Budaya adil ialah sarana yang kuat untuk elemen – elemen lain dalam budaya K3. Harapan yang jelas implementasi yang konsisten terhadap semua peraturan, sustem investigasi yang adil dan tanggapan yang adil terhadap mereka yang mematuhi peraturan akan menjadi pesan yang kuat untuk seluruh pekerja mengenai hak dan kewajiban mereka yang benar. 2. Budaya untuk Mencari Informasi (Informed Culture) Tetap mendapatkan informasi dapat membantu organisasi untuk mencegah ketidakwaspadaan dalam ketiadaan kecelakaan kerja. Sebuah organisasi harus embuat sebuah sistem informasi yang mengumpulkan, menganalisa dan membagikan informasi mengenai manusia, technical, organisasi dan faktor lingkungan yang menunjukan keseluruhan sistem keselamatan kerja. Sebuah organisasi yang berkomitmen untuk mencegah kecelakaan selalu menyadari informasi kecelakaan itu dan berupaya untuk mencegahnya serta mengumpulkan informasi lebih banyak. 3. Budaya Belajar (Learning Culture) Budaya belajar yaitu sebuah perpanjangan alami dari budaya pelaporan karena sebuah laporan tidak akan bsia efisien kecuali ika organisasi belajar dari pelaporan yang pekerja buat. Sebuah organisasi dengan budaya belajar yang kuat akan mengumpulkan informasi dari berbagai macam sumber, mengambil pelajaran yang berguna, membagi pelajaran yang di dapat dan menindaklanjuti proses pengembangan keselamatan kerja. 4. Budaya Fleksibel (Flexibility Culture) Budaya fleksibel dalam sebuah organisasi akan memungkinkan organisasi untuk mempertahankan koordinasi dalam level yang efisien dan perhatian yang tepat mengingat terdapat perbedaan dalam sistem pengambilan keputusan dalam orang – orang yang ikut serta. Budaya flesibel bercirikan sebagai berikut : Mampu untuk menyesuaikan diri sendiri dalam menghadapi operasi kerja yang cepat dari bahaya yang muncul Memiliki kemampuan untuk memodifikasi struktur yang konvensional menadi struktur yang lebih setara Memiliki tingkat keahlian yang sesuai untuk membuat penilaian dan keputusan 5. Budaya Melaporkan (Reporting Culture) Organisasi dalam industri yang beresiko tinggi sedang meningkatkan kepahaman pekerja mengenai keselamatan kerja melalui laporan dan investigasi kecelakaan. Keenganan untuk melaporkan kecelakaan padat terjadi ketika proses pelaporan terlalu rumit atau terdapat ketidakpercayaan diantara berbagai macam lapisan dalam organisasi. Ada keriteria untuk memprioritaskan laporan sebagai berikut : Resiko : Menilai keparahan dan frekwensi potensi dari kejadian Peningkatan : Identifikasi potensi tinggi untuk ide peningkatan Tema : Apakah peritiwa selalu berulang kembali? Untuk belajar dengan baik dari sistem pelaporan dan mengembangkan aksi efektif terus berlanjut maka faktor ini bisa menjadi indikator sebagai berikut : Menjaimin indepensi maksimum dari kecelakaan meskipun hasil investigasi menunjukan kalau terdapat ketiadaan kendali dari manajemen Secara aktif melibatkan manajemen ini untuk mengubah referensi menjadi tindakan sehingga mereka menjadi ikut serta dalam rekomendasi itu. Ini bisa membuat mereka menyadari peran mereka untuk meningkatkan keselamatan kerja di masa yang akan datang