Anda di halaman 1dari 2

IV.

METODOLOGI PENELITIAN
IV.1. Alat
Pipet tetes, gelas beaker, tabung reaksi, corong, pembakar spirtus, pipet volume, kaca
arloji, dan cawan.

IV.2. Bahan
Parafin, belerang, asbes, Besi (III) Sulfida, HCl, Pb asetat, H2SO4, K2CrO7, asam
asetat, etanol, natrium sulfit, BaCl2, dan air brom.

IV.3. Prosedur Kerja


IV.3.1. Percobaan 1
1. Diambil 1 mL CS2
2. Dilarutkan serbuk belerang sebanyak 0.1 gr dengan CS2.
3. Ditutup dengan kertas saring
4. Diamati kristal yang terbentuk.

IV.3.2. Percobaan 2
1. Sebanyak 0.5 gr serbuk belerang dipanaskan hingga melebur.
2. Setelah melebur pemanasan dihentikan dan biarkan membeku.
3. Diamati garis-garis kristal yang terbentuk.

IV.3.3. Percobaan 3
1. Serbuk belerang dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Dipanaskan hingga melebur dan segera dituang ke gelas berisi air.
3. Diamati yang terjadi.

IV.3.4. Percobaan 4
1. Sejumlah parafin, serbuk belerang, dan asbes dimasukkan ke dalam sebuah tabung
reaksi.
2. Dibuat kertas Pb asetat dengan cara diteteskan Pb asetat ke kertas saring.
3. Kertas Pb asetat diletakkan di mulut tabung reaksi, lalu tabung reaksi yang berisi
parafin, belerang, dan asbes dipanaskan.
4. Diamati yang terjadi.

IV.3.5. Percobaan 5
1. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
H2SO4 pekat.
2. Dipanaskan (jangan sampai mendidih) diatas pembakar spirtus.
3. Diamati yang terjadi

3
IV.3.6. Percobaan 6
1. Sebanyak 2 mL asam asetat dan 2 mL etanol dimasukkan ke dalam 2 buah tabung
reaksi yang berbeda.
2. Kedua tabung ditambahkan H2SO4 pekat sebanyak 2 mL
3. Dipanaskan dan diamati yang terjadi

IV.4. Skema Kerja


(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai