Anda di halaman 1dari 71

SKRIPSI

LITERATURE REVIEW :PENGARUH TERAPI MUROTTAL


TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DISMENORE PADA
REMAJA

ANNISA AFIANRIA YOJA CINDONA

NIM. 211.16.104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2020
SKRIPSI

LITERATURE REVIEW : PENGARUH TERAPI MUROTTAL


TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT DISMENORE PADA
REMAJA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

ANNISA AFIANRIA YOJA CINDONA


NIM. 211.16.104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2020

i
FORMULIR REKOMENDASI UJIAN
TUGAS AKHIR LPM
No: 4-FORM-LPM-067

REKOMENDASI UJIAN

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM : 21116104
Judul Skripsi : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal
Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada
Remaja
Hari/Tanggal : , Juli 2020
Pembimbing 1 : Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep
Pembimbing 2 : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns., M.Kep

Pembimbing I Pembimbing II

Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep Miskiyah Tamar,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NBM. 881914 NBM :1206300

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini diajukan oleh:

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona

NIM : 211.16.104

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Proposal : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal Terhadap


Perubahan Tingkat Dismenore Pada Remaja

Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disetujui untuk dilakukan proses ujian seminar hasil skripsi

Palembang, Juli 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep Miskiyah Tamar,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NBM. 881914 NBM :1206300

Disetujui
Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid,S.Kep.,Ns,. M.Kep


NBM : 1056216

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona

NIM : 21116104

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul skripsi : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal Terhadap


Perubahan Tingkat Dismenore Pada Remaja

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelas Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Murbiah, S.Kep.,Ns.,M.Kep (.....................)

Pembimbing II : Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep (.....................)

Penguji I : Yuniza , S.Kep.,Ns.,M.Kep (.....................)

Penguji II : Sri Tirtayanti S.Kep., Ns.,M.Kep (.....................)

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :………..
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi CP, M.Kes


NBM. 884664

iv
HALAMAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona

NIM : 21116104

Tanda Tangan : materai

Tanggal : Juli 2020

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona

NIM : 21116104

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Literature
Review : Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada
Remaja beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti
Eksklusif ini STIKes Muhammadiyah Palembang, berhak menyimpan, mengalih
media/ formatkan, mengelola dalam perangkat data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Juli 2020
Yang menyatakan

Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM. 21116104

vi
FOTO

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama Lengkap : Annisa Afianria Yoja Cindona

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 20 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lintas Komering KM. 130 Desa Suka


Negeri Kec. Semendawai Barat Kab. OKU
Timur

Status : Belum Menikah

Telpon : 082279967386

E-mail : annisa.afianriayc@gmail.com

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan

Nama Orang Tua

Ayah : Herwin

Ibu : Maisuri

Alamat : Jl. Lintas Komering KM. 130 Desa Suka


Negeri Kec. Semendawai Barat Kab. OKU
Timur

Riwayat Pendidikan

Tahun 2016 – 2020 : Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes


Muhammadiyah Palembang
Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 Semendawai Barat, OKU
Timur
Tahun 2010 – 2013 : SMP Negeri 2 Semendawai Barat, OKU
Timur
Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 3 Sukanegeri, OKU Timur

vii
ABSTRAK

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM : 21116104
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal Terhadap
Perubahan Tingkat Dismenore Pada Remaja
Halaman : 66 Halaman

Latar Belakang : Selain menurunkan tingkat kecemasan, Terapi Murottal


juga mampu menyeimbangkan kedua saraf autonom yaitu saraf parasimpatis dan
simpatis sehingga memunculkan respon rileks. Kondisi rileks akan mencegah
vasospasme pembuluh darah untuk meningkatkan perfusi darah ke jaringan
iskemik menjadi adekuat dan akan berakibat kepada berkurangnya tingkat
dismenore (nyeri haid). Tujuan : Untuk mengetahui secara spesifik pengaruh
terapi murottal terhadap penurunan tingkat disminore. Metodologi : Pencarian
artikel menggunakan Google Scholar, PERPUSNAS, PubMed, Science Direct,
Wiley dan GARUDA untuk menemukan artikel yang sesuai kriteria inklusi
kemudian dilakukan review. Hasil : Dari 6 artikel yang dianalisis, semua
responden merasakan tingkat dismenore yang berbeda-beda. Dengan diberikannya
terapi murottal, tingkat dismenore yang dirasakan responden mengalami
penurunan. Terapi murottal terbukti mempunyai efek yang positif dalam
menurunkan tingkat dismenore pada responden. Hal ini didasari dari teori yang
menyatakan bahwa terapi murottal mempunyai efek relaksasi sehingga dapat
mengurangi tingkat dismenore. Kesimpulan : Terapi murottal dapat digunakan
sebagai penanganan non farmakologis bagi seseorang yang mengalami nyeri
haid / dismenore karena mudah dilakukan, ekonomis, tidak menimbulkan adiksi
dan dapat dilakukan kapan saja serta minim efek samping pada seseorang yang
melakukannya.
Kata Kunci : Terapi Murottal, Dismenore, Literature Review

viii
ABSTRACT

Name : Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM : 21116104
Program Study : Nursing
Title : Literature Review : Effect of Murottal Therapy on
Changes in Dysmenorrhea Levels in Teenegar
Number of Pages : 66 Pages
Background: In addition to reducing the level of anxiety, Murottal
Therapy is also able to balance the two autonomic nerves, namely the
parasympathetic and sympathetic nerves so as to create a relaxed response.
Relaxing conditions will prevent vascular vasospasm to increase blood perfusion
to the ischemic tissue to be adequate and will result in reduced levels of
dysmenorrhea (menstrual pain). Purpose: To determine specifically the effect of
murottal therapy on decreasing the level of dysminorrhea. Methodology: Search
for articles using Google Scholar, National Library, PubMed, Science Direct,
Wiley and GARUDA to find articles that fit the inclusion criteria then do a
review. Results: From the 6 articles analyzed, all respondents felt different levels
of dysmenorrhea. With murottal therapy given, the level of dysmenorrhea felt by
respondents has decreased. Murottal therapy has been shown to have a positive
effect on reducing the level of dysmenorrhea in respondents. This is based on the
theory which states that murottal therapy has a relaxing effect so that it can reduce
the level of dysmenorrhea. Conclusion: Murottal therapy can be used as a non-
pharmacological treatment for someone who has menstrual pain / dysmenorrhea
because it is easy to do, economically, does not cause addiction and can be done at
any time and minimal side effects on someone who does it.
Keywords: Murottal Therapy, Dysmenorrhea, Literature Review

ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan literature review ini yang berjudul
“Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Dismenore”. Penulisan literature review ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan literature review, sangatlah sulit bagi
saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Heri Shatriadi CP., M.Kes Selaku Ketua Stikes Muhammadiyah


Palembang.
2. Bapak Yudi Abdul Majid, S.kep., Ns., M.Kep Selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan Stikes Muhammadiyah Palembang
3. Ibu Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada saya serta saran yang
sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini
4. Ibu Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Pembimbing II yang
telah membimbing dan memberikan kritik kepada saya serta saran
yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini

5. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Staf Pegawai


STIKes Muhammadiyah Palembang
6. Teristimewa kepada kedua orang tua, Bapak Herwin dan Mama
Maisuri tercinta yang tak pernah henti mencurahkan kasih sayangnya
kepada saya, serta yang selalu mendo’akan dan mendukung saya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih telah berjuang sekuat ini
hingga saya mampu berada pada titik ini. Semoga Allah SWT
melimpahkan banyak pahala untuk kalian kedua orang berharga dalam
hidup saya.

x
7. Abang dan Adik Tercinta. Muhammad Yoda Saipontas, ST dan Yoga
Tiasna Ganta. Dan juga untuk Ayuk Yulianada, Am.Keb, Ayuk
Triyola Marlina, SE, dan Ayuk Risky Diah Ekowati,S.Kep,. Ns, serta
seluruh keluarga besar H. Asa’ari Sopyan dan M. Dahlan terimakasih
atas doa dan bantuan serta dukungannya selama ini.
8. Sahabat terkasih. Ajeng, Cyndilia, Nandita, Ulia. Terimakasih telah
mendo’akan serta menjadi pendengar keluh-kesah selama ini.
Terimakasih selalu ada untuk menguatkan.
9. Sahabat SMP-SMA dan semua teman-teman tersayang. Desti, Nova,
Widy, Anti, Dwi, Rany, Mila, Novi terimakasih atas supportnya
selama ini.
10. Teman-teman seangkatan, sealmamater dan seperjuangan.
Akhir kata, saya berharap Allah SWT, berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga literature review ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Palembang, Juli 2020

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
REKOMENDASI UJIAN..................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iv
HALAMAN ORISINILITAS.............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI..........................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................vii
ABSTRAK......................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ix
DAFTAR ISI....................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN...........................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xvi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Literature Review.......................................................................................4
D. Ruang Lingkup Literatur Review...........................................................................4
E. Manfaat Literature Review.....................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
A. Tinjauan Teori........................................................................................................5
B. Kerangka Teori.....................................................................................................24
BAB III............................................................................................................................25
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS.....................25
A. Kerangka Konsep.................................................................................................25
B. Definisi Operasional.............................................................................................25

xii
C. Hipotesis..............................................................................................................26
BAB IV............................................................................................................................27
METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................................27
A. Pertanyaan Panduan (Keyword)...........................................................................27
B. Kriteria Inklusi.....................................................................................................27
C. Data / Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik................................................27
BAB V.............................................................................................................................30
HASIL PENELITIAN......................................................................................................30
BAB VI............................................................................................................................39
PEMBAHASAN..............................................................................................................39
A. Pembahasan..........................................................................................................39
B. Keterbatasan.........................................................................................................42
BAB VII...........................................................................................................................44
KESIMPULAN................................................................................................................44
A. Kesimpulan..........................................................................................................44
B. Saran....................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................41

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 3.1 Definisi Operasional.............................................................................26

Tabel 4.1 Strategi Pencarian Pada Database.........................................................28

