dorongan Berdiskusi saat mengalami kesulitan

21
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), cet.
14, h. 23.
21

dan kebutuhan Tidak menyerah jika mengalami kesulitan

dalam belajar Mengikuti pelajaran dengan sungguh-

sungguh

3) adanya harapan dan Ingin berprestasi dalam belajar

Motivasi cita-cita masa depan Merasa bangga saat berprestasi

Belajar Dapat menjawab pertanyaat

Siswa Tidak gelisah saat belajar

4) adanya penghargaan Senang ketika dikatakan pintar

dalam belajar Senang ketika dipanggil guru untuk

mengerjakan contoh soal di depan kelas

Senang dipuji ketika nilai tugasnya baik

Senang mendapat hadiah daei guru jika

nilainya baik

5) adanya kegiatan Guru mengajar dengan metode yang

yang menarik dalam bervariasi

belajar Saling membimbing ketika teman

mengalami kesulitan

Senang mengikuti pembelajaran

Termotivasi untuk belajar

Guru menggunakan contoh dalam

menjelaskan materi

6) adanya lingkungan Kondisi kelas selalu tenang dan kondusif


22

yang kondusif Merasa nyaman dengan ruang kelas

Ruang kelas bersih dan tenang

Senang dengan suasana lingkugan

Menguasai dan memahami materi

Berkonsentrasi saat belajar

Tabel 2.1: Indikator motivasi

3. Tknik-Teknik Memotivasi Siswa

Menurut Elliot, ada tiga saat dimana seorang guru dapat

membangkitkan motivasi belajar pada siswa, yaitu: pada saat

mengawali belajar, selama belajar, dan mengakhiri belajar.

a) Pada saat mengawali belajar

Dua faktor motivasi kunci dalam hal ini adalah sikap dan

kebutuhan. Guru harus membentuk sikap positif pada diri siswa

dan membutuhkan kebutuhannya untuk belajar dan berprestasi.

Setiap kali mengawali pelajaran , guru dapat memulai dengan

pertanyaan untuk memancing siswa, mengungkapkan sikap dan

kebutuhan mereka terhadap pelajaran. Lalu perlahan-lahan

diarahkan untuk bersikap produktif dan merasakan

bebutuhannya.

b) Selama belajar

Dua proses kunci yang penting dalam hal ini adalah

stimulasi dan pengaruh. Untuk menstimulasi siswa dapat


23

dilakukan dengan menimbulkan daya tarik pelajaran, juga dapat

dilakukan dengan mengadakan permainan. Selain itu , guru harus

memengaruhi atribusi siswa terhadap hasil prilakunya, bila ia

berhasil maka keberhasilan itu adalah atas usahanya akan tetapi

jika gagal maka itu bukanlah kesalahannya dan masih ada

kesempatan untuk memperbaiki.

c) Mengakhiri Belajar

Proses kuncinya adalah kompetensi dan reinforcement.

Guru harus membantu siswa mencapai kompetensi dengan

meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan yang diperlukan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan reinforcement

22
harus diberikan dengan segera dan sesuai dengan kadarnya.

Ada banyak teknik yang dapat dilakukan oleh seorang

pendidik/guru untuk memotivasi siswa/pembelajar untuk belajar.

Sardiman mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk

menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

melalui: (1) memberi angka, (2) hadiah, (3) saingan/kompetisi, (4)

engoinvolvement, (5) memberi ulangan, (6) mengatahui hasil, (7)

22
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014, cet 2, h. 159
24

pujian, (8) hukuman, (9) hasrat untuk belajar , (1)] minat, (11)
23
tujuan yang diakui.

1. Pengertian Metode Reward

Menurut Ngalim Purwanto, Reward adalah ganjaran, ganjaran

adalah salah satu alat pendidikan. Jadi, maksud ganjaran adalah sebagai

alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang

24
karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan.

Menurut Nugroho, Reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan

atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat

usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerjayang telah

25
dicapai.

Dalam persepektif Islam, AL-Qur‟an telah mencantumkan perilaku

mana yang pantas menerima ganjaran dan hukuman. Ganjaran

26
diberikan atas ketepatan yang dicapai.

Reward merupakan hal yang penting juga dalam pembelajaran.

Reward artinya ganjaran, hidiah ,penghargaan , atau imbalan.Reward

sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan

sesuatunyang baik, telah berhasil mencapai tahap perkembangan

tertentu, atau tercapainya sebuah target.

23
Ibid., h. 159
24
Lisnawati, Skripsi, “Pengaruh Pemberian Reward terhadap Motivasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negri 2 Rokan IV Koto Kecamatan Rokan IV
Koto Kabupaten Rokan Hulu”, (Riau Pekanbaru: UIN Sultan Syarif Kasim 2012). h.9
25
Sri Rejeki Rachmasari, Skripsi, “Penerapan Metode Reward and Punishment dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Mengetik Sistem 10 JariSiswa Kelas X SMK Muhamadiyah 1
Tempel”(Yogyakarta: UNY 2015). h.15
26
Moh.Haitami dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media 2012). h. 227
25

Dalam konsep pendidikan, Reward merupakan salah satu alat

untuk meningkatkan motivasi para peserta didik. Model ini bisa

mengasosiasikan perbuata dan kelakuan seseorang dengan perasaan

bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu

27
perbuatan yang baik secara berulang-ulang.

Jadi, dari beberapa definisi reward di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa, reward adalah alat pendidikan yang berupa ganjaran, hadiah,

atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atau siswa yang

telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Prosedur Mencobakan Metode Reward

Menurut Jasa Ungguh Muliawan langkah-langkah metode

pembelajaran reward adalah sebagai berikut:

1) guru menyaipkan materi pelajaran yang akan diberi kepada siswa.

2) guru memberikan penjelasan materi pembelajaran tersebut kepada

siswa.

3) Di tengah-tengah penjelasan materi, guru menyelipkan pertanyaan-

pertanyaan soal sesuai dengan materi pelajaran yang sedang

dibutuhkan.

4) Bagi siswa yang aktif menjawab yang benar mendapat hadiah

tertentu seperti alat tulis dan kebutuhan lainnya.

5) Bagi siswa yang membuat keributan dikelas atau malas belajar

diberi kesempatan menjawab soal. Jika ia bisa menjawab dengan

27
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), cet. 1, h. 157.
26

benar ia mendapat hadiah. Sebaliknya, jika ia salah dalam

menjawab soal dan sebelumnya terbukti membuat kegaduhan

dikelas, ia akan mendapatkan hukuman sesuai tingkat

kesalahannya.

6) Semakin banyak soal materi yang diberikan, hadiah yang harus

diberikanpun semakin banyak. Demikian pula sebaliknya,

semakinbanyak siswa yang membuat keributan atau malas belajar,

28
hukuman yang diberikan juga semakin banyak.

3. Keunggulan Metode Reward

Menurut Jasa Ungguh Muliawan keunggulan metode

pembelajaran Reward adalah sebagai berikut:

1) Memicu siswa untuk berkompetisi.

2) Memotivasi belajar siswa dapat tumbuh dan berkembang secara

maksimal

3) Kemampuan belajar siswa bersifat menyebar dan merata keseluruh

peserta didik. Hal ini mungkin terjadi disebabkan adanya unsur

pisikologis dalam berkompitisi ditambah adanya unsur kesepahaman

pengetahuan pada diri peserta didik

4) Ikatan emosional peserta didik dengan guru dapat tumbuh dan

berkembangan secara optimal .

28
Navril Alfarisi Abbas, Skripsi “Pengaruh Metode Reward dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA N1 Kalianda”
(Lampung: Universitas Lampung, 2017), h. 17
27
5) Bersifat mudah dan menyenangkan

6) Bagi siswa yang malas belajar terpacu untuk ikut berkompitisi

3. Kelemahan Metode Reward

1) Membutuhkan biaya tambahan untuk menyiapkan hadiah.

2) Terkadang dapat menjadi beban pisikologis tersendiri bagi siswa

pemalas dan miliki mental lemah.

3) Pada umumnya terfokus pada siswa yang aktif.

C. Penelitian Yang Relevan

Penelitian dengan judul meningkatkan motivasi belajar siswa melalui

metode reward sudah dilakukan oleh beberapa orang sebelumnya, beberapa

diantaranya adalah:

1. Navil Alfarisi Abbas, Skripsi dengan judul pengaruh metode reward

(hadiah) dan punishment (hukuman) terhadap motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMAN I Kalianda Tahun

Ajaran 2016/2017 di Universitas Lampung (2017). Hasil penelitian Avril

Alfarisi mengungkapkan bahwa pemakaian metode reward dan

punishment untuk pembelajaran sejarah, ada pengaruh positif yang

cukup berarti atau sedang yaitu 0,48 dari metode reward and punishment

terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS
28

29
SMA Negeri Kalianda Tahun Ajaran 2016/2017. Namun berdasarkan

penelitian yang penulis temukan di SD-IT Kelas II materi menulis

kalimat belum menggunakan metode reward dalam memotivasi siswa

tersebut.

2. Tarigan, Jurnal dengan judul penerapan model Reward and Punishment

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika Di kelas IV SDN 101800 Delitua T.A 2016/2017. Hasil

penelitian Tarigan mengungkapkan bahwa pada siklus I peningkatan

motivasi belajar siswa sudah mulai tampak, namun belum dikatakan

berhasil karena masih banyak siswa yang memiliki motivasi baik,

peningkatan motivasi siklus I ada sekitar 26,67% yang motivasi

belajarnya sangat baik, dan motivasi belajar siswa baik menjadi 56,66%

dan indikator untuk siswa yang motivasi belajar cukup 16,67%. Pada

siklus II motivasi belajar siswa sudah tampak dan sudah dikatakan

berhasil,karena ada tiga orang siswa yang memiliki kriteria motivasi

belajar yang sangat baik (10%) , dan 27 orang siswa yang memiliki

kriteria motivasi belajar sangat baik (90%). Hasil pengamatan lembar

observasi guru dalam menerapkan metode reward and punishment juga

mengalami peningkatan sebagai berikut: pada siklus I pertemuan I dan II

, nilai rata- rata lembar observasi guru adalah 81.875. pada siklus II

pertemuan 3 dan 4 meningkat dengan nilai rata-rata mencapai 95. Hasil

29
Navril Alfarisi Abbas, Skripsi “Pengaruh Metode Reward dan Punishment Terhadap
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA N1 Kalianda”
(Lampung: Universitas Lampung, 2017)
29

pengamatan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Reward and

Punishment dapat meningkat motivasi belajar siswa pada pembelajaran

30
matematika khususnya materi pokok satuan panjang buku.

3. Pujiaman, Skripsi dengan judul penerapan metode reward dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negri Jeketro

Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purwerjo Tahun Pelajaran

2013/2014.Hasil penelitian pujimah mengungkapkan bahwa penelitian

kaligesing Kabupaten Purwerejo terbukti dari adanya peningkatan

motivasi belajar siswa , sebelum pembelajaran menggunakan metode

reward motivasi menunjukkan 38,46%,motivasi siswa siklus I sebasar

76,92% kemudian pada siklus II mencapai 84,61 % hal ini mengalami

peningkatan. Dengan demikian pada aspek motovasi mengalami

31
peningkatan pada setiap siklusnya.

