Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENGARUH AUDIT INTERNAL DAN EFEKTIVITAS


PENGENDALIAN INTEREN TERHADAP PENCEGAHAN
KECURANGAN (FRAUD)
(Studi Empiris pada Bank Mandiri Kantor Cabang Area Denpasar)”.

Ida Bagus Dwika Maliawan1, Edy Sujana1, I Putu Gede Diatmika2

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{eddodwika7@gmail.com, edysujana_bali@yahoo.com,
gedediatmika@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit internal dan
efektivitas pengendalian interen terhadap pencegahan kecurangan (fraud). Penelitian
ini merupakan penelitian kausal, dimana ada pengaruh audit internal dan efektivitas
pengendalian interen terhadap pencegahan kecurangan (fraud). Populasi dalam
penelitian ini adalah auditor internal dan pegawai bagian verifikasi. Pengambilan
sampel dilakukan dengan caraPurposive Sampling, dengan sampel 40
responden.Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan survey melalui pembagian
kuesioner kepada responden. Analisis data penelitian menggunakan analisis regresi
berganda dengan menggunakan program SPSS versi 19.00
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) audit internalberpengaruh signifikan
terhadap pencegahan kecurangan (fraud), (2) efektivitas pengendalian interen
berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan (fraud), (3) audit internal dan
efektivitas pengendalian interen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
pencegahan kecurangan (fraud).

Kata kunci: Kecurangan, Audit Internal, Pengendalian Interen

Abstract

This study was aimed at finding out the effect of internal audit and the
effectiveness of intern control on fraud prevention. This study was a causal study, in
which there were influence of internal audit and effectiveness of internal control on fraud
prevention.The population of this study consisted of internal auditors and employees of
verification section. The sampling technique used was purposive sampling with the
sample size of 40 respondents. The data used were primary data. The method of data
collection conducted was survey through distributing the questionnaires to respondents.
The method of data analysis used was multiple regression analysis which was processed
by using SPSS version 19.0.
The result of the study shows that (1) the internal audit has a significant effect on
fraud prevention, (2) the effectiveness of internal control has a significant effect on fraud
prevention, (3) simultaneously the internal audit and the effectiveness of intern control
has a significant effect on fraud prevention.

Keywords:Fraud, Internal Audit, Intern Control


e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

PENDAHULUAN atau luar organisasi, dengan maksud untuk


Tindak pidana pada bisnis mendapatkan keuntungan pribadi dan atau
perbankan dewasa ini semakin beragam kelompoknya yang secara langsung
bentuk dan caranya, karena seiring merugikan pihak lain.
dengan semakin meningkatnya Kejahatan perbankan (fraud banking)
pengetahuan manusia dan didukung oleh merupakan kejahatan yang dilakukan
perkembangan teknologi, tindak pidana terkait dengan industri perbankan, baik
pada bisnis perbankan ini juga ikut lembaga, perangkat, dan produk
mengimbangi dengan variasi perbankan, yang bisa melibatkan pihak
modusoperandi,lokasi,danwaktuyangdipili perbankan maupun nasabahnya, baik
holehpelaku.Dengansemakin sebagai pelaku maupun sebagai korban.
meningkatnya ilmu pengetahuan dan Menurut Undang-Undang Republik
teknologi, pelaku tindak pidana juga Indonesia nomor 7 Tahun 1992 tentang
dilakukan oleh orang dengan kelas sosial Perbankan sebagaimana telah diubah
ekonomi tinggi dengan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
memanfaatkanperkembanganteknologiya 1998 tentang Perbankan (selanjutnya
ngdikenaldengankejahatankerah putih disebut dengan UU Perbankan) Pasal 51
atau white-collar crime. Salah satu bentuk menyebutkan bahwa kejahatan perbankan
white-collar crime yang dewasa ini marak adalah tindak pidana yangsebagaimana
dan meresahkan banyak orang adalah disebutkan dalam Pasal 46, Pasal 47, Pasal
tindak pidana di bidang perbankan atau 47A, Pasal 48 ayat (1), Pasal 49, Pasal 50,
kejahatanperbankan. dan Pasal 50A, yang meliputi tiga belas
Kecurangan atau fraud merupakan macam tindak pidana. Ketiga belas macam
suatu kesalahan yang dilakukan secara tindak pidana perbankan tersebut
sengaja. Dalam lingkup akuntansi, konsep selanjutnya diringkas menjadi empat jenis
kecurangan atau fraud merupakan kejahatan yaitu: (a) Tindak pidana yang
penyimpangan dari prosedur akuntansi berkaitan dengan perizinan; (b) Tindak
yang seharusnya diterapkan dalam suatu Pidana yang berkaitan dengan
entitas. Penyimpangan tersebut akan rahasiabank; (c) Tindak pidana yang
berdampak pada laporan keuangan yang berkaitan dengan pengawasan dan
disajikan oleh perusahaan. Statement of pembinaan dan (d) Tindak pidana yang
Auditing Standart dalam Norbarani (2012) berkaitan dengan usaha bank.
mendefinisikan fraud sebagai tindakan Kecuranganumumnyaterjadikarenati
kesengajaan untuk menghasilkan salah saji gahalutama,yaitu: adanya tekanan untuk
material dalam laporan keuangan yang melakukan penyelewengan, adanya
merupakan subyek audit. Salah saji kesempatan yang
material dalam laporan keuangan akan bisadimanfaatkansertaadanyapembenara
menyesatkan stakeholder atau pengguna nterhadaptindakantersebut.Pada
laporan keuangan karena informasi yang prinsipnya fraud memiliki tiga unsur,
ada dalam laporan keuangan tersebut tidak yaitu: adanya perbuatan yang melawan
mencerminkan kondisi perusahaan yang hukum(illegalacts);dilakukanolehorang-
sebenarnya. orangdaridalamdan/ataudariluar
Istilah fraud belum dikenal secara luas organisasi serta dilakukan untuk
di Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih mendapatkan keuntungan pribadi
mengenal segala bentuk penyelewengan dan/atau kelompok sementara di lain
dan penyalahgunaan jabatan atau pihak merugikan pihak lain baik langsung
kekuasaan untuk memperoleh keuntungan maupun tidaklangsung.
sebagai korupsi. Namun, sebenarnya SoekardiHusodomenyatakanbahwaadatig
korupsi hanyalah salah satu bentuk dari ahalyangmenyebabkan seseorang
praktik fraud. Fraud memiliki cakupan yang melakukan fraud, yaitu: pressure
lebih luas dari pada korupsi. Fraud adalah (tekanan), opportunity (kesempatan) dan
suatu perbuatan melawan hukum yang rasionalization (pembenaran). Tekanan
dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau pressure umumnya disebabkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

