Dosen pembimbing :
Nadia Surahmi, S.Pd., M.Si
Disusun oleh :
Annisa yumna falsafi
Nurul fadla
Vera musfirah
Nanda risky sartika
Ridho hazali abdi
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PRINSIP
FLUOROSCOPY DALAM PEMBENTUKAN CITRA.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Nadia Surahmi, S.Pd., M. Si yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, manuia atau ahli medis menggunakan teknologi
untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup
juga harus diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien. Salah satu teknologi
yang dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati pasienya adalah Sinar X. Ahli
medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan tulang atau organ dalam tubuh
manusia.
Sinar X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya.
Dengan demikian sinar X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosisdan terapi di bidang
kedokteran. Perangkat sinar X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang
untuk terapi disebut Linec (Liner Accelerator).
Dengan perkembangan teknologi maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya
lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT-Scan (Computer Tomography Scan).
Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar X maka akan membantu dalam
mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat. Ada juga perkembangan tentang sinar X fluoroscopy yang akan membantu dalam
mendiagnosis secara jelas struktur anatomi tubuh manusia.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Fluoroscopy
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip Fluoroscopy
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Floroscopy
Gastroenterologi – Fluoroskopi yang dilakukan untuk memantau bagian perut dan usus
biasanya menggunakan barium sebagai agen pembanding untuk menilai kondisi organ
pencernaan dan melihat pergerakannya, yang mencakup kerongkongan, lambung, usus besar, dan
usus kecil untuk menemukan penyebab gejala gangguan pencernaan, seperti muntah, kesulitan
menelan, nyeri perut, atau gangguan pencernaan. Tindakan ini juga dapat digunakan untuk
menemukan polip, tumor, atau untuk memastikan keberadaan sindrom kelainan penyerapan.
Ortopedi – Fluoroskopi paling umum digunakan dalam bidang ortopedi untuk melihat
proses penyembuhan dari tulang yang rusak untuk memastikan bahwa tulang tersebut telah
kembali ke
posisi dan susunan yang benar selama penyembuhan. Fluoroskopi juga digunakan untuk
membantu proses pemasangan implan.
Fluoroskopi diharapkan dapat memberikan informasi yang tidak bisa didapatkan oleh dokter
melalui tes lain. Informasi ini digunakan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam
pengobatan atau untuk menentukan apakah perlu dilakukan tindakan lebih lanjut dalam hal
melakukan tindakan yang memakai monitor.
Setelah persiapan selesai dilakukan, pemindaian fluoroskopi akan dimulai. Ada dua jenis
peralatan yang dapat digunakan dalam tindakan ini, yaitu sistem tetap dan alternatif berjalan.
Sistem tetap digunakan dalam laboratorium pencitraan yang tetap, sedangkan unit
fluoroskopi C-arm berjalan memberikan fleksibilitas dalam lokasi pelaksanaan fluoroskopi.
sehingga video dari tubuh dapat dibuat. Hasil dari fluoroskopi akan diproses dengan peralatan
khusus yang membantu memperjelas dan mencerahkan gambar sebelum gambar tersebut
dipindahkan ke layar fluoresen. Model peralatan yang lebih baru dapat menghasilkan gambar
digital.
Sebisa mungkin, ahli medis akan menggunakan radiasi dalam dosis rendah untuk
mengurangi risiko. Namun, dosis radiasi akan bergantung pada kondisi pasien. Dalam kasus di
mana fluoroskopi digunakan untuk membantu tindakan yang membutuhkan waktu yang lama
(misalnya dalam tindakan intervensi yang membutuhkan pemasangan cincin), dosis radiasi akan
disesuaikan, sehingga ada kemungkinan pasien akan mendapatkan radiasi dalam dosis yang
tinggi.
Risiko fluoroskopi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu deterministic dan stochastic. Risiko
ini meliputi:
Selain radiasi, ada juga elemen lain dari tindakan ini yang bisa menyebabkan efek yang tidak
diinginkan, seperti komplikasi yang terjadi akibat obat bius atau obat penenang.
https://id.zapmetasearch.com/wsnd?sc=n&asid=ch2&q=fluoroscopy
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/fluoroskopi
https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-fluoroskopi