D. Kerangka Teoritik

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimna yang telah dipaparkan di atas,

maka dalam penelitian ini penulis perlu mencantumkan gambar kerangka

pemikiran seperti dibawah ini:

30
Tarigan, Jurnal “Penerapan Metode Reward and Punishment Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas IV SDN 101800 Delitua T.A
2016/2017” (Delitua: 2017).
31 Pujimah, Skripsi “Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas V SDN Jeketro Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo T.A 2013/2014 (Yogyakarta:
Miftahul Ulum S.Kom, 2014)
30

Kegiatanawal Tindakan Kegiatanakhir

Motivasisiswaren MotivasiSiswa
dah rendah

PrmbelajaranBahasa
Indonesiadenganpenggun
aanmetodeReward

Motivasibelajarsis Motivasibelajarsi
watinggi swatinggi

Gambar 2.2 : Kerangka Teoritik

Berdasarkan gambar 2.2 di atas, terlihat bahwa penggunaan metode

reward akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Adanya keterkaitan antara motivasi belajar dengan

metode reward yang diterapkan di SD Swasta Islam Terpadu Darul Hikam

Rimbo Ulu 2018 dapat memotivasi siswa serta meningkatkan hasil belajar

siswa untuk materi menulis kalimat.

E. Hipotesis Tindakan

Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah

kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataanya. Jika suatu hipotesis

telah dibuktikan kebenarannya, namanya bukan hipotesis melainkan suatu


31

32
tesa. Hipotesis penelitian ini yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa

melalui metode reward pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SD

Swasta Islam Terpadu Darul Hikam.

32
Sutrisno Hadi, Statistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 224
32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Pengertian PTK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research) yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan

yang muncul dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Swasta Islam Terpadu Rimbo Ulu.

Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di

kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil

33
belajar yang lebih baik.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan inreiyen metode,

cara, atau strategi untuk meningkatkan kualitas hasil atau prestasi siswa.

Penelitian tindakan perlu dan penting dilakukan karena prestasi siswa

34
pada umumnya belum memuaskan.

Jadi, dari definisi di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa, Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan

oleh seorang guru di dalam kelas guna mengatasi permasalahan yang

timbul di kelasnya yang dilakukan dengan beberapa siklus dan

33
Muhamad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : CV Wacana Prima 2017), h. 6.
34
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara 2015), h. 23.
33

sebagai refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan

siswa sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian pada kajian ilmiah ini adalah di SD Swasta IT

Darul Hikam Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo. Pemilihan setting

ini didasarkan pada beberapa pertimbangan: pertama, jarak antara sekolah

dengan rumah peneliti cukup dekat, kedua, masalah yang diteliti belum

diteliti oleh orang lain.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2017/2018 di SD Swasta IT

Darul Hikam Kecamatan Rimbo Ulu Kabupaten Tebo pada materi

Menulis Kalimat mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II, dengan

jumlah siswa 24 orang. 11 laki-laki dan 13 perempuan.Siswa di kelas II

ini dipilih sebagai subjek penelitian karena ditemukan permasalahan-

permasalahan seperti yang telah diuraikan pada latar belakang.

Obyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi belajar

siswa, serta respon siswa terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia

materi menulis kalimat.

C. Prosedur Penelitian

1. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Karena penelitian tindakan merupakan sebuah


34

inkuiri yang bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh partisipan

dalam situasi sosial termasuk kependidikan dengan maksud untuk

meningkatkan kemantapan rasionalitas diri, (a) praktik-praktik sosial

maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik

tersebut, (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik


35
pembelajaran/pelatihan.

2. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan

kolaboratif, dimana guru sebagai pelaku tindakan dan peneliti sebagai

observer dan pemberi ide.

Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari tiga siklus, dan masing-masing

siklus terdiri dari 4 tahap. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model

PTK Kemmis and Taggart yng memiliki 4 tahap penelitian, yaitu:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan dan Observasi

3. Refleksi

4. Perencanaan Ulang

Adapun dalam penelitian ini dirancang dalam tiga siklus dengan

beberapa persiapan seperti di bawah ini:

a. Siklus 1

1) Tahap Perencanaan

35
Iskandar Agung, Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru, (Jakarta : Bestari Buana Murni,
2012), h. 65
35

Dalam tahap perencanaan ini beberapa kegiatan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan sekolah dan kelas yang akan dijadikan tempat

penelitian.

b. Permohonan izin kepada Kepala Sekolah.

c. Observasi ketika pembelajaran berlangsung, untuk

mengetahui bagaimana cara guru mengajar dan cara siswa

belajar.

d. Melakukan wawancara tersusun dengan guru kelas II SD

Swasta IT Darul Hikam.

e. Peneliti menyusun silabus pembelajaran

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

g. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

h. Menyiapkan alat dan bahan penunjang pembelajaran.

i. Mempersiapkan lembar observasi yang terdiri atas lembar

observasi guru, dan lembar observasi siswa beserta

indikatornya.

2). Tahap Pelaksanaan dan Observasi

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti, kegiatan itu

adalah sebagai berikut:


36

Kegiatan Awal/Pembukaan

a. Guru mengajak siswa berdo‟a

b. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.

c. Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket pagi

hari.

d. Guru memberikan semangat dengan mengajak siswa

bermain tepuk-tepuk dan beberapa permainan lainnya,serta

memotivasi siswa.

e. Guru menginformasikan tema yang akan dipelajari.

f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta mengulas

pembelajaran pada pertemuan sebelumya.

g. Guru menanyakan “apakah sudah siap belajar?”.

Kegiatan Inti

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil.

b. Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk memancing

siswa yang berkaitan tentang materi yang akan diajarkan.

c. Guru memberi sedikit penjelasan tentang materi ajar yaitu

“menulis kalimat”.

d. Guru memberi contoh tentang penulisan kalimat yang

benar.

e. Guru membagikan kertas berisi beberapa susunan kalimat

yang benar dan beberapa susunan kalimat yg salah.


37

f. Siswa diminta untuk menentukan mana kalimat yang

benar dan mana kalimat yang salah, (B/S).

g. Siswa perkelompok diminta mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas.

h. Kelompok yang banyak menjawab benar akan diberi

reward/hadiah.

i. Guru memotivasi siswa, “jika ingin mendapat hadiah,

maka harus memperhatikan penjelasan ibu guru, agar

faham dan dapat menjawab pertanyaan selanjutnya, oke”.

j. Siswa perkelompok diminta untuk membuat 4 kalimat

yang didedikasikan untuk sosok seorang ibu.

k. Perwakilan dari kelompok masing-masing maju ke depan

untuk membacakan hasil karyanya,

l. Guru mengapresiasi dengan mengajak siswa “tepuk tangan

bersama-sama”.

m. Siswa diminta duduk kembali perkelompoknya.

n. Guru memberikan membenarkan dan memberi penguatan

tentang hasil karya perkelompoknya.

o. Guru mengajak siswa belajar sambil bermain, yaitu

permainan “menyusun huruf menjadi satu kalimat”, siswa

diminta kembali berdiri dan berbaris memanjang ke

belakang sesuai dengan kelompoknya.


38

p. Guru menaruh huruf-huruf abjad yg belum tersusun di

lantai.

q. Guru menuliskan 1 kalimat di depan, dan siswa diminta

menyusun kalimat dengan menggunakan huruf-huruf yang

masih teracak di lantai.

r. Kelompok yang memenangkan permainan akan diberikan

reward/hadiah.

s. Guru meminta siswa duduk kembali

t. Guru memberikan pengutan tentang materi yang telah

dipelajari.

u. Guru kembali memotivasi siswa

v. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-

sama.

Kegiatan Penutup/akhir

a. Guru meminta siswa duduk secara mandiri, bukanlagi

kelompok.

b. Guru memberikan kertas yang berisi beberapa soal berupa

Benar-Salah (B/S), berkaitan dengan materi (untuk

mengevaluasi atau mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa tentang materi yang telah diajarkan).

c. Guru meminta siswa mengumpulkan kembali kertas yang

berisi soal tersebut.

d. Siswa diminta untuk merapikan alat tulisnya.


39

e. Guru menugaskan siswa untuk membaca buku LKS nya

halaman 34 dirumah.

f. Siswa diminta untuk berdoa sebelum pulang.

g. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

D. Data dan Sumber Data

a. Data

1) Data Kualitatif

Data kualitatif digunakan untuk memaknai atau menafsirkan

hasil pengamatan, dalam hal ini dikhususkan pada tindakan yang

dilakukan guru selama proses pembelajaran. Hasil refleksi siklus 1

menjadi dasar untuk pelaksanaan siklus 2 dan seterusnya. Analisis data

kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan memaknai dokumentasi

yaitu foto yang didapatkans elama proses pembelajaran berlangsung.

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan

dianalisis dengan teknik persentase, kemudian didistribusikan dalam

bentuk tabel, dan difrekuensikan dengan grafik.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data

diperoleh. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan dua sumber

yaitu sumber data primer dan sekunder.


40

1) Data Primer

Data primer yaitu data yang di peroleh peneliti dari sumber

36
pertama Data primer motivasi belajar di peroleh melalui wawancara

kepada guru dan hasil wawancara kepada peserta didik 2) Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari tangan kedua dalam

37
bentuk dokumen-dokumen Data sekunder meliputi data umum tentang

sekolah dan semua pihak seperti guru, peserta dididk, karyawan, dan

sarana prasarana.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada dasarnya teknik pengumpulan data terbagi atas dua yaitu:

a. teknik tes

Tes adalah cara/prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian

yang berupa pemberian tugas sehingga dihasilkan nilai yang

menunjukkan prestasi siswa, pada ininya, tes di isi langsung oleh siswa.

Teknik tes tes terbagi atas dua, yakni:

 Tes berdasarkan modelnya

 Dikotomi Benar Salah

 Politomi Benar Salah

 Ujian Pilihan Baik Buruk

 Tes berdasarkan bentuknya


 Tes lisan

36 Sumadi Suryabrata, op cit,


37
hlm 75 Ibid, hlm 102
41

 Testulisan

 Tes perbuatan

b. Teknik Non Tes

Teknik non tes dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik,

teknik non tes digunakan untuk penilaian sikap. Teknik non tes terbagi

atas:

 Pemberian Angket

 Penceklist-an lembar observasi

 Melakukan wawancara

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik tes

berdasarkan modelnya, diantara tiga model teknik tes tersebut, peneliti

tertarik menggunakan teknik tes Dikotomi Benar Salah, karna dengan tes

yang seperti ini, anak tentu akan merasa senang, karna tes ini adalah tes

seperti melingkari huruf B jika jawaban benar dan melingkari huruf S jika

jawaban salah. Peneliti memilih tes tersebut dengan beberapa

pertimbangan, pertama, yang peneliti teliti termasuk kelas rendah yang

masih gemar belajar sambil bermain, kedua, siswa mendapat pengetahuan

baru, tidak melulu melihat soal pilihan ganda yang ada dalam LKS,Ketiga,

cukup mudah dimengerti karna hanya melingkari yang menurutnya itulah

jawaban yang paling benar.


42

F. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dilapangan penulis menggunakan beberapa

instrumen pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

a. Lembar Observasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yanf

38
diselidiki.

Metode ini digunakan untuk mengetahui cara guru mengajar dan

cara siswa belajar di kelas II SD Swasta IT Darul Hikam,

sebagaimana seperti yang terlampir dalam daftar lampiran.

b. Lembar Angket (Kuesioner)

Metode Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan

39
diteliti.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi

belajar siswa pada saat KBM berlangsung. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan angket (kuesioner) jenis pertanyaan tertutup

dengan skala likert, seperti yang sudah terlampir pada daaftar

lampiran, berikut juga peneliti lampirkan tabel kriteria penilaian

angket skala likert di bawah ini:

38
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.70
39
Ibid 76
43

NO Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan

1. Selalu 5

2. Sering 4

3. Sangat sering 3

4. Kadang-kadang 2

5. Tidak Pernah 1

Tabel 3.1: Skor Instrumen Penilaian Menggunakan Angket

Skala Likert

c. Lembar Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan, terdapat dua orang atau lebih

bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi

40
atau keterangan-keterangan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan wawancara tertutup, Seperti yang terlampir dalam

daftar lampiran.

d. Lembar Tes

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan

tes yang berupa pre tes, yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengetahui motivasi siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia,

pre tes dilakukan berupa tes Dikotomi Benar-Salah (B/S) yang

tergolong berdsarkan modelnya. Pre tes ini dilakukan pada akhir

siklus, untuk mengetaui sampai sejauh mana pemahaman siswa

40
Ibid 83
44

tentang materi yang telah diajarkan, sebagaimana yang terlampir

pada daftar lampiran.