karena perilaku individual karyawan yang kepada pihak manajemen untuk


menyebabkannyamelakukanfraud.Bisajad ditindaklanjuti
itekananitudisebabkanmasalah Berdasarkan penjelasan tersebut
keuangan(financialpressure)yangdipicuka hipotesis yang dapat diambil adalah :
renagayahidupyangberlebihan, sikap H1:Audit internal berpengaruh
tamak dan serakah, banyak hutang atau signifikan terhadap pencegahan
tanggungan dan sebagainya, yang kecurangan (fraud)
menyebabkan seseorang “terpaksa”
melakukan fraud. Selain audit internal, kefektifan system
Kurangnya kontrolatau pengendalian interen juga sangat penting
pengawasanjugamembuatseseorangmenj dalam pencegahan fraud. Pengertian
adileluasauntukberbuatkesalahan yang pengendalian internal telah mengalami
disengaja, terlebih bila jabatan yang perubahan baik dalam konsep maupun
sedang dipegang termasuk jabatan tinggi, komponen-komponennya sesuai dengan
penting, dan“basah”. Rasionalization atau perkembangan dunia bisnis yang semakin
pembenaran merupakan faktor lain yang kompleks. Pada awal perkembangannya
memudahkan seseorang tergelincir pengendalian internal diartikan sebagai
melakukan kecurangan. Fraud yang internal cek. Internal cek dengan konsep
disebabkan oleh alasan rasional ini pada kesamaan hasil melalui pencocokan
awalnya disebabkan oleh ketidakpuasan catatan dari dua bagian atau lebih.
atau kekecewaan yang dirasakan Sebagaimana diungkapkan American
seseorang terhadap institusi tempatnya Institute of Certifield Public Accountant
bekerja. Mereka merasa sudah berbuat (AICPA) yang dikutip Moller & Witt (1999;
benar, namun yangdidapat 81) menjabarkan definisi pengendalian
adalahsebaliknya.Tidakdihargai,tidakmen internal sebagai berikut: Pengendalian
dapatkanpromosipadahalsudah internal yang terdapat dalam perusahaan
bekerjalama,disepelekan,selaludisalahka tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi
n,kecemburuandansebagainya. dan keuangan saja tetapi meliputi segala
Keberadaan audit internal sangat aspek kegiatan perusahaan. Berdasarkan
dibutuhkan oleh suatu bank, karena audit penjelasan tersebut hipotesis yang dapat
internal merupakan aktivitas independen diambil adalah :
yang memberikan jaminan objektif dan H2:efektivitas pengendalian interen
konsultasi yang dirancang untuk memberi berpengaruh signifikan terhadap
nilai tambah dan meningkatkan operasi pencegahan kecurangan (fraud)
organisasi. Aktifitas ini membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan Audit internal dan pengendalian intern
membawa pendekatan yang sistematis dan bertujuan untuk pencegahan kecurangan.
disiplin untuk mengevaluasi dan Audit internal dan pengendalian interen
meningkatkan efektifitas manajemen risiko merupakan kesatuan yang tidak dapat di
pengendalian dan proses tata kelola (The pisahkan dalam mencegah tindakan
IIA Research Foundation; 2011).Pada kecurangan. Auditor internal di tuntut
prinsipnya audit internal merupakan bersikap objektif dan indepedensi dalam
pemeriksaan intern yang independen yang menjalankan tugasnya, serta perlu
ada pada suatu organisasi dengan tujuan memperhatikan pengendalian yang di
untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan terapkan oleh perusahaan apakah sudah
organisasi yang dilaksanakan. Tujuan berjalan secara efektif atau masih banyak
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan yang harus di benahi. Jika audit internal
apakah tugas dan tanggung jawab yang yang dimiliki perusahaan mempunyai
telah diberikan, telah dilaksanakan sesuai sumber daya kualitas yang berkualitas dan
dengan ketentuan yang berlaku. Untuk itu berkompeten,serta pengendalian interen
auditor intern perlu melakukan diterapkan di perusahaan berjalan sesuai
pemeriksaan, penilaian, dan mencari fakta dengan standar prosedur yang di tetapkan,
atau bukti guna memberikan rekomendasi maka kemungkinan pencegaha kecurangan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

