Anda di halaman 1dari 5

L1 Paling Aman (Paracetamol, Ibuprofen, Loratadin)

1. Paracetamol

Cara kerja : Mengurangi produksi zat penyebab peradangan

Dosis : 500 mg dapat diminum tiap 4-6 jam sekali

Efek terapi : Mengatasi nyeri atau demam dan sakit kepala

Efek samping : Mual, pusing, gatal-gatal, serta kehilangan nafsu makan

Cara Penggunaan : Diminum 30 menit-1 jam setelah makan

2. Ibuprofen

Cara kerja : Menghambat sintesis prostaglandin dengan hambatan pada enzim


siklooksiginase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG2
terganggu

Dosis : 3-4 kali 200-400 mg/hari

Efek terapi : Memiliki efek analgesik namun efek antiinflamasinya tidak terlalu
kuat

Efek samping : Mual, muntah,diare, konstipasi, nyeri ulu hati

Cara Penggunaan : Diminum 30 menit-1 jam setelah makan

3. Loratadin

Cara kerja : Menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan
bermacam-macam otot polos

Dosis : 1x 10 mg

Efek terapi : Gejala alergi, urtikaria

Efek samping : Lesu, nyeri kepala, sedasi dan mulut kering jarang

Cara Penggunaan : Dapat diminum 30 menit sebelum makan dan 1 jam setelah makan,
diminum jika timbul alergi

L2 Aman (Cetirizine, Dimenhidrinat,guaiafenesin)

1. Cetirizine

Cara kerja : Menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus, dan
bermacam-macam otot polos
Dosis : 1 x10 mg/hari

Efek terapi : Rhinitis menahun, rinitis alergi seasonal, konjungtivitis, pruritus,


urtikaria, idiopati kronis

Efek samping : Sakit kepala, pusing, mengantuk, agitasi, mulut kering, rasa tidak
nyaman diperut.

Cara Penggunaan : Tablet kunyah : Kunyah pil sampai benar-benar hancur di mulut
dan telan. Setelah itu, minumlah segelas air putih untuk membantu
membilas sisa tablet di mulut.

Pil cepat larut : Biarkan pil larut di lidah lalu telan. Minum segelas air
putih untuk melarutkan sisa obat di lidah.

Dapat diminum 30 menit setelah makan untuk mencegah iritasi


lambung

2. Dimenhidrinat

Cara kerja : Menghambat penempelan histamine pada reseptor H1 (bersaing


dengan histamin untuk menempati reseptor) pada sel-sel efektor di
saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran pernafasan,
sehingga efeknya terhadap sistem saraf pusat dan saraf perifer
menurun

Dosis : 2-3x 50-100 mg/hari

Efek terapi : Mual, muntah, vertigo, motion sickness, gangguan sistem labirin

Efek samping : Mengantuk, gangguan psikomotor, sakit kepala

Cara Penggunaan : Dapat diminum 30 menit setelah makan

3. Guaiafenesin

Cara kerja : Bekerja dengan cara mengencerkan dahak, sehingga dahak bisa
lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan.

Dosis : 200-400 mg tiap 4 jam atau untuk tablet pelepasan lambat 600-1.200
mg tiap 12 jam

Efek terapi : Mengencerkan dahak (ekspektoran)

Efek samping : Pusing, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, diare

Cara Penggunaan : Dapat diminum 30 menit sebelum makan dan 30 menit sesudah
makan
L3 Cukup aman (Pseudoefedrin, lorazepam, aspirin)

1. Pseudoefedrin

Cara kerja : Bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di


dalam hidung, sehingga saluran napas lebih terbuka dan napas
menjadi lega.

Dosis : 4 x 60 mg/hari

Efek terapi : Meringankan gejala bersin dan hidung tersumbat karena pilek

Efek samping : Susah tidur, palpitasi, pusing, mual, muntah, hipertensi

Cara Penggunaan : Dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Selama mengomsumsi
obat in, dihindari makanan dan minuman yang mengandung kafein
karena dapat meningkatkan resiko efek samping

2. Lorazepam

Cara kerja : HGipnosis sedatif kerja cepat dengan meningkatkan kerja GABA
yang merupakan neurotransmitter inhibitor utama dalam sistem saraf
pusat, termasuk formasio retikularis dan sistem limbik

Dosis : 2-3x 1 mg/ hari

Efek terapi : Ansietas, antikonvulsi, pelemas otot, dan induksi anestesi umum

Efek samping : Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia

Cara Penggunaan : Kecemasan : Diberikan dosis 1-4 mg setiap hari dalam dosis
terbagi selama 2-4 minggu. Insomnia berhubungan dengan
kecemasan : Diberikan dosis 1-2 mg diminum sebelum tidur.
Premedikasi dalam operasi : Diberikan dosis 2-3 mg diberikan
pada malam sebelum operasi, dilanjutkan dengan dosis 2-4 mg
diminum 1-2 jam sebelum prosedur.

3. Aspirin

Cara kerja : Bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat
menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri. Aspirin juga
menghambat enzim siklooksiginase sehingga terhambat pembentukan
PGG2
Dosis : Sindrom Koroner akut : dosis loading 150-300 mg dengan dosis
pemeliharaan 75-100 mg setiap hari untuk jangka panjang. Analgetik
dan antipiretik : 325-650 mg diberikan setiap 4-6 jam

Efek terapi : Antiplatelet, analgetik dan antipireitk

Efek samping : Bronkospasme, mual, muntah, nyeri, ulserasi, pendarahan

Cara Penggunaan : Diberikan 30 menit setelah makan

L4 Kemungkinan berbahaya (Kloramfenikol, sibutramin)

1. Kloramfenikol

Cara kerja :Menghambat sintesis protein bakteri. Obat ini terikat pada ribosom
subunit 50s dan menghambat ezim peptidis transfrase sehingga ikatan
peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman

Dosis : Umum : 50 mg/kgBB/hari per oral dibagi dalam 3-4 dosis. Dosis
demam tifoid : 4x500 mg/hari sampai 2 minggu bebas demam

Efek terapi : Antibiotik

Efek samping : Kelainan darah yang reversibel, neuritis perifer, neuritis optik, grey
baby syndrom

Cara Penggunaan : Diminum 30menit-1 jam setelah makan

2. Sibutramin

Cara kerja : Menghambat pengembalian norepinefrin dan serotonin di celah


sinaps. Akibatnya, nafsu makan ditekan dan pemakaian energi
ditingkatkan

Dosis : 10 mg 1x sehari

Efek terapi : Antikegemukan, obesitas

Efek samping : Sakit kepala, sakit punggung, sindrom flu, nyeri dada, nyeri leher

Cara Penggunaan : Diminum setelah makan

L5 Kontraindikasi (Amiodaron)

Cara kerja : Menghambat kanal kalium sehingga menurunkan arus kalium


selama fase repolarisasi
Dosis : Awal 200 mg 3 x sehari tiap (8 jam) selama 1 minggu, 200 mg 2x
sehari (12 jam) 1 minggu berikutnya ; Dosis penunjang : 1 x 200 mg
sehari atau dosis minimal yang diperlukan untuk mengendalikan
aritmia

Efek terapi : Antiaritmia

Efek samping : Mikrodeposit, neuropati perifer dan miopati, bradikardi, dan


gangguan konduksi

Cara Penggunaan : Dapat diminum sebelum atau sesudah makan

Anda mungkin juga menyukai