Anda di halaman 1dari 12

185 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

ANALISIS RISIKO BANJIR TERHADAP FASILITAS


PENDIDIKAN DI DKI JAKARTA
Siti Dahlia1, Fadiarman2
1,2
Pendidikan Geografi, FKIP UHAMKA, Jakarta Indonesia
1
sitidahlia@uhamka.ac.id , 2fadiarman1963@gmail.com

ABSTRACT
Jakarta Province as the capital city of the country, has a strategic function, namely as a
center for economic and business growth, a government center, and an education center.
However, Jakarta is prone area to flooding which impacts on various elements at risik,
one of that is schools. The impact of flooding on the school environment has the potential
to obstruct the learning process, losses, damage, and fatalities. Flood mitigation efforts
are important to reduce the level of risk of loss, damage and fatalities. Based on this, the
research objectives are: 1). To map the flood hazard level; 2). To assess the level of
school vulnerability to flooding; 3). Flood risk analysis of educational facilities
especially High Schools. The research method used to create map of floods hazard was
spatial analysis based on elevation data, landforms, land use, and historical flood events.
Vulnerability assessment method used weighting and scoring system on each parameter
with a scale of 0-1. Risk analysis used qualitative analysis using risk matrices. The
results of the analysis that areas with low flood hazard levels is 13,613.40 ha, medium
flood hazard levels is 23,238.67 ha, and high flood hazard levels of 27,216.72 ha. Based
on the school vulnerability assessment of flooding shows that there are 8 non-vulnerable
schools, 22 with low vulnerability schools, 16 medium vulnerability schools, and 4 high
vulnerability schools. Based on an analysis of school risks to flooding, there are 10 low
risk schools, 27 moderate risk schools, and 13 high risk schools. The analysis results
were identified as being consistent between the highest areas of vulnerability and risk,
namely the North and West Jakarta areas.
Keywords: Hazard, Vulnerability, Flood Risk Analysis, School

ABSTRAK
Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara, memiliki fungsi startegis yaitu sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat pemerintahan, dan pusat pendidikan. Akan
tetapi, DKI Jakarta merupakan area yang rawan terhadap bencana banjir, yang
berdampak pada berbagai elemen berisiko salah satunya yaitu sekolah. Dampak terjadi
banjir pada lingkungan sekolah berpotensi menghambat proses pembelajaran, kerugian,
kerusakan, bahkan korban jiwa. Upaya penanggulangan banjir merupakan penting
sebagai upaya penurunan tingkat risiko kerugian, kerusakan, dan korban jiwa.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian yaitu: 1). Untuk memetakan tingkat bahaya
banjir DKI Jakarta; 2). Menilai tingkat kerentanan sekolah terhadap banjir; 3). Analisis
risiko banjir terhadap fasilitas pendidikan khususnya Sekolah Menengah Atas di DKI
Jakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu untuk memetakan banjir yaitu analisis
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 186

spasial berdasarkan data elevasi, bentuklahan, penggunaan lahan, dan historis kejadian
banjir. Metode penilaian kerentanan menggunakan system pembobotan dan skoring pada
setiap parameter dengan skala 0-1. Analsisi risiko menggunakan analisis secara kualitatif
menggunakan matrkis risiko. Hasil analisis yaitu daerah dengan tingkat kerawanan banjir
rendah seluas 13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67 ha, dan tinggi seluas 27.216,72 ha.
Berdasarkan penilaian kerentanan sekolah terhadap banjir menunjukkan bahwa terdapat 8
sekolah tidak rentan, 22 sekolah dengan tingkat kerentanan rendah, 16 sekolah
kerentanan sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi. Berdasarkan analisis risiko sekolah
terhadap banjir yaitu risiko rendah 10 sekolah, risiko sedang 27 sekolah, dan risiko tinggi
13 sekolah. Hasil analsisi teridentifikasi adanya konsisten antara area tertinggi tingkat
kerentanan dan risiko yaitu area Jakarta Utara dan Barat.
Kata kunci: Bahaya, Kerentanan, Analisis Risiko Banjir, Sekolah

