Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN GARAM BERYODIUM

Yodium adalah mineral yang terdapat di alam, baik di tanah maupun di air yang merupakan zat gizi
mikro yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk membentuk hormon Tiroksin yang berfungsi untuk
mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan. Yodium adalah merupakan salah
satu mineral yang esensial sehingga keadaan kekurangan akan mengganggu kesehatan dan
pertumbuhan. Kekurangan yodium tidak saja menyebabkan pembesaran kelenjar gondok
melainkan berbagai macam gangguan lain, maka penyakit tersebut dinamakan GAKY (Gangguan
Akibat Kurang Yodium).

GAKY merupakan sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami kekurangan yodium
dalam jangka waktu yang lama. Risiko terjadinya GAKY pada seseorang sebenarnya dapat dimulai
dari masa kehamilan hingga orang dewasa. Keadaan kekurangan pada ibu yang sedang mengandung
dapat berakibat abortus, bayi lahir mati, kelainanan bawaan pada bayi, meningkatnya angka
kematian perinatal, melahirkan bayi kretinisme, dan sebagainya. Kekurangan yodium yang diderita
oleh orang dewasa dapat mengkibatkan pembesaran kelenjar gondok, hipotiroidisme, dan
gangguan mental. Sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok,
gangguan fungsi mental dan perkembangan fisik sehingga kecerdasan dan prestasi belajar dapat
menurun.

Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi
(ditambah) dengan yodium. Di Indonesia, yodium ditambahkan dalam garam sebagai zat aditif atau
suplemen dalam bentuk kalium yodat (KIO3). Penggunaan garam beryodium dianjurkan oleh WHO
untuk digunakan di seluruh dunia dalam menanggulangi GAKY. Cara ini dinilai lebih alami, lebih
murah, lebih praktis dan diharapkan dapat lestari di kalangan masyarakat.

GAKY merupakan masalah besar bagi kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Resiko
terkena GAKY dari jumlah penduduk dunia ada 38%. Data dari WHO tahun 2005, tercatat 130 negara
yang mengalami masalah GAKY dan 48% ada di Afrika, di Asia Tenggara ada 41% dan 11% di Eropa
dan Pasifik Barat. Tahun 1982-1990 penurunan prevalensi GAKY dari 37%-27,7%, dan pada tahun
1998 menjadi 9,8%, dan tahun 2003 prevalensi GAKY meningkat sedikit menjadi 11,1% hal tersebut
terlihat dari penduduk yang masih menderita penyakit hipotiroid yang tersebar hampir merata di
seluruh Indonesia.

Berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 melalui proyek intensifikasi penangglaungan gangguan
akibat kekurangan yodium (IP-GAKY), persebaran GAKY di Indonesia dikelompokan berdasarkan
kabupaten, yaitu terdapat 35,8% kabupaten yang endemis ringan, 13,1% kabupaten endemis
sedang, dan 8,2% kabupaten endemis berat yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia.

Hasil RISKESDAS 2007 menunjukkan bahwa cakupan konsumsi garam beryodium masih jauh dari
target USI (Universal Salt Iodizasion). Saat ini, cakupan rumah tangga dengan garam standar atau
cukup yodium rata-rata baru mencapai 62,3%, sedangkan target USI harus mencapai 90% dari
seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu studi pendahuluan yang dilakukan pada awal September 2007 di salah satu kecamatan di
Jakarta didapatkan hasil dari sejumlah 71 siswa yang berusia 9-12 tahun, ditemukan 22 siswa yang
mengalami pembesaran tiroid, 24 siswa stunted, dan sisanya tidk mempunyai gejala klinis. Data
tersebut dikonfirmasi berdasarkan survey status gizi yang menyebutkan bahwa hamper 50% anak
memiliki tubuh yang sangat pendek akibat kekurangan yodium.
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan mengenai garam beryodium dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
permasalahan gizi agar dapat menghindari terjadinya penyakit-penyakit akibat kekurangan mineral
yodium, terutama pada anak-anak usia sekolah. Adapun materi yang disampaikan pada penyuluhan
ini, meliputi: pengertian garam beryodium, bahan-bahan makanan sumber yodium, gejala dan tanda
kekurangan yodium, penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat kekurangan yodium, pencegahan
kurangnya yodium, dan demonstrasi pengecekan kadar yodium pada garam dapur.

Penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Desember 2020 bertempat di SDN 01 Teluk
pucung. Materi yang disampaikan pada penyuluhan ini adalah pengertian garam beryodium, bahan-
bahan makanan sumber yodium, gejala dan tanda kekurangan yodium, penyakit-penyakit yang
dapat muncul akibat kekurangan yodium, dan pencegahan kurangnya yodium. Pada penyuluhan ini
juga dilakukan demonstrasi pengecekan kadar beryodium pada setiap siswa kelas 6 yang membawa
sampel garam rumah mereka, dengan meneteskan reagen sebanyak 2-3 tetes pada sampel sambil
mengamati perubahan warna yang terjadi pada garam, sehingga, dapat diketahui apakah garam
yang mereka konsumsi selama ini mengandung kadar yodium yang cukup atau tidak, serta diberikan
edukasi tambahan jika garam yang mereka gunakan tidak mengandung kadar yodium yang cukup.

Penyuluhan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 6, yang berjumlah 21 orang. Dari hasil pemeriksaan
kadar yodium pada sampel garam dapur yang dilakukan, ada 1 sampel garam yang tidak
mengandung kadar yodium, ada 3 sampel garam yang kurang mengandung yodium, dan ada 17
sampel garam yang cukup mengandung yodium. Siswa/siswi yang membawa sampel garam rumah
yang tidak mengandung kadar yodium serta yang kurang mengandung yodium diberikan edukasi
tambahan mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beryodium dan mengganti garam rumah
yang di gunakan dengan garam yang terbukti mengandung cukup yodium.

Tampak para siswa/siswi ini antusias mengikuti penyuluhan ini. Hal ini terlihat dari banyaknya
siswa/siswi yang bertanya mengenai dampak kekurangan yodium pada anak usia sekolah seperti
mereka. Diharapkan penyuluhan ini dapat mengurangi angka kejadian dan morbiditas akibat
defisiensi yodium di masyarakat kecamatan Duampanua, khususnya pada kalangan anak usia
sekolah. Penyuluhan mengenai garam beryodium ini diharapkan dapat terus dilakukan terutama di
sekolah-sekolah, posyandu, puskel atau tempat-tempat lain di daerah-daerah lainnya yang tercatat
atau beresiko memiliki angka kejadian/morbiditas kekurangan yodium yang tinggi.

Tetetetetetetet

KEGIATAN PENYULUHAN KELUARGA SADAR GIZI

Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di
Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13,0% berstatus gizi kurang,
diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya
6,0% anak sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek. Keadaan ini berpengaruh
kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak
terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat
dan tepat.

Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan gizi buruk dengan menjadikan
tatalaksana gizi buruk sebagai upaya menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi tatalaksana gizi buruk menunjukkan bahwa kasus ini
dapat ditangani dengan dua pendekatan. Gizi buruk dengan komplikasi (anoreksia, pneumonia
berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi dan penurunan kesadaran) harus dirawat di
rumah sakit, Puskesmas perawatan, Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau Therapeutic Feeding Center
(TFC), sedangkan gizi buruk tanpa komplikasi dapat dilakukan secara rawat jalan.

Masih banyaknya kasus gizi kurang menunjukkan bahwa asupan gizi ditingkat keluarga belum
memadai (Depkes RI, 2007). Pengetahuan tentang gizi buruk menjadi penting untuk mengurangi
angka kejadian gizi buruk.

Bagaimana pengetahuan mengenai Gizi Buruk di kelurahan Teluk pucung?

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu-ibu mengetahui tentang Gizi Buruk.

Tujuan Khusus : Setelah diberikan penyuluhan mampu

1. Mengetahui pengertian Gizi Buruk

2. Mengetahui kriteria Gizi Buruk

3. Mengetahui tanda-tanda anak yang mengalami Gizi Buruk

4. Mengetahui cara mencegah Gizi Buruk

5. Mengetahui tindakan awal menangani Gizi Buruk

Materi : Materi mengenai Gizi Buruk

1. Pengertian Gizi Buruk

2. Kriteria Gizi Buruk

3. Tanda-tanda anak yang mengalami Gizi Buruk

4. Cara mencegah Gizi Buruk

5. Tindakan awal menangani Gizi Buruk

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan menggunakan media leaflet pada

Hari/tanggal : Jumat 4 Desember 2020

Waktu : 09.00-11.00 WIB

Tempat : Aula Puskesmas Teluk pucung

Jumlah peserta : 20 orang


Bahan dan alat : Leaflet dan materi Gizi Buruk

1. Acara dimulai pukul 09.00 selesai pukul 11.00 WIB.

2. Waktu pelaksanaan tepat waktu, penyuluhan sekitar 15-20 menit

3. Peserta mencukupi target yang diharapkan, yakni sebanyak 20 Ibu-ibu posyandu Kwlurahan
Teluk pucung

4. Atensi peserta cukup baik dalam memperhatikan penyampaian materi oleh narasumber.
Peserta dapat berbagi pengalaman mengenai keluhan terkait gizi dan makanan yang dialami
anaknya.

5. Peserta cukup memahami materi yang disampaikan.

6. Peserta penyuluhan cukup proaktif dalam sesi tanya jawab.

Kkkkkkkk

PEMBERIAN VITAMIN A KEPADA PESERTA POSYANDU

Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia terutama di
negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA
dapat menimbukan berbagai jenis penyakit yang merupakan Nutrition Related Disease yang dapat
mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh. Salah satu dampak kurang vitamin
A adalah kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4 tahun yang menjadi
penyebab utama kebutaan di Negara berkembang.

KVA pada anak biasa ternjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk.
Kurangnya konsumsi makanan (<80% AKG) yang berkepanjangan dapat menyebabkan KVA. KVA juga
dapat terjadi pada keluarga berpenghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan
orang tua tentang gizi baik. Sampai saat ini masalah KVA masih membutuhkan perhatian yang serius.
Hasil survey Xeroftalma (1992) berdasarkan kriteria WHO secara klinis KVA di Indonesia sudah tidak
menjadi masalah kesehatan masyarakat (<0,5%). Namun pada survey yang sama menunjukan bahwa
balita masih menderita KVA Sub Klinis ( serum retinol <20 ug/dl).

1. Kurang vitamin A masih menjadi permasalahan di Negara berkembang

2. Masih minimnya pengetahuan orang tua di wilayah posyandu tentang makanan dengan gizi
yang baik.

3. Kekurangan energy protein berhubungan dengan anak menderita KVA

Bentuk Kegiatan : posyandu


Waktu pelaksanaan: 08.00 – 12.00

Tempat pelaksanaan: Posyandu Wisma Asri

Sasaran: balita yang tinggal di Taman wisma asri 1

Intervensi: pembagian vitamin A tepat dosis sesuai kategori umur

Kegiatan mulai pukul 08.00 – 12.00

1. Mendata anak yang terdaftar pada posyandu

2. Menimbang balita yang datang ke posyandu

3. Menjelaskan secara singkat pentingnya mengkonsumsi vitamin A

4. Menjelaskan apa saja makanan yang mengandung vitamin A dan menu makan MPASI yang
bergizi dan mudah dibuat agar anak tidak menderita gizi buruk

5. Memberi target berat badan anak yang harus dicapai bulan berikutnya

6. Memberikan vitamin A pada anak peserta posyandu dengan dosis yang tepat di tempat. Usia
6 – 11 bulan mendapatkan satu kapsul biru vitamin A dengan dosis 100.000 IU dan usia 12- 59 bulan
mendapatkan satu kapsul merah vitamin A dengan dosis 200.000 IU

Dalam pelaksanaan keikutsertaan peserta sangat baik. Peserta posyandu ditimbang terlebih dahulu
kemudian diberikan kartu untuk diisi oleh kader. Setelah itu diberikan vitamin A dan obat cacing.
Saat pelaksanaan ada kendala dalam mengatur antrian peserta, sehingga terjadinya penumpukan
dan tak terjadinya protocol kesehatan dalam posyandu.

Evaluasi: sebagian peserta posyandu yang terdaftar telah hadir dalam penimbangan dan pemberian
vitamin A dan obat cacing. Perlu diterapkan protocol kesehatan yang baik agar tidak terjadinya
penumpukan dalam posyandu.

Kkkkkkkkk

F3

PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL

Kesehatan ibu dan anak menjadi target dalam tujuan Milineium Development Growth (MDG),
tepatnya pada tujuan 4 dan 5 yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan
ibu. Program kesehatan ibu dan anak merupakan unsur penting pembangunan, hal ini mengandung
pengertian bahwa dari seorang ibu akan dilahirkan calon penerus bangsa yang akan dapat
memberikan manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu dan anak yang sehat. Dalam
upaya pencapaian MDG dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu
diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu.

Untuk menurunkan AKI diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas.
Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program
Safe Motherhood yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam
maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan lagi upaya
menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making Pregnancy Safer (MPS)
yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000.

Salah satu program dari Kementrian Kesehatan dalam upaya pencapaian MDG yaitu berupa
peningkatan pelayanan kesehatan ibu dengan memprioritaskan pada menurunkan angka kematian
ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1992. Untuk mempercepat pencapaian program MDG ini, diperlukan upaya percepatan
penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan
keluarga.

Program yang diselenggarakan oleh kementererian kesehatan untuk mendukung langkah tersebut
kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil adalah sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil,
dalam bentuk tatap muka bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir.

Kurangnya interaksi antara ibu hamil serta antar ibu hamil dan petugas kesehatan menjadi salah satu
alasan dilaksanakannya kelas ibu hamil ini. Selain itu, dengan kelas ibu hamil ini diharapkan adanya
peningkatan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan serta
perawatan bayi.

Kegiatan kelas ibu hamil diadakan di Puskesmas Teluk pucung pada tanggal 5 Januari 2021. Susunan
kegiatan berupa penyuluhan mengenai antenatal care (ANC), persiapan persalinan, tanda dan
bahaya dalam kehamilan serta penyuluhan mengenai inisiasi menyusui dini dan pentingnya ASI
eksklusif.

Pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu Hamil diikuti oleh 20 ibu hamil. Susunan kegiatan pada kelas ibu amil
adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan mengenai antenatal care (ANC), penyakit yang dapat menyertai selama
kehamilan, persiapan persalinan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif

2. Interaksi dalam bentuk tanya jawab antara petugas kesehatan dengan ibu hamil setealah
materi diberikan

3. Pemeriksaan gigi dan mulut di poli gigi


4. Pemeriksaan Hb dan kadar protein di dalam urin

1. Evaluasi Struktur

Persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan dengan mempersiapkan peralatan dan bahan penyuluhan.

2. Evaluasi Proses

Peserta yang hadir kurang lebih 20 orang. Penyuluhan berjalan sebagaimana yang diharapkan
walaupun masih ada beberapa peserta yang tidak memperhatikan dengan seksama. Peserta
penyuluhan dirasa cukup antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan sebagian besar peserta aktif
dalam kegiatan ini dengan memberikan pertanyaan.

3. Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan yang hadir mampu memberikan umpan balik kepada pemateri mengenai
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada peserta. Hal ini membuktikan bahwa peserta
penyuluhan tertarik dan memperhatikan penyuluhan yang telah diberikan.

Kkkkkkk

F1

PENYULUHAN DAN KONSELING PASIEN DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan peningkatan kadar gula darah secara menahun, yang
disebabkan ketidakadaan insulin atau penurunan relatif sensitifitas sel terhadap insulin. DM akan
berlanjut menjadi berbagai kelainan metabolik yang menimbulkan komplikasi pada organ target
seperti mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Komplikasi tersebut dapat mempengaruhi bahkan
menurunkan produktivitas dan kualitas hidup dari seorang penderita

DM.

International Diabetes Federation menyatakan bahwa pada tahun 2005terdapat 200 juta orang
dengan DM (diabetisi) di dunia dan diperkirakan akan meningkat menjadi 333 juta orang pada tahun
2025. Indonesia sendirimenduduki peringkat keempat penderita DM terbanyak di dunia menurut
WHO. Angka penderita DM diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pergeseran gaya
hidup dan pola makan yang marak terjadi di masyarakat.Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan risiko DM di antaranya genetik, obesitas, gaya hidup tidak sehat, diet tinggi lemak dan
tinggi karbohidrat, dan kurang aktivitas seperti olahraga.

Pasien sudah hampir 10 tahun menderita diabetes tetapi hanya mengetahui tentang diabetes dan
belum mengenal komplikasinya. Keluarga pasien yang merawatnya juga belum memahami
komplikasi yang mungkin akan terjadi atau sedang terjadi pada pasien.
Penyuluhan dan konseling pada komunitas kecil dikeluarga pasien. Menggunakan slide power point
dan brosur diabetes mellitus dan nefropati diabetik.

Pada tanggal 15 januri 2021 dilakukan di ruang konseling PKM Teluk pucung oleh dokter internship
dengan cara presentasi menggunakan leaflet dan power point.

Diharapkan promosi kesehatan tentang diabeten melitus ini bisa dilakukan pula dengan cara
kunjungan ke rumah penderita sehingga bisa lebih detail dalam memberikan edukasi dan sekaligus
monitoring progresifitas penyakitnya.

ZZZZZZZ

Penyuluhan Tentang Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu dalam Rangka Pemberian ASI Eksklusif
Pada Bayi Usia 0-6 Bulan

World Health Organization menempatkan Indonesia pada posisi dengan kasusgizi buruk tinggi, yaitu
tertinggi kelima di dunia. Pada tahun 2005, sebanyak lima juta balita Indonesia menderita gizi buruk.
Jumlah itu sama dengan 27,5% dari total populasi balita.Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun
2010, sebanyak 13% balita berstatus gizi kurang,4,9% berstatus gizi buruk.Data yang sama juga
menunjukkan 13,3% anak kurus, 6% diantaranya anak sangat kurus dan 17% anak tergolong sangat
pendek. Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.

Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah Cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara wanita melalui proses laktasi. ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan
tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan
vitamin atau mineral tetes. ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 0-6
bulan.

Menurut WHO, cara pemberian makanan pada bayi dan anak yang baik dan benar adalah menyusui
bayi secara eksklusif sejak lahir sampai usia0 -6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 2
tahun. Mulai usia 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan
kebutuhan tumbuhkembangnya.

Salah satu penyebab utama dari gizi buruk yang terjadi pada bayi adalah kurangnya asupan nutrisi.
Nutrisi yang lengkap untuk bayi berusia 0 - 6 bulan dapat diperoleh dari ASI. Sehingga bayi sebaiknya
diberikan ASI eksklusif.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan terlihat penurunan jumlah ASI eksklusif. Hal ini berkaitan
erat dengan pola asuh ibu. Perilaku atau pola asuh ibu dipengaruhi tingkat pengetahuan ibu, tingkat
sosial ekonomi dan warisan budaya setempat. Hal yang paling mungkin dilakukan intervensi adalah
dari segi pengetahuan ibu. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan
ibu dalam angka pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0- 6bulan. Salah satu bentuk upayanya
adalah dilakukan tindakan promotif berupa penyuluhan tentang pentingnya ASI eksklusif pada bayi
usia 0- 6 bulan.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka mengadakan penyuluhan kesehatan
dengan materi “Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 Bulan”

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Hari, Tanggal : Rabu,25 November 2020

Pukul:08.30s/d selesai

Tempat: Penyuluhan di Ruang Tunggu KIA

Narasumber adalah dokter internsip

Media yang digunakan adalah leaflet dan power point Tentang ASI eksklusif

Sasaran adalah ibu hamil dan ibu menyusui.

Proses dalam mengajak peserta untuk berkomitmen hanya memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.
Oleh karena itu siapapun harus bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Bahkan bekerja tidak
menghalangi setiap ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif dan tema khusus yang diangkat
adalah ASI eksklusif Ibu pekerja, dimana waktunya sebagian besar digunakan untuk bekerja. Namun
bisa diantisipasi dengan cara ASI pompa, sehingga meskipun bekerja masih bisa memberikan ASI
eksklusif untuk bayinya.

KAKAKAKAKAKAKA

F2

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Teluk pucung RW 01 Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Teluk pucung

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah
rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi bayi ASI eksklusif

3. Menimbang bayi dan balita

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-
perilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal, diantaranya adalah yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan, misalnya membuang sampah sembarangan, buang kotoran ke tempat yang
banyak digunakan orang banyak sebagai tempat mandi, mencuci dan aktivitas-aktivitas lainnya serta
tidak terdapatnya saluran pembuangan air limbah yang memadai yang dapat dipergunakan oleh
masyarakat.

Kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan
hidup manusia agar terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan
kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan
meliputi kebersihan diri sendiri seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan dan memakai pakaian
bersih.

Rumah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu
dijaga, ditingkakan dan dilindungi kesehatannya. Berapa anggota rumah tangga mempunyai masa
rawan terkena gangguan berbagai penyakit. Angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non
infeksi dapat dicegah dengan PHBS

1.Topik

Penyuluhan tentang PHBS

2. Metode

Penyuluhan dan tanya jawab

3. Media

Media yang di gunakan adalah FLIP CHART dan LEAFLET

4. Waktu

Tanggal : 22 Desember 2020


Pukul : 08.00 WIB - selesai

5. Tempat

Posyandu RW 01

1.Topik

Penyuluhan tentang PHBS

2. Metode

Penyuluhan dan tanya jawab

3. Media

Media yang di gunakan adalah FLIP CHART dan LEAFLET

4. Waktu

Tanggal : 22 Desmber 2020

Pukul : 08.00 WIB - selesai

5. Tempat

Posyandu

6.Pelaksanaan

-Pembukaan

a. Memberikan salam

b. Menjelaskan tujuan pertemuan

-Kegiatan inti

a. Menjelaskan kepada masyarakat desa tentang pengertian PHBS

b. Menjelaskan kepada masyarakat tentang tujuan PHBS

c. Menjelaskan kepada masyarakat tentang manfaat PHBS

d. Menjelaskan kepada masyarakat tentang pesan-pesan pokok PHBS

-Penutup.

a. Menyimpulkan materi penyuluhan PHBS

b.Memberikan doorprize bagi masyarakat yang dapat menjawab pertanyaan tentang materi PHBS
yang telah dipaparkan.

c.Memberi salam

1.Evaluasi Stuktur
-Undangan disebarkan melalui kepala RT dan kader

-Tersedianya media berupa Flipchart dan leaflet

-Tersedianya tempat pertemuan di Posyandu

2. Evaluasi Proses

- Pertemuan dilaksanakan berdasarkan waktu yang telah disepakati bersama

-Perserta PIDI berpartisipasi aktif dalam memfasilitasi masyarakat selama proses penyuluhan
berlangsung

-Masyarakat berperan aktif dalam mendengarkan informasi, memberi tanggapan dan menjawab
pertanyaan selama kegiatan berlangsung

-Masyarakat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Evaluasi Hasil

-Masyarakat menghadiri penyuluhan

-Masyarakat yang hadir mampu menyebutkan contoh prilaku hidup bersih sehat

-Masyarakat yang hadir menyebutkan pengertian PHBS

-Masyarakat yang hadir menyebutkan tujuan PHBS

-Masyarakat yang hadir menyebutkan manfaat PHBS

-Masyarakat yang hadir menyebutkan akibat/ penyakit yang ditimbulkan dari lingkungan yang tidak
baik

-Masyarakat yang hadir menyebutkan pesan-pesan pokok kaidah PHBS

JJJJJJ

F5

KUNJUNGAN RUMAH PADA PASIEN TUBERKULOSIS

Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman mikobakterium tuberkulosa. Hasil
ini ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882.

Di Indonesia TBC merupakan penyebab kematian utama dan angka kesakitan dengan urutan teratas
setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita
TBC di dunia. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu penderita baru
TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di
Indonesia.
Walaupun penyakit ini telah lama dikenal, obat-obat untuk menyembuhkannya belum lama
ditemukan, dan pengobatan tuberkulosis paru saat ini lebih dikenal dengan sistem pengobatan
jangka pendek dalam waktu 6–9 bulan. Prinsip pengobatan jangka pendek adalah membunuh dan
mensterilkan kuman yang berada di dalam tubuh manusia. Obat yang sering digunakan dalam
pengobatan jangka pendek saat ini adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid, streptomisin dan
etambutol.

Kasus Tuberkolosis di Wilayah kerja Puskesmas Teluk Pucung saat ini beberapa ada yang terkena
tuberkulosis sehingga petugas puskesmas selalu memberikan perhatian khusus kepada penderita
tuberkulosis. Salah satu nya adalah pasien atas nama Tn. S ( 38th ) yang sering control rutin untuk
pengobatan nya dan menjadikan upaya promotif untuk petugas kepada pasien di wilayah puskesmas
Teluk pucung.

Kunjungan rumah perlu dilakukan pada pasien tuberkulosis. Kunjungan rumah dilakukan dengan
tujuan memberikan edukasi mengenai penyakit tuberkulosis , pencegahan penyakit tuberkulosis dan
pengobatan penyakit tuberkulosis.

Kegiatan Kunjungan rumah pada pasien Tuberkulosis telah dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Selasa 29 Desember 2020

Waktu : 09.00 WIB

Tempat : Taman Wisma Asri

Kegiatan :Memberikan edukasi mengenai penyakit tuberkulosis , pencegahan penyakit


tuberkulosis dan pengobatan penyakit tuberkulosis

Kunjungan rumah dilakukan oleh dokter internship dan petugas puskesmas yang bertanggung jawab
dengan program penyakit menular dan tidak menular serta di dampingi oleh bidan desa nya.
Kegiatan ini berlangsung lancar karena pasien dan keluarga menerima petugas di rumah pasien.
Kegiatan yang kami lakukan adalah memberikan pengetahuan mengenai penyakit tuberkulosis
kepada pasien dan keluarga nya.

Dilakukan pemeriksaan pada keluarga pasien. Pemeriksaan yang dilakukan yaitu :

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda dan gejala pada keluarga pasien yang
mengarah pada penyakit tuberkulosis. Perlu dilakukan evaluasi setiap bulan pada pasien untuk
mengontrol penyakitnya dan melakukan pemeriksaan rutin apabila pasien atau keluarga nya ada
yang mengalami batuk lebih dari dua minggu dan mengalami penurunan berat badan.

Anda mungkin juga menyukai