Anda di halaman 1dari 2

SELAMAT PAGI

1. Agustinus hidup pada tahun 354-430. Ia seorang Kristen. Dalam bukunya, Pengakuan,
Agustinus menulis riwayat hidupnya sendiri yang mengisahkan bagaimana ia hidup dalam
keadaan dualisme, masa peralihan dari peradaban yang satu ke peradaban yang lain. Pada
waktu hidupnya, ia mengalami masa kebobrokan masyarakat yang disebabkan banyaknya
pertentangan-pertentangan yang timbul, terutama pertentangan antara orang- orang yang
menganut agama Kristen Tuhan Yang Maha Agung dan penyembahan kepada berhala. Selain
itu, adanya peristiwa maha penting terjadi pada tahun 410, yaitu seorang raja dari kaum Gort
Barat yang bernama Alarik mengepung Kota Roma, kemudian menyerbu dan mengadakan
perampasan-perampasan.

Terhadap peristiwa ini, terdapat sejumlah pendapat yang saling bertentangan. Sementara itu,
orang berpendapat bahwa karena Alarik sendiri orang Aria yang menganut agama Kristen,
atas para penyembah berhala, suatu hukuman terhadap kaum Pagan (kaum yang tidak
beragama). Di pihak lain, orang bisa juga menilai, semasa penyembah berhala atau kaum
Pagan berkuasa keadaanya tenang-tenang saja dan alangkah bedanya keadaan sekarang di
bawah agama Kristen.

Peristiwa tersebut memberikan alasan kuat bagi Agustinus untuk menulis buku yang berjudul
De Civitate (Negara Tuhan). Isi pokok dari buku tersebut diniatkan sebagai pembelaan
terhadap agama Kristen serta berisikan suatu polemik antara para penganut agama Kristen
dan orang-orang yang tidak beragama (kaum Pagan). Risalah ini juga merupakan buku
filsafat sejarah dan agama yang memual ajaran tentang kepercayaan dan kesusilaan. Semula
buku ini tidaklah dimaksudkan sebagai buku pelajaran politik negara dan gereja meskipun
akhirnya menjadi buku yang demikian. Ini terbukti dari ajarannya mengenai perimbangan
kedudukan atau kekuasaan antara negara dan gereja seria antara raja dan Paus

Ajaran Agustinus bertumpu pada ajaran Injil tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta
(genesisi). Teori ini menjadi landasan teoretis dalam pembentukan stelsel kekuasaan gereja
Katolik dalam kehidupan manusia.Stelsel itulah yang kemudian menjadi sendi kehidupan
sosial, budaya politik, dan hukum. Pada awalnya, ia meletakkan landasan paradigma yang
pluralistis, ternyata dalam pelaksanaannya justru kembali ke pemikiran monistis sebab
kebenaran yang diajarkannya adalah kebenaran tunggal, yaitu kebenaran hanya pada gereja
Katolik semata yang bersumber pada Injil. Sementara itu, sejak zaman Socrates, orang sudah
keluar dari pandangan vang demikian itu dan berpangkal pada akal atau rasio. Doktrin St.
Agustinus adalah kebenaran hanya ada di dalam ajaran gereja, di luar gereja tidak ada
keberatan. Artinya, ajaran yang bersumber pada rasio adalah tidak benar. Kebenaran
bersumber pada keyakinan atau iman. Iman adalah sumber segala- galanya. Oleh karena itu,
zaman inilah disebut the dark ages atau masa kekelaman. Alasannya, upaya manusia yang
telah dirintis dan dikembangkan sejak masa Socrates untuk mencapai kesejahteraan hidup
melalui akal justru pada masa Abad Pertengahan ini dihentikan dan sepenuhnya dengan cara
(interpretasi) terhadap Injil (Evangelis atau sabda atau kabar gembira). Kebenaran ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bersumber pada akal dihentikan serta kembali ke mitos dan
irasionalitas. Kata Agustinus.
2. Renaissance berasal dari kata re yang berarti kembali dan nasci yang berarti lahir. Maka
itu, definisi renaissance ialah kelahiran kembali

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Sumber:BMP HKUM4103

Anda mungkin juga menyukai