Tabel 5.1 Literature Review.................................................................................30

xiv
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


Bagan 2.6 Kerangka Teori...................................................................................25

Bagan 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................26

Bagan 4.1 Proses Literature Review...................................................................29

xv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 2.1 Face Point Rating Scale (FPRS)......................................................16

Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri Deskriptif.....................................................16

Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Numeric.......................................................16

Gambar 2.4 Skala Intensitas Nyeri Analog Visual..............................................17

Gambar 2.5 Skala Nyeri Menurut Bourbanis......................................................17

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dismenore merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh kejangnya
otot uterus. Dismenore biasanya dirasakan seorang perempuan pada bagian
perut dan area-area pelvis. Gejala yang menyertai dismenore berupa mual,
diare, sakit kepala, perubahan emosial, dan biasanya terjadi sebelum dan
selama berlangsungnya menstuasi. Dismenore bisa disebabkan oleh
beberapa faktor seperti faktor kejiwaan, konstitusi, obstruksi kanalis
servikalis, endokrin dan alergi. (Wiknjosastro, 2010; Price, 2005; Sukarni,
2013) Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan setiap negara mengalaminya. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2016, di Amerika diperkirakan hampir 60%
wanita mengalami dismenore dan di Swedia diperkirakan sekitar 72%.
Sedangkan menurut Kemenkes RI tahun 2016, di Indonesia angka
kejadian dismenore primer sebesar 54,89% dan untuk dismenore sekunder
sebesar 9,36%. (Dalam Sartiwi dkk., 2019) Data Dinas Kesehatan Kota
Palembang tahun 2013, kejadian nyeri haid (dismenore) sebesar 56,2%
(Dalam Rahmadhayanti, dkk., 2017)
Penanganan nyeri terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan
farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri dapat
ditangani dengan terapi analgesik yang merupakan metode paling umum
digunakan untuk menghilangkan nyeri. Namun, terapi ini dapat berdampak
ketagihan dan memberikan efek samping obat yang berbahaya bagi pasien.
Penanganan dismenore tidak hanya dilakukan dengan metode
farmakologis saja, tetapi dapat dilakukan dengan cara nonfarmakologis.
Pendekatan nonfarmakologis dalam mengatasi nyeri meliputi berbagai
macam teknik seperti terapi dan modalitas fisik (pijat, akupuntur, kompres
panas-dingin, dan olahraga) dan strategi kognitif-perilaku (biofeedback,

1
2

hipnosis, relaksasi, imajinasi terpimpin, musik, dan distraksi atau


pengalihan). (Price, 2005)
Salah satu penanganan non farmakologis bagi penderita dismenore
adalah dengan terapi distraksi. Terapi distraksi mempunyai beberapa
macam yaitu distraksi visual, taktil, auditori, dan intelektual. Salah satu
terapi yang termasuk distraksi auditori dan juga bisa dilakukan untuk
mengurangi nyeri dismenore adalah terapi musik atau terapi murottal.
Murottal merupakan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan oleh seseorang
yang disebut Qori. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang mengandung suara
manusia merupakan alat penyembuhan dan yang paling mudah didapat.
Dari suara tersebut dapat memicu hormon endorfin secara alami, memberi
rasa rileks, dan mengalihkan perhatian sehingga penderita tidak berfokus
pada nyeri yang dirasakannya. (Rilla dkk., 2014; Priyanto & Anggraeni,
2019)
Al-Qur’an adalah sarana pengobatan terbaik dan termudah untuk
mengembalikan keseimbangan sel dalam tubuh yang rusak. Allah SWT
yang menciptakan sel dan Dia pula yang bisa memperbaikinya. Ketika
Allah SWT menyatakan bahwa Al-Qur’an sebagai sarana penyembuhan
sebagaimana yang terdapat dalam firman-Nya;
‫ارًا‬SS‫ ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل َخ َس‬S ‫ؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي‬S
ْ S‫ ةٌ لِ ْل ُم‬S ‫فَا ٌء َو َرحْ َم‬S ‫و ِش‬S ِ ْ‫ر‬SSُ‫ز ُل ِمنَ ْالق‬S
َ Sُ‫ا ه‬SS‫آن َم‬ ِّ Sَ‫َونُن‬
Artinya : “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-
Isra’ : 82)
Terapi Murottal merupakan terapi distraksi mendengarkan musik yang
di dalamnya mengandung lantunan ayat suci Al-Qur’an dan berdampak
positif bagi yang mendengarkannya. Terapi Murottal juga dapat
mempercepat penyembuhan dan telah dibuktikan oleh Ahmad Al Khadi,
Direktur Utama Islamic Medicine Institute of Education and Research di
Florida, Amerika Serikat. Dalam Konferensi Tahunan ke-27 Ikatan Dokter
Amerika, dengan hasil penelitian bahwa mendengarkan ayat suci Al-
Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan
3

urat saraf reflektif dan hasil ini juga sudah tercatat dan terukur secara
kuantitatif dan kualitatif oleh alat berbasis komputer. (Rantiyana dkk.,
2017)
Ayat Al-Qur’an yang dilantunkan sebagai terapi murottal akan
mengaktifkan energi Ilahiyah dalam diri seseorang dan dapat menurunkan
rasa sakit yang dideritanya. Ketika mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-
Quran maka getaran yang sampai pada otak akan memiliki dampak positif
pada sel tubuh. Selanjutnya otak akan memproduksi zat kimia yang
disebut neuropeptide. Neuropeptide inilah yang akan mengangkut
reseptor-reseptor didalam tubuh sehingga tubuh memberikan umpan balik
berupa rasa nyaman. Mendengarkan murottal Al-Qu’an akan memberi
dampak relaksasi dan dapat menurunkan nyeri dismenore jika didengarkan
secara konstan, tidak ada perubahan irama yang mendadak dan dengan
nada yang lembut. (Al-Kaheel, 2013; Ramdhani, 2007 dalam Rilla dkk.,
2014; Widayarti, 2011 dalam Indrawati & Desni Putriadi,2019)
Penelitian yang dilakukan oleh Indrawati dan Desni Putriadi (2019)
mengenai Efektifitas Terapi Murottal Terhadap Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Bangkinang Kota Tahun 2019 dengan
hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan nyeri dismenore. Serta menurut penelitian Istiroha dan Erni
Hariati (2018), dan Khairun Nuhan, Titi Astuti, dan Al Murhan (2018)
juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atau perbedaan tingkat nyeri
setelah diberikan terapi murottal.
Berdasarkan studi pendahuluan, melalui wawancara dan pengisian
kuesioner kepada mahasiswi program studi ilmu keperawatan semester IV
yang berjumlah 37 orang, didapatkan bahwa tidak ada mahasiswi yang
menggunakan terapi murottal al-qur’an untuk mengurangi nyeri
dismenore, 11 orang menggunakan teknik kompres hangat, 4 orang
menggunakan teknik napas dalam, 4 orang mengkonsumsi obat-obatan
penghilang nyeri, 13 orang menggunakan pengobatan lainnya, dan
penilaian skala nyeri 5 orang tidak nyeri, 12 orang nyeri ringan, 15 orang
nyeri sedang, 5 orang nyeri berat, dan tidak ada yang nyeri sangat berat.
4

Dari data tersebut, didapatkan bahwa tidak ada mahasiswi yang melakukan
terapi murottal untuk menurunkan nyeri dismenore.
Berdasarkan latar belakang diatas diketahui bahwa terapi Murottal
sangat baik untuk kesehatan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan
Literature Review tentang Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Perubahan
Tingkat Dismenore Pada Remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
literature review ini yaitu apakah ada pengaruh terapi murottal terhadap
perubahan tingkat dismenore pada remaja?

C. Tujuan Literature Review


Tujuan dari literature review yang akan dilakukan adalah untuk
menganalisis pengaruh terapi murottal terhadap perubahan tingkat
dismenore pada remaja.

D. Ruang Lingkup Literatur Review


Literature Review ini merupakan literature review dalam lingkup
Keperawatan Maternitas. Literature Review ini dilakukan oleh mahasiswi
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang untuk mengetahui apakah ada pengaruh
terhadap perubahan tingkat dismenore setelah dilakukan terapi murottal.

E. Manfaat Literature Review


1. Bagi Akademik
Hasil Literature review ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
dan informasi bagi mahasiswa STIKes Muhammadiyah Palembang
khususnya program studi Ilmu Keperawatan.
2. Bagi Aplikatif
Literature Review ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memberikan satu kontribusi terhadap dunia kesehatan khususnya dalam
ilmu keperawatan maternitas sehingga dapat diaplikasikan dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap klien dengan dismenore.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Dismenore
a. Pengertian Dismenore
Dismenore adalah nyeri pada bagian perut dan pelvis yang
dirasakan perempuan saat menstruasi. Dismenore umumnya diakibatkan
oleh prostaglandin yang meningkat menyebabkan otot-otot kandungan
berkontraksi, maka menurunnya hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan endometrium yang membengkak dan mati karena tidak
dibuahi. Dismenore juga kadang menyebabkan seorang perempuan harus
beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-
hari. (Purwaningsih & Siti, 2010; Sukarni & Wahyu, 2013; Anurogo &
Ari,2011)
b. Klasifikasi Dismenore
1) Dismenore Primer
Dismenore primer sering disebut juga essensial, intrinsik,
idiopati. Dismenore primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa
kelainan pada alat genital yang nyata. Dismenore primer biasanya
terjadi setelah menarche setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena
siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche
umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa
nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama
dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari.
Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas
pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan
paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, sakit
kepala, diare, dan sebagainya. (Purwaningsih & Siti, 2010; Sukarni
& Wahyu, 2013; Anurogo & Ari,2011)

5
6

(a) Penyebab Dismenore Primer


Beberapa faktor penyebab dismenore primer antara lain
yaitu faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis
servikalis, faktor endokrin, dan faktor alergi. (Purwaningsih &
Siti, 2010)
(1) Faktor Kejiwaan
Dismenore ini sering terjadi pada perempuan yang
emosionalnya tidak stabil dan juga mereka tidak
mendapatkan penjelasan yang baik tentang proses
menstruasi.
(2) Faktor Konstitusi
Faktor-faktor yang termasuk faktor konstitusi seperti
anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat
mempengaruhi terjadinya dismenore.
(3) Faktor Obstruksi Kanalis Servikalis
Salah satu teori menerangkan bahwa terjadinya
dismenore primer karena stenosis kanalis servikalis. Pada
perempuan dengan uterus dalam peran fleksi mungkin
dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, namun hal ini tidak
dianggap sebagai faktor penting penyebab dismenore.
(4) Faktor Endokrin
Dismenore terjadi karena adanya konstraksi otot uterus.
Faktor endokrin inilah yang berhubungan dengan tonus dan
kontraktilitas otot uterus. Hormon yang meragsang
kontraktilitas otot uterus adalah hormon estrogen,
sedangkan yang menghambat dan mencegahnya adalah
hormon progesteron.
(5) Faktor Alergi
Smith menduga bahwa sebab alergi adalah toksin haid.
Peningkatan kadar prostaglandin juga dapat menyebabkan
dismenore primer.
7

2) Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder sering disebut ekstrinsik, yang diperoleh,
acquired. Dismenore sekunder adalah nyeri menstruasi yang
disebabkan oleh adanya kelainan ginekologi atau kandungan
(endometriosis, adenomiosis, dan lain-lain) IUD juga dapat
menjadi penyebab dismenore sekunder. (Purwaningsih & Siti,
2010; Sukarni & Wahyu, 2013)
(a) Penyebab Dismenore Sekunder
Beberapa penyebab dismenore sekunder, antara lain yaitu:
(1) Alat kontrasepsi dalam rahim
(2) Adanya endometrium selain di rahim
(3) Tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot
(4) Kista ovarium
(5) Penyakit radang panggul kronis, dan lain-lain (Anurogo
& Ari,2011)

c. Penatalaksanaan Dismenore
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk klien dismenore
diantaranya yaitu :
1) Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah
gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya
diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan,
kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi
mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu
dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat
yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang
diperlukan psikoterapi. (Purwaningsih & Siti, 2010)

2) Pemberian obat analgesik


Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat
diberikan sebagai terapi simtomatik. Jika rasa nyerinya berat,
8

diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut


bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering
diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.
Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain nivalgin,
ponstan, acet-aminophen dan sebagainya. (Purwaningsih & Siti,
2010)

3) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin


Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang
perana penting terhadap dismenore primer. Termasuk disini
indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70%
penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.
Hendaknya pengobatan diberikan sebelumhaid mulai, 1 sampai 3
hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid. (Purwaningsih &
Siti, 2010)

4) Dilatasi kanalis servikalis


Dilatasi kanalis servikalis dapat memberi keringanan karena
memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin di
dalamnya. Neurektomi prasakral (pemotongan urat saraf sensorik
antara uterus dan susuna saraf pusat) ditambah dengan neurektomi
ovarial (pemotongan urat saraf sensorik yang ada di ligamentum
infundibulum) merupakan tindakan terakhir, apabila usaha-usaha
lain gagal. (Purwaningsih & Siti, 2010)

5) Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini
bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa
gangguan benar-benar dismenore, atau untuk memungkinkan
penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa
gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu
jenis pil kombinasi kontrasepsi. (Purwaningsih & Siti, 2010)
9

2. Nyeri
a. Pengertian Nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman
emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang aktual, potensial, atau yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian saat terjadi kerusakan. Nyeri adalah segala sesuatu yang
dikatakan seseorang tentang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja
saat seseorang mengatakan merasa nyeri. Nyeri merupakan kondisi berupa
perasaan yang tidak menyenangkan serdifat sangat subjektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dan hanya orang tersebut yang
bisa merasakannya. (Price, 2005; Andarmoyo, 2013)

b. Mekanisme Nyeri
Dalam memahami mekanisme nyeri, dibutuhkan pengetahuan
mengenai struktur dan fisiologis sistem persarafan. Mekanisme nyeri ada
beberapa tahapan, yaitu adanya stimulus, transduksi, transmisi, modulasi
dan persepsi. (Andarmoyo, 2013)
1) Stimulasi
Persepsi nyeri dihantarkan oleh neuron khusus yang
dinamakan nociceptor. Nociceptor berfungsi sebagai reseptor,
pendeteksi stimulus, penguat, dan penghantar menuju sistem saraf
pusat. Nociceptor tersebar dalam lapisan superficial kulit dan
dalam jaringan dalam seperti periosteum, dinding arteri,
permukaan sendi serta falks dan tentorium serebri. Nociceptor
(ujung-ujung saraf bebas pada kulit yang berespons terhadap
stimulus) terhubung dengan saraf aferen primer (tempat stimulus
diubah menjadi impuls saraf) dan berujung di spinal cord (SSP).
Stimulus tersebut bisa berasal dari bahan kimia, mekanik, listrik,
ataupun panas. (Andarmoyo, 2013)
10

2) Transduksi
Transduksi merupakan proses diubahnya stimuli nyeri menjadi
suatu aktivitas listrik yang akan diterima oleh ujung-ujung saraf.
Jika ada stimuli, maka terjadi perubahan patofisiologis sehingga
mempengaruhi nosiseptor dan lingkaran nyeri meluas.
(Andarmoyo, 2013)

3) Transmisi
Transmisi merupakan proses penerusan impuls dari nociceptor
saraf perifer melewati cornu dorsalis dan corda spinalis menuju
korteks serebri. Transmisi nyeri terjadi melalui serabut saraf aferen
(serabut nociceptor) yang terdiri dari dua mcama, yaitu serabut A
(A delta) yang peka terhadap nyeri tajam dan panas yang disebut
juga first pain/fast pain dan serabut C (C fiber) yang peka terhadap
nyeri tumpul yang disebut second pain/slow pain. (Andarmoyo,
2013)

4) Modulasi
Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh sistem
saraf, dapat meningkatkan atau pengurangi penerusan impuls nyeri.
Hambatan terjadi melalui sistem analgesia endogen yang
melibatkan bermacam-macam neurotransmitter antara lain
endorphin yang dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis.
Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medula spinalis
atau suprasponalis. (Andarmoyo, 2013)

5) Persepsi
Persepsi adalah hasil rekonstruksi susunan saraf pusat tentang
impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil
interaksi sistem saraf sensoris, informasi kognitif dan pengalaman
emosional. Persepsi menetukan berat ringannya nyeri yang
dirasakan. (Andarmoyo, 2013)
11

c. Respon Nyeri
Respon terhadap nyeri merupakan respon fisiologi dan perilaku
yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri:
1) Respon Fisiologis
Respon fisiologis dihasilakn oleh stimulasi pada cabang saraf
simpatis dan sistem saraf otonom. Hal ini terjadi karena pada saat
impuls nyeri naik ke medula spinalis menuju ke batang otak dan
hipotalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai
bagian dari respon stress. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus,
berat, dalam, dan melibatkan organ-organ dalam maka sistem saraf
simpatis akan menghasilkan suatu aksi. (Andarmoyo, 2013)

2) Respon Perilaku
Respon perilaku setiap seseorang sangat beragam. Respon
perilaku dapat menjadi indikasi pertama bahwa ada sesuatu yang
tidak beres, namun tidak boleh digunakan sebagai pengganti untuk
mengukur nyeri. (Andarmoyo, 2013)

d. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dapat dikelompokkan berdasarkan durasi, asal,
dan lokasinya. (Andarmoyo, 2013)
1) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Durasi, nyeri menurut durasinya
dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik.
(a) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat,
dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan
berlangsung untuk waktu singkat. (Andarmoyo, 2013)
(b) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau interniten yang
menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik
12

berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya


berlangsung lebih dari 6 bulan. (Andarmoyo, 2013)

2) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal, nyeri menurut durasinya


dibedakan menjadi nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik.
(Andarmoyo, 2013)
(a) Nyeri Nosiseptif
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang diakibatkan oleh
sensitisasi nosiseptor perifer yang merupakan reseptor khusus
menghantarkan stimulus noxious. Nyeri ini terjadi karena
stimulus yang mengenai kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat,
dan lain-lain. (Andarmoyo, 2013)
(b) Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik adalah hasil suatu cedera yang didapat
pada struktur saraf perifer maupun sentral. Nyeri neuropatik
berlangsung lebih lama dan merupapak proses input saraf
sensorik yang abnormal oleh sistem saraf perifer. (Andarmoyo,
2013)

3) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi, nyeri menurut lokasinya


dibedakan menjadi nyeri superficial atau kutaneus, viseral
dalam, nyeri alih, dan radiasi. (Potter dan Perry (2006) dalam
Andarmoyo, 2013)
(a) Superficial atau Kutaneus
Nyeri superficial adalah nyeri yang disebabkan stimulasi
kulit. Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan
terlokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensari yang tajam.
(Andarmoyo, 2013)
(b) Viseral Dalam
Nyeri viseral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulaso
organ-organ internal. Karakteristik nyeri ini bersifat difus dan
13

dapat menyebar ke beberapa arah. Durasinya bervariasi tetapi


biasanya lebih lama dari nyeri superficial. (Andarmoyo, 2013)
(c) Nyeri Alih
Karakteristik nyeri ini dapat terasa di bagian tubuh yang
terpisah dari sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai
karakteristik. (Andarmoyo, 2013)
(d) Radiasi
Nyeri radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas dari
tempat awal cidera ke bagian tubuh yang lain. Karakteristik
nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau
sepanjang bagian tubuh. Nyeri dapat menjadi intermiten atau
konstan. (Andarmoyo, 2013)

e. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nyeri


Faktor-faktor yang dapat memengaruhi nyeri adalah sebagai
berikut:
1) Usia
Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi
nyeri pada individu. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan
dalam memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat
menyebabkan nyeri. Anak-anak kecil yang belum dapat mengucapkan
kata-kata juga mengalami kesulitan dalam mengungkapkan secara
verbal dan mengeksoresikan nyeri kepada orang tuanya ataupun pada
peawat. Sebagai anak-anak terkadang segan untuk mengungkapkan
keberadaan nyeri yang ia alami, mereka takut akan tindakan yang
harus mereka terima nantinya.
Pada pasien lansia seorang perawat harus melakukan pengkajian
lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya nyeri. Seringkali
lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang penyakit yang
berbeda-beda yang diderita lansia menimbulkan gejala yang sama,
sebagai contoh nyeri dada tidak selalu mengindikasikan serangan
jantung, nyeri dada dapat timbul karena gejala arthtritis pada spinal
14

dan gejala gangguan abdomen. Sebagai lansia terkadang pasrah


terhadap apa yang mereka rasakan, mereka menganggap bahwa hal
tersebut merupakan konsekuensi penuaan yang tidak bisa dihindari.
(Andarmoyo, 2013)

2) Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan
dalam berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang
menganggap bahwa seorang anak laki laki harus lebih berani dan tidak
boleh menangis dibandingkan anak perempuan dalam situasi yang
sama ketika merasakan nyeri. (Andarmoyo, 2013)

3) Kebudayaan
Perawat seringkali berasumsi bahwa cara berespon pada setiap
individu dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga mereka mengira
bagaimana pasien berespon terhadap nyeri. Budaya berpengaruh pada
bagaimana seseorang merespons terhadap nyeri. Sejak sini pada masa
kanak-kanak, individu belajar dari sekitar mereka respons nyeri yang
bagaimana yang dapat diterima atau tidak diterima. (Andarmoyo,
2013)

4) Makna Nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri
dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang
merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan nyeri secara
berbeda dengan wanita lainnya yang nyeri karena dipukul oleh
suaminya. (Andarmoyo, 2013)

5) Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi
persepsi nyeri. Perhatikan yang meningkat terhadap nyeri akan
meningkatkan respon nyeri sedangkan upaya pengalihan (distraksi)
15

dihubungkan dengan penurunan respon nyeri. Konsep inilah yang


mendasari berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti
relaksasi, teknik imajinasi terbimbing (guided imagery), dan masase.
(Andarmoyo, 2013)

6) Ansietas
Hubungan anrata nyeri dan ansietas kompleks, ansietas yang
dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan persepsi ansietas. Sebagai contoh
seseorang yang menderita kanker kronis dan merasa takut akan
kondisi penyakitnya akan semakin meningkatkan persepsi nyerinya.
(Andarmoyo, 2013)

7) Keletihan
Keletihan/kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan
sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping individu.
(Andarmoyo, 2013)

8) Pengalaman Sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi
pengalaman yang telah dirasakan individu tersebut tidak berarti bahwa
individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa
mendatang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap
dan mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai
pengalaman sedikit tentang nyeri. (Andarmoyo, 2013)

9) Gaya Koping
Klien sering kali menentukan berbagai cara untuk mengembankan
koping terhadap efek fisik dan psikologis nyeri. Sumber-sumber
koping klien seperti berkomunikasi dengan keluarga pendukung
melakukan latihan, atau menyanyi. (Andarmoyo, 2013)
16

10) Dukungan Keluarga dan Sosial


Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan
dukungan, bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain, atau
teman terdekat. Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran
orang terdekat akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.
(Andarmoyo, 2013)

f. Penilaian Respons Intensitas Nyeri


Menurut Potter & Perry(2006) dalam Andarmoyo, 2013 Intensitas
nyeri adalah sebagai berikut :
1) Face Point Rating Scale (FPRS)

Gambar 2.1 Face Point Rating Scale (FPRS)


2) Skala Intensitas Nyeri Deskriptif

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Tidak nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat
Nyeri
nyeri sangat
berat
Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri Deskriptif

3) Skala Intensitas Nyeri Numeric

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

tidak nyeri sedang nyeri


17

nyeri Hebat

Gambar 2.3 Skala Intensitas Nyeri Numeric

4) Skala Analog Visual

Gambar 2.4 Skala Intensitas Nyeri Analog Visual

5) Skala Nyeri Menurut Bourbanis

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri ringan nyeri sedang Nyeri berat nyeri

nyeri sangat

berat

Gambar 2.5 Skala Nyeri Menurut Bourbanis

Keterangan :

0 :Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan


baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat


menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
18

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,


memukul.

g. Manajemen Nyeri
Manajemen nyeri dibagi menjadi dua, yaitu farmakologis dan non
farmakologis. (Andarmoyo, 2013)
1) Farmakologis
(a) Analgesik non-narkotik dan obat anti-inflamasi nonsreroid
(NSAID), NSAID Non-narkotik umumnya menghilangkan
nyeri ringan dan nyeri sedang. Kebanyakan NSAID bekerja
pada reseptor saraf perifer untuk mengurangi transmisi dan
resepsi stimulus nyeri.
(b) Analgesik narkotik atau opait, umumnya diresepkan dan
digunakan untuk nyeri sedang sampai berat. Analgesik ini
bekerja pada sistem saraf pusat untuk menghasilkan
kombinasi efek mendepresi dan menstimulasi.
(c) Obat tambahan, untuk meningkatkan kontrol nyeri atau
menghilangkan gejala lain terkait dengan nyeri. Obat-
obatan ini dapat menimbulkan rasa kantuk dan kerusakan
koordinasi, keputusasaan, dan kewaspadaan mental.

2) Non Farmakologis
(a) Bimbingan Antisipasi
Bimbingan antisipasi adalah memberikan pemahanan
kepada klien mengenai nyeri yang dirasakan. Pemahaman yang
diberikan bertujuan untuk memberikan informasi kepada klien.
Informasi yang diberikan dapat berupa kejadian, awitan,dan
19

durasi nyeri yang akan dialami, kualitas, keparahan, dan lokasi


nyeri, informasi tentang cara keamanan klien telah dipastikan,
penyebab nyeri, metode mengatasi nyeri yang digunakan, dan
harapan klien selama menjalani prosedur. (Potter & Perry,
2006 dalam Andarmoyo 2013)
(b) Terapi Es dan Panas/Kompres Panas dan Dingin
Pilhan alternatif lain dalam meredakan nyeri adalah terapi
es (dingin) dan panas. Terapi es (dingin) dan panas diduga
bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri dalam bidang
reseptor yang sama pada cedera. (Andarmoyo, 2013)
(c) TENS
Trancutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS) adalah
suatu alat yang menggunakan aliran listrik, baik dengan
frekuensi rendah maupun tinggi, yang dihubungkan dengan
beberapa elektroda pada kulit untuk menghasilkan sensasi
kesemutan, menggetar, atau mendengung pada area nyeri.
(Andarmoyo, 2013)
(d) Distraksi
Distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian pasien
ke hal-hal diluar nyeri sehingga pasien tidak berfokus pada
nyeri lagi dan dapat menurunkan tingkat nyeri. Jenis distraksi
ada tiga yaitu distraksi visual seperti menonton televisi,
distraksi audio seperti mendengarkan musik atau murottal, dan
distraksi intelektual seperti mengisi teka-teki silang.
(Andarmoyo, 2013)
(e) Relaksasi
Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan
mental dan fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap nyeri. (Andarmoyo, 2013)
(f) Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi
seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk
20

mencapai efek positif tertentu (Smeltzer & Bare, 2002 dalam


Andarmoyo, 2013)
(g) Hipnosis
Hipnosis adalah sebuah teknik yang menghasilkan suatu
keadaan yang tidak sadarkan diri, yang dicapai melalui
gagasan-gagasan yang disampaikan oleh orang yang
menghipnotisnya. (Andarmoyo, 2013)

(h) Akupuntur
Akupuntur adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan proses memasukkan jarum-jarum tajam pada
titik-titik strategis pad atubuh untuk mencapai efek terapeutik.
(Andarmoyo, 2013)
(i) Umpan Balik Biologis
Prinsip kerja metode ini adalah mengukur respons biologis,
seperti gelombang pada otak, kontraksi otot atau temperatur
kulit kemudian “mengembalikan” memberikan informasi
tersebut kepada klien. (Andarmoyo, 2013)
(j) Masase
Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot, tendon, atau ligamentum, tanpa
menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk
meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan memperbaiki
sirkulasi. (Andarmoyo, 2013)

3. Terapi Murottal Al-Qur’an


a. Pengertian Murottal Al-Qur’an
Murottal merupakan salah satu penanganan non farmakologis
dengan metode distraksi audio seperti musik yang memiliki pengaruh
positif bagi pendengarnya (Andarmoyo, 2013; Rantiyana, 2017).
Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan
benar akan mendatangkan ketenangan jiwa. Lantunan ayat-ayat Al-
21

qur‟an secara fisik mengandung unsur-unsur manusia yang merupakan


instrumen penyembuhan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara
dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon
endofrin alami, meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki sistem
kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak
(Heru, 2008 dalam Handayani dkk. 2014)

b. Mekanisme Penyembuhan dengan Terapi Murottal


Para Ilmuan sekarang memastikan keberadaan sistem getaran
dalam sel. Sistem ini yang menjaga sel berkomunikasi dengan sel-sel
lainnya. Tubuh manusia merespons beberapa frekuensi suara tertentu,
kemudian timbul perubahan pada kecepatan denyut jantung. DNA
adalah sebuah pita yang terbungkus di dalam dirinya sendiri
danterletak didalam inti sel. Di dalam DNA ini terdapat lebih dari
100.000 gen-gen yang berbeda. Ini berarti bahwa Allah menciptakan
manusia dan menempatkan di setiap tubuh mereka informasi-informasi
yang berbeda dari orang lain dan selamanya tidak ada kesamaan.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa frekuensi suara
bisa mempengaruhi banyak virus/penyakit, suara juga bisa
meningkatkan aktivitas sel-sel darah putih lalu menyerang virus-virus
ini dan membunuhnya. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa suara
berpengaruh dalam memproduksi antibodi tubuh sehingga mampu
menyembuhkan penyakit. (Al-Kaheel, 2013)
Pada saat mendengarkan bacaan Al- qur’an implus atau
rangsangan suara akan diterima oleh daun telinga pembacanya,
kemudian telinga memulai proses mendengarkan. Secara fisiologi
pendengaran adalah proses dimana telinga informasi kesusunan saraf
pusat. Setiap bunyi dihasilkan oleh sumber bunyi atau getaran udara
akan diterima oleh telinga. Getaran tersebut diubah menjadi implus
mekanik di telinga tengah dan diubah menjadi implus elektrik ditelinga
22

dalam dan diteruskan melalui saraf pendengaran menuju ke korteks


pendengaran diotak. (Al-Kaheel, 2013)
Suara bacaan Al-qur’an akan ditangkap oleh daun telinga yang
akan disalurkan kelubang telinga dan mengenai membrane timpani,
sehingga membuat bergetar. Getaran ini akan diteruskan ke tulang-
tulang pendengaran yang bertautan yang satu dengan yang lainnya.
Getaran suara tersebut akan disalurkan kesaraf N VII (Vestibule
Cokhlearis) menuju ke otak tepatnya dibagian pendengaran sehingga
dapat memberikan efek rileks bagi pendengarnya. (Al-Kaheel, 2013)

c. Manfaat Terapi Murottal


Manfaat terapi murottal Al-Qur’an dibuktikan dalam berbagai
penelitian. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menurunkan Kecemasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Virgianti Nur
Faridah (2015) menunjukkan bahwa pemberian pengaruh terapi
murottal Al-Qur’an memiliki pengaruh terhadap tingka kecemasan
responden. Pada penelitian tersebut tingkat kecemasan responden
berkurang setelah dilakukan terapi murottal Al-Qur’an.
2) Menurunkan Tingkat Stress
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani, dkk
(2018) menunjukkan bahwa terapi murottal efektif untuk
menurunkan tingkat stress responden.
3) Mengurangi Tingkat Nyeri
Terapi murottal Al-Qur’an terbukti dapat menurunkan tingkat
nyeri. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Istiroha
& Erni Hariati (2018) dan Heni Siswanti & Ummi Kulsum (2017)
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi murottal
Al-Qur’an terhadap tingkat nyeri.

d. Alur Pelaksanaan Terapi Murottal Al-Qur’an


23

Penelitian yang dilakukan oleh Cooke, Chaboyer dan Hiratos


dalam Handayani (2014), mendapatkan hasil bahwa terapi murottal Al-
Qur’an diperdengarkan menggunakan tape recorder, pita kaset bacaan Al-
Qur’an atau earphone, diperdengarkan selama 15 menit memberikan
dampak psikologis kearah positif berupa ketenangan jiwa. Terapi musik
memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya (Potter dan Perry, 2006
dalam Andarmoyo, 2013). Murottal Al-Qur’an sebagai bagian dari terapi
musik dapat menggunakan langkah-langkah tersebut.
1) Pilih ayat Al-Qur’an yang akan diperdengarkan.
2) Gunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang
lain dan membantu klien berkonsentrasi pada murottal Al-Qur’an.
3) Pastikan tombol-tombol mp3 player mudah ditekan.
4) Minta klien berkonsentrasi pada murottal Al-Qur’an dan mengikuti
irama yang dilantunkan oleh qori’.
5) Instruksikan klien untuk tidak menganalisa murottal Al-Qur’an:
“Nikmati murottal Al-Qur’an harus didengarkan minimal 15 menit
supaya dapat memberikan efek terapeutik.

4. Hubungan Terapi Murottal Al-Qur’an dengan Dismenore Primer


Terapi Murottal Al-Qur’an dihubungkan dengan dismenore primer.
Terapi Murottal Al-Qur’an adalah teknik distraksi mendengarkan musik
berupa suara alunan ayat suci yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya. (Widayarti, 2011 dalam Rantiyana, 2017). Dismenore
primer adalah rasa nyeri yang dirasakan seseorang pada saat menstruasi
namun tanpa adanya kelainan genital yang nyata. (Sukarni & Wahyu,
2013)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati dan Desni
Putriadi (2019) dengan judul efektifitas terapi murottal terhadap nyeri
dismenore pada remaja putri di SMA Negeri 2 Bangkinang Kota Tahun
2019 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan intensitas nyeri haid
/ dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal. Saat otak
mendapat rangsangan dari luar (terapi murottal al-qur’an) maka otak akan
24

memproduksi zat kimia yang disebut nueropeptide. Molekul-molekul


inilah yang mengangkut reseptor-reseptor yang ada didalam tubuh
sehingga akan memberikan umpan balik berupa rasa nyaman.
Mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara murottal mempunyai efek
rileksasi dan dapat menurunkan nyeri haid (dismenore). (Widayarti, 2011
dalam Indrawati, 2019)

B. Kerangka Teori
Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 2.6 Kerangka Teori
Faktor-Faktor Risiko:
Faktor-Faktor Penyebab:
1. Usia saat menstruasi
1. Faktor kejiwaan pertama <12 tahun
2. Faktor konstitusi 2. Belum pernah
3. Faktor obstruksi melahirkan anak
kanalis servikalis Dismenore 3. Haid memanjang
4. Faktor endokrin 4. Merokok
5. Faktor alergi 5. Riwayat keluarga
Penatalaksanaan 6. Kegemukan

Farmakologis: Non Farmakologis:


1. NSAID 1. Bimbingan antisipasi
2. Analgesik narkotik 2. Terapi es dan panas
atau opiat (kompres panas dan
3. Obat tambahan dingin)
3. TENS
4. Distraksi
Jenis-Jenis Distraksi: 5. Relaksasi
1. Distraksi visual/ 6. Imajinasi terbimbing
penglihatan 7. Hipnosis
Terapi Murottal Al-
2. Distraksi audio/ 8. Akupuntur
quran
pendengaran 9. Umpan balik biologis
3. Distraksi intelektual 10. Masase

Penurunan Dismenore
25

Sumber : Anurogo & Ari,2011; Adarmoyo, 2013


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah suatu konsep yang dipakai sebagai
landasan dalam suatu penelitian yang menunjukkan jenis serta hubungan
antar variabel yang diteliti dan varibel terikat. Variabel yang diteliti dalam
penelitian ini adalah terapi murottal dan variabel terikatnya adalah nyeri
dismenore yang dirasakan sebelum dan sesudah terapi murottal.
(Nursalam,2009; Sastroasmoro, 2014)
Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Terapi murottal Dismenore Primer

B. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk membatasi konsep yang ada dalam
penelitian agar tidak memiliki makna ganda dari istilah yang digunakan
dalam suatu penelitian. (Sastroasmoro,2014)
Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional


Variabel Independen
1. Terapi Mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an selama minimal
Murottal 15 menit dan dilantunkan oleh seseorang qori serta
didengarkan jika sedang merasakan dismenore.
Variabel Dependen
2. Dismenore Nyeri pada bagian perut dan pelvis yang dirasakan
Primer perempuan saat menstruasi namun tidak disertai dengan
penyakit ginekologis tertentu.

26
27

C. Hipotesis
Ada perubahan tingkat dismenore sebelum dan sesudah diberikan terapi
murottal Al-Qur’an.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pertanyaan Panduan (Keyword)


1. Pertanyaan panduan : Apakah terapi murottal
mempengaruhi tingkat dismenore seseorang ?
2. Kata kunci dalam bahasa Indonesia : Terapi Murottal, Dismenore,
Remaja.
3. Kata kunci dalam bahasa Inggris : Murottal Therapy,
Dysmenorrhea, Teenager
4. Sinonim kata kunci Murottal Therapy dalam bahasa Inggris : Qur’anic
Sound Healing, Listening to the holy qur’an recitation, Al-Qur’an
Therapy.

B. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi : artikel yang memiliki judul dan isi yang sesuai
dengan tujuan literature review yaitu untuk menganalisis pengaruh terapi
murottal terhadap penurunan tingkat dismenore. Responden yang termasuk
dalam artikel secara umum berusia remaja, artikel penelitian yang
dipublikasikan pada 2010-2020, artikel penelitian yang menggunakan
semua skala penilaian nyeri. Kriteria eksklusi : artikel yang tidak memiliki
struktur lengkap(latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan)
dan tidak relevan dengan variabel penelitian (yang tidak memiliki
keterkaitan atau kesamaan dengan variabel penelitian atau kriteria inklusi
yang telah ditentukan).

C. Data / Jurnal Diperoleh dari Database Elektronik


Tipe studi literature yang di review adalah semua penelitian yang
menggunakan intervensi terapi murottal untuk mempengaruhi tingkat
dismenore seseorang. Artikel yang digunakan pada literature review ini
disusun melalui penelusuran artikel penelitian yang sudah terpublikasi dan

28
29

fulltext PDF. Semua populasi berhak menjadi sampel jika memenuhi


semua kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan oleh peneliti.
Data diperoleh dari database elektronik yaitu Google Scholar,
PERPUSNAS, PubMed, Science Direct, Wiley, dan GARUDA yang
dipublikasikan pada tahun 2010-2020. Peneliti memilih sendiri artikel
yang sesuai dengan judul, abstrak, isi dan tujuan. Pencarian artikel
menggunakan strategi PICO (Participants, Intervention, Comparation, dan
Outcomes).
Hasil dari pencarian berdasarkan keyword didapatkan 12 artikel
yang dipilih, masing-masing artikel dibaca dengan cermat dari abstrak,
tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan
informasi tentang efektifitas / pengaruh terapi murottal terhadap tingkat
dismenore seseorang dan didapatkan 6 artikel yang termasuk dalam
kriteria inklusi.
Tabel 4.1 Strategi pencarian pada data base

Strategi pencarian dalam data base


P (Participant, Population, Patient) - Teenager
I (Intervention) - Murottal Therapy
- Qur’anic Sound Healing
- Listening to the holy qur’an
recitation
- Al-Qur’an Therapy
C (Comparation) Tidak ada pembanding
O (Outcome) - Dysmenorrhea

Strategi pencarian dalam data base


P (Participant, Population, Patient) - Remaja
I (Intervension) - Terapi Murottal
C (Comparation) Tidak ada pembanding
O (Outcome) - Dismenore

Bagan 4.1 Proses Literatue Review


Identification

Database Search Strategy

Google Scholar (34) Terapi murottal dan dismenore

PERPUSNAS (411) Murottal Therapy or Qur’anic Sound Healing or


Listening to the holy qur’an recitation or Al-
Qur’an Therapy and Dysmenorrhea
30

452 artikel dikecualikan


melalui membaca judul
464 artikel yang dan abstrak
Seleksi

ditemukan di database

12 artikel yang dipilih di


database
6 dikeluarkan setelah
membaca teks lengkap
Inklusi

6 artikel yang dipilih


untuk literatur review
terakhir
BAB V

HASIL PENELITIAN

Dari 6 artikel yang dipilih untuk literature review ini, semua artikel
merupakan studi kuantitatif. Enam artikel tersebut diterbitkan / dipublikasikan
antara tahun 2010-2020. Studi dilakukan diberbagai daerah di Indonesia yaitu
Surabaya, Bangkinang Kota, Semarang, Pontianak, Lombok Timur dan
Tasikmalaya. Masing-masing dari 6 artikel yang dipilih untuk dibaca dengan
cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan pertanyaan awal peneliti
untuk mengumpulkan informasi tentang efektifitas / pengaruh terapi murottal
terhadap tingkat dismenore seseorang.
Terapi murottal salah satu cara non farmakologi untuk menurunkan tingkat
dismenore seseorang. Tingkat dismenore seseorang berbeda-beda dan terbagi
dalam ringan, sedang, dan berat. Studi literature ini didapatkan 6 artikel yang
sesuai dengan kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel di ketahui ada pengaruh terapi
murottal terhadap dismenore. Dijelaskan dalam Tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1
Daftar Literature Review

Negara
Nama
No / Judul Desain Sampel Prosedur Hasil
Author
Daerah
1 Yurike Suraba The Effect Of Eksperimen N = 32  Mengisi Tingkat
Septianingru ya Menstrual dengan responden VAS nyeri
m, Nety Qur’an On pendekatan (Visual menstruasi
Mawarda Menstrual Prettest- Analog memiliki
Hatmanti, Pain In Posttest Scale) perbedaan
dan Nursing Design sebelum yang
Andikawati Student Of diberikan signifikan
Firtriasari Universitas perlakuan antara

31
32

(2019) Nahdatul  Diberikan sebelum


Ulama terapi dan
Surabaya murottal sesudah
selama 15 diberikan
menit terapi
 Mengisi murottal.
VAS Hal
(Visual tersebut
Analog menunjuk
Scale) kan
setelah adanya
diberikan pengaruh
perlakuan terapi
murottal
terhadap
penurunan
nyeri
menstruasi
2 Indrawati dan Bangki Efektifitas Quasy N = 30  Mengisi Terdapat
Desni nang Terapi Experiment responden lembar perbedaan
Putriadi Kota, Murottal dengan jenis observasi rata-rata
(2019) Riau Terhadap rancangan skala yang
Nyeri the one intensitas signifikan
Dismenore group nyeri intensitas
Pada Remaja pretest- (NRS) nyeri
Putri di SMA posttest sebelum haid /
Negeri 2 design. dilakukan dismenore
Bangkinang perlakuka sebelum
Kota Tahun n dan
2019  Perlakuka sesudah
n diberikan
diberikan terapi
murottal
33

 Mengisi dengan
kembali minimal
lembr skala 4
observasi dan
NRS maksimal
8 pada
pretest dan
minimal
skala 1
dan
maksimal
7 pada
posttest.
3 Masruroh dan Semara Perbedaan Pre N = 40 Responden Murottal
Heni ng Efektivitas Eksperiment responden diminta untuk Al-Qur’an
Setyowati Murottal Al- al dengan mendengarka lebih
(2019) Qur’an Dan pendekatan n murottal efektif dari
Terapi studi true Al-Qur’an pada
Akupresur experimental selama 15 akupresur
Terhadap rancangan menit dengan dalam
Nyeri Haid pre-post test. cara tidur menguran
Pada Remaja dengan posisi gi nyeri
Putri Kelas X miring ke haid pada
di SMAN 2 kanan. responden.
Ungaran Kategori
Kabupaten tingkat
Semarang nyeri
responden
setelah
diberikan
terapi
murottal
merubah
34

menjadi
kategori
ringan dan
sedang.
4 Amirul Ihsan, Pontian Efektivitas Pre- N = 16  Peneliti Menunjuk
Yuyun ak Terapi Eksperiment responden melakuka kan
Tafwidhah, Murottal al dengan n adanya
dan Berthy Terhadap model One pengukura perbedaan
Adiningsih Perubahan Group Pre- n tingkat yang
(2013) Tingkat Post Test dismenore signifikan
Dismenore Design. sebelum sebelum
Pada dilakukan dan
Mahasiswi intervensi setelah
Program dengan intervensi
Studi lembar terapi
Keperawatan observasi murottal.
Universitas mengguna Sebelum
Tanjungpura kan dilakukan
Angkatan numeric intervensi,
2013 rating responden
scale yang
 Kemudian mengalam
menanyak i
an surah dismenore
yang sedang
responden sebanyak
sukai, 13
apabila responden
tidak ada dan
surah dismenore
yang berat
disukai sebanyak
3
35

maka responden.
akan Sedangkan
diperdeng setelah
arkan dilakukan
surah acak intervensi
lalu responden
menganju yang
rkan mengalam
responden i
untuk dismenore
rileks berat
selama 5 sebanyak
menit 1
 Biarkan responden,
responden dismenore
mendenga sedang
rkan sebanyak
murottal 2
selama 60 responden
menit dan
 Lakukan dismenore
pengukura ringan
n kembali sebanyak
tingkat 13
dismenore responden.
mengguna
kan
lembar
observasi.
5 Humaediah Lombo Pengaruh Pre- N = 32 Pengukuran Ada
Lestari, k Terapi Eksperiment responden dilakukan pengaruh
Fahrurrozi, Timur Murottal Al- al design menggunaka terapi
36

dan Febriati Qur’an dengan one n kuesioner, murottal


Astuti Terhadap group pertama Al-Qur’an
(2019) Perubahan pretest- sebelum terhadap
Skala Nyeri posttest diberikan perubahan
Haid design. perlakukan skala nyeri
(Dismenore) responden haid
Pada Siswi diobservasi / (dismenor
Kelas X, XI diukur e) yang di
dan XII MA terlebih lihat dari
Asy- dahulu, tingkat
Syafi’iah kemudian nyeri
Bendung dilakukan sebelum
Desa Kilang perlakukan diberikan
Kecamatan selama 15 terapi
Montong menit lalu murottal
Gading setelah Al-Qur’an
Kabupaten perlakukan responden
Lombok dilakukan yang
Timur Tahun pengukuran / mengataka
2017 observasi n nyeri
kembali. ringan
sebanyak
6
responden
dan nyeri
sedang
sebanyak
26
responden.
Sedangkan
setelah
diberikan
37

terapi
murottal
Al-Qur’an
responden
mengataka
n tidak
mengalam
i nyeri
haid lagi
sebanyak
5
responden,
nyeri
ringan
sebanyak
25
responden
dan nyeri
sedang
sebanyak
2
responden.
6 Qanita Tasikm The Effect Of Quasy- N = 30 Menggunaka Terapi
Chairun alaya Murattal To experiment responden n lembar murottal
Nisaa, Neni Relieve dengan pre- observasi berpengar
Nuraeni, dan Dysmenorrhe postteast and dengan uh
Hani a Pain In control Numeric menguran
Handayani Female group Rating Scale gi
(2018) Students design. sebelum dan dismenore
sesudah pada
dilakukan responden.
intervensi. Setelah
Intervensi intervensi
38

dilakukan dilakukan
selama 15 rata-rata
menit. responden
merasakan
nyeri
ringan dan
sedang.

Didapatkan 6 artikel, metode literature review yang dianalisis beragam,


metode penelitian tersebut adalah Eksperimen, Quasy Experiment dan Pre-
Experiment. Tempat penelitian dari artikel dilakukan ditempat yang berbeda.
Artikel pertama pengambilan data dilakukan di Surabaya, artikel kedua di
Bangkinang Kota, artikel ketiga di Semarang, artikel keempat di Pontianak,
artikel kelima di Lombok Timur dan artikel yang keenam di Tasikmalaya. Artikel
pertama menunjukkan bahwa tingkat dismenore kelompok intervensi dan kontrol
memiliki perbedaan yaitu 2,5-5 untuk kelompok intervensi dan 3-8 untuk
kelompok kontrol dengan instrument nyeri VAS. Tingkat dismenore sebelum dan
sesudah intervensi pada kelompok intervensi memiliki perbedaan yang signifikan
dengan p=0.00 (α<0.05). Artikel ke-dua menunjukkan rata-rata tingkat dismenore
sebelum dilakukan terapi murottal 5,57 sedangkan setelah dilakukan sebesar 3,67.
Skala nyeri sebelum intervensi dengan skala minimal 4 dan maksimal 8
sedangkan setelah intervensi dengan skala minimal 1 dan malsimal pada skala 7.
Dari hasil uji statistik didapat nilai pvalue =0.000 dimana p<α0.05 ini berarti
terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan tingkat dismenore sebelum dan
sesudah diberikan terapi murottal. Artikel ke-tiga menunjukkan bahwa kedua
kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada kelompok intervensi
terapi murottal ada perbedaan yang signifikan nyeri haid sebelum dan sesudah
intervensi dengan p-value 0,000 <a(0,05). Artikel ke-empat menunjukkan bahwa
dari 16 responden yang diberikan intervensi sebanyak 13 responden (81,25%)
mengalami dismenore ringan. Artikel ke-lima menunjukkan bahwa dari 32
responden setelah diberikan intervensi sebanyak 5 (15,625%) responden tidak
mengalami dismenore lagi, 25 (78,125%) responden mengatakan nyeri ringan,
dan 2(6,25%) responden mengatakan nyeri sedang dengan nilai p-value
39

<α(0,000<0,05). Artikel ke-enam menunjukkan bahwa terapi murottal efektif


untuk menurunkan tingkat dismenore dengan p value 0,000. Rata-rata tingkat
dismenore sebelum terapi murottal adalah 3,67 dan setelah terapi murottal 1,93.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Penetapan kriteria yang ketat pada metode sangat mempengaruhi jumlah
artikel yang didapat. Penentuan artikel awalnya hanya terbatas pada artikel
yang menggunakan metode quasy-experiment dengan rentang tahun 2015-
2020. Setelah dilihat bahwa jumlah artikel yang didapatkan terbatas, kriteria
pengambilan artikel selanjutnya diturunkan. Artikel dengan metode
Experiment, Pre-Experiment dan tahun penelitian diturunkan dalam rentang
2010-2020 akhirnya tetap dimasukkan selama tetap terkait dengan terapi
murottal terhadap dismenore. Setelah menurunkan kriteria berupa metode
penelitian dan rentang tahun, akhirnya artikel yang didapatkan berjumlah 6
artikel. Hasil yang sejalan ditunjukkan pada hasil penelitian di artikel, hasil
penelitian secara umum menyebutkan bahwa terapi murottal terbukti secara
signifikan mampu menurunkan tingkat dismenore.
Dismenore didefinisikan sebagai nyeri uterus yang bersifat siklik yang
terjadi sebelum atau selama menstruasi. (Proverawati, 2009 dalam Humaediah,
dkk., 2019) Tingkat dismenore dipengaruhi oleh banyak faktor. Berbagai faktor
yang mempengaruhi tingkat dismenore salah satunya adalah akibat tingginya
jumlah prostagkandin dalam endometrium sehingga menyebabkan kontraksi
yang kuat pada miometrium dan mampu menyempitkan pembuluh darah,
endometrium, serta nyeri. (Morgan,2009 dalam Amirul Ihsan, dkk., 2013).
Penanganan dismenore dapat terbagi menjadi 2 yaitu farmakologi dan
nonfarmakologi. Salah satu penanganan dismenore secara nonfarmakologi
adalah terapi murottal. Terapi murottal adalah salah satu musik yang
memebrikan dampak positif terhadap pendengarnya.(Muhidin, 2016 dalam
Yurike, dkk., 2019). Saat otak mendapat rangsangan dari luar (terapi murottal
al-qur’an) maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut nueropeptide.
Molekul-molekul inilah yang mengangkut reseptor-reseptor yang ada didalam
tubuh sehingga akan memberikan umpan balik berupa rasa nyaman.

40
41

Mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara murottal mempunyai efek


rileksasi dan dapat menurunkan nyeri haid (dismenore). (Widayarti, 2011
dalam Indrawati, 2019)

Pengaruh Terapi Murottal terhadap Dismenore


Beberapa penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
murottal terhadap dismenore. Menurut Yurike, dkk. (2019) setelah diberikan
intervensi terapi murottal Surah Ar-Rahman selama 15 menit didapatkan hasil
nilai p=0.00 (α<0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan
yang signifikan antara tingkat dismenore sebelum dan sesudah diberikan
intervensi terapi murottal terhadap mahasiswi keperawatan di Universitas
Nahdatul Ulama Surabaya. Alunan ayat-ayat al-qur’an yang terkandung dalam
murottal memiliki efek relaksasi pada tubuh. Murottal secara fisik mengandung
suara manusia yang dapat menstimulasi tubuh untuk mengurangi hormon stres,
mengaktifkan endorfin secara alami, meningkatkan perasaan rileks,
mengalihkan perhatian dari kegelisahan dan ketegangan, meningkatkan
metabolisme sehingga dapat mengurangi tekanan darah dan memperlambat
pernapasam, denyut nadi dan gelombang otak. Laju pernapasan yang lebih
dalam atau lambat sangat baik untuk menyebabkan ketenangan. (Wisudawati,
2014 dalam Yurike, dkk., 2019)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati dan Desni Putriadi
(2019) menunjukkan adanya pengaruh terapi murottal terhadap tingkat
dismenore pada remaja putri di SMA N 2 Bangkinang Kota. Hasil penelitian
bahwa rata-rata tingkat nyeri dismenore sebelum dilakukan terapi 5,57
sedangkan setelah dilakukan terapi murottal turun menjadi 3,67. Terapi
murottal didengarkan seseorang akan bekerja pada otak sehingga memproduksi
neuropeptide yang mengangkut reseptor-reseptor yang ada didalam tubuh
sehingga tubuh memberi umpan balik berupa rasa nyaman. (Widayarti, 2011
dalam Indrawati, 2019)
Penelitian lainnya juga dilakukan Masruroh (2019), penelitian tersebut
membedakan antara pengaruh murottal al-qur’an dan akupresur terhadap nyeri
haid seseorang. Didapatkan hasil bahwa metode murottal al-qur’an lebih efektif
42

dalam mengurangi nyeri haid pada siswi kelas X di SMAN 2 Ungaran. Dilihat
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skala tingkat nyeri haid
sebelum dilakukan tindakan terapi murottal al-quran sebesar 10,50 kemudian
berkurang menjadi 0,00 sesudah dilakukan tindakan terapi murottal. Dengan
mendengarkan lantunan murottal, suara tersebut akan mempengaruhi
keseimbangan gelombang didalam tubuh dan memengaruhi bagian tubuh yang
mendapat gangguan sehingga bagian tubuh akan merespon suara tersebut
dengan getaran-getaran tertentu yang sinyalnya dikirimkan ke pusat sistem
saraf yang mengatur seluruh tubuh. Dengan kata lain, suara yang
diperdengarkan akan memicu sel-sel tubuh untuk merespon dan memperbaiki
kerusakan sistemnya sehingga bisa dikembalikan pada kondisi sebelum rusak.
(Elzki, 2014 dalam Masruroh, 2019)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amirul Ihsan, dkk. (2013) diketahui
bahwa terapi murottal berpengaruh terhadap perubahan tingkat dismenore pada
mahasiswi di Universitas Tanjungpura dengan perbandingan hasil sebelum
dilakukan terapi murottal responden yang mengalami dismenore sedang
sebanyak 13 responden, berat sebanyak 3 responden. Sedangkan setelah
diberikan terapi murottal responden yang mengalami dismenore berat sebanyak
1, dismenore sedang 2, dan dismenore ringan sebanyak 13. Hal tersebut
dikarenakan murottal dapat memacu sistem saraf parasimpatis yang
mempunyai efek berlawanan dengan sistem saraf simpatis, sehingga terjadi
keseimbangan pada kedua saraf autonom tersebut. Hal ini menjadi prinsip
dasar dari munculnya respon relaksasi akibat terjadinya keseimbangan antara
sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Kondisi yang rileks akan mencegah
vasospasme pembuluh darah akibat perangsangansimpatis pada kondisi stres
sehingga dapat meningkatkan perfusi darah ke jaringan iskemik menjadi
adekuat dan berakibat kepada berkurangnya nyeri haid (dismenore).
Penelitian yang dilakukan oleh Humaediah, dkk. (2019), didapatkan hasil
bahwa sebelum diberikan terapi murottal sebanyak 6 responden mengatakan
nyeri ringan, nyeri sedang sebanyak 26 responden. Sedangkan setelah
dilakukan terapi murottal sebanyak 5 responden tidak mengalami nyeri lagi,
sebanyak 25 responden mengalami nyeri ringan dan 2 responden yang
43

mengalami nyeri sedang. Menurut Al-Kaheel (2011) dalam penelitian yang


dilakukan oleh Humaediah, dkk. (2019), mendengarkan murottal Al-Qur’an
akan memberikan dampak relaksasi. Terapi bacaan Al-Qur’an terbukti
mengaktifkan sel-sel tubuh dengan mengubah getaran suara menjadi
gelombang yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan stimuli reseptor nyeri dan
otak terangsang mengeluarkan analgesik opioid natural endogen. Sedangkan,
menurut Purna (2006) dalam Humaediah, dkk. (2017) bahwa mendengarkan
alunan murottal memiliki makna berdzikir kepada Allah SWT. Berdzikir dapat
memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa serta sebagai relaksasi sehingga
dapat menurunkan nyeri haid.
Penelitian yang dilakukan oleh Qanita, dkk., (2018) dengan hasil
penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata penurunan tingkat dismenore
sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal yaitu dengan rata-rata tingkat
nyeri sebelum terapi murottal 3,67 dan sesudah dilakukan terapi murottal turun
menjadi 1.93. Dari hasil pembahasan diatas menunjukkan bahwa ada pegaruh
terapi murottal terhadap tingkat dismenore karena dengan mendengarkan
murottal al-qur’an tubuh akan terangsang mengeluarkan endorphin alami untuk
meningkatkan rasa rileks serta dapat mengalihkan perhatian seseorang yang
mendengarkannya sehingga pendengar tidak berfokus pada nyeri yang
dirasakannya.
44

B. Keterbatasan

Literature Review yang dilakukan saat ini masih memiliki banyak


kekurangan dan keterbatasan yaitu penulis hanya mengambil sampel
sebanyak enam artikel dari berbagai kota di Indonesia dan tidak ada artikel
Internasional untuk diuraikan menjadi pembahasan. Tidak adanya artikel
Internasional karena keterbatasan keyword walaupun penulis sudah
mengganti keyword utama dengan sinonim namun hasilnya tetap saja nihil.
Jumlah artikel yang diambil sedikit karena adanya keterbatasan sumber
walaupun penulis sudah mencari artikel di lebih dari 5 web pencarian artikel.
Dari berbagai keterbatasan diatas, penulis menyadari bahwa literature review
ini memberikan hasil yang dicapai belum secara maksimal sesuai dengan
yang diharapkan.
BAB VII

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah dari 6 artikel yang telah dilakukan, terapi


murottal mempengaruhi penurunan nyeri haid / dismenore seseorang melalui
sel otak yang mendapat rangsangan (terapi murottal al-qur’an) membuat otak
akan memproduksi zat kimia yang disebut nueropeptide. Molekul-molekul
inilah yang mengangkut reseptor-reseptor yang ada didalam tubuh sehingga
akan memberikan umpan balik berupa rasa nyaman. Mendengarkan ayat-ayat
suci Al-Qur’an secara murottal mempunyai efek rileksasi. Mendengarkan
murottal Al-Qur’an akan memberikan rasa tenang dan nyaman pada
seseorang yang mendengarkan sehingga seseorang tersebut tidak terlalu fokus
pada nyeri yang dirasakannya. Dari hasil literature review ini, bahwa terapi
murottal dapat digunakan sebagai penanganan non farmakologis bagi
seseorang yang mengalami nyeri haid / dismenore karena mudah dilakukan,
ekonomis, tidak menimbulkan adiksi dan dapat dilakukan kapan saja serta
minim efek samping pada seseorang yang melakukannya.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti memberikan


saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan. Adapun saran yang dapat
diberikan peneliti adalah untuk mencari artikel yang lebih banyak dari
berbagai database dan melihat variabel yang akan dianalisis agar tidak
kekurangan sumber untuk artikel yang akan diambil sebagai bahan untuk
literature review.

45
46
DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaheel, A. D. (2013). Pengobatan Qur’ani Manjurnya Berobat dengan Al-


Qur’an (A. Zirzis & S. F. Nurlaili (eds.); Edisi 1). Amzah.

Amirul Ihsan, Yuyun Tafwidhah, B. A. (2013). Efektivitas Terapi Murottal


Terhadap Perubahan Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi Program Studi
Keperawatan Universitas Tanjungpura Angkatan 2013. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Andarmoyo, S. (2013). KONSEP DAN PROSES KEPERAWATAN NYERI (Rose


(ed.)). Ar-Ruzz Media.
Anurogo, D., & Ari Wulandari. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid (Hernita
(ed.); Ed. 1). ANDI.
Aziato, L., Dedey, F., Marfo, K., Asamani, J. A., & Clegg-Lamptey, J. N. A.
(2015). Validation of three pain scales among adult postoperative patients in
Ghana. BMC Nursing, 14(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12912-015-0094-
6

Departemen Agama Republik Indonesia. (2007). Al-Qur’an dan Terjemahan


Special for Woman. sygma exa grafika.

Faridah, V. N. (2015). Terapi Murottal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan Tingkat


Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Laparatomi. Jurnal Keperawatan, 6,
63–70. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2014.04.074
Handayani, R., Fajar, S. D., Asih, D. R. T., & Rohmah, D. N. (2014). Pengaruh
terapi Murotal Al-Quran untuk penurunan nyeri persalinan dan kecemasan
pad ibu bersalin kala I fase aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 5(2), 1–15.

Indrawati, & Putriadi, D. (2019). EFEKTIFITAS TERAPI MUROTTAL


TERHADAP NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRIDI SMA
NEGERI 2 BANGKINANG KOTA TAHUN 2019. Jurnal Ners, 3(2), 32–
38. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Indrawati, & Putriadi, D. (2019). EFEKTIFITAS TERAPI MUROTTAL
TERHADAP NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRIDI SMA
NEGERI 2 BANGKINANG KOTA TAHUN 2019. Jurnal Ners, 3(2), 32–
38. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners

Istiroha, & Hariati, E. (2018). Terapi Murottal Berpengaruh Terhadap Penurunan


Tingkat Nyeri Selama Perawatan Ulkus Diabetikum. Journals of Ners
Community, 09(November), 174–182.

41
42

Lestari, H., Fahrurrozi, & Astuti, F. (2019). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an
Terhadap Perubahan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Siswi Kelas X,
XI, Dan XII MA Asy-Ayafi’iah bendung Desa Kilang Kecamatan Montong
Gading Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017. Prima, 5(2), 69–74.
Masruroh, & Setyowati, H. (n.d.). Perbedaan Efektivitas Murottal Al-Qur’an dan
Terapi Akupresur Terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri Kelas X Di
SMAN 2 Ungaran Kabupaten Semarang. 173–180.
Nissa, Q. C., Nuraeni, N., & Handayani, H. (2018). The Effect of Murattal To
Relieve Dysmenorrhea Pain in Female Students. Journal of Maternity Care
and Reproductive Health, 1(1), 109–117.
https://doi.org/10.36780/jmcrh.v1i1.3

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.


Nuhan, K., Astuti, T., & Murhan, A. (2018). Pengaruh Murottal Al-Qur’an
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Ceasarea. Jurnal
Keperawatan, XIV(1), 91–97.
Nursalam. (2009). KONSEP DAM PENERAPAN METODOLOGI PENELITIAN
ILMU KEPERAWATAN Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan (Edisi 2). Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit (H. Hartanto (ed.); Edisi 6). EGC.
Priyanto, & Anggraeni, I. I. (2019). Perbedaan Tingkat Nyeri Dada Sebelum dan
Setelah Dilakukan Terapi Murottal Al-Quran. Jurnal Ilmiah Keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya, 14(1), 18–27. http://journal.stikeshangtuah-
sby.ac.id/index.php/JIKSHT
Purwaningsih, W., & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas
(Edisi Peta). Nuha Medika.

Rahmadhayanti, E., Afriyani, R., & Wulandari, A. (2017). Pengaruh Kompres


Hangat terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid pada Remaja Putri di SMA
Karya Ibu Palembang. Jurnal Kesehatan, 8(3), 369.
https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.621

Rahmayani, M. P., Rohmatin, E., & Wulandara, Q. (2018). THE INFLUENCE


OF MUROTTAL AL-QUR ’ AN THERAPY ON STRESS LEVEL OF
ABORTUS PATIENTS AT DR . SOEKARDJO PUBLIC HOSPITAL
TASIKMALAYA IN 2018. Jurnal Bidan “Midwife Journal,” 4(02), 36–41.
Rantiyana, R., Florencia, M., & Suratun, S. (2018). Pengaruh Terapi Murottal Al
Qur’an Terhadap Nyeri Pada Pasien Luka Bakar. Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan Aisyiyah, 13(2), 167–177. https://doi.org/10.31101/jkk.400
Rilla, E. V., Ropii, H., & Sriati, A. (2014). Terapi Murottal Efektif Menurunkan
Tingkat Nyeri Dibanding Terapi Musik pada Pasien Pascabedah. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 17(2), 74–80. https://doi.org/10.7454/jki.v17i2.444
Sartiwi, W., Herlina, A., Kumalasari, I., & Andriyani, D. (2019). Analisis
Pengetahuan Siswi Terhadap Penatalaksanaan Dismenore di SMPN 12
43

Padang. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.


https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis (Edisi ke-5).
Sagung Seto.

Septianingrum, Y., Hatmanti, N. M., & Fitriasari, A. (2019). The Effect of


Murottal Qur’an on Menstrual Pain in Nursing Student of Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan, 8(1), 8.
https://doi.org/10.36720/nhjk.v8i1.55

Siswanti, H., & Kulsum, U. (2017). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri
Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun
2016. University Research Colloquium, 21–26.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1194

Sugiyono. (2015). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN


R&D. Alfabeta.

Sukarni, I., & Wahyu. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Pertama).
Nuha Medika.
Suwardi, A., & Rahayu, D. A. (2019). Effectiveness of Murottal Therapy In
Decreasing Pain Level Of Cancer Patients. Jurnal Keperawatan Jiwa, 7(1),
27–32.
Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kandungan (A. B. Saifuddin & T. Rachimhadhi
(eds.); Edisi Kedu). PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

FORMULIR LEMBAR BIMBINGAN


TUGAS AKHIR LPM
No: 4-FORM-LPM-065

LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM : 21116104
Judul Tugas Akhir : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal
terhadap Dismenore
Program Studi : Ilmu Keperawatan
44

Pembimbing I : Murbiah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pembimbing II : Miskiyah Tamar,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NO HARI TANGGAL MATERI BIMBINGAN PEMBIMBING I


1. Revisi BAB IV

1. Selasa, 28 April 2020 keyword yang


digunakan hanya terapi
murottal dan dismenore
2. Revisi BAB V : Tujuan
diganti dengan judul
penelitian, tabel terbuka
3. Revisi BAB VI :
Pembahasan
1. Revisi pembahasan
2. Jumat, 12 Juni 2020
2. Perhatikan sistematika
dan pengetikan huruf
3. Lengkapi daftar pustaka

3. Senin, 15 Juni 2020 Acc Literature Review,


ujian hasil

Mengetahui
45

Ketua Program Studi

(Yudi Abdul Majid,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NBM : 1056216

FORMULIR LEMBAR BIMBINGAN


TUGAS AKHIR LPM
No: 4-FORM-LPM-065

LEMBAR BIMBINGAN TUGAS AKHIR

Nama : Annisa Afianria Yoja Cindona


NIM : 21116104
Judul Tugas Akhir : Literature Review : Pengaruh Terapi Murottal
terhadap Dismenore
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Pembimbing I : Murbiah,S.Kep.,Ns.,M.Kep
46

Pembimbing II : Miskiyah Tamar,S.Kep.,Ns.,M.Kep

NO HARI TANGGAL MATERI BIMBINGAN PEMBIMBING II


1. Revisi BAB 1 : Manfaat
Penelitian
1. Rabu, 8 April 2020 2. Revisi BAB VI :
Pembahasan,
menjelaskan dari
seluruh artikel yang di
review

1. Revisi BAB I : Kata


2. Jumat, 12 Juni 2020 penelitian pada ruang
lingkup diganti dengan
literature review
2. Revisi BAB VI :
Pembahasan,
kembangkan lagi
pembahasan, bahas
artikel secara
menyeluruh.

3. Senin, 15 Juni 2020 Acc Literature Review,


ujian hasil
47

Mengetahui
Ketua Program Studi

(Yudi Abdul Majid,S.Kep.,Ns.,M.Kep)


NBM : 1056216
48

Anda mungkin juga menyukai