akan terjadi dapat di cegahatau daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah


diminimalisir sehingga tidak merugikan terstruktur dengan tujuan untuk
perusahaan (Budi Fahreza, 2014). mengumpulkan informasi dari auditor dan
Berdasarkan landasan teori mengenai pegawai pada kantor Bank Mandiri area
pengaruh audit internal dan pengendalian Denpasar.
interen terhadap pencegahan kecurangan, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
maka hipotesis yang terbentuk adalah auditor internal dan pegawai bagian risk.
sebagai berikut: Teknik penentuan sampel dalam penelitian
H3: audit internaldanefektivitas ini adalah dengan menggunakn metode
pengendalian internberpengaruhsignifikan purposive sampling, artinya bahwa
terhadappencegahan kecurangan (fraud) penentuan sampel mempertimbangkan
kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat
Dalam rangka menjawab permasalahan terhadap objek yang sesuai dengan tujuan
tersebut penelitian ini bertujuan untuk penelitian yang dalam hal ini penelitian
membuktikan secara empiris Audit internal dilakuka pada auditor dan pegawai bagian
Dan efektivitas pengendalian interen risk di Bank Mandiri area Denpasar
Terhadap pencegahan kecurangan (fraud) Variabel bebas (dependent variables)dalam
Hasil dari penelitian ini sangat penelitian ini adalah audit
bermanfaat, yakni: pertama, manfaat internaldanefektivitas pengendalian interen
teoritis yaitu dapat menjadi referensi dan dan variabel terikat (independent variable)
memberikan sumbangan konseptual bagi dalam penelitian ini adalah pencegahan
peneliti sejenis maupun bagi Undiksha kecurangan (fraud).
maupun civitas akademika lainnya dalam Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:65)
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan Audit Internal memainkan peranan penting
untuk perkembangan dan kemajuan dunia dalam memantau aktivitas untuk
pendidikan. memastikan bahwa program dan
Kedua, Manfaat Praktis yakni dapat pengendalian anti fraud telah berjalan
digunakan sebagai sumbangan pemikiran efektif. Aktivitas Audit Internal dapat
tentang temuan kecurangan (fraud), mencegah sekaligus mengatasi fraud..
tuntutan kecakapan profesional yang Skala pengukuran yang digunakan adalah
dibutuhkan yang dapat meningkatkan daya skala interval (likert 5 poin).
deteksi auditor terhadap kecurangan- Hubungan antara Pengendalian Intern
kecurangan. terhadap Pencegahan Kecurangan
diungkapkan oleh Sukrisno Agoes
METODE (2012:212), menyatakan bahwa, jika
Penelitian ini akan dilakukan di Bank pengendalian intern suatu badan usaha
Mandiri area Denpasar . Rancangan lemah, maka kemungkinan terjadinya
penelitian yang akan digunakan untuk kesalahan dan kecurangan semakin besar.
menganalisis penelitian mengenai Sebaliknya, jika pengendalian intern suatu
“Pengaruh audit internal dan efektivitas badan usaha kuat, maka kemungkinan
pengendalian interen terhadap pencegahan terjadinya kesalahan dan kecurangan bisa
kecurangan (fraud) ” adalah tipe penelitian diperkecil. Skala pengukuran yang
penjelasan (explanatory / confirmatory digunakan adalah skala interval (likert) 5
research), karena penelitian ini bermaksud poin
untuk menjelaskan hubungan kausal antara Analisis data yang digunakan adalah
variabel-variabel dengan melalui pengujian uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas
hipotesis yang telah dirumuskan dan reliabilitas. Pengujian validitas
sebelumnya. Penelitian ini termasuk dalam dilakukan untuk menguji apakah instrumen
penelitian dengan pendekatan kuantitatif penelitian yang telah disusun benar-benar
karena data yang digunakan berbentuk akurat, sehingga mampu mengukur apa
angka-angka. Data yang digunakan dalam yang seharusnya diukur (variabel kunci
penelitian ini adalah data primer. Data yang sedang diteliti). Uji validitas dalam hal
primer diperoleh dengan menggunakan ini merupakan akurasi temuan penelitian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