PENDAHULUAN oleh suatu bencana berpotensi


Provinsi DKI Jakarta merupakan Ibu mengakibatkan risiko kerugian
Kota negara, dengan fungsi sebagai pusat terhambatnya proses pembelajaran.
pertumbuhan ekonomi dan bisnis, pusat Menurut Kemendikbud (2017), terdapat
pemerintahan, dan pusat pendidikan. 497.576 sekolah di Indonesia yang terletak
Kondisi tersebut mengakibatkan DKI di daerah rawan bencana, dan 214 sekolah
Jakarta memiliki daya tarik tinggi untuk di DKI Jakarta merupakan rawan terjadap
masyarakat sebagai area urbanisasi, yang bencana banjir. BNPB (2018), mencatat
mengakibatkan semakin padatnya jumlah bahwa kejadian banjir yang terjadi 21
penduduk di Ibu Kota Dahlia, Februari 2017 mengakibatkan 304 sekolah
Nurharosono, & Rosyidin (2018, hlm 81). di Provinsi DKI Jakarta terdampak banjir
Akan tetapi, Provinsi DKI Jakarta mulai dari jenjang pendidikan TK hingga
merupakan salah satu provinsi di Indonesia SMA.
yang memiliki kerawanan terhadap multi Tingginya potensi risiko DKI Jakarta
bencana, seperti banjir, longsor, penurunan terhadap bencana mengakibatkan
daratan, cuaca ekstrem, bencana non alam, pentingnya upaya penanggulangan
dan lain-lain (BPDB, 2017). Berdasarkan bencana. Paradigma penanggulangan
kondisi demografis dan geografis tersebut bencana sekarang ini lebih
wilayah DKI Jakarta berpotensi memiliki menitikberatkan pada upaya
tingginya tingkat risiko kerugian baik bagi penanggulangan risiko bencana, dan tidak
pemerintah ataupun masyarakat jika terjadi bersifat responsive. Penanggulangan risiko
bencana. Bencana banjir merupakan tipe bencana dapat dilakukan pada saat
bencana hidrometerologi dengan frekuensi sebelum terjadi bencana, dengan
tertinggi terjadi di DKI Jakarta. Menurut melakukan mitigasi bencana baik secara
BNPB (2018), DKI Jakarta terdapat 463 structural ataupun non structural. Mitigasi
titik sebaran banjir Jakarta. 149 titik bencana banjir merupakan upaya yang
merupakan di Jakarta Barat, 79 titik terbaik dalam penurunan tingkat risiko
Jakarta Utara, 68 titik Jakarta Pusat, 35 banjir Heidari (2009, hlm 62). Mitigasi
titik Jakarta Selatan, dan 132 titik Jakarta bencana banjir secara structural dapat
Timur. dilakukan dengan cara pembentukan
Elemen berisiko pada suatu area infrastruktur air seperti drainase Marfai
rawan bencana bervariasi, seperti: (2011, hlm 46), sedangkan mitigasi non
manusia, lingkungan, fasilitas, harta structural dapat dilakukan dengan cara
benda, pekerjan, dan lain-lain. Sekolah analisis risiko.
merupakan salah satu fasilitas kritis Analisis risiko banjir merupakan
dibidang pendidikan yang berpotensi analaisis yang terdiri dari pemetaan bahaya
terdampak bencana, terdampaknya sekolah banjir (Flood Hazard), penilaian
187 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