G. Teknik Analisis Data

Dalam setiap penelitian, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan

dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

41
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Menurut Miles

dan Huberman, analisis data terdiri atas 3 koponen kegiatan yang saling

berkaitan satu dengan yang lain, yaitu reduksi data (data reduction),

penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1) Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

42
yang muncul dari catatan tertulis di lapangan . Adapun yang menjadi

penelitian tindakan kelas ini adalah motivasi belajar siswa.

2) Penyajian data

Penyajian data; Miles & Huberman mambatasi suatu “penyajian”

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan

43
adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan.

Ada dua cara dalam penyajian data ini, yaitu sebagai berikut:

41
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 147
42
http://www.kompasiana.com/unik/penelitian-kualitatif Diakses pada Senin 24 Desember 2018,
17:55 WIB
43
http://www.kompasiana.com/unik/penelitian-kualitatif Diakses pada Senin 24 Desember 2018,
17:55 WIB
45

a. Angka

Dalam penelitian ini, angket yang ditampilkan yaitu berupa angket

motivasi belajar siswa menggunakan metode reward. Adapun angkket

tersebut peneliti dapatkan dari dua acuan, yaitu:

1) Ukuran pemusatan

 Mean

Arti daripada mean adalah nilai rata-rata, Istilah mean akan tetap
44
dipakai, oleh karena sudah lazim digunakan dalam statistik.

 Median

Median adalah suatu nilai yang membatasi 50 persen dari frekuensi

distribusi sebelah atas dan 50 persen freuensi distribusi sebelah

45
bawah. Atau dapat dipahami bahwa median adalah nilai tengah.

 Modus

Modus adalah suatu nilai dalam distribusiyang menjadi

pemusatandari nilai-nilai lainya, atau dengan kata lain, nilai yang

46
paling banyak timbul dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya.

2). Ukuran Penyebaran

 Jangkauan

 Quartil
 Simpangan Baku

44
Sutrisno Hadi, Statistik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 45
45
Ibid, h. 53
46
Ibid, h. 60
46

b. Gambar

Dalam penelitian tindakan kelas ini, hasil penelitian juga dapat disajikan

dengan gambar, artinya, selain angka, peneliti juga akan menampilkan

hasil penelitian dengan menggunakan gambar.

3) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari

satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga di

47
verifikasikan selama penelitian berlangsung.

H. Teknik Validasi Data

1. Validitas

Menurut Sujana (2004:12) Validitas adalah ketepatan alat penilaian

terhadap konsep yang dinilai, sehingga betul-betul menilai apa yang

seharusnya dinilai. Dan menurut Azwar (1987:173) validitas atau validity

berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur

(tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara

tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

48
dilakukannya pengukiran tersebut.

47
http://www.kompasiana.com/unik/penelitian-kualitatif Diakses pada Senin 24 Desember
2018, jam 17:55 WIB
48
http://www.sekolahpendidikan.com/2017/08/pengertian-dan-reliabilitas DiaksesSenin
24 Desember 2018, jam 18:41 WIB
47

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu konsistensi sebuah tes untuk mengukur

atau mengamati suatu yang manjadi objek ukur. Menurut Sugiono (2005),

reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang

memiliki konsistensi jika pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu

dilakukan secara berulang. Dan menurut Nursalam (2003), reliabilitas

adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan jika fakta atau

kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berulangkali dalam waktu yang

49
berlainan.

I. Indikator Keberhasilan Tindakan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila penggunaan penerapan

metode rewarddapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas II SD

Swasta IT Darul Hikam Kecamatan Rimbo Ulu. Peningkatan motivasi

belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Kalimat

yang dilakuikan peneliti, dapat diketahui dengan sikap yang dicapai

berdasarkan 6 indikator motivasi belajar yaitu sebagai berikut: (1) Adanya

hasrat dan keinginan untuk berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya

penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar, (6) danya lingkungan belajar yang kondusif, sehinga

memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.

49
http://www.sekolahpendidikan.com/2017/08/pengertian-dan-reliabilitas Diakses Senin 24
Desember 2018, 18:41
48

J. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan penelitian maka

peneliti menggunakan tabel kegiatan yang terjadwal, seperti yang dapat

dilihat di bawah ini:

BULAN

No Jenis Kegiatan September Oktober November Desember


Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal

2 Bimbingan
proposal

3 Seminar
proposal

4 Perbaikan
proposal

Tabel 3.2 : Jadwal Penelitian Tindakan


49

LAMPIRAN-LAMPIRAN
50

Lampiran 1:
Lembar observasi penilaian guru
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : II/II
Topik/Tema : Menulis Kalimat
Nama Guru : Indah Wahyuni S.Pdi

Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


 Apakah guru menggunakanalat,
bahanatau media pembelajaran?

Sesuaikah media denganmateri ?
 Memotivasi siswa untuk
bertanyakah?
 Berperan sebagai fasilitator

 Memantau kesulitan/kemajuan
belajar siswa ?
 Apakah guru ceria?

Apakah guru antusias dalam
mengajar

Apakah guru memiliki semangat
dalam mengajar ?

Apakah guru menggunakan sebagian
waktu untuk menciptakan situasi
siswa belajar ?

Apakah guru melakukan refleksi ?

Apakah tulisan guru di papan tulis
dapat terbaca sampai belakang ?
 Apakah guru menyebarkan
pertanyaan kepada siswa?

