Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MK KEPERAWATAN KOMUNITAS I

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

AENUN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES GRIYA HUSADA

SUMBAWA

2021
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M) DAN
SURVEILANS DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

LATAR BELAKANG
Menurut Mac Mahon dalam Buchari Lapau , epidemiologi didefinisikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari kejadian dan distribusi penyakit beserta «determinant»nya
atau faktor faktor yang berhubungan atau mempengaruhi distribusi itu. Kejadian penyakit
mencakup riwayat alamiah penyakit dan distribusi penyakit dilihat berdasarkan faktor
tempat , orang, dan waktu. Epidemiologi yang mempelajari kejadian dan distribusi
penyakit disebut epidemiologi deskriptif,sedangkan epidemiologi yang mempelajari
«determinant» itu disebut epidemiologi analitis . Salah satu penyebab meluasnya
jangkauan epidemiologi ialah masalah penyakit yang kompleks di negara berkembang.
Hal tersebut ialah peningkatan kasus penyakit tidak menular dan belum teratasinya
masalah penyakit menular. Salah satu upaya yang wajib dilaksanakan puskesmas ialah
program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular , penelusuran KLB, dan
Surveilans penyakit. Program ini sangat penting di Indonesia mengingat masih tingginya
angka kejadian penyakit menular yang seharusnya dapat dicegah. Berdasarkan pemaparan
di atas penulis ingin mengetahui tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh progam
P2M, dan program Surveilans penyakit di Puskesmas II Denpasar Selatan.
LAPORAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

Gambaran Umum program Pemberantasan Penyakit Menular

Salah satu upaya kesehatan masyarakat yang wajib ada di


puskesmas ialah upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular . Tujuan dari upaya ini ialah untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian di masyarakat.

DBD
Pendataan sasaran yang dilaksanakan dengan koordinasi lintas sektoral
dalam menentukan pendataan sasaran di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan yang dilakukan oleh petugas P2 DBD pada bulan
b. Perencanaan meliputi kegiatan rekapitulasi data, analisis data, identifikasi
masalah, serta penyusunan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah
yang dilakukan oleh petugas P2 DBD pada bulan Januari. Sasarannya
adalah semua kegiatan upaya P2 DBD. Pemeriksaan jentik dilakukan setiap
hari pada kontainer, melaksanakan gertak setiap minggu, serta melakukan
kegiatan PSN dan menaburkan bubuk abate pada kontainer yang positif
jentik.

Kegiatan di atas dilaksanakan oleh petugas P2 DBD , jumantik , dan Darbin


yang dilaksanakan pada Januari s.d Desember. PJB oleh petugas
puskesmas atau darbin dengan melaksanakan pemeriksaan jentik tahunan
yang dilakukan pada bulan Maret, Juni, September, dan
Desember. Kegiatan ini dilakukan sepanjang tahun dan sasarannya adalah
penderita dan lingkungan penderita. Evaluasi kinerja jumantik lintas sektor
oleh petugas puskesmas yang diadakan pada bulan April, Juli, Oktober, dan
Januari.

PSN MOS oleh murid SMA dan SMP dengan melakukan kegiatan
pemeriksaan jentik ke rumah-rumah. Sasarannya adalah rumah atau KK
yang dilaksanakan pada bulan Juli bersamaan dengan kegiatan orientasi
siswa baru. Pencatatan, pelaporan, dan monev semua kegiatan untuk
membuat analisa, rencana tindak lanjut, dan laporan kegiatan oleh petugas
P2 DBD pada bulan Januari-Desember. Sasarannya adalah semua kegiatan
program P2 DBD.
Pada tahun 2010 merupakan siklus lima tahunan puncak peningkatan
kejadian DBD di Kota Denpasar , begitu pula di wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Selatan. Peningkatan angka insiden pada tahun 2010 terjadi di
Kelurahan Sanur, Renon, Desa Sanur Kauh , dan Desa Sanur Kaja. Pada
tahun 2010 angka insiden DBD tertinggi terjadi di Kelurahan Renon hal ini
sebanding dengan hasil pendataan, penyuluhan , dan pembinaan PHBS
pada tatanan rumah tangga yang memenuhi syarat hanya mencapai 74,71%
dan merupakan kelurahan dengan kepadatan tertinggi yaitu 3909 jiwa per
km2 pada tahun 2010.

TB

Pada umumnya jenis penyakit TB yang menjadi fokus kegiatan puskesmas


adalah TB paru. Perencanaan meliputi kegiatan mengumpulkan data hasil
kegiatan, analisis data, identifikasi masalah, serta menyusun rencana
kegiatan yang dilakukan oleh petugas P2 TB setiap bulan
Januari. Sasarannya adalah semua kegiatan P2 TB. Kegiatan dilakukan
setiap hari kerja di puskesmas maupun pustu dengan sasaran
masyarakat/penderita batuk >2minggu.

Kegiatan ini meliputi anamnesa, pemeriksaan, pengambilan sputum


tersangka batuk >2 minggu untuk dirujuk laboratorium ke PRM, serta untuk
BTA dirujuk rontgen. Kegiatan dilaksanakan oleh dokter, petugas P2
TB, dan petugas PPTI dengan sasarannya suspek TB. Kegiatan
dilaksanakan oleh dokter, petugas P2 TB, dan petugas PPTI dengan
sasarannya penderita TB. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas P2
TB, darbin, dan dokter setiap bulan Oktober.

Pencatatan, pelaporan, dan monev meliputi kegiatan dokumentasi semua


kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 TB. Sasarannya adalah
semua kegiatanprogram P2 TB.

4Angka Konversi 80%78,2%-1,8%5Angka Kesembuhan 85


%100%15%Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat ada beberapa indikator
kegiatan program P2 TB pada tahun 2010 yang belum tercapai atau masih
terdapat kesenjangan pada cakupan proporsi suspek yang diperiksa yaitu
sebesar -33,9%, proporsi penderita TB Paru BTA diantara seluruh penderita
TB yaitu sebesar - 19,9%, proporsi penderita BTA diantara suspek yang
diperiksa dahaknya yaitu sebesar -0,8%, dan angka konversi yaitu sebesar
-1,8%, dan case detection rate yaitu sebesar -9,2%.
ISPA
Di dalam program P2 ISPA ditetapkan beberapa target yaitu penemuan
kasus pneumonia pada balita dan penanganan pneumoni pada balita
sebesar 100%. Kegiatan dilaksanakan oleh petugas P2 ISPA dengan
sasarannya adalah balita. Perencanaan kegiatan meliputi
rekapitulasi, pengolahan, analisa data, serta identifikasi masalah untu
menyusun rencana kegiatan oleh petugas P2 ISPA. Kegiatan dilaksanakan
pada bulan Januari dengan sasaran semua kegiatan P2 ISPA.

Kegiatan ini lebih sering terlaksana di dalam gedung setelah pengobatan


berlangsung akibat keterbatasan tenaga P2
ISPA. Pencatatan, pelaporan, dan monev yang meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 ISPA. Sasarannya adalah
semua kegiatan P2 ISPA. Pada grafik 3.9 diketahui angka insiden
Pneumonia meningkat pada tahun 2010 lebih dari dua kali angka insiden

Kelurahan Sanur memiliki angka insiden tertinggi yaitu 3,01 per 1000 balita
pada tahun 2009 yang meningkat menjadi 8,71 per 1000 balita. Namun rata-
rata pada tahun 2010 di keempat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Selatan mengalami kenaikan angka insiden
pneumonia khususnya pada balita. Bila dilihat dari tingkat kepadatan balita
Kelurahan Sanur memiliki kepadatan balita tertinggi baik pada tahun 2009
dan 2010 yaitu dari 499 balita per km2 menjadi 512 balita per km2. Namun
pada 3 kelurahan/desa lainnya tidak semua yang memiliki kepadatan balita
lebih besar memiliki angka kejadian pneumonia balita lebih tinggi.

Namun hal ini tidak dapat dilakukan karena kegiatan care seeking yang
seharusnya dilakukan dengan kunjungan ke rumah balita setelah 2 hari
pengobatan justru dilakukan di dalam gedung sehingga hasil care seeking
menjadi semu terutama faktor lingkungan rumah balita.

