Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PEMBERITAHUAN IBU HAMIL UNTUK BERSALIN DI TENAGA

KESEHATAN (PROMOSI BIDAN SIAGA)

Dosen Pengampu :

(Roslinawati,AM.Keb,M.kes)

Di susun oleh :

Kelompok 1

1. Adillia Zahwa
11. Nabila Husna
2. Aura Amelia
12. Niki Febriyanti
3. Bety Indriastuti
13. Nurazizah
4. Cici Widia
14. Qorri Nurzannah
5. Elya Tiana Rahayy
15. Rina Ainisyifa
6. Fitra Anjani
16. Rizka Mutiara
7. Gita Sri Wahyuni
17. Satiana Fitri Anisa
8. Herawati Lisa Utami
18. Sindi Amelia
9. Inka Fuji Yuniar
19. Vira Siva Ardiyani
10. Lilis Suminar

POLITEKNIK BHAKTI ASIH


PURWAKARTA
2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Roslinawati,AM.Keb,M.kes
selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS ini yang merupakan tugas semester yang harus kami selesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terkandung di dalamnya baik
berupa penulisan serta isi. Untuk itu kami mengharap saran yang membangun dari
pembaca sebagai penyempurnaan dari makalah yang kami susun. Semoga makalah
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS ini bermanfaat bagi pembaca.

Purwakarta, 10 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................2
1.3 TUJUAN...................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 PROMOSI BIDAN SIAGA...........................................................................................................3


2.2 PROFIL DUKUN BAYI...............................................................................................................4
2.3 TUJUAN PEMBINAAN DUKUN BAYI.........................................................................................5
2.4 MANFAAT PEMBINAAN DAN KEMITRAAN DUKUN BAYI.........................................................6
2.5 UPAYA PEMBINAAN DUKUN BAYI..........................................................................................6
2.6 PELAKSANAAN, TEMPAT , DAN WAKTU PEMBINAAN DUKUN BAYI.......................................6
2.7 KLASIFIKASI MATERI PEMBINAAN DUKUN BAYI....................................................................7

BAB III PENUTUP......................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan di masyarakat masih di tolong
oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang peranan
penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.
Masyarakat masih mempercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena
pertolongan persalinan oleh dukun dianggap murah dan dukun tetap memberikan
pendampingan pada ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi. Untuk
mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemerintah membuat suatu terobosan dengan
melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan
melakukan pembinaan dukun.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita maka
semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani oleh bidan. Kecuali
hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat dengan menjalin hubungan
antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan saat ini masih dalam batas pemaknaan
transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang
higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah persalinan
dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua masyarakat Indonesia
baik itu yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih senang ditolong oleh dukun. Hal
tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau strategi untuk
membangun cohesive network di antara para pemuka setempat, masyarakat, dukun dan bidan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan perinatal secara bersama-sama.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam. Informan yang dipilih adalah
dukun bayi, bidan, ibu yang melahirkan dengan pertolongan dukun bayi dan ibu yang
melahirkan dengan pertolongan bidan. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 131)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud promosi bidan siaga?
2. Apa yang dimaksud dengan dukun bayi?
3. Apa tujuan serta upaya pembinaan dukun bayi?
4. Bagaimana peran dukun bayi dalam memberikan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
bersalin dengan tenaga kesehatan?
5. Apa saja langkah-langkah pembinaan dukun bayi?
6. Apa saja hambatan-hambatan dalam pembinaan dukun bayi?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengembangkan pengetahuan tentang Askeb V Kebidanan Komunitas,
khususnya pada pembahasan tentang pembinaan dukun bayi, pemberitahuan ibu hamil
untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan siaga).