yang mencerminkan kebenaran sekalipun baik adalah homokedastisitas, atau tidak


responden yang dijadikan objek pengujian terjadi heteroskedastisitas.
berbeda (Ghozali, 2006) .Hasil uji korelasi Pengujian heteroskedastisitas
tersebut bisa dikatakan valid jika tingkat dilakukan dengan uji Glejser yakni dengan
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05. cara meregresi nilai absolut residual dari
Selanjutnya dulakukan uji reliabelitas model yang diestimasi terhadap variabel
dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α), independent. Kriterianya apabila output
jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 maka koefisien parameter untuk variabel bebas
suatu variabel dikatakan reliable.(Nunnally, tidak ada yang signifikan secara statistik,
1967 dalam Ghozali, 2006:42). maka disimpulkan bahwa model regresi
tidak terdapat heteroskedastisitas.
Uji asumsi klasik yang terdiri dari uji Mengukur heteroskedastisitas dilihat
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dari nilai signifikan. Jika nilai signifikan ≥
dalam model regresi, variabel dependen 0,05 maka tidak terdapat
dan independen keduanya mempunyai heteroskedastisitas sebaliknya jika nilai
distribusi normal atau tidak. Konsep dasar signifikan <0,05 maka terdapat
dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov heteroskedastisitas.
adalah dengan membandingkan distribusi Uji hipotesis menggunakan uji
data (yang akan diuji normalitasnya) regresi berganda, uji parsial (uji t) dilakukan
dengan distribusi normal baku, jika untuk menguji hipotesis yang menyatakan
signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat bahwa pengalaman dan pengetahuan audit
perbedaan yang signifikan, dan jika secara terpisah (parsial) berpengaruh
signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi signifikan pada pendeteksian temuan
perbedaan yang signifikan. kerugian daerah. Taraf nyata atau level of
Uji Multikolinearitas bertujuan significant (α) yang digunakan adalah 5
untuk menguji apakah pada model regresi persen (0,05) dengan uji dua sisi sehingga
ditemukan adanya korelasi antar variabel  : 2 = 0,025.. Apabila tingkat signifikansi t
bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya lebih besar dari α : 2 = 0,025 (-ttabel ≤ thitung ≤
multikolinearitas di dalam model regresi t tabel) maka H0 diterima dan Ha ditolak yang
dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan menyatakan tidak ada pengaruh secara
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). parsial pengalaman dan pengetahuan pada
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap pendeteksian temuan kerugian daerah.
variabel independen manakah yang Sebaliknya jika tingkat signifikansi t lebih
dijelaskan oleh variabel independen kecil dari atau sama dengan α : 2 = 0,025 (-
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas ttabel> thitung> ttabel) maka H0 ditolak dan H1
variabel indenpenden yang terpilih yang diterima. Dengan demikian sesuai dengan
tidak dijelaskan oleh variabel independen hipotesis yang dirumuskan yaitu ada
lainnya. Nilai yang umum dipakai untuk pengaruh secara parsial pengalaman dan
menunjukkan adanya multikolinearitas pengetahuan audit pada pendeteksian
adalah nilai tolerance lebih besar dari 0,10 temuan kerugian daerah.
atau sama dengan nilai VIF lebih besar dari Uji simultan (uji f) digunakan untuk
10. mengetahui ada tidaknya pengaruh
Uji heteroskedastisitas bertujuan simultanvariabel-variabel independen
untuk menguji apakah dalam model regresi terhadap variabel dependen. Kriteria
terjadi ketidaksamaan variance dari residual pengujianyang digunakan adalah jika
satu pengamataan ke pengamatan yang probability value (p value) < 0,05, maka Ha
lain tetap, atau disebut homoskedastisitas diterimadan jika p value > 0,05, maka Ha
(Ghozali, 2005 :105). Jika variance dari ditolak.Uji F dapat pula dilakukan dengan
residual satu pengamatan ke pengamatan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel.Jika
lain tetap maka disebut homoskedastisitas Fhitung> F tabel (k-1) : (n-k), maka Ha diterima.
dan jika berbeda disebut Artinya, secara statistik data yangada dapat
heteroskedastisitas. Model regresi yang membuktikan bahwa semua variabel
independen (X1, X2,)berpengaruh terhadap
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

variabel dependen (Y). Jika Fhitung< F tabel (k- Variabel audit internal (X1)
1) : (n-k), makaHa ditolak. Artinya, secara mempunyai nilai minimum sebesar 39 dan
statistik data yang ada dapat membuktikan nilai maksimum sebesar 47. Nilai rata-rata
bahwa semua variabel independen (X1, X2, sebesar 43,75 dengan standar deviasi 2,27.
) tidak berpengaruh terhadap variabel Standar deviasi yang cukup besar
dependen (Y). menunjukkan adanya variasi yang besar
Uji koefesien determinasi (R2) untuk dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel X1.
model dalam menerangkan variasi variabel Variabel efektivitas pengendalian
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti interen (X2) mempunyai nilai minimum
kemampuan variabel-variabel independen sebesar 40 dan nilai maksimum sebesar
dalam menjelaskan variasi variabel 49. Nilai rata-rata sebesar 44.48 dengan
dependen amat terbatas. Nilai yang standar deviasi 2.89. Standar deviasi yang
mendekati satu berarti variabel-variabel cukup besar menunjukkan adanya variasi
independen memberikan hampir semua yang besar dari nilai terendah dan nilai
informasi yang dibutuhkan untuk tertinggi untuk variabel X2.
memprediksi variasi variabel dependen Uji validitas dihitung dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson’s
HASIL DAN PEMBAHASAN CorrelationProduct Moment untuk
Jumlah sampel dalam penelitian ini pengujian dua sisi yang terdapat pada
adalah 40 responden. Dari 40 kuesioner program komputer SPSS, uji korelasi
yang disebar, kuesioner yang digunakan tersebut bisa dikatakan valid jika tingkat
dalam penelitian ini sebanyak 40 (100 %), probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.Hasil uji
karena seluruh kuesioner kembali dan tidak validitas ini menunjukkan bahwa seluruh
ada kuesioner yang gugur. item pertanyaan dalam kuesioner memiliki
Karakteristik responden dalam nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 artinya
penelitian ini meliputi jenis kelamin, tingkat seluruh item dinyatakan valid.
pendidikan responden, dan lama bekerja Uji ini juga menggunakan uji statistik
sebagai auditor. Responden yang jenis Cronbach Alpha, dimana suatu item
kelamin pria sebanyak 18 responden (77,4 dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’S
%), dan jenis kelamin wanita 33 responden Alpha lebih besar dari 0.60 (Ghozali, 2006.
(55%). Pendidikan responden yang yang Hasil yang diperoleh dari pengujian
digunakan adalah (100%), tingkat reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh
pendidikan S1. Responden yang bekerja nilai koefisien berturut-turut sebagai berikut
kurang dari 5 tahun sebanyak 16 : ,821;0,782; dan 0,635. Seluruh nilai
responden (40%), responden yang bekerja variabel > 0,60 sehingga semua variabel
5 s/d 10 tahun sebanyak 24 responden 0%. dapat dikatakan reliable.
Pengujian statistik deskriptif Hasil pengujian uji normalitas menunjukkan
mandaptkan hasil untuk Variabel bahwa nilai signifikansi dengan metode
pencegahan kecurangan (fraud) (Y) Kolmogorov Smirnov untuk semua grup
mempunyai nilai minimum sebesar 39 dan pernyataan lebih besar daripada 0,05, yaitu
nilai maksimum sebesar 50. Dari uji sebesar 0,231. Hal ini berarti bahwa
tersebut didapatkan nilai rata-rata sebesar seluruh data berdistribusi normal.
43,92 dengan standar deviasi 2,48. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan
Sehingga standar deviasi yang cukup besar bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,1
inimenunjukkanbahwa adanya variasi yang yakni sebesar 0, 644 dan nilai VIF kurang
besar dari nilai terendah dan nilai tertinggi dari 10 yakni sebesar 1,533. Hal ini
untuk variabel Y. mengindikasikan bahwa dalam penelitian ini
tidak terjadi multikolinearitas.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Tabel.1 Hasil Uji Regresi


