Anda di halaman 1dari 2

Patomekanisme exoftalmus:

Pada scenario ditemukan adanya gejala opthalmopathy yang berupa


eksopthalmus. Adanya eksopthalmus disebabkan karena antibody IgG juga dapat
bekerja pada jaringan ikat disekitar orbita yang memiliki protein yang menyerupai
reseptor TSH. Pengaktifan reseptor tersebut menyebabkan pembentukan sitokin,
membantu pembentukan glikosaminoglikan yang hidrofilik pada jaringan fibroblast di
sekitar orbita yang berakibat pada peningkatan osmotic, peningkatan volume otot
ekstra ocular, akumulasi cairan dan secara klinis menimbulkan ophtalmophaty.
Berikut skema dari pathogenesis ophtalmophaty (eksopthalamus):
a) Sirkulasi sel R pada pasien penyakit graves secara langsung melawan antigen
pada sel-sel folikular tiroid. Pengenalan antigen ini pada fibroblast tibial dan
pretibial. Limfosit langsung melawan self antigen. Penghapusannya oleh
system imun tidak diketahui secara pasti.
b) Kemudian sel T menginfasi orbita dan kulit pretibial. Interaksi antar CD4 T
cel yang teraktifasi dan fibroblast menghasilkan pengeluaran sitokin ke
jaringan sekitarnya, khususnya interferon interleukin-1 dan TNF
c) Sitokin-sitokin ini atau yang lainnya kemudian merangsang ekspresi dari
protein-protein immunomodulatory (72 kd heat shock protein molekul adhesi
interseluler dan HLA-DR) di dalam fibroblast orbital seharusnya
mengabadikan respon autoimun pada jaringan ikat orbita.
d) Sitokin-sitokin khusus (interferon interleukin-1, Transformating Growth
Factor, dan insulin ke growth factor 1) merangsang produksi
glycosaminoglikan oleh fibroblast kemudian merangsang proliferasi dan
fibroblast atau keduanya, yang menyebabkan terjadinya akumulasi
glycosaminoglikan dan edema pada jaringan ikat orbita. Reseptor tyrotropin
atau antibosy yang lain mempunyai hubungan biologic langsung terhadap
fibroblast orbital atau miosit. Kemungkinan lain, antibody ini mewakili ke
proses imun.
e) Peningkatan volume jaringan ikat dan pengurangan pergerakan otot-otot
ekstraokuler dihasilkan dari stimulasi fibroblast untuk menimbulkan
manifestasi oftalmopaty.

Referensi:
Siti Farida, Pandu TS 2016. Oftalmopati pada Penyakit Graves. Jurnal Kedokteran.
5(3) 27-30
Desty Ariani. 2016. Ny.Z Usia 47 Tahun Dengan Penyakit Graves. Jurnal Fakultas
Kedokteran. Universitas Lampung.

Anda mungkin juga menyukai