Apakah guru menanggapi jawaban
siswa dengan baik dan penuh
perhatian ?
 Apakah guru memberikan ujian awal
dan ujiakhir ?
Rimbo Ulu, Maret 2018
Observer,

(Nurul Afifah)
51
52

Lampiran 2:
Lembar Observasi Siswa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : II/II
Topik/Tema : Menulis Kalimat
Nama Guru : Indah Wahyuni S.Pdi
NO CIRI PRILAKU SISWA YATIDAK KOMENTAR
DALAM MELAKSANAKAN
KEGIATAN BELAJAR NYA
1. Mencari dan memberikan
informasi
2. Bertanya pada guru atau siswa
lain
3. Diskusi atau memecahkan
masalah
4. Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
5. Memanfaatkan sumber belajar
yang ada
6. Menilai dan memperbaiki
pekerjaannya
7. Dapat menjawab pertanyaan
guru dengan tepat saat KBM
berlangsung
8. Dapat memecahkan masalah
dengan tepat
9. Ada usaha dan motivasi untuk
mempelajari bahan atau
stimulus yang diberikan guru
10. Dapat bekerja sama dan
berhubungan dengan siswa lain

Rimbo Ulu, Maret 2018


Observer,

(Nurul Afifah)
53
54

Lampiran 3:
Kisi-Kisi Angket Motivasi Reward.
VARIABEL INDIKATOR NO ITEM
+ -
1. Adanya hasrat dan 1, 2, 10, 17,
keinginan untuk berhasil 21, 22, 28,
35, 43
2. Adanya dorongan dan 3, 11, 12, 18,
Motivasi Belajar kebutuhan dalam belajar. 23, 24, 36
3. Adanya harapan dan cita- 4, 5, 19, 25 13
cita masa depan.
4. Adanya peghargaan dalam 26, 30, 37, 29,
belajar. 38, 39 32
5. Adanya kegiatan yang 6, 14, 15, 20,
menarik dalam belajar. 32, 40, 41,
44
6. Adanya lingkungan yang 7, 8, 9, 16, 27,
kondusif. 34, 42 33,
55
bb

Lampiran 4:

ANGKET SISWA

Angket Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Reward pada


Pelajaran Bahasa Indonesia

A. Pengantar
Untuk menyelesaikan studi program SI pada Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAI Yasni Muara Bungo,

maka dapat dikemukakan satu ide penggunaan metode reward yang

digunakan sebagai pembangkit motivasi belajar siswa. Metode

pembelajaran yang digunakan dirancang dan dituangkan dalam judul PTK

“Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Reward pada

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD Swasta IT Darul Hikam

Rimbo

Ulu”.

Untuk mengetahui apakah metode reward ini dapat digunakan

sebagai alat untukmeningkatkan motivasi belajar siswa di kelas II dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Petunjuk Pengisian

1. Isilah nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan.

2. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan dan pilihlah jawaban yang

tersedia dengan jujur.

3. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai apapun termasuk nilai

raport.

4. Jawaban anda akan dirahasiakan.


56

5. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang anda anggap paling

sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan ketentuan:

SL = Selalu
SR = Sering

SS = Sangat Sering
KK = Kadang-Kadang
TP = Tidak Pernah

C. Identitas Siswa
Nama Lengkap :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Jenis Kalamin :

JAWABAN
PERNYATAAN PERNYATAAN
S S S K T
L S R K P
5 4 3 2 1
1. Saya selalu datang tepat waktu
ketika belajar.
2. Saya ingin menjadi siswa yang
pandai di kelas.
3. Saya menyelesaikan tugas pelajaran
Bahasa Indonesia dengan usaha
sendiri.
4. Saya ingin berprestasi dalam
belajar.
5. Saya merasa bangga jika
berprestasi dalam belajar Bahasa
Indonesia.
6. Guru membimbing siswa ketika
jawaban pertanyaan kurang tepat.
7. Saya merasa ruang kelas bersih dan
tenang digunakan untuk belajar.
57

8. Saya senang belajar dalam suasana


lingkungan tenang
9. Saya mempunyai keinginan
mampu menguasai dan memahami
materi Bahasa Indonesia.
10. Saya berdiskusi dengan teman jika
menemukan kesulitan belajar
Bahasa Indonesia.
11. Saya tidak menyerah jika
mengalami kesulitan belajar Bahasa
Indonesia.
12. Saya memanfaatkan waktu luang
untuk belajar Bahasa Indonesia.
13. Saya rajin belajar ketika akan ujian
saja.
14. Guru menguasai materi yang
disampaikan.
15. Saya merasa sudah mengikuti
kegiatan belajar Bahasa Indonesia
dengan baik.
16. Saya berkonsentrasi belajar Bahasa
Indonesia di kelas.
17. Saya menyimak pelajaran Bahasa
Indonesia dari awal hingga akhir.
18. Saya belajar PAI dirumah
meskipun tidak ada PR.
19. Saya merasa belajar Bahasa
Indonesia bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
20. Guru ketika mengajar
menggunakan metode yang
bervariasi.
21. Saya memperhatikan pelajaran
Bahasa Indonesia dengan baik.
22. Saya selalu mengerjakan tugas atau
latihan yang diberikan guru.
23. Saya termotivasi belajar Bahasa
Indonnesia.
24. Saya mengikuti pelajaran dengan
58

senang hati.
25. Saya bercita-cita mengajarkan
materi Bahasa Indonesia kepada
orang lain.
26. Saya senang ketika dikatakan pintar
oleh guru dan teman-teman.
27. Saya tidak nyaman jika kelas terasa
panas.
28. Saya bertanya kepada guru jika ada
pelajaran yang tidak saya pahami.
29. Saya rajin belajar Bahasa
Indonesia karena takut mendapat
hukuman dari guru.
30. Saya senang jika dipanggil guru
untuk mengerjakan contoh soal di
depan kelas.
31. Saya senang belajar Bahasa
Indonesia karena mendapat hadiah.
32. Saya merasa pelajaran Bahasa
Indonesia mudah untuk dipahami.
33. Saya merasa terganggu ketika
kelas ramai.
34. Saat pelajaran Bahasa Indonesia
berlangsung, kondisi kelas selalu
tenang dan kondusif.
35. Saya selalu bersemangat
ketika mengikuti pelajaran
Bahasa Indonesia.
36. Saya belajar Bahasa Indonesia
dengan sungguh-sungguh.
37. Saya senang dipuji ketika
nilai belajar saya baik.
38. Guru memberi nilai tambahan
jika saya aktif belajar.
39. Saya mendapatkan pujian atau
hadiah dari guru jika nilai Bahasa
Indonesia saya baik.
40. Guru menggunakan contoh dalam
menjelaskan materi.
59