2. Tujuan Khusus
a. Memahami pengertian promosi bidan siaga.
b. Mengetahui pengertian dan pembagian dukun bayi.
c. Menjelaskan tentang tujuan serta upaya pembinaan dukun bayi.
d. Memberikan promosi kesehatan pada ibu untuk bersalin dengan tenaga kesehatan.
e. Mengetahui langkah-langkah pembinaan dukun bayi.
f. Mengetahui hambatan-hambatan dalam pembinaan dukkun bayi.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Promosi Bidan Siaga
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi
orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk
barang atau jasa yang dipasarkannya. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Promosi Kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,
kemampuan, dan kemauan, serta pengembangan lingkungan sehat. Sasaran promosi kesehatan
adalah individu, keluarga, masyarakat, dan petugas pelaksana program. (Syafrudin, 2009 :
192)
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh
negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan
wilayah itu. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih
dari pemerintah/ negara untuk membantu masyarakat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y.
2009 : 133). Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan
siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja
sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai
apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat
dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :
133)
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan
bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)

2.2 Profil Dukun Bayi


1. Pengertian Dukun Bayi
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk
menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI.
1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang
wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara
tradisional. Ketrampilan tersebut diperoleh secara turun temurun, belajar secara praktis atau
cara lain yang menjurus kearah peningkatan ketrampilan serta melalui tenaga kesehatan.
Dukun bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh mayarakat
untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
(Meilani, Niken dkk. 2009:134)
Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat dipercaya di kalangan
masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil samapi dengan nifas
secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka lakukan, sangat diakui oleh masyarakat bahwa
mereka memiliki tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan bidan. Umumnya
masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih
dikenal dengan bidan di kampong, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki oleh dukun bayi
tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (tidak berkembang).
(Meilani, Niken dkk. 2009: 134)

2. Pembagian Dukun Bayi


Pembagian dukun bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
b. Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

3. Pembinaan Dukun Bayi


Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang, masyarakat, pemerintah
dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan sesuai dengan
fungsi dan tugasnya. (Ambarwati, Eny. 2009:135)
Kemitraan adalah kerjasama yang didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan bersama
antara beberapa pihak yang terkait. (Ambarwati, Eny. 2009:135)
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh tenaga
kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang bersangkutan,
terutama dalam hal higiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat – alat persalinan dan
perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan , deteksi dini
terhadap risiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132)
Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga
kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Supervise / pembinaan adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan
untuk mencapai suatu tujuan. Menjangkau 2 aspek, yaitu: pembinaan ketrampilan dukun bayi
dan pembinaan hasil kegiatan yang dilaksanan oleh dukun bayi.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132)

2.3 Tujuan Pembinaan Dukun Bayi


Untuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya pelatihan dan pembinaan dukun
dengan tujuan :
1. Agar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan diterima
oleh anggota masyarakat.
2. Memperbesar peran dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai
aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan anak.
3. Untuk memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya sudah dilakukan oleh dukun,
seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman,
serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka
kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini mungkin.
2.4 Manfaat Pembinaan dan Kemitraan Dukun Bayi
1. Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2. Meningkatkan kerjasama antara dukun bayi dan bidan.
3. Meningkatkan cakupan persalinan dengan petugas kesehatan.(Ambarwati, Eny. 2009:136)

2.5 Upaya Pembinaan Dukun Bayi


Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut di hormati,
memiliki peranan penting bagi ibu – ibu di desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya agar
bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa upaya yang dapat di lakukan bidan di
antaranya adalah :
1. Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2. Melakukan pendekatan dengan para dukun.
3. Memberikan pengetahuan kepada para dukun tentang pentingnya persalinan yang
bersih dan aman.
4. Memberi pengetahuan kepada para dukun tentang komplikasi – komplikasi kehamilan
dan bahaya proses persalinan.
5. Membina kemitraan denga dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
6. Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus – kasus risiko tinggi kehamilan
kepada tenaga kesehatan.

2.6 Pelaksanaan, Tempat , dan Waktu Pembinaan Dukun Bayi


Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan antara lain: dokter, bidan, perawat
kesehatan, petugas imunisasi, petugas gizi. Tempat pelaksanaan pembinaan dukun bayi dapat
dilakukan di posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu atau pada
perkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas. Waktu pelaksanaan pembinaan dukun
bayi, yaitu:
a. Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.
b. Pertemuan rutin yang telah disepakat
c. Waktu-waktu lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi.
d. Saat mendampingi dukun bayi waktu menolong persalinan
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
2.7 Klasifikasi Materi Pembinaan Dukun Bayi
1. Promosi Bidan Siaga
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga,
yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama
dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila
dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan
dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL). (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan
bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat. (Rita
Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)

