Anda di halaman 1dari 10

UPAYA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH MELALUI

PENDEKATAN SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU(PTSP)


DALAM RANGKA PENINGKATAN LAYANAN PUBLIK
PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. KUTAI BARAT

MEIDITA ESTINURISMA
NIM : 030447627
en.meidita@yahoo.co.id
Program S1 Ilmu Pemerintahan
Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Terbuka
ABSTRAK

UPAYA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH MELALUI PENDEKATAN


SISTEM PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP)
DALAM RANGKA PENINGKATAN LAYANAN PUBLIK PADA
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KUTAI BARAT

OLEH :

NAMA : MEIDITA ESTINURISMA


NIM : 030447627

Pelayanan publik atau biasa kita kenal dengan pelayanan umum yaitu berupa kemudahan
yang diberikan sehubungan dengan barang dan jasa kepada publik atau masyarakat umum.
Pelayanan merupakan wujud dari fungsi pemerintah sebagai bukti pengabdian kepada
masyarakat. Dalam praktiknya di pemerintahan, negara berkewajiban melayani setiap warga
negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan
publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Rendahnya kualitas pelayanan di Indonesia selama ini mendorong pemerintah untuk segera
memperbaiki kualitas pelayanannya, terutama pelayanan perizinan yang dianggap sebagai
pelayanan yang berbelit-belit, sulit diakses, memiliki prosedur yang rumit serta kurangnya
keterbukaan biaya pelayanan yang dibutuhkan. Demi mewujudkan penyediaan pelayanan
publik dalam rangka mendukung menyelesaikan sebuah urusan baik administrasi atau
pelayanan barang dan jasa. Pemerintah mengeluarkan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) yang merupakan salah satu program Pemerintah untuk peningkatan pelayanan
publik.
Upaya apa saja yang telah dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat
dalam mengimplementasikan program kebijakan PTSP dalam mewujudkan pelayanan publik
yang baik dan tepat.
Pada penelitian menggunakan

Kata Kunci : Pelayanan Publik, Administrasi, Pelayanan Terpadu Satu Pintu


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap penduduk dalam suatu negara pasti membutuhkan pelayanan publik. Sejak lahir
kita tidak pernah lepas dari urusan pelayanan publik, mulai dari persoalan administrasi
kependudukan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Mengenai pelayanan publik
memang menjadi topik yang tiada habisnya karena hal ini menjadi aktivitas atau suatu
kegiatan seseorang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada
masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana dalam pasal 2 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik.
Institusi pelayanan publik pun dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah atau
dalam artian swasta, karena pelayanan publik memiliki keanekaragaman kepentingan serta
tujuannya.
Demi mewujudkan pelayanan yang prosesnya cepat, efektif, efisien dan transparan
memberikan kepastian hukum serta mewujudkan hak-hak masyarakat dan investor untuk
mendapatkan pelayanan perizinandan non perizinan. Maka pemerintah melalui kebijakan nya
mengeluarkan Program Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang terkandung dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014.
Oleh karena itu, upaya implementasi yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Kutai Barat dalam melakukan pendekatan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada
masyarakat agar pelayanan publik berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan, disusun permasalahan sebagai berikut
1. Apakah dengan upaya implementasi Kebijakan PTSP bisa membuat pelayanan di
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat berjalan dengan baik dan
tepat?
2. Bagaimana dengan tanggapan masyarakat dengan pelayanan yang diberikan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat sebelum dan sesudah adanya
PTSP?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, penulis mengharapkan tujuan yang akan dicapai adalah
Meningkatkan pelayanan publik khususnya pada Kantor Kemeterian Agama Kabupaten
Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur dengan menerapkan kebijakan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.

D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penulisan karya ilmiah ini penilis mengharapkan dapat bermanfaat bagi
Masyarakat
- Memberikan pelayanan yang baik, cepat, efesien dan efektif serta transparan
- Meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk melakukan layanan administrasi
- Membantu masyarakat memiliki akses yang mudah dan luas untuk mendapatkan
pelayanan yang diharapkan.
Instansi Pemerintahan (Kantor Kementerian Agama Kab. Kutai Barat)
- Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan pemerintahan yang
baik dan berkualitas atau good government.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Peningkatan kualitas pelayanan publik yang tertuang dalam Undang-Undang Tahun


2009. Didalamnya telah mengisyaratkan bahwa untuk mempermudah pelayanan kepada
publik harus dilakukan dengan pelayanan sistem terpadu. Adapun dilingkungan Kementerian
Agama telah diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Terpadu Kementerian Agama. Disini sudah jelas bahwa dilingkungan
Kementerian Agama pelayanan publik dilaksanakan dengan sistem pelayanan terpadu satu
pintu.
Hal ini membuat Instansi Kementerian Agama yang terletak di penjuru negara kesatuan
Republik Indonesia mulai menerapkan kebijakan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) untuk
mendukung program yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut. Adapun asas
penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu yang harus dipegang teguh oleh instansi
Kementerian Agama yaitu (1) Transparan, bersifat terbuka, mudah diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. (2) Akuntabel,
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3)
Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. (4) Kesamaan Hak,
tidak diskriminatif dalam artian tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan
status ekonomi. (5) Efisien, proses pelayanan hanya melibatkan tahap-tahap penting. (6)
Keseimbangan, yaitu pemberi dan penerima pelayanan perizinan harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak. (7) Profesionalitas, pemproses perizinan melibatkan
keahlian yang diperlukan, baik untuk validasi administratif, verifikasi lapangan, pengukuran
dan penilaian kelayakan, yang masing-masing prosesnya dilaksanakan berdasarkan prosedur
yang telah ditetapkan.
Prinsip pelayanan terpadu satu pintu Kementerian Agama dilaksanakan dengan Keterpaduan,
Ekonomi, Koordinasi, Pendelegasian atau pelimpahan wewenang, Akuntabilitas serta
Aksesibilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
- Subjek penelitian adalah petugas pelayanan PTSP dan beberapa masyarakat yang
sedang melakukan pelayanan
- Tempat Penelitian
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur
- Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai tanggal 3 November sampai tanggal 4 Desember tahun
2020

B. Teknik Analisis Data


Teknik penelitian menggunakan metode kualitatif

1. Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang dikerjakan
secara sistematis dan berdasarkan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis
bertanya atau melakukan interview dengan petugas pelayanan PTSP Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat, dan penerima pelayanan PTSP yaitu
masyarakat setempat.