41. Menurut saya pelajaran Bahasa


Indonesia sangat menarik.
42. Saya merasa ruang kelas nyaman
digunakan untuk belajar.
43. Saya selalu memperhatikan ketika
guru menjelaskan materi.
44. Guru mengajar menggunakan LCD.
60

Lampiran 5:

Soal Pre Tes

Lingkarilah huruf B jika jawaban Benar dan huruf S jika jawaban salah!!!

Tentukanlah susunan penulisan kalimat yang benar di bawah ini?

1. (B – S) Saya pergi ke pasar bersama Ibu.

2. (B – S) Bermain Nina kelereng.

3. (B – S) Selly mempunyai banyak pensil.

4. (B – S) Ibu memasak sedang di dapur.

5. (B – S) Gemar bermain sepeda Afifah di lapangan.

6. (B – S) Aku berlibur di pantai bersama keluarga.

7. (B – S) Rajin membaca Dinda.

8. (B – S) Sekolahku sangat indah.

9. (B – S) Ibu menyiram bunga di halaman rumah.

10. (B – S) Saya masuk ke kelas tepat waktu.

11. (B – S)Ulva makan roti dengan tangan kanan.

12. (B – S) Cuci tangan Vivi sebelum makan.

13. (B – S) Ayah membelikan Adik baju baru.

14. (B – S) Sedang Ayah bekerja di ladang.

15. (B – S) Saya ingin menjadi juara kelas.


61

Lampran 6:

KISI-KISI ANGKET GURU MOTIVASI BELAJAR

VARIABEL INDIKATOR NO ITEM


+ -
7. Adanya hasrat dan 1, 8, 10, 14, 13, 20
keinginan untuk berhasil.
8. Adanya dorongan dan 5, 11, 12, 15,
kebutuhan dalam belajar. 17,
Motivasi Belajar 9. Adanya harapan dan cita- 3, 16, 22, 18,
cita masa depan.
10. Adanya peghargaan dalam 7, 18, 23,
belajar.
11. Adanya kegiatan yang 4, 9, 24,
menarik dalam belajar.
12. Adanya lingkungan yang 2, 25, 26, 5, 33,
kondusif.
62

Lampiran 7:

Angket Guru

A. Pengantar
Untuk menyelesaikan studi program SI pada Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAI Yasni Muara Bungo,

maka dapat dikemukakan satu ide penggunaan metode reward yang

digunakan sebagai pembangkit motivasi belajar siswa. Metode

pembelajaran yang digunakan dirancang dan dituangkan dalam judul PTK

“Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Reward pada

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II SD Swasta IT Darul Hikam

Rimbo

Ulu”.

Untuk mengetahui apakah metode reward ini dapat digunakan

sebagai alat untukmeningkatkan motivasi belajar siswa di kelas II dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

B. Petunjuk Pengisian
6. Isilah nama dan kelas anda pada tempat yang telah disediakan.
7. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan dan pilihlah jawaban yang
tersedia dengan jujur.
8. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai apapun termasuk nilai
raport.
9. Jawaban anda akan dirahasiakan.
10. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang anda anggap paling
sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan ketentuan:
SL = Selalu
SR = Sering
SS = Sangat Sering
63

KK= Kadang-kadang
TK = Tidak Pernah
C. Identitas
Nama Lengkap :
Hari/Tanggal :
Jenis Kalamin :

JAWABAN
PERTANYAAN PERNYATAAN
SL SR SS KK TK
5 4 3 2 1
1. Guru memakai metode untuk setiap mata
pelajarannya.
2. Guru ketika mengajar memberi waktu senyap atau
diam sejenak.
3. Guru ketika mengajar memberikan apersepsi.
4. Guru mengajar dengan intonasi suara yang
bervariasi.
5. Guru selalu memberikan penekanan pada setiap
materi yang penting.

6. Ketika kondisi kelas gaduh atau ramai guru


membiarkannya.
7. Guru ketika mengajar hanya memperhatikan pada
murid yang disenangi.

8. Guru menjelaskan materi disertai dengan gerakan


untuk memperjelas.

9. Guru ketika mengajar selalu memandang ke


seluruh arah kelas untuk membangkitkan
perhatian.
10. Guru ketika menyampaikan pelajaran, mimik
muka disesuaikan dengan materi pelajaran.
11. Guru selalu berpindah posisi (tidak hanya duduk
atau berdiri) ketika mengajar.

12. Dalam mengajar, guru memperagakan materi


yang disampaikan.
64

13. Guru terlalu cepat dalam memberikan penjelasan.

14. Guru mengulang-ulang penjelasan pada materi


yang penting.

15. Guru selalu memberi kesempatan kepada siswa


untuk bertanya.
16. Guru menggunakan metode yang bervariasi.