Variabel KoefisienRegresi Sig.
Audit Internal (X1) 0,322 0,000
Efektivitas Pengendalian Interen (X2) 0,120 0,000
Konstanta = 24,462
R Squere = 0,989
F hitung = 3,403
Sig F = 0,044
Sumber: data primer yang telah diolah, 2018

Dari pengujian regresi yang pengaruh variabel independen audit internal


dilakukan dapat diketahui bahwa, (X1), efektivitas pengendalian interen (X2),
persamaan regresi yang dihasilkan adalah terhadap pencegahan kecurangan (fraud)
sebagai berikut: (Y).
Y = a + β1X1 + β2X2 + ε…………..(1) Konstanta sebesar 24,462
Y = 24,462+ 0,322 X1 + 0,120 X2 + e menyatakan bahwa apabila variabel Audit
Dimana: Internal dan Pencegahan kecurangan sama
Y = Pencegahan kecurangan (fraud) dengan nol maka Pencegahan kecurangan
a = Bilangan kostanta sebesar 24,462 daerah menurun sebesar 24,462 satuan
β = Audit Internal sebesar 0,322 Nilai koefisien B1 = 0,322 menunjukkan
β2=Pencegahan kecurangan sebesar 0,120 bahwa terdapat pengaruh positif antara
ε =Error. variabel audit internal (X1) terhadap variabel
pencegahan kecurangan (Y) sebesar 0,322.
Hasil uji heteroskedastisitas Hal ini berarti apabila variabel audit internal
menunjukan bahwa nilai signifikan dari (X1) naik sebesar 1 satuan dengan asumsi
variable variable audit internal dan bahwa variabel bebas.
efektivitas pengendalian interen lebih besar Nilai koefisien B2 = 0,120
dari 0,05. Dengan nilai signifikan masing- menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
masing 0,120 dan 0,496. Hal ini menujukan positif antara variabel efektivitas
bahwa tidak terjadi masalah pengendalian interen (X2) terhadap variabel
heteroskedastisitas pada model regresi. pencegahan kecurangan (fraud) (Y)
Setelah hasil uji asumsi klasik sebesar 0,120. Hal ini berarti apabila
dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan variabel efektivitas
menunjukkan model regresi memenuhi pengendalian interen (X2) naik sebesar 1
asumsi klasik, maka tahap berikut adalah satuan dengan asumsi bahwa variabel
melakukan evaluasi dan interpretasi model bebas lainnya konstan, maka variabel
regresi berganda. Model regresi berganda pencegahan kecurangan (fraud) (Y)
dalam penelitian ini adalah untuk menguji diharapkan meningkat 0,120 satuan.

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Parsial (t-test)


No Variabel Thitung Koefisien regresi Signifikansi Ttabel
1 Audit Internal 3,566 0,295 0,000 2,026
2 Efektivitas Pengendalian Interen 2,741 0,139 0,000 2,026
Sumber: data Primer yang diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji t terhadap signifikan. Dengan demikiandapat


audit internal (X1) menunjukkan nilai disimpulkan bahwa H0 ditolak atau H1
thitung lebih besar dari ttabel atau 3,566 diterima, yang artinyaaudit internal
>2,026 dan nilai sig. lebih kecil dari nilai secara pasrial berpengaruh signifikan
probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. terhadap pencegahan kecurangan
Angka tersebut menunjukkan nilai yang (fraud).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Tabel 4.16 Hasil Uji F


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig
Regresion 37.413 2 18,706 3,403 ,044a
Residual 203,362 37 5,496
Total 240,775 39
Sumber:data primer diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji F, nilai Fhitung lebih thitung3,566 > ttabel2,026. Hal ini menunjukkan
besar dari nilai Ftabel atau 3,403 > 3,26 dan bahwa audit internal secara pasrial
nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas berpengaruh signifikan terhadap
0,05 atau 0,000 < 0,05, maka H03 ditolak pencegahan kecurangan (fraud).
atau Ha3 diterima. Ini menunjukkan bahwa Hal tersebut berarti membuktikan
terdapat pengaruh signifikan secara bahwa audit internal yang dimiliki oleh
simultan audit internal dan efektivitas suatu perusahaan sangat berpengaruh
pengendalian interenberpengaruh terhadap terhadap pencegahan kecurangan yang
pencegahan kecurangan (fraud) bisa saja muncul dalam dalam suatu
Hasil perhitungan koefisien determinasi, perusahaan. Audit internal ini dilakukan
didapatkan nilai koefisien determinasi secara berkalam, melakukan pemeriksaan
(R2)=0,989. Hal ini mengandung pengertian terhadap transaksi ataupun berkas-berkas
bahwa 98,9 persen variabel pencegahan perusahaan. Jika terdapat hal-hal yang
kecurangan (fraud) dapat dijelaskan oleh sedikit diluar ketentuan, maka resiko-resiko
audit internal dan efektivitas pengendalian kecurangan yang direncanakan akan
interen, sedangkan sisanya sebesar 1,1 dengan mudah diketahui oleh management
persen persen dipengaruhi oleh faktor- perusahaan. Dengan minimnya tingkat
faktor lain yang tidak masuk ke dalam kecurangan suatu perusahaan maka
model penelitian. keuntungan yang dihasilkan oleh suatu
Berdasarkan hasil uji t terhadap efektivitas perusahaan tersebut menjadi lebih
pengendalian interen(X2) menunjukkan nilai maksimal.
thitung lebih besar dari ttabel atau 2,741 >2,026 Hasil analisis deskriptif menunjukkan
dan nilai sig. lebih kecil dari nilai bahwa variabel audit internal (X1)
probabilitas 0,05 atau 0,000 < 0,05. Angka mempunyai nilai minimum sebesar 39 dan
tersebut menunjukkan nilai yang signifikan. nilai maksimum sebesar 47. Nilai rata-rata
Dengan demikian H0 ditolak atau H2 sebesar 43,75 dengan standar deviasi 2,27.
diterima, yang artinyaefektivitas Standar deviasi yang cukup besar
pengendalian interen secara pasrial menunjukkan adanya variasi yang besar
berpengaruh signifikan terhadap signifikan dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk
pencegahan kecurangan (fraud). variabel X1. Persentase dari masing masing
indikator, yaitu indikator peran audit internal
Pengaruh Audit internal terhadap diperoleh persentase sangat setuju dan
pencegahan kecurangan (fraud) setuju sebesar 39,50% dan 56,50%,
Hipotesis pertama menyatakan indikator kualitas audit internal di peroleh
bahwa audit internal signifikan terhadap persentase sangat setuju dan setuju
pencegahan kecurangan (fraud). Hasil sebesar 38,12% dan 61,25%, indikator
pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai efisiensi audit internal diperoleh persentase
koefisien regresi variabel pengalaman sangat setuju dan setuju sebesar 55% dan
adalah 0,295. Nilai ini signifikan pada 45%. Jika dilihat dari persentase diatas
tingkat signifikansi lebih kecil dari dapat disimpulkan bahwa audit internal
probabilitas atau 0,001 < 0,05. Hasil ini yang dimiliki oleh Bank Mandiri Kantor
didukung oleh hasil perhitungan nilai Cabang Area Denpasar sudah sangat baik.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Penelitian ini sejalan dengan password system dari masing-masing


penelitian yang dilakukan oleh Festi T pegawai. Dengan demikian, semakin efektif
(2014) peran audit internal memiliki sistem pengendalian yang diterapkan
pengaruh yang signifikan dan memiliki dalam suatu entitas, maka semakin rendah
hubungan positif terhadap Pencegahan kecenderungan kecurangan (fraud) yang
Kecurangan. Artinya adalah korelasi antara mungkin terjadi.
peran audit internal dengan pencegahan Hasil analisis deskriptif
kecurangan memiliki hubungan yang kuat. menunjukkan bahwa Variabel
Semakin baik peran audit internal maka efektivitaspengendalian interen (X2)
semakin tinggi pencegahan kecurangan. mempunyai nilai minimum sebesar 40 dan
Sama halnya dengan penelitian yang nilai maksimum sebesar 49. Nilai rata-rata
dilakukan oleh Karo Karo (2015),audit sebesar 44.48 dengan standar deviasi 2.89.
Internal berpengaruh signifikan terhadap Standar deviasi yang cukup besar
Pencegahan Kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi yang besar
ini memberikan bukti empiris bahwa audit dari nilai terendah dan nilai tertinggi untuk
internal berpengaruh terhadap pencegahan variabel X2. Persentase dari masing masing
kecurangan, dimana audit internal yang indikator, yaitu indikator aktivitas
semakin baik akan meningkatkan pengendalian intern diperoleh persentase
pencegahan kecurangan. sangat setuju dan setuju sebesar 47,91%
dan 50,83%, indikator pemantauan
Pengaruh Efektivitas Pengendalian pengendalian intern di peroleh persentase
Terhadap Pencegahan Kecurangan sangat setuju dan setuju sebesar 49,37%
(Fraud) dan 46,25%. Jika dilihat dari persentase
Hipotesis kedua menyatakan bahwa diatas dapat disimpulkan bahwa
efektivitas pengendalian interen pengendalian intern yang dimiliki oleh Bank
berpengaruh signifikan terhadap Mandiri Kantor Cabang Area Denpasar
pencegahan kecurangan (fraud). sudah sangat baik.
Hasil pengujian statistik menunjukkan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
bahwa nilai koefisien regresi variabel yang dilakukan oleh Najahningrum(2013)
pengetahuan audit adalah 0,139. Nilai ini yang menyatakan keefektifan pengendalian
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 internal berpengaruh terhadap
dengan p value 0,005, dimana 0,05 >0,005 kecenderungan kecurangan
yang menyatakan signifikan. Hasil ini (fraud).Berdasarkan peraturan pemerintah
didukung oleh hasil perhitungan nilai Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
thitung2,741 > ttabel2,026. Hal ini menunjukkan Pengendalian Internal (SPIP), SPI
bahwa pengetahuan audit berpengaruh merupakan proses yang integral pada
signifikan terhadap pendeteksian temuan tindakan dan kegiatan yang dilakukan
kerugian daerah. secara terus-menerus oleh pimpinan dan
Hal tersebut berarti membuktikan seluruh pegawai untuk memberikan
bahwa efektivitas pengendalian interen keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
berpengaruh signifikan terhadap organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
pencegahan kecurangan (fraud). Sistem efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengendalian interen yang terdapat didalam pengamanan aset negara dan ketaatan
perusahaan sangat mempengaruhi tingkat terhadap peraturan perundang-undangan.
kecurangan yang terdapat didalam suatu Dengan adanya sistem pengendalian yang
perusahaan. Pemisahan fungsi sesuai efektif, maka kegiatan operasional juga
kewenangan-kewenangan dari masing- dapat berjalan secara efektif dan juga
masing bagian dari suatu perusahaan efisien sehingga kemungkinan adanya
sangat penting dilakukan, karena penyimpangan dalam proses operasional
kewenangan yang dimiliki pegawai instansi juga dapat diminimalisir.. Hasil
berbeda-beda namun memiliki keterkaitan. penelitian ini mendukung hasil penelitian
Fungsi dual control harus dimaksimalkan sebelumnya oleh Karo Karo (2015) yang
terutama dalam pemeliharaan user id dan menyatakan Pengendalian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Internberpengaruh signifikan terhadap variabel yang lainnya. Selain itu ditunjukkan


Pencegahan Kecurangan. Hasil penelitian hasil Adjusted R square sebesar 0,989
ini memberikan butkti empiris bahwa yang menunjukkan bahwa 98.9 persen
pengendalian intern berpengaruh terhadap variabel pencegahan kecurangan
pencegahan kecurangan, dimana (fraud)dapat dijelaskan oleh variabel oleh
pengendalian intern yang baik akan audit internal dan efektivitas pengendalian
meningkatkan pencegahan kecurangan. interen. Hal tersebut berarti apabila audit
internal ditingkatkan, pencegahan
Pengaruh Secara Simultan Audit Internal kecurangan (fraud)akan semakin
Dan Efektivitas Pengendalian Interen meningkat.
Terhadap Pencegahan Kecurangan
(Fraud) SIMPULAN DAN SARAN
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
audit internal dan efektivitas pengendalian Simpulan
interenberpengaruh signifikan terhadap Berdasarkan hasil penelitian dan
pencegahan kecurangan (fraud) .Audit pembahasan hipotesis terhadap pengaruh
internal dan pengendalian intern bertujuan pengalaman audit dan pengetahuan audit
untuk pencegahan kecurangan. Audit terhadap pendeteksian temuan kerugian
internal dan pengendalian interen daerah, dapat ditarik simpulan sebagai
merupakan kesatuan yang tidak dapat di berikut :
pisahkan dalam mencegah tindakan 1. Audit internal secara pasrial
kecurangan. Auditor internal di tuntut berpengaruh signifikan terhadap
bersikap objektif dan indepedensi dalam pencegahan kecurangan (fraud).
menjalankan tugasnya, serta perlu Hal ini berarti audit internal yang
memperhatikan pengendalian yang di dimiliki oleh suatu perusahaan
terapkan oleh perusahaan apakah sudah sangat berpengaruh terhadap
berjalan secara efektif atau masih banyak pencegahan kecurangan, dimana
yang harus di benahi. Jika audit internal audit internal yang semakin baik
yang dimiliki perusahaan mempunyai akan meningkatkan pencegahan
sumber daya kualitas yang berkualitas dan kecurangan (fraud).
berkompeten,serta pengendalian interen 2. Efektivitas pengendalian interen
diterapkan di perusahaan berjalan sesuai berpengaruh signifikan terhadap
dengan standar prosedur yang di tetapkan, pencegahan kecurangan (fraud).
maka kemungkinan pencegaha kecurangan Hal ini berarti Sistem pengendalian
akan terjadi dapat di cegahatau interen yang terdapat didalam
diminimalisir sehingga tidak merugikan perusahaan sangat mempengaruhi
perusahaan (Budi Fahrza, 2014). tingkat kecurangan yang terdapat
Hasil pengujian statistik didalam suatu perusahaan, semakin
menunjukkan nilai signifikan pada tingkat efektif sistem pengendalian yang
signifikansi 0,05 dengan p value 0,044 atau diterapkan dalam suatu entitas,
0,044 < 0,05. Hasil ini didukung oleh hasil maka semakin rendah
perhitungan nilai f hitung3,403> f tabel3,26. Hal kecenderungan kecurangan (fraud)
ini menunjukkan bahwa audit internal dan yang mungkin terjadi
efektivitas pengendalian
interenberpengaruh signifikan terhadap 3. Audit internal dan efektivitas
pencegahan kecurangan (fraud). pengendalian interenberpengaruh
Dari hasil analisis secara bersama- signifikan terhadap pencegahan
sama diketahui bahwa variabel yang kecurangan (fraud).
dominan mempengaruhi pencegahan
kecurangan (fraud)adalah variabel audit Saran
internal, ini dibuktikan dengan nilai Saran-saran yang dapat diberikan berkaitan
koefisien regresi yang paling besar yaitu dengan hasil penelitian serta untuk
0,322 dibanding dengan koefisien regresi kesempurnaan penelitian selanjutnya yaitu :
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

1. Peran audit internal di Bank Mandiri Arens, A. A., R. J. Elder, dan M. S. Beasley.
Kantor Cabang Area Denpasar 2012. Auditing and Assurance
sudah baik, namun perlu di Service An Integrated Approach,
tingkatkan lagi karena dilihat dari 14th Edition.
analisis deskriptif persentase
indikator peran audit internal masih England: Pearson Education LimitedJakarta
rendah. : PT. Ikrar Mandiri Abadi
2. Kualitas audit internal di Bank
Mandiri Kantor Cabang Area Arifiyani, Hesti Arlich. 2012. Pengaruh
Denpasar sudah baik, namun perlu Pengendalian Internal, Kepatuhan
di tingkatkan lagi karena dilihat dari dan Kompensasi Manajemen
analisis deskriptif persentase terhadap Perilaku Etis karyawan.
indikator kualitas audit internal Jurnal Nominal, Volume I, No.2.
masih rendah.
3. Peningkatan peran audit internal Boynton, William A and Kell , Walter
dan kualitas audit internal bisa G.1996. Modern Auditing Sixth
dilakukan dengan cara melakukan Edition. New York : John Willey
pelatihan terhadap audit internal and Sons
oleh Bank Mandiri Kantor Cabang
Area Denpasar. Eka Ariaty Arfah. 2011. Pengaruh
4. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin Penerapan Pengendalian Internal
melakukan penelitian serupa, Terhadap Pencegahan Fraud
sebaiknya memperluas populasi Pengadaan Barang dan
penelitian. Populasi penelitian tidak Implikasinya pada Kinerja Keuangan
hanya diambil dari satu bank saja, pada Rumah Sakit Swasta dan
melainkan bisa dikembangkan pada Pemerintah di Kota Bandung. Jurnal
seluruh bank yang ada pada salah Investasi, Vol. 7, No. 2, Hal: 137-
satu Provinsi. 153
5. Penelitian selanjutnya hendaknya
memilih variabel yang lebih baru Ely, Suhayati, & Siti Kurnia Rahayu. 2010.
dan belum pernah digunakan dalam AUDITING, Konsep Dasar dan
penelitian lainya, misalnya, Pedoman Pemriksaan Akuntan
independensi, skeptisme, dan Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
keahlian propesional.
Fahreza, Budi. 2014. Pengaruh Audit
Internal dan Efektivitas
DAFTAR PUSTAKA Pengendalian Intern Terhadap
Antara_Riau News. OJK usust kasus fraud Pencegahan kecurangan. Skripsi.
Bank Mandiri. [Online]. Tersedia di: Universitas Widyatama: Bandung
http://www.antarariau.com [Dikases
pada 5 November 2017] Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program SPSS.
Asiah, Nur. 2012. Pengaruh Penerapan Badan Penerbit Universitas
Whistleblowing System terhadap Diponegoro: Semarang.
Pencegahan Fraud.
Gusnardi. 2011. Pengaruh Komite Audit,
Amin, Widjaja Tunggal. 2012. Pemeriksaan Pengendalian Internal, Audit
Kecurangan (fraud auditing). Rineka Internal, dan Pelaksanaan Tata
Cipta Kelola Perusahaan Terhadap
Pencegahan Kecurangan. Ekonomi
Amrizal. 2004. Pencegahan dan dan keuangan Vol. 15, No. 1, Hal:
Pedeteksian Kecurangan Oleh 130-146
Internal Auditor.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Hiro, Tugiman. 2005. Standar Profesional Pusdiklatwas BPKP. 2008. Etika dalam
Audit Internal. Penerbit Kanisius. Fraud. Jakarta: BPKP
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian.
Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal. Bandung: Alfabeta
Alfabeta.Bandung
Sawyer’s. 2005. Audit Internal Sawyer.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Edisi kelima. Jakarta: Salemba
Internal. 2004. Standar Profesi Empat
Audit Internal (SPAI). Yayasan
Pendidikan Internal Audit: Jakarta The Institute of Internal Auditors (IIA).
2010. The International
Moeller, Robert R. 2005. Brink’s Modern Profesional Practice Framework
Internal Auditing, 6th Edition, (IPPF). The IIA Research
Hoboken, New Jersey: John Wiley Foundation. United Kingdom
and Sons, Inc.
Theresa F, Dr.Andreas, Riska Natariasari.
Mulyadi. 2002. Auditing. Universitas Gajah 2014. Pengaruh Audit Internal
Mada. Edisi keenam. Salemba Terhadap Pencegahan
Empat. Kecurangan pada Perbankan di
Pekanbaru. JOM FEKON Vol.1,
Najahningrum, Anik Fatun. 2013. Faktor- No. 2.
Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Kecurangan Valery, G. Kumaat. 2011. Internal Audit.
(Fraud): Persepsi Pegawai Dinas Jakarta: Penerbit Erlangga
Provinsi DIY. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang: Semarang.

Anda mungkin juga menyukai