Argumen adalah sekumpulan pernyataan-pernyataan yang disebut premis/hipotesa dan memiliki
sebuah pernyataan akhir yang disebut kesimpulan atau konklusi. Suatu argumen disebut valid jika untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan kepada hipotesa, jika semua hipotesa tersebut benar, maka kesimpulan juga benar. Untuk membuktikan sebuah argumen valid atau tidaknya kita bisa berpatokan aturan penarikan kesimpulan. Adapun aturan penarikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Modus Ponen p⇒q p ∴q Jika dalam pernyataan implikasi dituliskan dalam sebuah premis, lalu antesedennya terjadi maka kesimpulannya adalah konsekuennya. Contoh: Jika hari ini Persib juara maka saya akan mencukur rambut Hari ini persib juara ∴ Saya akan mencukur rambut 2. Modus Tollen p⇒q ~q ∴ ~p Jika dalam pernyataan implikasi dituliskan dalam sebuah premis, lalu ingkaran konsekuennya terjadi maka kesimpulannya adalah ingkaran antesedennya. Contoh: Jika hari ini macet maka saya telat kuliah Saya tidak telat kuliah ∴ Hari ini tidak macet 3. Simplifikasi p∧q ∴p Jika dalam pernyataan konjungsi kita bisa menyederhanakannya dengan memilih menuliskan pernyataan awalnya saja. Contoh: Saya tampan dan berani ∴ Saya tampan 4. Konjungsi p q ∴p ∧ q Jika terdapat dua buah pernyataan yang terpisah kita bisa menyatukannya dengan sebuah konjungsi sehingga akan menghasilkan kesimpulan baru. Contoh: Rizky tampan Alisha cantik ∴ Rizky tampan dan Alisha cantik 5. Hypothetical Syllogism p ⇒q q⇒r ∴p ⇒ r Jika terdapat dua buah implikasi lalu dalam implikasi pertama konsekuennya sama dengan anteseden di implikasi kedua, maka kita bisa menarik kesimpulan dari anteseden implikasi pertama dan konsekuen implikasi kedua. Contoh: Jika Rizky tugasnya banyak maka Rizky makan banyak Jika Rizky makan banyak maka Rizky gemuk ∴ Jika Rizky tugasnya banyak maka Rizky gemuk 6. Disjunctive Syllogism p∨q ~p ∴q Jika terdapat sebuah disjungsi lalu terjadi ingkaran salah satu pernyataan maka kesimpulannya adalah pernyataan lainnya. Contoh: Pilih Titan atau pilih Alisha Tidak pilih Titan ∴ Pilih Alisha 7. Constructive Dilemma p⇒q r⇒s p∨r ∴q ∨ s Jika terdapat dua buah implikasi lalu ada sebuah disjungsi dari pernyataan dua buah implikasi tersebut maka kita bisa membuat kesimpulan dengan pernyataan dari dua implikasi dengan menggunakan disjungsi lainnya. Contoh: Jika saya mengerjakan tugas maka saya mendengarkan lagu Jika saya berpikir maka saya mengetik banyak Saya mengerjakan tugas atau saya berpikir ∴ Saya mendengarkan lagu atau saya mengetik banyak 8. Destructive Dilemma p⇒q r⇒s ~q ∨ ~s ∴~p ∨ ~r Jika terdapat dua buah implikasi lalu ada sebuah disjungsi dari ingkaran pernyataan dua buah implikasi tersebut maka kita bisa membuat kesimpulan dengan ingkaran pernyataan dari dua implikasi dengan menggunakan disjungsi lainnya. Contoh: Jika saya makan telur maka saya bisulan Jika saya minum susu saya mual Saya tidak makan telur atau saya tidak minum susu ∴ Saya tidak bisulan atau saya tidak mual 9. Addition p ∴p ∨ q Jika kita memiliki sebuah pernyataan maka kita bisa membuat kesimpulan dengan menambahkan pernyataan lain sehingga kesimpulannya berupa sebuah disjungsi. Contoh: Saya tidur ∴ Saya tidur atau saya makan