Anda di halaman 1dari 18

Visi

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan


keterampilan keperawatan lansia berbasis IPTEK keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN INKONTINENSIA URIN DAN


ALVI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun oleh:

Tegar imam julian

(P3.73.20.1.19.036)

2 Reguler A

Dosen Pembimbing: Dr. Paramita Iriana, SKp, M.Biomed

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III 2021

1
KASUS
Ny.W berusia 63 tahun dengan BB 76kg ketika datang kerumah sakit Dr.
Soetomo dengan keluhan BAK terus menerus dan tidak bisa ditahan hingga
sampai ke toilet. Ny.W mengatakan kencing sebanyak lebih dari 10 kali dalam
sehari,dengan jumlah urine 1000-1500ml. Ny.W juga mengatakan bahwa dirinya
tidak bisa menahan kencingnya untuk sampai ke toilet dan terasa perih pada area
perianalnya. Karena sering mengompol, Ny.W mengaku mengurangi minum dan
sering menahan haus, dan mengalami penurunan BB sebanyak 5kg menjadi 71kg.
Ny.W merasa malu apabila keluar rumah karena mengompol dan bau air
kencingnya yang menyengat sehingga hanya tinggal di dalam rumah. Setelah
dilakukan pemeriksaan awal pada Ny.W ditemukan membran mukosa kering,
turgor kulit kering dan keriput serta lecet-lecet pada kulitnya. Hasil dari TTVnya
adalah TD: 160/90 mmHg, Nadi 90x/menit, RR 19x/menit, dan Suhu 370C.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien dan penanggung jawab
a. Identitas klien
Nama : Ny. W
Tempat/Tanggal lahir : Solo, 12 Mei 1956
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Merdeka No. 5

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki

2
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMK
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jalan Merdeka No. 5
Hubungan dengan klien : Anak kandung

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan BAK terus-menerus, tidak bisa menahannya
sehingga mengompol.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan BAK terus menerus
dengan frekuensi lebih dari 10 kali dalam sehari. Klien tidak bisa
menahan kencingnya untuk pergi ke toilet sampai klien mengompol.
Klien mengaku mengurangi minum dan menahan rasa haus.
c. Riwayat penyakit keluarga
Anak klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit seperti itu sebelumnya dan tidak ada penyakit
keturunan.
d. Riwayat psikologi
Klien merasa malu jika keluar rumah karena sering mengompol dan
bau kencingnya sangat menyengat.
e. Riwayat kehamilan
Klien memiliki 2 orang anak dan tidal pernah mengalami keguguran.

3. Pola fungsi kesehatan


a. Pola manajemen kesehatan/penyakit
1) Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit seperti ini.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Klien mengatakan belum berobat kemanapun saat mengalami
penyakit ini.
3
3) Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu penyebab penyakit ini.
b. Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

2) Saat sakit

Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi di tempat √
tidur
Berpindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Keterangan :
1 : Mandiri
2 : Dibantu sebagian
3 : Dibantu orang lain
4 : Dibantu orang lain dan peralatan
5 : Ketergantungan / tidak mampu
c. Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit
a) Klien mengatakan tidur siang ±2 jam dari jam 13.00-15.00
WIB

4
b) Klien mengatakan tidur malam ±8 jam dari jam 21.00-05.00
WIB
2) Saat sakit
a) Klien mengatakan tidur siang ±2 jam dari jam 13.00-15.00
WIB
b) Klien mengatakan tidur malam ±8 jam dari jam 21.00-05.00
WIB
d. Pola nutrisi dan metabolik
1) Sebelum sakit
a) Klien mengatakan makan 3 x 1 sehari dengan menu nasi dan
lauk, habis 1 porsi
b) Klien mengatakan minum 7 – 8 gelas sehari
2) Saat sakit
a) Klien mengatakan makan 3 x 1 sehari dengan menu nasi dan
lauk, habis 1 porsi
b) Klien mengatakan minum 4 – 5 gelas sehari
e. Pola eliminasi
1) Sebelum sakit
a) Klien mengatakan BAB normal 1 kali sehari konsisten padat,
bau khas dan warna kecoklatan.
b) Klien mengatakan BAK ± 2 – 6 kali sehari, warnanya kuning
bening
2) Saat sakit
a) Klien mengatakan BAB normal 1 kali sehari konsisten padat,
bau khas dan warna kecoklatan.
b) Klien mengatakan BAK ± 9 – 10 kali sehari, warnanya
kuning keruh dan bau urin menyengat.

f. Pola hubungan peran


1) Sebelum sakit

5
Klien mengatakan bisa berkumpul berbincang dengan keluarga
dan tetangganya dan menjahit.
2) Saat sakit
Klien mengatakan merasa malu untuk berkumpul berbincang
dengan tetanggannya dan sudah tidak bisa menjahit lagi.
g. Pola nilai dan keyakinan
1) Sebelum sakit
Klien mengatakan bahwa ia beribadah 5 waktu sehari.
2) Saat sakit
Klien mengatakan dapat beribadah 5 waktu sehari dan berdoa
meminta kesembuhan oleh ALLAH untuk sabar dan pasrah akan
kesembuhannya.

4. Pengkajian fisik
a. Penampakan umum
Keadaan umum Klien tampak sakit sedang, klien tampak
lemas.
Kesadaran Composmentis
BB 71 kg TB : 155 cm
TD:160/90mmHg 0
Suhu:37 C RR:19x/me Nadi:90x/
nit menit
b. Kepala dan leher
1) Rambut
a) Inspeksi
Rambut klien tampak bersih, berwarna hitam dan putih dan
potongan rambut pendek.
b) Palpasi
Rambut klien tampak bersih, lembut dan tidak ada nyeri
tekan.
2) Mata
6
a) Inspeksi
Bentuk mata simetris antara kanan dan kiri dan konjungtiva
pucat pandangan kabur dan berkunang-kunang.
b) Palpasi
Tidak ada pembengkakan pada mata.
3) Telinga
a) Inspeksi
Bentuk dan posisi telinga simetris, tidak ada cairan yang
keluar seperti nanah atau darah.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada telinga.
4) Hidung
a) Inspeksi
Bentuk dan posisi hidung simetris, tidak ada pendarahan dan
tanda – tanda infeksi.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
5) Mulut
a) Inspeksi
Bentuk mulut simetris, lidahnya berwarna putih dan mukosa
bibir kering.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada bagian bibir.
6) Leher
a) Inspeksi
Pada leher terlihat normal dengan gerakan ke kanan dan ke
kiri.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada leher.
7) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri.
7
b) Palpasi
Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
c) Perkusi
Tidak ada masalah.
d) Auskultrasi
Bunyi jantung normal.
8) Jantung
a) Inspeksi
Jantung tidak nampak dari luar.
b) Palpasi
Terjadi palpitasi jantung.
c) Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan.
d) Aukultrasi
Detak jantung takikardi 90x/menit.
9) Abdomen
a) Inspeksi
Tampak simetris, tidak nampak lesi, bersih.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada abdomen, tidak ada pembesaran
hepar.
c) Perkusi
Tidak flatulen.
d) Auskultrasi
Terdengar suara bising usus.
10) Inguinal dan genetalia
a) Inspeksi
Tidak tampak adanya pembengkakan.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan.
11) Ekstrimitas
a) Inspeksi
8
Bagian atas dan bawah tampak simetris, tidak ada deformitas,
pergerakan normal.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada ekstrimitas atas dan bawah.

B. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
.

9
1. DS : Kegagalan mekanisme Kekurangan
- Klien regulasi volume cairan
mengatakan
mengurangi
minum.
- Klien
mengatakan
sering merasa
haus.
DO :
- Membran mukosa
kering.
- Turgor kulit
kering.
- TTV :
- TD : 160/90
mmHg.
- N : 90x/menit.
- RR :
19x/menit.
- S : 37°C.
- BB 71kg
- Frekuensi minum
4-5 gelas dalam
sehari.

10
2. DS : Gangguan fungsi Inkontinensia urin
- Klien kognisi fungsional
mengatakan
kencing sebanyak
lebih dari 10 kali
dalam sehari.
- Klien
mengatakan
bahwa dirinya
tidak bisa
menahan kencing
untuk sampai ke
toilet.
DO :
- Klien sering
mengompol.

11
3. DS : Gangguan turgor kulit Gangguan
- Klien integritas kulit
mengatakan perih
di daerah
perinealnya.
DO :
- Tampak
kemerahan di
area perineal.
- Turgor kulit
kering.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
regulasi. (D.0023)
2. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan gangguan fungsi
kognitif. (D.0044)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan irigasi kontras oleh urine.
(D.0129)

12
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. keperawatan
1. Kekurangan Setelah dilakukan asuhan Jaga intake/asupan yang
volume cairan keperawatan selama 1x24 akurat dan catat output.
berhubungan jam klien mampu
dengan kegagalan menunjukan hidrasi yang Monitor status hidrasi
mekanisme adekuat, dengan kriteria : (misalnya : membran mukosa
regulasi 1. Keseimbangan intake lembab,denyut nadi adekuat,
dan output dalam 24 dan tekanan darah ortostatik.
jam.
2. Turgor kulit elastis. Monitor tanda tanda vital
3. Kelembapan membran pasien.
mukosa.
4. TTV stabil. Monitor makanan/cairan yang
dikonsumsi dan hitung asupan
kalori harian.
Distribusikan asupan cairan
salama 24 jam.

2. Inkontinensia Setelah dilakukan asuhan Jaga privasi klien saat


urinarius keperawatan selama 1x24 berkemih.
fungsional jam klien mampu mengontrol
Modifikasi pakaian dan
berhubungan pola berkemih, dengan
lingkungan untuk
dengan gangguan kriteria :
mempermudah akses ke toilet.
fungsi kognitif. 1. Klien dapat merespon

13
saat kandung kemih Batasi intake cairan 2-3 jam
penuh dengan tepat sebelum tidur.
waktu.

Instruksikan klien untuk


minum minimal 1500 cc air
per hari.

3. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Bantu pasien membersihkan


integritas kulit keperawatan selama 1x24 perineum.
berhubungan jam klien mampu
dengan irigasi menunjukan perbaikan Jaga agar area perineum tetap
kontras oleh urine. keadaan turgor dan kering.
mempertahankan keutuhan
kulit, dengan kriteria : Bersihkan area perineum
1. Kulit perianal tetap secara teratur.
utuh.
Berikan posisi yang nyaman.
2. Urin jernih dengan
sedimen minimal.
Berikan lotion perlindungan
yang tepat (misalnya : zink
oksida, petrolatum).

14
E. Implementasi dan Evaluasi
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx
23-09- 1. 1. Menjaga intake/asupan yang S :
19 akurat dan catat output. - Klien mengatakan mengurangi
(07.00 - Respon : Klien mengatakan minum.
s/d masih sering merasakan haus - Klien mengatakan sering
14.00 karena intake dibatasi. merasa haus.
WIB) 2. Memonitor status hidrasi
(misalnya : membran mukosa O :
lembab,denyut nadi adekuat, - Membran mukosa kering.
dan tekanan darah ortostatik. - Turgor kulit kering.
- Respon : - TTV :
- Membran mukosa tampak - TD : 160/90 mmHg
kering. - N : 90x/menit.
- Turgor kulit tidak elastis. - RR : 19x/menit.
3. Memonitor tanda tanda vital - S : 37°C.
pasien. - BB 71 kg
- Respon : - Frekuensi minum 4-5 gelas
- TD : 160/90 mmHg. dalam sehari.
- N : 90x/menit.
15
- RR : 19x/menit. A:
- S : 37°C. Masalah belum teratasi.
4. Berkolaborasi dengan keluarga
untuk mengawasi asupan cairan P :
pasien. Intervensi dilanjutkan :
- Respon : Keluarga - Menjaga intake/asupan yang
mengatakan pasien sering akurat dan catat output.
mengeluh haus. - Memonitor status hidrasi
(misalnya : membran mukosa
lembab,denyut nadi adekuat,
dan tekanan darah ortostatik.
- Memonitor tanda tanda vital
pasien.
- Berkolaborasi dengan keluarga
untuk mengawasi asupan cairan
pasien.
24-09- 2. 1. Menjaga privasi klien saat S :
19 berkemih. - Klien mengatakan frekuensi
(07.00 - Respon : Pasien tampak lebih pipis masih 10x dalam sehari.
s/d nyaman saat sedang berkemih - Klien mengatakan bahwa
14.00 dan tidak merasa dirinya masih belum bisa
WIB) malu/terganggu dengan orang menahan pipis untuk sampai ke
di sekitar. toilet.
2. Memodifikasi pakaian dan
lingkungan untuk O :
mempermudah akses ke toilet. - Tampak masih mengompol.
- Respon : Klien sudah terlihat
lebih mudah saat akan A :
berkemih. Masalah belum teratasi.
P:
16
3. Membatasi intake cairan 2-3 Intervensi dilanjutkan :
jam sebelum tidur. - Memodifikasi pakaian dan
- Respon : Klien masih terlihat lingkungan untuk
mengompol tetapi dalam mempermudah akses ke toilet.
jumlah yang sedikit/jarang. - Membatasi intake cairan 2-3
4. Menginstruksikan klien untuk jam sebelum tidur.
minum minimal 1500 cc air per
hari.
- Respon : Klien
mengatakan/tampak tidak
mengalami dehidrasi karena
output berlebih.
25-09- 3. 1. Membantu pasien S :
19 membersihkan perineum. - Klien mengatakan perih pada
(07.00 - Respon : Pasien terlihat lebih area perinealnya.
s/d nyaman jika perenieumnya
14.00 bersih. O:
WIB) 2. Menjaga agar area perineum - Terdapat lecet di area perineal.
tetap kering.
- Respon : Pasien tampak A :
sangat memperhatikan Masalah belum teratasi.
perenieumnya agar tidak
lembab/basah. P:
3. Membersihkan area perineum Intervensi dilanjutkan :
secara teratur. - Menjaga agar area perineum
- Respon : Pasien tampak sering tetap kering.
mengeluh perih saat sedang - Membersihkan area
dibersihkan. perineum secara teratur
4. Memberikan posisi yang - Memberikan posisi yang
nyaman. nyaman.
17
- Respon : Pasien masih tampak
kurang nyaman dan sering
berganti/berpindah posisi.
5. Memberikan lotion
perlindungan yang tepat
(misalnya : zink oksida,
petrolatum).
- Respon : Pasien tampak tidak
khawatir lagi dengan keadaan
pereniumnya setelah diberikan
lotion.

18

Anda mungkin juga menyukai