2. Peran Dukun Paraji


a. Membantu bidan dalam merencanakan kunjungan ke posyandu kelompok ibu atau
KPKIA.
b. Mendampingi bidan dalam melaksanakan kunjungan.
c. Memberikan masukan tentang kebutuhan masyarakat akan kunjungan dan materi
pelatihan atau penyuluhan.
d. Memberikan penyuluhan tentang :
- Kebersihan atau kesehatan secara umum.
- Kesiapan dalam menghadapi kehamilan.
- Makanan bergizi dan pencegahan anemia.
- Kematangan seksual, dan kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
- Bahaya kehamilan pada usia muda.
- Perencanaan keluarga sehat sejahtera (KB).
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan
pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan
persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan
ibu hamil untuk bersalin ke tempat bu bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan
bayi baru lahir. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
3. Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk
Bersalin dengan Tenaga Kesehatan
1. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
selama kehamilan.
2. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang
ketidaknyamanan selama kehamilan serta cara mengatasinya.
3. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang pentingnya
menjaga personal hygiene.
4. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe pada ibu
hamil yang anemia, atas pengawasan bidan.
5. Dukun bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan dapat
membantu tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang terjadi.
6. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan dengan memotivasi ibu
hamil agar bersalin dengan tenaga kesehatan.
7. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
persalinan.
8. Dukun bayi dapat memberikan penyuluhan promosi kesehatan pada ibu hamil untuk
persiapan persalinanan.
9. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tentang cara mengejan
yang baik saat bersalin.
10. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang pentingnya
perawatan payudara.
11. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan untuk pemberian ASI
Eksklusif segera setelah persainan.
12. Dengan memberi penyuluhan dan promosi kesehatan diharapkan dukun bayi mampu
meningkatkan harapan hidup ibu dan bayi.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 133)
4. Langkah-Langkah Pembinaan Dukun Bayi
Pembinaan dukun di lakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan dari
masing – masing daerah atau dukun berasal, karena tidaklah mudah mengajak seorang dukun
untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang dapat di lakukan bidan dalam pembinaan
dukun adalah sebagai berikut :
1. Meminta bantuan pamong desa untuk memotivasi dukun bayi agar bersedia mengikuti
pelatihan – pelatihan dukun yang di selenggarakan.
2. Mengajak dukun bayi yang sudah di latih untuk ikut serta memberikan penyuluhan dan
membantu melakukan deteksi dini ibu risiko tinggi di posyandu maupun pada kegiatan –
kegiatan yang ada di masyarakat. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 132 - 133)

5. Hambatan-Hambatan Pembinaan Dukun Bayi


Hambatan – hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan dukun di
masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Sikap Dukun yang Kurang Kooperatif
Faktor yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif adalah adanya perasaan malu
apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi oleh bidan, dan dukun terlalu idealis
dengan cara pertolongan persalinan yang di lakukan.
Solusi :
Informasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan yang di lakukan bukan
untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang di lakukan oleh dukun dalam
melakukan pertolongan persalinan atau untuk bersaing. Akan tetapi, pembinaan yang di
lakukan bertujuan untuk memberikan suatu pemahaman baru dalam pelayanan kebidanan.
Bidan harus mengajak dukun untuk bekerja sama dengan cara memberikan imbalan sebagai
ucapan terima kasih. Libatkan dukun dalam perawatan bayi baru lahir, misalnya memandikan
bayi.

2. Kultur yang Kuat


Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya pembinaan dukun
adalah sebagai berikut :
a. Dukun bayi biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat setempat.
b. Kepercayaan masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun temurun.
c. Dukun bayi masih memiliki peranan penting bagi perempuan di pedesaan.
d. Biaya pertolongan persalinan dukun jauh lebih murah daripada tenaga kesehatan.
e. Pelayanan dukun di lakukan sampai ibu selesai masa nifas.
f. Masyarakat masih terbiasa dengan cara – cara tradisional.
Solusi :
Lakukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh masyarakat, misalnya
pamong desa, para petua – petua desa, tokoh agama yang sangat berpengaruh pada pola pikir
masyarakat dengan memberikan penjelasan pentingnya pembinaan dukun, sehingga tokoh –
tokoh masyarakat dapat melakukan advokasi kepada masyarakat, dan dapat memperbaiki
kebudayaan yang melekat pada diri masyarakat yang dapat merugikan kesehatan terutama
kesehatan ibu dan bayi.