17. Guru sebelum mengajar membuat RPP.

18. Guru ketika mengajar hanya duduk saja.


19. Guru ketika mengajar memberikan penghargaan
untuk siswa yang aktif.

20. Guru selalu berada didepan kelas ketika


mengajar.
21. Guru berkeinginan membuat siswanya menjadi
pandai.
22. Guru memotivasi siswa agar giat belajar demi
menggapai masa depannya.
23. Guru memberikan apresiasi kepada anak yang
mendapat nilai tinggi
24. Jika siswa lesu, guru membuat kegiatan yang
menarik perhatian siswa
25. Guru membuat lingkungan kelas menjadi enak
dipandang
26. Jika kelas gaduh, guru menenangkan dengan cara
yang cermat
65

Lampiran 8:

Lembar Wawancara Guru

(Siklus I Pertemuan ke II)

Hari/Tanggal :

Nama Guru :

Tema Guru kelas II SD yang membuat siswa tidak termotivasi


Tujuan 1. Mengetahui alasan mengapa siswa lesu saat mengikuti
kegiatan KBM
2. Mengetahui latar belakang guru.
Wawancara Wawancara terstruktur
Jenis wawancara Wawancara pribadi
Target person Guru kelas II SD
Waktu Saat Ibu guru sedang tidak sibuk

No pertanyaan Jawaban
1 Siapa nama lengkap Ibu?

2 Apa latar belakang pendidikan Ibu?

3 Sejak kapan mengabdi di sekolah


ini?
4 Bagaimana proses belajar mengajar
di sekolah ini?
5 Persiapan apa yang Ibu lakukan
sebelum KBM?
6 Bagaimana keadaan peserta didik
jika sedang belajar Bahasa
Indonesia?
66

7 Bagaimana cara Ibu menarik


perhatian peserta didik dalam proses
pembelajaran?
8 Apa yang Ibu ketahui tentang
metode pembelajaran?
9 Bagaimana Ibu dalam menerapkan
metode pembelajaran di dalam
kelas?
10 Apakah Ibu menggemari profesi ini?
67

Lampiran 9:

Lembar Wawancara Siswa

(siklus I Pertemuan ke I)

Hari/ Tanggal :

Nama Siswa :

Tema Siswa kelas II SD yang tidak termotivasi dalam belajar


Tujuan 3. Mengetahui alasan siswa lesu saat mengikuti kegiatan
KBM
4. Mengetahui penyebab siswa lesu mengikuti KBM.
Wawancara Wawancara terstruktur
Jenis wawancara Wawancara pribadi
Target person Siswa kelas II SD yang tidak termotivasi dalam belajar
Waktu Saat jam istirahat di depan kelas

No Pertanyaan Jawaban
1 Sepertinya kamu tidak bersemangat
saat mengikuti KBM?
2 Mengapa kamu tidak bersemangat?

3 Apakah kamu tidak suka dengan mata


pelajaran Bahasa Indonesia?

4 Apakah kamu senang dengan


pembelajaran yang seperti tadi?
Mengapa?
5 Apa metode/media yang ibu gunakan
tadi tidak membuatmu senang dan
bersemangat belajar?
68

6 Apakah kamu tadi dapat manjawab


pertanyaan dari ibu guru?
7 Kamu lebih menyukai model
pembelajaran yang seperti tadi atau
model pembelajaran yang seperti
biasanya?
8 apakah kamu sedang ada masalah
di rumahmu?
9 Mengapa kamu tidak ceria,
kamu sakit?
10 Apakah ibu guru sering menegurmu?
69

Lampiran 10:

Absensi Siswa Kelas II SD Swasta IT Darul Hikam


70

DAFTAR PUSTAKA
71

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI. Alquran dan terjemahan. Jakarta: PT.Senergi Pustaka


Indonesia, 2014.
Yuyun Ustazah. “Upaya meningkatkan minat belajar Bahasa Indonesia siswa
kelas I melalui metode permainan di MI Tarbiyah salaman magelang” (Skripsi,
UIN Yogyakarta, 2014).
Wahnin Ikhtiari. “Peningkatan hasil belajar membaca mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan pembelajaran kooperatif model team game tournament
(TGT)Kelas I di MI Muhamadiyah Losari Kecamatan Rawalo” (Skripsi, STAIN
Purwokerto, 2014).
Hasil Observasi di SD sSwasta IT Darul Hikam. Pada hari Senin 22 Maret 2019.
Benidiktus Tanujaya dan Mumu. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Media
Akademi, 2016.
http://.kumpulan-contoh-ptk.blogspot.com Diakses pada tanggal 08 april 2018 jam
21:56 WIB.
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011,
cet. 3, h. 148
Hamzah B. Uno. Teori Motivasi dan Pengukuranny. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2016, cet. 14.

Nyayu Khodija. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014,


cet. 2, h. 150.

Ahmad Rohani HM. Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju


Guru Profesional. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.

Siti Khamsina. “Hubungan Variasi Gaya Mengajar Guru PAI Dengan Motivasi
Belajar PAI Peserta Didik Di SMP N 20 Semarang”. (Skripsi, Unissula Semarang,
2018).

Makmun Khairani. Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2012, h. 137

Lisnawati. “Pengaruh Pemberian Reward terhadap Motivasi Belajar Siswa pada


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negri 2 Rokan IV Koto
Kecamatan Rokan IV Koto Kabupaten Rokan Hulu”. (Skripsi, UIN Sultan Syarif
Kasim Riau Pekanbaru, 2012).

Sri Rejeki Rachmasari. “Penerapan Metode Reward and Punishment dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Mengetik Sistem 10 JariSiswa Kelas X SMK
Muhamadiyah 1 Tempel”. (Skripsi, UNY Yogyakarta, 2015).
72

Moh.Haitami dan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Isla. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media, 2012).

Aris Shoimin. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, cet. 1.

Navril Alfarisi Abbas. “Pengaruh Metode Reward dan Punishment


Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI
IPS SMA N1 Kalianda” .(Skripsi, Universitas Lampung, 2017).

Tarigan, Jurnal “Penerapan Metode Reward and Punishment Untuk


Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di
Kelas IV SDN 101800 Delitua T.A 2016/2017” (Delitua: 2017).

Pujimah, Skripsi “Penerapan Metode Reward Dalam Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Kelas V SDN Jeketro Kecamatan Kaligesing Kabupaten
Purworejo T.A 2013/2014 (Yogyakarta: Miftahul Ulum S.Kom, 2014)

Anda mungkin juga menyukai