kerentanan (Vulnarebility Assessment), Memberikan bobot yang berbeda untuk


dan analisis risiko (Risk Analysis) Kellens menghindari ketidakpastian bobot yang
et al (2013, hlm 4). Bahaya banjir adalah sama Deressa, Hassan, & Ringler, (2008,
probabilitas terjadinya peristiwa banjir hlm. 5). Menurut Hizbaron Dyah R.,
yang berpotensi merusak, pada besaran Rahmat Panji Nur, Agustina, & Ngainul
(magnitude) dan di daerah tertentu dalam (2015, hlm 18) pembobotan bermanfaat
jangka waktu tertentu Dang, Babel, & untuk menempatkan setiap variabel sesuai
Luong (2011, hlm 175). Kerentanan adalah dengan kontribusinya terhadap pencapaian
derajat potensi kerugian atau kerusakan tujuan, yaitu mengevaluasi kerentanan.
terhadap elemen yang berisiko yang Penggunaan Geography Information
merupakan akibat dari terjadinya System (GIS) dalam peta risiko banjir
fenomena alam, tingkat kerentanan dan merupakan penting, karena tidak hanya
kerusakan elemen berisiko diberi nilai 0 menghasilkan tingkat kerawanan area
jika tidak ada kerusakan dan nilai 1 jika tergenang tetapi dapat mengestimasikan
kerusakan total (UNDRO dalam tingkat kerugian property Sinha, Bapalu,
Thywissen 2006). Singh, & Rath (2008. hlm 342). Penelitian
Metode untuk mengukur tingkat ini akan mengfokuskan untuk mengkaji
kerentanan terhadap perubahan iklim yaitu terkait 1). Bagaimanakah distribusi spasial
metode ekonometrik dan metode indikator. tingkat kerawanan banjir di DKI Jakarta;
Metode ekonometrik yaitu digunakan 2). Bagaimanakah tingkat kerentanan
untuk survei data tingkat sosial-ekonomi Sekolah Menengah Atas terhadap banjir di
rumah tangga untuk analisis tingkat DKI Jakarta; 3). Bagaimanakah tingkat
kerentanan berdasarkan perbedaan risiko banjir Sekolah Menengah Atas di
kelompok sosial, sedangkan metode DKI Jakarta.
indikator yaitu mengukur tingkat
kerentanan berdasarkan memilih beberapa METODE PENELITIAN
indikator dari seluruh rangkaian indikator A. Lokasi dan waktu Penelitian
yang potensial, yang selanjutnya Penelitian analisis risiko pada elemen
digabungkan indikator yang terpilih untuk berisiko sekolah dilakukan di wilayah
menunjukkan tingkat kerentanan total. Provinsi DKI Jakarta, dengan luas 661,52
Menghitung tingkat kerentanan km2. Secara astronomis wilayah penelitian
menggunakan pendekatan indikator dapat i -
dilakukan dengan dua cara yaitu: pertama -
mengasumsikan bahwa semua indikator 1).Waktu penelitian akan dilaksanakan
mempunyai peran yang sama, sehingga pada Bulan Februari Tahun 2020, yaitu
memberi bobot yang sama Cutter, pada musim penghujan sesuai dengan
Mitchell, & Scott (2012, hlm 728). kajian penelitian yaitu terkait banjir.
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 188

Gambar 1. Lokasi Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian berdasarkan daerah populasi yang


Populasi dalam penelitian ini yaitu ditetapkan (Sugiyono, 2011). Metode area
Seluruh Sekolah Menengah Atas di DKI sampling digunakan dalam penelitian,
Jakarta yang berjumlah 582 sekolah (Tabel karena sampel dipilih berdasarkan setiap
1). Teknik pengambilan sampel yang unit Kota di DKI Jakarta yaitu Jakarta
digunakan yaitu area sampling, yaitu Utara, Barat, Selatan, Timur, dan Pusat.
teknik pengambilan sampel dilakukan

Tabel 1. Data Sekolah Menegah Atas di DKI Jakarta


No Wilayah Negeri Swasta Jumlah
1 Kota Jakarta Timur 40 83 199
2 Kota Jakarta Barat 17 101 119
3 Kota Jakarta Selatan 29 75 129
189 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

4 Kota Jakarta Utara 17 72 76


5 Kota Jakarta Pusat 13 43 58
6 Kab. Kepulauan Seribu 1 0 1
Total 117 374 582

(Sumber: https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id)

C. Metode Pengumpulan Data primer yang dikumpulan dalam penelitian


Metode pengumpulan data terdiri dari ini disajikan pada Tabel 2, dan data
data primer dan data sekunder. Data sekunder Tabel 3:

Tabel 2. Data Primer dan Sumbernya


No Data Metode
1 Data Historis Banjir (Kedalaman, Wawancara
luasan, durasi)
2 Kondisi Geografis Sekolah Observasi dan dokumentasi
3 Dampak banjir Wawancara dan observasi
4 Ploting lokasi sekolah GPS

Tabel 3. Data Sekunder dan Sumbernya


No Data Sumber
1 Peta RBI skala 1:25.000 BIG
2 Citra Googel Earth Googel Earth
3 Data Sekolah Kemendikbud
4 Data DEM BIG

D. Metode pengolahan dan analisis data yaitu: data karakteristik sekolah


1. Pengolahan dan Analisis untuk peta dianalisis menggunakan metode
kerawanan banjir skoring dengan skala 0-1, skala 0
Pengolahan data Peta RBI, Citra tingkat kerentanan minimum dan 1
Googel Earth, DEM menggunakan tingkat kerentanan maksimum.
analisis penskoran dan analisis spasial Parameter yang digunakan untuk
dengan teknik overlay, untuk analsisi tingkat kerentanan yaitu: jarak
menghasilkan peta kerawanan banjir. dari sungai, historis kejadian banjir,
Peta di representasikan menjadi tiga bangunan sekolah, dan system
kelas yaitu kerawanan tinggi dengan evakuasi darurat banjir (Tabel 4).
warna merah, sedang dengan warna Untuk menghasilkan peta kerentanan
kuning, dan rendah warna hijau. menggunakan analisis spasial,
2. Pengolahan dan Analisis untuk peta sehingga menghasilkan peta
kerentanan banjir kerentanan tinggi, sedang, rendah, dan
Pengolahan dan penilaian tingkat tidak rentan.
kerentanan sekolah terhadap banjir

Tabel 4. Indikator Kerentanan


No Indikator Kriteria Bobot Skor
1 Jarak dari Sungai <0.5 km 0.30 1
1 km 0.5
>1 km 0
2 Sekolah pernah Iy 0.30 1
mengalami banjir
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 190

Tidak 0
3 Bentuk bangunan Tidak 0.25 1
sekolah sudah
beradaptasi
dengan kondisi
banjir
Iy 0
4 Sekolah sudah Tidak 0.15 1
memiliki system
emergensi
evakuasi banjir
Iy 0

3. Pengolahan dan Analisis untuk peta sedang, 4) tingkat bahaya rendah dengan
risiko banjir tingkat kerentanan sedang maka tingkat
Pada penelitian ini analisis risiko risiko rendah, 5) tingkat bahaya sedang
berdasarkan matriks risiko yang dengan tingkat kerentanan sedang maka
berdasarkan analisis bahaya dan tingkat risiko sedang, 6) tingkat bahaya
kerentanan (Tabel 5). Matriks risiko dalam tinggi dengan tingkat kerentanan sedang
menentukan kategori tigkat risiko maka tingkat risiko tinggi, 7) tingkat
berdasarkan kriteria 1) tingkat bahaya bahaya rendah dengan tingkat kerentanan
rendah dengan tingkat kerentanan rendah tinggi maka tingkat risiko sedang, 8)
maka tingkat risiko rendah, 2) tingkat tingkat bahaya sedang dengan tingkat
bahaya sedang dengan tingkat kerentanan kerentanan tinggi maka tingkat risiko
rendah maka tingkat risiko rendah, 3) tinggi, 9) tingkat bahaya tinggi dengan
tingkat bahaya tinggi dengan tingkat tingkat kerentanan tinggi maka tingkat
kerentanan rendah maka tingkat risiko risiko tinggi.