3. Sosial Ekonomi
Masyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan pendidikan yang rendah
cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun. Masyarakat yang demikian
beranggapan bahwa dukun adalah seorang pahlawan, karena melahirkan di dukun lebih
murah, dukun bersedia di bayar dengan barang, dan pembayarannya dapat di angsur.
Solusi:
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan masyarakat tentang
biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan harus dapat bekerja sama dengan
masyarakat mengenai persalinan, berdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi dengan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dapat
bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemetaan ibu hamil, membentuk tabungan
ibu bersalin (Tabulin), donor darah berjalan, dan ambulan desa.

4. Tingkat pendidikan
Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang harus di hormati dan
mempunyai latar belakang pendidikan rendah. Oleh karena dukun memliki latar belakang
pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun sulit untuk menerima pemahaman dan
pengetahuan baru.
Solusi:
Bidan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal dan memahami tradisi
setempat untuk melakukan pendekatan dan pembinaan ke dukun – dukun. Lakukan
pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan dukun, sehingga mereka dapat memahami dan
menerima pengetahuan serta pemahaman baru khususnya mengenai kehamilan, persalinan,
nifas, dan bayi baru lahir.
(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 136 - 138)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk
menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat. (Dep Kes RI.
1994 : 2).
Tujuan pembinaan adalah untuk meningkatkan status dukun, maka di lakukan upaya
pelatihan dan pembinaan dukun dengan tujuan : Agar mereka memiliki pengetahuan dan ide
baru yang dapat di sampaikan dan diterima oleh anggota masyarakat, memperbesar peran
dukun bayi dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan
reproduksi dan kesehatan anak, untuk memperbaiki kegiatan – kegiatan yang sebenarnya
sudah dilakukan oleh dukun, seperti memberikan, saran tentang kehamilan, melakukan
persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat
persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat dikurangi atau di cegah sedini
mungkin. (Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 :133).
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga,
yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama
dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila
dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan
dalam perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
Peran Dukun Bayi dalam Memberikan Promosi Kesehatan pada Ibu Hamil untuk
Bersalin dengan Tenaga Kesehatan:
a. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang
tanda bahaya selama kehamilan.
b. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan promosi kesehatan tentang
ketidaknyamanan selama kehamilan serta cara mengatasinya.
c. Dukun bayi mampu memberi penyuluhan promosi kesehatan tantang
pentingnya menjaga personal hygiene.
d. Dukun bayi mampu memberikan penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe
pada ibu hamil yang anemia, atas pengawasan bidan.
e. Dukun bayi mampu mendeteksi dini resiko persalinan dengan harapan
dapat membantu tenaga kesehatan untuk membantu resiko persalinan yang
terjadi.

3.2 Saran
1. Saran untuk Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya lebih giat belajar lagi terutama memahami perannya sebagai
calon bidan siaga yang terjun langsung di masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat itu sendiri.
2. Saran untuk Masyarakat
Diharapkan masyarakat memahami setiap wawasan/ pengetahuan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan terutama mengenai resiko persalinan yang ditolong oleh non tenaga
kesehatan, sehingga masyarakat mengerti bagaimana menjaga keselamatan ibu dan bayi
dengan bersalin di tenaga kesehatan.
3. Saran untuk Tenaga Kesehatan
Meningkatkan peran bidan pada fungsi sebagai pelaksana kebidanan lebih meningkatkan
kemampuan serta keterampilan yang dimiliki.
4. Saran untuk Institusi
Insitusi diharapkan membantu mahasiswa dalam menyediakan referensi guna menunjang
proses study demi meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan yang
kompeten.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Numed


Dep Kes RI. 1994. Pedoman Supervisi Dukun Bayi.
Meilani, Niken dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
Syafrudin, SKM, M. Kes, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.
Yulifah Rita, Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai