PEMBAHASAN
Pemeriksa pajak dapat melakukan penyegelan apabila Wajib Pajak atau kuasanya
tidak berada ditempat. Namun demikian pemeriksaan dapat tetap dilakukan sepanjang ada
pihak yang dapat dan mempunyai kewenangan untuk mewakili Wajib Pajak, terbatas untuk
hal yang ada dalam kewenanggannya, dan selanjutnya pemeriksaan ditunda untuk dianjutkan
pada kesempatan berikutnya. Saat pemeriksaan akan dilanjutkan ternyata Wajib Pajak atau
kuasanya tidak juga berada ditempat maka dapat diwakili oleh pegawai Wajib Pajak yang
bersangkutan. Terhadap Wajib Pajak atau kuasanya yang tidak memenuhi kewajiban harus
menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan serta pemeriksa juga dapat
membuat Berita Acara Penolakan Pemeriksaan yang ditandatangani oleh pemeriksa apabila
Wajib Pajak atau kuasanya menolak menandatangani surat tersebut.
Setelah pemeriksaan selesai, pemeriksa menyampaikan secara tertulis kepada Wajib
Pajak tentang hasil pemeriksaan untuk ditanggapi oleh Wajib Pajak. Selanjutnya setelah
Wajib Pajak menyampaikan tanggapan secara tertulis, pemeriksa mengundangnya untuk
menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Namun dalam pemeriksaan kantor tidak
memerlukan adanya proses tanggapan dari Wajib Pajak dan Proses Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan.
Arif Maulana, S. M. (2020, Agustus 26). Mengenal Unsur Tindak Pidana dan Syarat
Pemenuhannya. Diambil kembali dari HukumOnline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5236f79d8e4b4/mengenal-unsur-
tindak-pidana-dan-syarat-pemenuhannya/
Asmarani, N. G. (2020, Juni 17). Apa Itu Penyidikan Pajak? Diambil kembali dari DDTC
News: https://news.ddtc.co.id/apa-itu-penyidikan-pajak-21647
Ilyas, Wirawan B dan Richard Burton. 2011. Hukum Pajak, Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Maulida, R. (2019, Oktober 20). Memahami Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak di Indonesia.
Diambil kembali dari Online-Pajak: https://www.online-pajak.com/tentang-
pajakpay/ruang-lingkup-pemeriksaan-pajak