Tabel 5. Matriks Risiko Banjir Wilayah Penelitian


Tinggi Sedang Tinggi Tinggi
Kerentanan Sedang Rendah Sedang Tinggi
Rendah Rendah Rendah Sedang
Rendah Sedang Tinggi
Bahaya

HASIL DAN PEMBAHASAN spasial sekolah-sekolah yang dijadikan


A. Peta Titik Sampel Sekolah titik sampel disajikan pada Gambar 2.
Pada penelitian ini diambil sebagai
titik sampel yaitu 50 sekolah. Distribusi
191 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

Gambar 2. Peta Titik Sampel Penelitian

B. Peta Kerawanan Banjir Wilayah kerawanan tinggi. Area dengan tingkat


Penelitian kerawanan tinggi (warna merah) berada di
Hasil analisis kerawanan banjir Utara Jakarta, area dengan tingkat sedang
berdasarkan pendekatan geomorfologi mayoritas di sebagian Jakarta Selatan,
menghasilkan bahwa tingkat kerawanan Timur, dan Pusat (warna kuning), dan area
banjir dengan kategori rendah seluas dengan tingkat kerawanan rendah
13.613,40 ha, sedang seluas 23.238,67 ha, mayoritas sebagian Jakarta Timur dan
dan tinggi seluas 27.216,72 ha. Mayoritas Selatan (warna hijau) (Gambar 3).
wilayah penelitian memiliki kategori
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 192

Sumber: (Dahlia et al., 2018)


Gambar 3. Peta Kerawanan Banjir Wilayah Penelitian

Wilayah Jakarta mayoritas 13 sungai tersebut Sungai Ciliwung


merupakan area dengan tingkat kerawanan memiliki kontribusi besar terhadap banjir
banjir tinggi, kondisi ini dapat di di DKI Jakarta. Selain itu, area utara
identifikasi pengaruh kondisi morfologi Jakarta merupakan area yang mengalami
wilayah penelitian yang merupakan area penurunan dataran, sehingga menambah
cekungan banjir dan secara geomorfologi potensi dampak banjir dari luapan sungai
merupakan area datan banjir. Selain itu, dan pasang surut air laut.
Jakarta Utara merupakan zona merah
terhadap banjir karena Jakarta dilalui oleh C. Kerentanan
13 sungai yang bermuara di Teluk Jakarta. Pada penilaian tingkat kerentanan
Menurut Putri, dkk., (2016, hlm 41), dari terhadap elemen berisiko yaitu sekolah
193 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

terhadap bahaya banjir. Indikator– menunjukkan bahwa mayoritas Sekolah


indikator yang digunakan untuk analisis Menengah Atas di Jakarta memiliki
kerentanan yaitu jarak dari sungai, historis kerentanan rendah terhadap bahaya banjir.
kejadian banjir, bentuk bangunan sekolah, Kondisi ini di dasarkan atas bangunan
dan system manajemen bencana banjir sekolah yang sudah beradaptasi dengan
yang sudah di implementasikan di sekolah. kondisi banjir, seperti dibangun dengan 2
Berdasarkan penilaian kerentanan atau 3 lantai dan peninggian pondasi
menghasilkan terdapat 8 sekolah tidak bangunan. Adanya sekolah yang tidak
rentan, 22 sekolah dengan tingkat rentan terhadap banjir, kondisi tersebut di
kerentanan rendah, 16 sekolah kerentanan sebabkan lokasi sekolah yang jauh dari
sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi sungai.
(Tabel 6). Berdasarkan hal tersebut

Tabel 6. Hasil Tingkat Kerentanan

No Kelas Jumlah Sekolah


1 Tidak Rentan 8
2 Kerentanan Rendah 22
3 Kerentanan Sedang 16
4 Kerentanan Tinggi 4
Jumlah 50

Gambar 4. Peta Kerentanan Sekolah Menengah Atas di DKI Jakarta

Peta tingkat kerentanan Sekolah tertinggi sekolah terdapat di wilayah


Menengah Atas di wilayah penelitian Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Kondisi
disajikan pada Gambar 4. Secara spasial tersebut dapat di identifikasi pengaruh
menunjukkan bahwa tingkat kerentanan lokasi geografis sekolah yang dilalui
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 194

sungai bagian hilir yang akan bermuara ke (Gambar 3) dan kerentanan (Gambar 4)
Teluk Jakarta, sehingga sekolah pada menggunakan matriks risiko (Tabel 5)
wilayah Jakarta Barat dan Utara lebih menghasilkan kelas tingkat risiko sekolah
rentan terhadap bahaya banjir. yaitu risiko rendah 10 sekolah, risiko
sedang 27 sekolah, dan risiko tinggi 13
D. Analisis Risiko Banjir Terhadap sekolah (Tabel 7). Beradaskan hal tersebut,
Sekolah hal ini menjukkan bahwa mayoritas
Analisis risiko banjir yaitu Sekolah Menengah Atas di wilayah
mengetahui risiko banjir pada masa lalu, penelitian memiliki risiko terhadap bahaya
sekarang atau yang akan datang, banjir sedang. Hal ini dapat di identifikasi
berdasarkan penentuan tingkat bahaya, factor kondisi morfologi wilayah
kerentanan dan risiko banjir (Schanze, penelitian yang merupakan dataran rendah,
2006). Pada penelitian ini analisis risiko muara atau hilir sungai, dilalui beberpa
berdasarkan matriks risiko yang aliran sungan dan merupakan area
berdasarkan analisis bahaya dan pemukiman padat. Kondisi tersebut secara
kerentanan (Tabel 5). Hasil analisis risiko tidak langsung berdampak pada tingginya
wilayah penelitian berdasarkan bahaya risiko banjir wilayah penelitian.

