Bab 5 S
Bab 5 S
V.2. Pembahasan
Belerang mempunyai beberapa alotropi yang cukup rumit, tetapi yang terpenting
adalah berbentuk rombik dan monoklinik yang berbeda satu sama lain dalam sietri
kristalnya. Dalam bentuk rombik yang stabil pada suhu kamar, atom-atom belerang
terikat satu sama lain membentuk cincin beranggotakan delapan atom, yang posisi atom
kesatu diatas atom berikutnya dibawah secara selang-seling sehingga terdapat empat atom
yang diatas dan empat atom yang dibawah. Kecenderungan terjadinya katonasi dalam
bentuk molekul belerang adalah tinggi dan menghasilkan pembentukan baik cincin-cincin
dalam berbagai ukuran maupun rantai-rantai. Alotropi dari struktur yang dikenal meliputi
siklik S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S18, dan S20. Alotropi yang penstabilan adalah
belerang rombik (yaitu bentuk dan keadaan standar unsur) dan terdapat secara lamah
sebagai kristal besar bewarna kuning didaerah gunung berapi (Sutresna, 2003).
Unsur belerang dalam suhu biasa berwarna kuning dengan bentuk kristal rhombik
dengan kemurnian 98,8%. Belerang memiliki dua bentuk alotropi yang stabil yaitu:
Belerang α rhombik (TL 386 K) ∆ belerang β monoklin (TL 392 K). Kedua bentuk
alotropi belerang tersebut dapat larut dalam benzene, toluene dan CS2, yang semuanya
ada sebagai S8. S8 tersusun dalam bentuk cincin mahkota. Dengan pemanasan, dua
5
6
alotropi belerang meleleh pada titik lelehnya menjadi Sλ cair. Pada pemanasan lebih
lanjut, warnanya menjadi lebih gelap hampir hitam dan viskositasnya meningkat. Pada
suhu 430-435 K, belerang mencair, disebut Sµ, dan pada pemanasan yang lebih tinggi
viskositas menurun dan pada suhu 717,8 K dipastikan belerang cair mengeluarkan gas
S8, S7, S6, S4, S2, dan menjadi monoatomik pada suhu 2500 K. Jika belerang rombik
dipanaskan sampai 96°C bentuk kristalnya berubah menjadi monoklinik. Jika belerang
cair didinginkan tiba-tiba pada 119°C terjadi pula bentuk kristal monoklinik (seperti
bentuk jarum, dengan kemurnian 99,8%). Pada pendinginan lebih lanjut sampai 96°
terjadi bentuk rombik. Suhu 96° merupakan suhu peralihan. Peristiwa ini disebut alotropi,
yang dapat didefinisika sebagai satu macam zat dalam keadaan berlainan mempunyai
sifat fisik yang berbeda.
Ada ada beberapa alotropi belerang, yaitu:
1. Belerang rombik (Sα)
2. Belerang monoklinik (Sß)
3. Belerang cair (Sλ)
4. Belerang cair (Sµ) yang memiliki warna gelap
5. Uap belerang, S8
6. Belerang plastik (Petrucci, 1985)
Pada percobaan belerang ini dibagi menjadi 6 percobaan. Tujuan dari percobaan ini
untuk mengetahui sifat-sifat belerang serta senyawanya. Percobaan pertama dimulai,
diambil CS2 sebanyak 1 mL. Dilarutkan serbuk belerang sebanyak 0,1 gr CS2. Lalu
ditutup dengan kertas saring dan diamati kristal yang terbentuk. Dari hasil pengamatan,
setelah kertas timbal diangkat, diperoleh kristal belerang berbentuk seperti karang
(rombik) dengan warna kuning pucat.
Kristal yang terbentuk adalah kristal monoklinik yang terdapat garis-garis tidak teratur
serta berwarna kuning pekat.
sebanyak 2 mL. Kemudian keduanya dipanaskan dan diamati yang terjadi. Hasil yang
diperoleh, pada 2 tabung diperoleh larutan berwarna bening dan terdapat gelembung. Hal
ini terjadi karena jika asam sulfat direaksikan dengan senyawa yang bersifat asam lainnya,
maka saat reaksi tidak terjadi perubahan warna. Selain itu juga hanya menimbulkan gas
akibat proses pemanasan (Svehla, 1979).