Disusun Oleh:
AENUN
SUMBAWA
2021
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M) DAN
SURVEILANS DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
LATAR BELAKANG
Menurut Mac Mahon dalam Buchari Lapau , epidemiologi didefinisikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari kejadian dan distribusi penyakit beserta «determinant»nya
atau faktor faktor yang berhubungan atau mempengaruhi distribusi itu. Kejadian penyakit
mencakup riwayat alamiah penyakit dan distribusi penyakit dilihat berdasarkan faktor
tempat , orang, dan waktu. Epidemiologi yang mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit disebut epidemiologi deskriptif,sedangkan epidemiologi yang mempelajari
«determinant» itu disebut epidemiologi analitis . Salah satu penyebab meluasnya
jangkauan epidemiologi ialah masalah penyakit yang kompleks di negara berkembang.
Hal tersebut ialah peningkatan kasus penyakit tidak menular dan belum teratasinya
masalah penyakit menular. Salah satu upaya yang wajib dilaksanakan puskesmas ialah
program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular , penelusuran KLB, dan
Surveilans penyakit. Program ini sangat penting di Indonesia mengingat masih tingginya
angka kejadian penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah. Berdasarkan pemaparan
di atas penulis ingin mengetahui tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh progam
P2M, dan program Surveilans penyakit di Puskesmas II Denpasar Selatan.
LAPORAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN
DBD
Pendataan sasaran yang dilaksanakan dengan koordinasi lintas sektoral
dalam menentukan pendataan sasaran di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan yang dilakukan oleh petugas P2 DBD pada bulan
b. Perencanaan meliputi kegiatan rekapitulasi data, analisis data, identifikasi
masalah, serta penyusunan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah
yang dilakukan oleh petugas P2 DBD pada bulan Januari. Sasarannya
adalah semua kegiatan upaya P2 DBD. Pemeriksaan jentik dilakukan setiap
hari pada kontainer, melaksanakan gertak setiap minggu, serta melakukan
kegiatan PSN dan menaburkan bubuk abate pada kontainer yang positif
jentik.
PSN MOS oleh murid SMA dan SMP dengan melakukan kegiatan
pemeriksaan jentik ke rumah-rumah. Sasarannya adalah rumah atau KK
yang dilaksanakan pada bulan Juli bersamaan dengan kegiatan orientasi
siswa baru. Pencatatan, pelaporan, dan monev semua kegiatan untuk
membuat analisa, rencana tindak lanjut, dan laporan kegiatan oleh petugas
P2 DBD pada bulan Januari-Desember. Sasarannya adalah semua kegiatan
program P2 DBD.
Pada tahun 2010 merupakan siklus lima tahunan puncak peningkatan
kejadian DBD di Kota Denpasar , begitu pula di wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan. Peningkatan angka insiden pada tahun 2010 terjadi di
Kelurahan Sanur, Renon, Desa Sanur Kauh , dan Desa Sanur Kaja. Pada
tahun 2010 angka insiden DBD tertinggi terjadi di Kelurahan Renon hal ini
sebanding dengan hasil pendataan, penyuluhan , dan pembinaan PHBS
pada tatanan rumah tangga yang memenuhi syarat hanya mencapai 74,71%
dan merupakan kelurahan dengan kepadatan tertinggi yaitu 3909 jiwa per
km2 pada tahun 2010.
TB
Kelurahan Sanur memiliki angka insiden tertinggi yaitu 3,01 per 1000 balita
pada tahun 2009 yang meningkat menjadi 8,71 per 1000 balita. Namun rata-
rata pada tahun 2010 di keempat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Selatan mengalami kenaikan angka insiden
pneumonia khususnya pada balita. Bila dilihat dari tingkat kepadatan balita
Kelurahan Sanur memiliki kepadatan balita tertinggi baik pada tahun 2009
dan 2010 yaitu dari 499 balita per km2 menjadi 512 balita per km2. Namun
pada 3 kelurahan/desa lainnya tidak semua yang memiliki kepadatan balita
lebih besar memiliki angka kejadian pneumonia balita lebih tinggi.
Namun hal ini tidak dapat dilakukan karena kegiatan care seeking yang
seharusnya dilakukan dengan kunjungan ke rumah balita setelah 2 hari
pengobatan justru dilakukan di dalam gedung sehingga hasil care seeking
menjadi semu terutama faktor lingkungan rumah balita.
Kusta
Perencanaan kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang
digunakan untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2
kusta. Kegiatan dilakukan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 kusta. Screening pada anak SD dan case survey melalui
anamnesa dan pemeriksaan oleh dokter, petugas P2 kusta, dan
paramedis. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus atau pada
pelaksanaan BIAS dengan sasaran anak SD dan masyarakat.
Pemeriksaan kontak dengan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini serta
melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan specimen oleh petugas P2
kusta atau paramedis. Penyuluhan kusta di dalam maupun di luar gedung
oleh petugas P2 kusta, darbin, dan promkes yang dilaksanakan pada bulan
Oktober. Pencatatan , pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 kusta. Sasarannya adalah
semua apa saja kegiatan yang mencakup program P2 kusta.
Cacingan
Program P2 cacingan merupakan program yang bergerak dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat cacing. Perencanaan
kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang digunakan
untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2 cacingan. Kegiatan
dilakukan pada bulan Januari dengan sasaran semua kegiatan P2
cacingan. Pencatatan , pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 cacingan.
Pada tahun 2010 dan 2011 tidak terdapat kasus cacingan di wilayah kerja
puskesman Denpasar Selatan
Malaria
Perencanaan kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang
digunakan untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2
malaria. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 malaria. Penyuluhan ke pasien atau masyarakat oleh petugas
P2 malaria dan promkes pada bulan Agustus. Pencatatan , pelaporan, dan
monev meliputi dokumentasi semua kegiatan pada
register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis data, evaluasi, dan
pelaporan oleh petugas p2 malaria. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak
SuspekRabies
Perencanaan meliputi kegiatan analisis data serta identifikasi masalah yang
dipergunakan untuk menyusun rencana kegiatan oleh petugas P2 suspek
rabies. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 suspek rabies. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter maupun
paramedic dengan sasarannya adalah
penderita. Pencatatan, pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 suspek rabies.
Sasarannya adalah semua kegiatan P2 suspek rabies. Berdasarkan grafik
3.12 kasus GHPR tertinggi pada tahun 2010 terjadi di Desa Sanur Kauh
yaitu sebesar 53 kasus yang diikuti oleh Kelurahan Sanur sebesar 48 kasus.
Imunisasi
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan P2 Imunisasi a. Kegiatan
dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasarannya adalah bayi, murid
SD, bumil, WUS, dan calon pengantin. Perencanaan dilakukan dengan
menganalisis data dan identifikasi masalah yang dipergunakan untuk
menyusun rencana kegiatan oleh petugas P2 imunisasi. Kegiatan
dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasarannya adalah semua
kegiatan p2 imunisasi
73.3
80
4
.60
41.6 42.7
.40 35.36
6 7 AI
19.1558 22.5
.20 .53 18.16 2009
7
. 0. AI
Kel Sanur RenonSanur
Sanu 2010
r Kauh
Kaja
Grafik 4.1 Angka Insiden Diare Berdasarkan Desa/Kelurahan di Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2009-2010.
Pada tahun 2009 sebesar 41,66 per 1000 penduduk dan meningkat
menjadi 73,34 per 1000 Pada grafik 4.1 dapat diketahui angka insiden diare
tertinggi terjadi di Kelurahan Sanur yaitu penduduk pada tahun 2010. Dari
data tahun 2009 ke 2010 insiden diare di Kelurahan Renon, Sanur
Kauh, dan Sanur Kaja mengalami penurunan namun di Kelurahan Sanur
insiden diare justru meningkat. Namun penurunan angka kejadian diare
pada tahun 2010 justru terjadi Kelurahan Renon, Desa Sanur Kaja, dan
Desa Sanur Kauh, hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat sudah
mampu melaksanakan penanggulangan diare di tingkat rumah tangga
ataupun memilih berobat ke praktek dokter atau bidan swasta yang belum
melaporkan ataupun direkap oleh petugas P2 Diare di puskesmas II
Denpasar Selatan
10 8.71
8
6 5.53
4.89
4 3.61 AI 2009
3.05 2.83
2 1.96 AI 2010
0.87
0
Penyakit TB
Tabel 4.1 Target, Cakupan, dan Kesenjangan dalam Pencapaian
Kegiatan Program P2 TB di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2009
No Indikator Target Pencapaian Kesenjangan
1 Proporsi suspek diperiksa 100% 42,7 % -57,3 %
Proporsi penderita TB Paru BTA
2 (+) diantara suspek yang diperiksa 10% 14,8% 4,8%
dahaknya
3 Proporsi penderita TB Paru BTA ≥65% 42,5% -22,5 %
(+) diantara seluruh penderita TB
4 Angka Konversi ≥ 80% 88,2% 8,2 %
5 Angka Kesembuhan ≥ 85 % 94,1% 9,1%
6 Case Detection Rate 70 % 65,4% -4,6 %
Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari enam indikator pelaksanaan program P2 TB
tahun 2009 masih ada kesenjangan pada cakupan proporsi suspek yang
diperiksa yaitu sebesar -57,3%, proporsi penderita TB Paru BTA (+) diantara
seluruh penderita TB yaitu sebesar -22,5%, dan case detection rate sebesar -4,6%.
KESIMPULAN.
Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan terdiri dari dua kelurahan dan
dua desa yaitu Kelurahan Sanur, Kelurahan Renon, Desa Sanur Kauh dan Desa
Sanur Kaja yang terbentuk dari 34 banjar. Program P2M yang dilaporkan ialah P2
DBD, P2 TB, P2 Diare, P2 ISPA, P2 Kusta, P2 Cacingan, P2 Malaria, P2 PMS, P2
Suspek Rabies, dan P2 Imunisasi. Program Surveilans yang dilaporkan dalam
laporan ini ialah surveilans terpadu puskesmas secara umum dan surveilans khusus
program Diare, Pneumonia, DBD, dan Tuberkulosis. Selain itu juga dilakukan
pemantauan faktor risisko terhadap penderita Diare, Pneumonia, DBD, dan TB
yang disesuaikan dengan kriteria masing-masing penyakit.
Faktor yang berinteraksi adalah penjamu yang meliputi respon imun terhadap
agent, faktor agent penyakit adalah virus vhikungunya dengan vektor Aedes
aegypti, dan faktor lingkungan yang meliputi kondisi lingkungan fisik dan adanya
tempat perindukan vektor. Pada form kronologis hasil pelacakan hanya satu kasus
yang mencantumkan keterangan kemungkinan kasus terjadi akibat kontak di luar
rumah yaitu pada kasus 10 yang menyatakan bahwa satu minggu sebelumnya dua
orang guru di sekolah penderita mengalami sakit dengan gejala yang sama yaitu
chikungunya sehingga kemungkinan penderita tertular penyakit chikungunya di
sekolah.
Teknik Penyehatan Lingkungan di Dusun Morobangun sleman
LATAR BELAKANG
MetodePelaksanaan
HasildanPembahasan
Simpulan