Kusta
Perencanaan kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang
digunakan untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2
kusta. Kegiatan dilakukan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 kusta. Screening pada anak SD dan case survey melalui
anamnesa dan pemeriksaan oleh dokter, petugas P2 kusta, dan
paramedis. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus atau pada
pelaksanaan BIAS dengan sasaran anak SD dan masyarakat.
Pemeriksaan kontak dengan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini serta
melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan specimen oleh petugas P2
kusta atau paramedis. Penyuluhan kusta di dalam maupun di luar gedung
oleh petugas P2 kusta, darbin, dan promkes yang dilaksanakan pada bulan
Oktober. Pencatatan , pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 kusta. Sasarannya adalah
semua apa saja kegiatan yang mencakup program P2 kusta.

Cacingan
Program P2 cacingan merupakan program yang bergerak dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit akibat cacing. Perencanaan
kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang digunakan
untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2 cacingan. Kegiatan
dilakukan pada bulan Januari dengan sasaran semua kegiatan P2
cacingan. Pencatatan , pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 cacingan.
Pada tahun 2010 dan 2011 tidak terdapat kasus cacingan di wilayah kerja
puskesman Denpasar Selatan

Malaria
Perencanaan kegiatan meliputi analisis data dan identifikasi masalah yang
digunakan untuk penyusunan rencana kegiatan oleh petugas P2
malaria. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 malaria. Penyuluhan ke pasien atau masyarakat oleh petugas
P2 malaria dan promkes pada bulan Agustus. Pencatatan , pelaporan, dan
monev meliputi dokumentasi semua kegiatan pada
register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis data, evaluasi, dan
pelaporan oleh petugas p2 malaria. Pada tahun 2010 dan 2011 tidak

ditemukan kasus malarian di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar


Selatan.
PMS
Beberapa target yang ditetapkan adalah penemuan penderita dengan
keluhan sakit pada organ genital serta pengobatan dan
konseling. Perencanaan berisikan kegiatan menganalisis data dan
identifikasi masalah yang digunakan untuk menyusun rencana kegiatan oleh
petugas P2 PMS. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari dengan
sasaran adalah semua kegiatan P2 PMS. Pengobatan penderita dilakukan
dengan memberikan pengobatan yang tepat pada semua penderita IMS
serta penanganan HIV/AIDS yang bertujuan menurunkan angka insiden
HIV/AIDS.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter dan paramedis dengan sasaran


penderita. Sasarannya adalah penderita dengan jadwal konseling setiap hari
kerja dan masyarakat dengan jadwal penyuluhan pada bulan
Juli. Pencatatan , pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 PMS. 

Sedangkan jenis penyaki menular seksual dengan jumlah terendah yaitu


trichomoniasis sebanyak 2 kasus pada tahun 2010. Hal ini terlihat tingginya
kunjungan klinik IMS oleh WPS yang diwajibkan memeriksakan diri sebulan
sekali yang tercatat pada kartu kunjungan mereka. Bilamana pada
pemeriksaan diketahui adanya faktor risiko tinggi untuk terkena HIV/AIDS
maka disarankan untuk melakukan konseling dan tes HIV begitu pula pada
ibu hamil yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Untuk kelompok lainnya
seperti ibu rumah tangga dan remaja datang karena adanya keluhan pada
alatkelamin.

SuspekRabies
Perencanaan meliputi kegiatan analisis data serta identifikasi masalah yang
dipergunakan untuk menyusun rencana kegiatan oleh petugas P2 suspek
rabies. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasaran semua
kegiatan P2 suspek rabies. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dokter maupun
paramedic dengan sasarannya adalah
penderita. Pencatatan, pelaporan, dan monev meliputi dokumentasi semua
kegiatan pada register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis
data, evaluasi, dan pelaporan oleh petugas P2 suspek rabies.
Sasarannya adalah semua kegiatan P2 suspek rabies. Berdasarkan grafik
3.12 kasus GHPR tertinggi pada tahun 2010 terjadi di Desa Sanur Kauh
yaitu sebesar 53 kasus yang diikuti oleh Kelurahan Sanur sebesar 48 kasus.

Imunisasi
Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan P2 Imunisasi a. Kegiatan
dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasarannya adalah bayi, murid
SD, bumil, WUS, dan calon pengantin. Perencanaan dilakukan dengan
menganalisis data dan identifikasi masalah yang dipergunakan untuk
menyusun rencana kegiatan oleh petugas P2 imunisasi. Kegiatan
dilaksanakan pada bulan Januari dengan sasarannya adalah semua
kegiatan p2 imunisasi

Kegiatan dilaksanakan oleh petugas P2 imunisasi e. Kegiatan dilaksanakan


oleh petugas P2 imunisasi dengan sasarannya adalah alamari penyimpanan
vaksin. Analisis PWS melalui pengumpulan data, analisis hasil
kegiatan, penemuan masalah, serta menyusun upaya tindak lanjut oleh
petugas P2 imunisasi. Sasarannya adalah hasil kegiatan imunisasi.
Kegiatan dilakukan oleh petugas P2 imunisasi dengan sasaran bayi, murid
SD, bumil, calon penganten, balita, dan WUS. Pencatatan, pelaporan, dan
monev meliputi dokumentasi semua kegiatan pada
register, rekapitulasi, pengolahan data, analisis data, evaluasi, dan
pelaporan oleh petugas P2 imunisasi. Sasarannya adalah semua kegiatan
P2 imunisasi..

SURVEILANS PENYAKIT DI PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

Menurut CDC dalam buku Epidemiologi Penyakit Menular oleh


Manya Magnus, surveilan kesehatan masyarakat adalah sistem
pengumpulan ,analisis,  interpretasi, dan pengumpulan data yang
berkelanjutan terkait kejadian kesehatan untuk digunakan dalam tindakan
kesehatan guna mengurangi morbiditas dan mortalitas dan meningkatkan
kesehatan. Menurut WHO dalam Bhisma Murti tujuan surveilans meliputi:
a. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemic
b. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan
dan pengendalian penyakit
c. Memasok informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan
kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya
kesehatan
d. Monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi
dampak penyakit di masa mendatang
e. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.
Laporan program surveilans di Puskesmas II Denpasar Selatan meliputi
surveilans penyakit menular yang dilaporkan secara mingguan dan bulanan.
Sedangkan untuk penyakit yang dilaporkan adalah Diare Akut, Malaria
Konfismasi,tersangka DBD, Pneumonia, ILI , Diare Berdarah,tersangka
Demam Tifoid, Jaundice akut, tersangka Demam Dengue,tersangka flu
burung pada manusia, tersangka campak, tersangka difteri, tersangka
pertusis, AFP , kasus GHPR, tersangka antrax, demam yang tidak diketahui
penyebabnya, tersangka kolera, kluster penyakit yang tidak
diketahui, tersangka Meningitis/Enchepalitia, tersangka Tetanus
Neonatorum, dan tersangka tetanus.

Data Penyakit Menular di Puskesmas II Denpasar Selatan


AI Diare Per 1000 pdd

4.2.1 Penyakit Diare

73.3
80
4
.60
41.6 42.7
.40 35.36
6 7 AI
19.1558 22.5
.20 .53 18.16 2009
7
. 0. AI
Kel Sanur RenonSanur
Sanu 2010
r Kauh
Kaja
Grafik 4.1 Angka Insiden Diare Berdasarkan Desa/Kelurahan di Puskesmas II
Denpasar Selatan Tahun 2009-2010.

Pada tahun 2009 sebesar 41,66 per 1000 penduduk dan meningkat
menjadi 73,34 per 1000 Pada grafik 4.1 dapat diketahui angka insiden diare
tertinggi terjadi di Kelurahan Sanur yaitu penduduk pada tahun 2010. Dari
data tahun 2009 ke 2010 insiden diare di Kelurahan Renon, Sanur
Kauh, dan Sanur Kaja mengalami penurunan namun di Kelurahan Sanur
insiden diare justru meningkat. Namun penurunan angka kejadian diare
pada tahun 2010 justru terjadi Kelurahan Renon, Desa Sanur Kaja, dan
Desa Sanur Kauh, hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat sudah
mampu melaksanakan penanggulangan diare di tingkat rumah tangga
ataupun memilih berobat ke praktek dokter atau bidan swasta yang belum
melaporkan ataupun direkap oleh petugas P2 Diare di puskesmas II
Denpasar Selatan

Penyakit Pneumonia Grafik 4.2 Angka Insiden Pneumonia Pada Balita di


Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2009-2010

10 8.71
8
6 5.53
4.89
4 3.61 AI 2009
3.05 2.83
2 1.96 AI 2010
0.87
0

Kel SanurRenonSanur Sanur


Kauh Kaja

Pada grafik di atas diketahui angka insiden Pneumonia meningkat


pada tahun 2010 lebih dari dua kali angka insiden pada tahun
2009. Kelurahan Sanur memiliki angka insiden tertinggi yaitu 3,01 per 1000
balita pada tahun 2009 yang meningkat menjadi 8,71 per 1000 balita. Namun
rata-rata pada tahun 2010 di keempat kelurahan/desa di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Selatan mengalami kenaikan angka insiden
pneumonia.
Bila dilihat dari tingkat kepadatan balita Kelurahan Sanur memiliki
kepadatan balita tertinggi baik pada tahun 2009 dan 2010 yaitu dari 499
balita per km2 menjadi 512 balita per km2. Hal ini harusnya dapat
diidentifikasi dari hasil care seeking penderita pneumonia balita mengenai
faktor risiko dominan yang dimiliki oleh balita dengan pneumonia.

Penyakit TB
Tabel 4.1 Target, Cakupan, dan Kesenjangan dalam Pencapaian
Kegiatan Program P2 TB di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2009
No Indikator Target Pencapaian Kesenjangan
1 Proporsi suspek diperiksa 100% 42,7 % -57,3 %
Proporsi penderita TB Paru BTA
2 (+) diantara suspek yang diperiksa 10% 14,8% 4,8%
dahaknya
3 Proporsi penderita TB Paru BTA ≥65% 42,5% -22,5 %
(+) diantara seluruh penderita TB
4 Angka Konversi ≥ 80% 88,2% 8,2 %
5 Angka Kesembuhan ≥ 85 % 94,1% 9,1%
6 Case Detection Rate 70 % 65,4% -4,6 %

Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari enam indikator pelaksanaan program P2 TB
tahun 2009 masih ada kesenjangan pada cakupan proporsi suspek yang
diperiksa yaitu sebesar -57,3%, proporsi penderita TB Paru BTA (+) diantara
seluruh penderita TB yaitu sebesar -22,5%, dan case detection rate sebesar -4,6%.

Tabel 4.2 Target, Cakupan, dan Kesenjangan dalam Pencapaian Kegiatan


Program P2 TB di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2010

No Indikator Target Pencapaian Kesenjangan


1 Proporsi suspek diperiksa 100% 66,08 % -33,92%
Proporsi penderita TB Paru
2 BTA (+) diantara suspek yang 10% 9,2% -0,8%
diperiksa dahaknya
Proporsi penderita TB Paru
3 BTA (+) diantara seluruh ≥65% 45,1% -19,9 %
penderita TB
4 Angka Konversi ≥ 80% 78,2% -1,8%
5 Angka Kesembuhan ≥ 85 % 100% 15%
6 Case Detection Rate 70 % 60,8% -9,2 %

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat ada beberapa indikator kegiatan


program P2 TB pada tahun 2010 yang belum tercapai atau masih terdapat
kesenjangan pada cakupan proporsi suspek yang diperiksa yaitu sebesar -33,9%,
proporsi penderita TB Paru BTA (+) diantara seluruh penderita TB yaitu sebesar -
19,9%, proporsi penderita BTA(+) diantara suspek yang diperiksa dahaknya yaitu
sebesar -0,8%, dan angka konversi yaitu sebesar -1,8%, dan case detection rate
yaitu sebesar -9,2%

KESIMPULAN.

Wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Selatan terdiri dari dua kelurahan dan
dua desa yaitu Kelurahan Sanur, Kelurahan Renon, Desa Sanur Kauh dan Desa
Sanur Kaja yang terbentuk dari 34 banjar. Program P2M yang dilaporkan ialah P2
DBD, P2 TB, P2 Diare, P2 ISPA, P2 Kusta, P2 Cacingan, P2 Malaria, P2 PMS, P2
Suspek Rabies, dan P2 Imunisasi. Program Surveilans yang dilaporkan dalam
laporan ini ialah surveilans terpadu puskesmas secara umum dan surveilans khusus
program Diare, Pneumonia, DBD, dan Tuberkulosis. Selain itu juga dilakukan
pemantauan faktor risisko terhadap penderita Diare, Pneumonia, DBD, dan TB
yang disesuaikan dengan kriteria masing-masing penyakit.

Hal inilah yang menyebabkan hasil pemantauan khususnya yang berhubungan


dengan faktor lingkungan tidak bisa digambarkan secara nyata. Pelaporan data
surveilans dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang dilaporkan dengan
STP tiap bulan dan sistem EWARS setiap minggu untuk penyakit tertentu. KLB
penyakit yang ditemukan di wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan pada
tahu 2011 adalah KLB Chikungunya yang terjadi pada bulan Januari. Kasus yang
ditemukan sebanyak 10 kasus diamana 8 kasus berhubungan secara kluster
berdasarkan pengaruh tempat tinggal.

Faktor yang berinteraksi adalah penjamu yang meliputi respon imun terhadap
agent, faktor agent penyakit adalah virus vhikungunya dengan vektor Aedes
aegypti, dan faktor lingkungan yang meliputi kondisi lingkungan fisik dan adanya
tempat perindukan vektor. Pada form kronologis hasil pelacakan hanya satu kasus
yang mencantumkan keterangan kemungkinan kasus terjadi akibat kontak di luar
rumah yaitu pada kasus 10 yang menyatakan bahwa satu minggu sebelumnya dua
orang guru di sekolah penderita mengalami sakit dengan gejala yang sama yaitu
chikungunya sehingga kemungkinan penderita tertular penyakit chikungunya di
sekolah.
Teknik Penyehatan Lingkungan di Dusun Morobangun sleman

LATAR BELAKANG

Turunnya kualitas lingkungan seperti pencemaran adalah akibat


penurunan fungsi lingkungansebagaihasil dari perilaku manusia (Barry,
2007; Puspitasari,2009). Permasalahan ini sering terjadi karena
ketidaktahuanmasya- rakat terhadap akibat dari tindakan yang
dilakukannya. Kualitaslingkungandapat diperbaiki dengan
meningkatkan pengetahuandan sikap makin positif terhadap lingkunga
melalui pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan
dalam perkembangan dan perwujudan diri individu (Munandar,2009) .

Sarana prasarana penunjang kesehatan lingkungandi


PedukuhanMorobangun,Sleman ada yang belum memenuhi
persyaratanrumah sehat, sanitasi, pencahayaan, kelembaban udara,
ketersediaan air bersih, pembuangan limbah, dan pengelolaan sampah.

Permasalahan kesehatan lingkungan di Pedukuhan Morobangun adalah


masyarakat kurang mengetahuimakna penyehatan lingkungan. Masyarakat
selama ini memahami kesehatan lingkungan hanya sebatas upaya menjaga
kebersihan saja.

MetodePelaksanaan

Subur (PUS). Media yang Program peningkatkan pengetahuan ten


tang masalah penyehatan lingkungan berupa penyuluhan. Materi
penyuluhan tentang cara penyehatan lingkungan yang tepat dan benar
terutama ketersediaansaranasanitasidasar. Metode
penyuluhandenganceramah,diskusi dan tanya jawab melibatkan kader.
kesehatan,peserta posyandu, lansia dan ibu-bu Pasangan Usia digunakan
dalam kegiatan berupa Laptop, LCD, Banner, slide power point, dan
microphone atau sound system. Kegiatan dilaksanakan digedung pertemuan
Pedukuhan Morobangun, Jogotirto, Berbah, Sleman.

HasildanPembahasan

Penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Nopember 2018.


Kegiatan dihadiri kader kesehatan, peserta posyandu, lansia dan ibu-ibu PUS
sebanyak 22orang.
Tujuan penyuluhan ini agar masyarakat Pedukuhan Morobangun
memiliki pengetahuan tentang cara menyehatkan lingkungan. Jika
masyarakatsudahpaham, merekamenjadi sadar Kendala dalam mengatasi masalah
penyehatan lingkungan khususnya sanitasi rumah sebagian masyarakat
Pedukuhan Morobangun adalah kondisi ekonomi.

Simpulan

Penyuluhan yang diberikan menunjukkan meningkatnyapengetahuanibu-ibu


dan lansia tentang praktik penyehatanlingkungan. Dengan lebih
memahamipenyehatanlingkunganmasya- rakat Pedukuhan Morobangun dapat
mengubah perilaku sehat di dalam rumah, mampu menyediakan sarana
sanitasi dasar, pengelolaan sampah,jamban sehat, resapanair limbah yang
tertutup.

Anda mungkin juga menyukai