2. Observasi
Yaitu penulis melakukan pengamatan dan tidak mengajukan pertanyaan kepada
petugas maupun masyarakat terhadap aktivitas pelayanan terpadu satu pintu
(PTSP). Hal ini penulis lakukan untuk mendapatkan informasi lebih guna
melakukan sinkronisasi atas penelitian dengan metode interview kepada petugas
dan masyarakat apakah selaras atau tidak dalam upaya mengimplementasikan
pendekatan sistem pelayanan terpadu satu pintu di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Kutai Barat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih satu bulan di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat. Hasilnya cukup memuaskan dalam
kaitannya dengan peningkatan pelayanan publik dengan mengimplementasikan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP). Hasil yang peneliti dapatkan adalah sebagai berikut :
1. Cara petugas melakukan pemprosesan perizinan
Dalam setiap pengajuan perizinan dari masyarakat melalui pelayanan terpadu satu
pintu (PTSP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat, petugas pelayanan
menggunakan sistem online yang langsung terhubung dengan bidang yang
bersangkutan, dengan memberikan lembar informasi yang didalamnya terdapat
1) Nama petugas pelayanan
2) Nomor Loket serta Nomor Antrian
3) Tanggal penerimaan
4) Serta informasi surat permohonan
Lalu petugas PTSP akan memberikan Lembar Disposisi kepada bidang yang
bersangkutan dalam memproses perizinan dimaksud serta memberikan Lembar
Kendali kepada penerima permohonan perizinan tersebut. Hal ini dilakukan guna
memprediksi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses perizinan yang
disampaikan oleh masyarakat apakah bisa selesai di hari yang sama atau harus
menunggu sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
2. Proses perizinan
Setelah melalui PTSP, petugas di bidang yang bersangkutan melakukan validasi
dokumen permohonan perizinan apakah sudah lengkap sesuai dengan peraturan yang
telah ditetapkan atau belum, jika dokumen sudah lengkap maka proses selanjutnya
akan dilakukan, dan jika terdapat kekurangan dokumen, maka dokumen permohonan
tersebut akan dikembalikan kepada masyarakat selaku pemohon atau dengan
membuat surat keterangan kelengkapan dokumen, jadi pemohon hanya perlu
melengkapi dokumen yang terkait didalam surat keterangan tersebut. Hal ini
dilakukan guna memangkas waktu pemprosesan perizinan agar lebih cepat dan
efesien. Setelah dokumen lengkap, petugas pelayanan melakukan monitoring atau
visitasi lapangan hal ini guna memastikan bahwa memang ada lembaga yang
memerlukan perizinan. Setelah proses visitasi selesai maka di proses perizinan akan
segera dilakukan.
3. Untuk memberikan pelayanan yang baik serta berkualitas, maka Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Kutai Barat rutin melakukan pelatihan kepada petugas pelayanan
PTSP guna meningkatkan SDM yang berkualitas dan mampu melakukan tugasnya
dengan profesional

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari data kualitatif diatas, maka semakin hari jumlah masyarakat yang
melakukan pengurusan perizinan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kutai
Barat mengalami peningkatan yang signifikan disamping petugas pelayanan yang
terkesan ramah dan durasi layanan yang singkat serta efisien, masyarakat dari berbagai
kalangan sudah sering terlihat melakukan layanan administrasi, karena Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat menyediakan beberapa papan informasi
seputar alur proses perizinan atau layanan administrasi lainnya, agar masyarakat semakin
paham dengan layanan publik yang disediakan oleh Kementerian Agama.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil yang didapat serta analisis dari peneliti yang dilaksanakan pada Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
merupakan pilihan yang tepat sebagai pelayanan publik karena semua proses berjalan
dengan efektif, efisien serta transparan atau terbuka untuk publik.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memiliki saran sebagai
berikut:
1. Bagi instansi pemerintahan khususnya pemerintahan daerah yang belum
menerapkan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) maka hendaknya
mencoba membenahi instansi nya agar segera melaksanakan pelayanan tersebut,
karena PTSP dianggap menjadi pilihan yang tepat untuk pelayanan publik yang
berkualitas serta mewujudkan Good Government.
2. Bagi masyarakat yang ingin melakukan perizinan atau layanan administrasi lainnya,
agar segera mencari informasi hal ini bisa diakses melalui media massa, karena di
era globalisasi ini banyak instansi pemerintahan yang menyediakan pelayanan
secara online yang bisa diakses oleh semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardiyansyah. (2018). Kualitas Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gava Media.

Mukarom, Z. (2018). Manajemen Pelayanan Publik. Bandung: Pustaka Setia.

Wajib, N. (2016, November 17). Pentingnya Penjaminan Kualitas Pelayanan Publik. Retrieved
December 30, 2020, from kotaku.pu.go.id.

Anda mungkin juga menyukai