Tabel 7. Hasil Tingkat Risiko Sekolah Terhadap Bahaya Banjir

No Kelas Jumlah Sekolah


1 Rendah 10
2 Sedang 27
3 Tinggi 13
Jumlah 50

Gambar 5. Peta Risiko Banjir Wilayah Penelitian


195 Jurnal Geografi Gea, Volume 20, Nomor 2, Oktober 2020.

Peta risiko banjir terhadap sekolah di referensi dalam penentu kebijakan


wilayah penelitian di sajikan pada Gambar terkait penanggulangan bencana banjir
5. Hasil menunjukkan bahwa sekolah di DKI Jakarta.
dengan risiko banjir tertinggi terdapat di
wilayah Jakarta Utara, Barat, Jakarta DAFTAR PUSTAKA
Pusat, dan Jakarta Timur. Akan tetapi, Cutter, S. L., Mitchell, J. T., & Scott, M.
tingkat risiko tinggi sampai sedang S. (2012). Revealing the vulnerability
mayoritas terdapat di Jakarta Utara dan of people and places: A case study of
Barat. Hal ini konsisten dengan tingkat Georgetown county, South carolina.
kerentanan yang menujukkan area Jakarta Hazards, Vulnerability and
Utara dan Barat merupakan area yang Environmental Justice, 90(4), 83–
terbanyak memiliki sekolah dengan tingkat 114.
risiko dan kerentanna tinggi. Hal ini dapat https://doi.org/10.4324/97818497715
di dientifikasi lokasi geografis wilayah 42.
tersebut yaitu area muara sungai.
Dahlia, S., Nurharosono, T., & Rosyidin,
SIMPULAN W. F. (2018). Analisis Kerawanan
Hasil daerah dengan tingkat Dan Exposure Banjir Menggunakan
kerawanan banjir rendah seluas 13.613,40 Citra Dem Srtm Dan Landsat Di Dki
ha, sedang seluas 23.238,67 ha, dan tinggi Jakarta. Jurnal Pendidikan Geografi,
seluas 27.216,72 ha. Berdasarkan penilaian 18(1), 81–95.
kerentanan sekolah terhadap bahaya banjir
menunjukkan bahwa terdapat 8 sekolah Dang, N. M., Babel, M. S., & Luong, H. T.
tidak rentan, 22 sekolah dengan tingkat (2011). Evaluation of food risk
kerentanan rendah, 16 sekolah kerentanan parameters in the Day River Flood
sedang, dan 4 sekolah kerentanan tinggi. Diversion Area, Red River Delta,
Berdasarkan analisis risiko sekolah Vietnam. Natural Hazards, 56(1),
terhadap banjir yaitu risiko rendah 10 169–194.
sekolah, risiko sedang 27 sekolah, dan https://doi.org/10.1007/s11069-010-
risiko tinggi 13 sekolah. Hasil analsisi 9558-x.
teridentifikasi adanya konsisten antara area
tertinggi tingkat kerentanan dan risiko Deressa, T., Hassan, R. M., & Ringler, C.
yaitu area Jakarta Utara dan Barat. ). M su i g E hiopi f s
vulnerability to climate change across
REKOMENDASI regional states. IFPRI Discussion
Berdasarkan hasil penelitian, untuk Paper, 806(October), 32. Retrieved
itu peneliti menyampaikan beberapa from
rekomendasi terkait hasil riset: http://www.ifpri.org/publication/meas
1. Untuk penelitian selanjutnya, uring-ethiopian-farmers-
keterbatasan penelitian dalam vulnerability-climate-change-across-
melaksanakan penelitian untuk itu regional-
peneliti terbatas hanya pada analisis states%5Cnhttp://www.ifpri.org/sites/
risiko Sekolah Menengah Atas default/files/publications/ifpridp0080
terhadap banjir. Untuk itu, peneliti 6.pdf.
selanjutnya dapat mengkaji elemen
berisiko lainnya, dan kondisi Heidari, A. (2009). Structural master plan
manajemen bencana yang di of flood mitigation measures. Natural
implementasikan di sekolah Hazards and Earth System Science,
2. Untuk pemangku kebijakan, hasil 9(1), 61–75.
penelitian dapat dijadikan sebagai https://doi.org/10.5194/nhess-9-61-
S. Dahlia, Fadiarman Analisis Risiko Banjir … 196

2009. Pengembangan Kota, 4(2), 120.


https://doi.org/10.14710/jpk.4.2.120-
Hizbaron Dyah R., Rahmat Panji Nur, 128.
Agustina, S., & Ngainul, M. M.
(2015). Kajian Pola Spasial Sinha, R., Bapalu, G. V., Singh, L. K., &
Kerentanan Sosial, Ekonomi, dan Rath, B. (2008). Flood risk analysis
Fisik di Wilayah Rawan Erupsi in the Kosi river basin, north Bihar
Gunungapi Merapi. Jurnal Riset using multi-parametric approach of
Kebencanaan Indonesia, 1(1), 16–24. Analytical Hierarchy Process (AHP).
Retrieved from ttp://www.iabi- Journal of the Indian Society of
indonesia.org/wp- Remote Sensing, 36(4), 335–349.
content/uploads/2015/07/JRKI-Vol1- https://doi.org/10.1007/s12524-008-
No1-2015-compressed-4.pdf. 0034-y.

Kellens, W., Vanneuville, W., Verfaillie, BNPB. (2018). Data Bencana Indonesia
E., Meire, E., Deckers, P., & De 2017. Jakarta: Pusat Data, Informasi
Maeyer, P. (2013). Flood Risk dan Humas Badan Nasional
Management in Flanders: Past Penanggulangan Bencana.
Developments and Future Challenges.
Water Resources Management, Data Pokok Pendidikan Dasar dan
27(10), 3585–3606. Menengah Direktorat Jenderal
https://doi.org/10.1007/s11269-013- Pendidikan Anak Usia Dini,
0366-4. Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan
Putri, M. A., Rahayu, M. J., & Putri, R. A. dan Kebudayaan
(2016). Bentuk Morfologi Kawasan https://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go
Permukiman Urban Fringe Selatan .id/
Kota Surakarta. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai